Khusus Area Anuu dan banyak anuu
# Jangan cari sesuatu yang faedah, ga bakal nemu😂😂😂
Arka dan Naura adalah saudara angkat yang selalu bersama, keduanya menjalin percintaan setelah bertemu kembali.
Hingga keduanya dipersatukan dalam ikatan pernikahan.
Namun keinginan mempunyai keturunan begitu syulit.
Apalagi pernikahannya tidak diketahui oleh orang tua Arka.
Bagaimana mereka berdua mendapatkan kebahagiaan dengan mempunyai keturunan.
Nahhhhh
Ikutin aja
Walau ga ada faedahnya
Banyak mengandung anuuu
harap bijak dalam membaca😂😂
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon si ciprut, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Suami Istri
Harap bijak dalam membaca, kalau ga suka skip aja yaa.
***
"Ini hukumannya kalau bentak-bentak aku di kantor."
Cup...
"Ini hukumannya sudah SP1 aku."
Cup...
"Ini hukumannya, karena udah..."
"STOP ARKA!!"
"Habis nih muka diciumin mulu!"
Naura tampak gelagapan karena ciuman bertubi dari Arka sang suami.
Memang keduanya adalah pasangan suami istri, semenjak tiga bulan lalu.Walau usia Arka tiga tahun dibawah Naura, namun keduanya adalah pasangan yang sangat romantis.
Pernikahan mereka terjadi karena kepergok oleh kakek Arka ketika berkunjung ke kontrakan Naura.
Naura memang dirawat Kakek Mahendra dari sewaktu kecil, dan Arka sering bersama.
Namun siapa sangka jika keduanya sudah lama jatuh hati, walau dipendam dalam hati masing masing, hingga keduanya melakukan cinta terlarang.
"Dua ronde malam ini, karena sudah marah-marah dan kasih SP1 ke aku." Ucap Arka
Cup...
"Haisss, mana ada, aku lagi M."
"Baru dua minggu sudah M lagi, ga mungkin sayang. Ayok aku mau diruang tamu, sambil duduk duduk manjah," Ucap Arka yang menyeret Naura menuju sofa ruang tamu.
"Kamu mah ada-ada aja Ka, haiss baru juga pulang kerja," Sahut Naura tapi tetap mengikuti kemauan suami kecilnya itu.
Hingga sampai di sofa, Naura tak kuasa menolak ajakan dari Arka. Naura sudah kecanduan dengan sentuhan-sentuhan yang diberikan oleh Arka.
"Pelan-pelan bukanya, sobek entar."
"Beli lagi."
srett...
"Nah kan!"
"Entar aku beliin."
"Mana bisa?, gajimu kan aku yang pegang."
"Ya udah pakai aja napah."
"Ga mau, dasar bocah."
"Bocah bisa bikin bocah."
"Mana?, dah tiga bulan lho Ka. Belum ada tanda tanda, kakek sudah menunggu!"
"Makanya ayo bikin, ah elah kenapa jadi cerewet sih nih bini."
Ughhh...
Naura menikmati sentuhan yang diberikan oleh Arka, bahkan ia pun membalasnya. Arka semakin bernafsu melancarkan aksinya. Hingga keduanya sudah sama-sama tak berbusana.
"Aku duduk diatas lho Ka, ogah kalau nungging."
"Hais, ga usah diperjelas. Lakukan sesukamu sayang."
Naura pun melancarkan aksinya seperti joki kuda. Wajahnya tengadah menikmati sensasi miliknya yang dikuluum Arka.
Desisan Naura begitu terdengar ditelinga Arka. Membuat Arka semakin bergairah menelusuri setiap jengkal tubuh Naura.
Naura pun naik turun, agar semakin nikmat dalam memacu kuda liarnya.
"Terus sayang."
Ughhh...
Arka tidak mau kalah, bahkan ia juga melancarkan aksinya itu, hingga keduanya sampai di puncak nirwana besama-sama.
Naura kini bersandar di bahu Arka sebagai pelepas lelah setelah aksinya.
Arka mengusap punggung Naura yang masih poloos, hingga Naura terasa nyaman bersandar.
Naura sampai tertidur dalam posisi tersebut, sebab rasa lelahnya siang, berujung di kontrakan saat ini.
Tak lama kemudian, Arka menggendong Naura menuju ke kamar, agar Naura bisa terlelap disana.
Arka tersenyum melihat istrinya tidak terbangun saat dipindahkan ke kamar. Arka mengira jika istrinya ini sangat lelah dalam mengurus perusahaan papanya.
Sejenak Arka menemani Naura berbaring di tempat tidur, tubuh polossnya di biarkan begitu saja.
Kemudian Arka pun bangun dan menuju ke dapur untuk menyediakan air minum buat Naura.
Dengan hanya penutup celana dalam, Arka kembali ke dapur. Ia membuat masakan untuk makan malam berdua.
