Amelia Angelica nama yang diberikan oleh kedua orang tuaku, berkat nilai-nilaiku yang bagus sejak SMP kini aku menempuh pendidikan di King's College London dengan beasiswa tahap akhir. Namun kesalahan fatal aku lakukan dan kembali ke tanah air. Disitulah segalanya berawal.
Memulai hidup dengan mengabdikan diri disebuah Rumah Sakit swasta, pada awalnya semua berjalan dengan baik sampai kemudian takdir berkata lain.
Penasaran????? simak yuk ceritanya.
Karya ini diterbitkan atas izin MangaToon Roslaniar, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili Mangatoon sendiri
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Roslaniar, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 34
Tiba di rumah Rodrigo, Amelia langsung keluar dari mobil dan segera menghampiri Rafi yang telah berdiri di teras bersama kedua orang tua Rodrigo yang ikut menunggunya.
"Mamaaaa ,,,," teriak Rafi senang melihat Amelia
"Hai jagoan mama,,,apa kabar". ujar Amelia seraya memeluk Rafi dengan penuh kerinduan
"Jangan khawatir sayang, Rafi aman bersama kami meskipun semalam agak rewel ". kata Zhaina terkekeh
"Ayo masuk,,,istirahat sebentar setelah itu kita langsung ke bandara ". lanjut Zhaina menarik tangan Amelia.
Tanpa memperdulikan Rodrigo yang berdiri disisinya, Amelia berjalan memasuki kamar tamu.
"Sayang,,,,ada apa sih, sejak tadi kamu cuekin aku ". protes Rodrigo yang merasa yg tidak nyaman dengan sikap diam Amelia
"Aku masih kesal sama kamu, harga rumah dan mobilku menguras tabunganku dan kamu dengan seenaknya memberikan orang lain dengan sangat mudahnya ". kata Amelia dengan mata merah menahan tangis saking kesalnya
"Astagaaa,,,,sayang, ternyata kamu masih memikirkannya??? sebentar lagi kamu akan jadi istriku, kamu gak akan kekurangan apapun". ujar Rodrigo menggeleng_gelengkan kepalanya tak percaya
"Itu hal berbeda, tabunganku itu adalah hasil jerih payahku selama ini dan sebagai jaminanku kelak jika terjadi sesuatu dengan pernikahan ini ". kata Amelia apa adanya karena seperti itulah pemikirannya
"Cukup, Mel,,,,jangan pernah berpikir seperti itu tentang pernikahan kita. Berikan nomor rekeningmu aku akan mengganti uangmu 10 kali lipat.". ujar Rodrigo merasa lucu sekaligus kesal dia menyadari fakta baru bahwa ternyata calon istrinya sangat memperhitungkan kondisi keuangannya
"Beneran kamu gantikan 10 kali lipat???kamu gak sedang bercanda kan???" tanya Amelia membelalakkan matanya tak percaya
"Ck iya, mana nomor rekeningmu,,,memberimu uang segitu tak membuatku jatuh miskin, bahkan mahar yang aku persiapkan untuk adalah 20 persen saham diperusahaan milikku" jawab Rodrigo serius.
"Aku juga gak segitu matrenya asal kamu tau, aku hanya menyayangkan uang yang sudah kukeluarkan hilang tanpa bekas". ujar Amelia memutar bola matanya jengah mendengar betapa narsisnya calon suaminya
Kemudian Amelia memberikan nomor rekeningnya pada Rodrigo karena terlalu malas mendengar kata-kata Rodrigo yang terkesan memamerkan kekayaannya, tak menunggu waktu lama sebuah notifikasi masuk pada ponsel Amelia yang memberitahukan dana yang masuk dengan jumlah fantastis.
"Astagaaa,,,ini beneran uang kan??? aku gak harus banting tulang cari uang jika kamu membuangku nantinya". seru Amelia tanpa sadar
pletaakkk
"Awww,,,,sakit " ringis Amelia sambil memegang jidatnya yang berhasil mendapat jitakan dari Rodrigo
"Sudah aku bilang hentikan kata-kata tak bermanfaatmu tentang pernikahan kita". kata Rodrigo sambil membuka dompetnya.
"Nih kartu kamu pegang, gunakan sesuka hatimu dan ingat jangan pernah lagi mengucapkan omong kosong seperti itu ". lanjut Rodrigo kemudian menyodorkan black card pada Amelia.
Abraham dan istrinya yang melihat perdebatan mereka yang mesra tersenyum bahagia.
"Semoga mereka akan menua bersama dan selalu bahagia hingga memberikan kita banyak cucu ". kata Zhaina penuh harap pada anak dan menantunya.
"Aamiin,,, semoga ma ". balas Abraham dengan sorot mata sedih merasa bersalah pada istrinya.
Ketika Rodrigo berusia 3 tahun, Zhaina sempat hamil lagi, hanya saja kandungannya yang bermasalah sehingga akan membahayakan nyawa sang ibu jika meneruskan kehamilan itu, dengan berat hati Abraham memilih menyelamatkan istrinya karena Rodrigo masih kecil dan masih sangat membutuhkan kasih sayang seorang ibu.
"Papa gak usah mengingat masa lalu, toh sekarang kita punya mantu yang akan memberikan kita cucu yang banyak ". kata Zhaina menyadari tatapan bersalah Abraham.
"Yuk kita siap-siap,,,sebentar lagi malam ". lanjut Zhaina yang melihat jam dinding.
🥀🥀🥀🥀🥀🥀
**maaf ya up_nya sedikit-sedikit,,,othor lagi cari inspirasi perhaluan 🤣🤣🤣
jangan lupa votenya dibagi-bagi ya,,,pake poin aja dan jangan lupa komennya.
maaf jika masih banyak typo2nya 🙏🙏🙏
selamat membaca dan salam hangat dari othor
love you all 🤗🤗🤗**