[ Beberapa Bab belum di revisi ] Mohon maaf jika tidak update, ya. 🙏
Berkisah dari seorang gadis cantik yang bernama Amelia Andini Wijaya. Gadis yang kerap disapa Amel memilik sahabat yang sudah bagaikan saudara baginya, namun sahabatnya itu malah mengkhianatinya. Sahabat Amel berselingkuh dengan seseorang yang paling Amel cintai.
Hubungan Amel kandas setelah 3 tahun bersama. Membuat Amel begitu frustasi tak dapat menerima pengkhinatan dari sahabat dan pacarnya.
Demi melampiaskan rasa sakit hatinya, Amel memutuskan untuk mencari seorang gigolo. Hingga malam itu terjadilah penyatuan tanpa cinta.
3 tahun kemudian. Amel menyandang status sebagai seorang singgle Mommy. Amel dibantu Si Tukang ojek online cantik yang dianggapnya seperti adik kandungnya sendiri.
Tidak disangka-sangka seorang gigolo yang melakukan malam bersama Amel adalah seorang CEO sekaligus Direktur perusahaan besar yang ada di kota H.
Bagaimana kehidupan mereka setelah itu?
Simak ceritanya di sini.😉
Happy Reading All! 📚☺
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Irwti Asnn, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
FOMC 4
Meski setiap hari harus mendengar hinaan dan cacian dari teman-teman kuliahnya. Amel tetap menjalani kehidupan perkuliahannya seperti biasa.
Dia sudah biasa mendengar cacian dan hinaan. Sehingga saat orang-orang menghina dan mencacinya, Amel sudah tidak terlalu mempedulikannya lagi.
Selama kehamilan dan melahirkan Ayulah yang menjaga dan merawat Amel dengan tulus. Bagi Ayu, Amel sudah dianggap sebagai kakak kandungnya sendiri.
Saat Ayu pulang dari Club pada malam itu. Ayu tidak bisa tidur memikirkan Amel, pasalnya dia tahu bahwa Amel sedang ada masalah dan memilih untuk memendamnya sendiri tanpa melibatkan orang lain.
☉Keesokan harinya.
Tepatnya masih pagi buta, Ayu telah berada di depan Club malam, tempat semalam ia menurunkan Amel. Setelah menunggu cukup lama, ia pun tak sengaja melihat Amel keluar dari Club, berjalan pelan menahan sakit. Setelah itu Ayu pun menghampiri Amel.
"Amel!" teriak Ayu berlari menghampiri Amel. Amel melirik Ayu sekilas dan berhenti.
"Apa yang terjadi sama loe? Kenapa muka loe kek gitu, pucat amat? Jalan loe juga agak aneh, baju loe juga acak-acakkan, begitu? Kemarin, loe 'kan sudah janji, habis minum langsung pulang, gue berharap loe udah pulang, jadi gue mampir ke sini memastiin. Tapi apa yang gue lihat? Jangan bilang kalau lo--" ucap Ayu membeberkan banyak pertanyaan.
"Antar gue pulang Yu. Gue capek! Nanti di kosan baru gue ceritain semuanya," lirih Amel menyergah pembicaraan Ayu.
Setelah menghampiri Amel dan berdebat sedikit. Mereka pun memilih pergi ke tempat kostnya Amel. Karena akhir dari perdebatan mereka Amel memutuskan untuk menceritakan semua yang dialaminya pada Ayu, setelah sampai di kostnya.
Saat mendengar penuturan Amel, Ayu pun merasa geram dengan kedua orang yang mengkhianati Amel. Sekaligus merasa iba dengan masalah yang menimpah Amel. Ia memegang kedua tangan Amel dengan kedua tangannya,menyalurkan sedikit kekuatan agar Amel merasa lebih tenang.
"Sudahlah, loe jangan sedih lagi. Percayalah, sekarang loe itu nggak sendiri. Masih ada Ayu-mu yang selalu siap menemani loe di manapun loe berada, kecuali di toilet," Ayu berusaha menenangkan dan menghibur Amel.