Memang Arka dan Naura sudah terbiasa hidup mandiri sejak kecil, ketika keduanya dirawat sang kakek dan neneknya.
Kadang Arka dan Naura berbagi tugas dalam urusan rumah tangga tersebut.
Selesai memasak, Arka kembali ke kamar untuk menemui istrinya.
Tapi Naura justru asik bermain ponsel, sambil cengar cengir melihat kedatangan Arka.
"Sengaja pura pura tidur ya, biar aku yang memasak?" gerutu Arka yang saat ini kesal.
Nyatanya Naura tidak tidur, malah habis mandi, dan tubuhnya berbalut handuk setengah badan.
"Tugas suami lah, sudah dikasih jatah ini," sahut Naura kembali fokus pada ponselnya.
"Berarti tambah satu ronde lagi!"
"Hais, mana ada!"
Naura kini menatap Arka yang duduk disebelahnya, kemudian berusaha bangkit dari duduknya.
Ponsel ditangan Naura diambil paksa oleh Arka, kemudian dilempar ketempat tidur.
"Isss, iseng amat, aku lagi cari tahu bagaimana cara bisa cepet hamil," ucap Naura sambil mencari kembali ponselnya.
"Diusahain tiap hari dan tiap waktu, begitu juga dengan berbagai posisi, siapa tahu dengan posisi berbeda anak itu hadir ditengah tengah kita!"
Naura melotot mendengar perkataan Arka, sebab ujung ujungnya pasti masalah penyatuan kembali.
"Mesumm mulu nih mulut," ucap Naura sambil mencolek mulut Arka sesuai berucap.
"Tapi kamu suka kan?"
"Engga!"
"Engga salah lagi, ayo mau posisi bagaimana yang kamu mau, mumpung aku belum mandi."
"Haiss, mandi dulu sana , bau asem. Kalau sudah wangi nanti baru on fire lagi," celetuk Naura sambil mendorong tubuh Arka yang mulai menempel ke badannya.
Naura mengedipkan sebelah matanya, agar Arka mau menuruti perintahnya untuk mandi.
"Temenin."
"Aku sudah mandi sayang, sana cepat. Atau ga ada lagi malam ini!"
"Ga ada lagi?, paling kamu mainan adik kecilku ini, pas aku tidur!. Hayo ngaku!, sering kan?"
"Mana ada, ngga sengaja itu mah, aku kan juga tidur." Sahut Naura.
"Iya tidur, tapi tangan kelayapan kemana mana, aku tahan malah kamu semakin menggila."
Arka bangkit berdiri mengikuti perkataan Istrinya untuk mandi. Sebab tidak ingin perdebatan kecil ini semakin menjadi.
"Kamu yang gila Arka, masa barang begitu suruh mainin kaya makan es krim."
Naura menggerutu kesal karena Arka mengingatkan kembali kejadian demi kejadian saat berdua.
"Ya kamu juga ikut gila, mengikuti perkataan orang gila."
buuugg...
Naura melempar bantal ke arah pintu kamar mandi dengan kesal, alih alih Naura marah, justru wajah Naura memerah, karena ucapan Arka.
"Asik sihh!" Ucap Naura walau dalam hati, kemudian mengambil bantal yang telah dilempar, dan mengembalikannya ke tempat tidur.
Naura kini mengambil pakaian, kemudian memakainya. Sesaat Naura memandang perutnya dan berharap sesuatu.
"Kapan kau akan datang nak?, mama papa sudah tidak sabar menanti kehadiranmu."
Gerutu Naura yang selalu melihat perutnya, menunggu kehadiran buah hati yang tak kunjung datang.
Meski baru tiga bulan menikah, namun kehadiran sang buah hatilah yang diharapkan saat ini, apalagi keduanya sudah berhubungan selama satu tahun lamanya.
Sebab pernikahannya diminta untuk segera memiliki buah hati. Semua itu atas perintah kakek Arka.
Walau keduanya sudah memeriksakan diri ke dokter, dan dinyatakan subur kala itu. Membuat Naura bersemangat untuk memiliki buah hati.
Namun sudah beberapa minggu belum ada tanda tanda jika dirinya sedang hamil.
Berbeda dengan Arka, yang memang tidak mempermasalahkan, akan hadirnya buah hati ini sekarang atau nanti.
Arka berharap Naura bersabar dan tawakal untuk mempunyai momongan. Namun hal itu justru menjadi tekanan untuk Naura.
Naura berfikir, Arka akan senang jika dirinya tidak kunjung hamil, karena pastinya Arka akan bebas menggarapnya tiap malam.
"Suami mesumm."
***
" Ga ada faedahnya blas nih Cippp!!" Kata nyai
"Ya kamulah yang bikin thorr!!!" Nyai ngedumel
" hiliiihhh!!!"
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
Bersambung