Mendengar itu Amel tersenyum tipis menanggapi candaan Ayu. Amel bersyukur masih ada orang yang mau mendengar curhatannya terlepas dari penghianatan sahabat dan mantan pacarnya.
"Nah, gitu dong senyum, 'kan cantik." Hibur Ayu. "Kalo loe butuh sesuatu, hubungi saja gue," ucapnya lagi, lalu mengambil ponsel milik Amel dan mengetik sesuatu di sana.
"Iya bawel. Makasih ya Yu, loe udah mau nemenin gue, saat gue dalam keadaan terpuruk kek gini. Padahal loe dan gue juga, kenalnya baru kemarin," ucap Amel sendu.
"Iya sama-sama Mel. Halah ... percuma juga kalo dah temenan lama, tapi malah nyakitin. Walaupun loe baru kenal ama gue, gue bisa menjamin bahwa gue, tidak akan menyakiti loe."
"Iya. Apa yang loe katakan barusan itu benar juga."
"Sudahlah, nggak usah dipikirkan, mereka memang nggak layak mendapat kepercayaan dari loe. Loe harusnya bersyukur, sudah dijauhkan dari orang yang picik dan munafik seperti mereka. Maaf kalo gue terlalu banyak omong Mel."
"Loe nggak perlu minta maaf Yu. Apa yang loe katakan itu memang benar. Terima kasih, atas nasehat loe."
"Iya, sama-sama. Kalau gitu gue pamit ya, Mel. Mau lanjut kerja soalnya," pamit Ayu.
"Oke," ucap Amel. Ayu berdiri melangkah keluar kosan.
"Hati-hati di jalan! Dan terimakasih untuk waktunya hari ini!" ucap Amel tulus.
"Yaelah, mau sampai kapan loe berterima kasih sama gue? Hais ... lupakanlah, jangan lupa telepon gue saat butuh bantuan atau sekedar menjadi teman curhat!" ucap Ayu mengingatkan Amel, jika dia sekarang tidak sendiri. Amel pun mengangguk tanda setuju.
Terlihat Ayu mengendarai motornya pergi menjauh meninggalkan kost. Setelah Ayu sudah tidak terlihat lagi, Amel masuk ke dalam kost dan melakukan aktivitasnya.
Sejak hari itu, Amel dan Ayu menjadi begitu akrab. Setelah lulus kuliah Amel pindah ke kota H,untuk memulai hidup barunya bersama anak-anak mungilnya, dan memutuskan untuk mencari pekerjaan tetap, demi memenuhi kebetuhan mereka sehari-hari.
Sedangkan Ayu juga ikut pindah ke kota H bersama Amel. Karena insiden satu tahun yang lalu yang merenggut nyawa Ibunya. Ayu hanya tinggal berdua bersama Ibu tersayangnya, sedangkan Ayahnya sudah meninggal saat dia masih kecil. Saat Ibunya meninggal, Ayu memutuskan untuk pindah juga bersama Amel.
Amel sudah memberi surat lamaran ke semua perusahaan yang ada di kota H dari 3 hari yang lalu. Namun sampai detik ini pun belum ada juga yang meneleponnya untuk memberi kabar bahwa dia sudah diterima untuk bekerja.
Drttt! Drrttt! Drrttt!
Bunyi getaran ponsel milik Amel.
Melihat ada panggilan masuk, Amel pun segera menjawab telepon. Setelah sudah tersambung, tidak berapa lama terdengar suara.
"Hallo, selamat siang." Sapa tegas seorang lelaki di seberang telepon.
"Iya. Siang Pak," ucap Amel ramah.
"Apa benar ini dengan Nona Amelia Andini Wijaya?" tanya Si penelpon.
"Ya, benar dengan saya sendiri. Ada apa ya, Pak?" ucap Amel balik bertanya.
"Saya dari perusahaan Abraham Group Agency. Menerima lamaran kerja anda, besok anda sudah boleh datang untuk menandatangani kontrak kerja," jelas orang dibalik telepon.
Mendengar kabar baik itu Amel sangat senang bukan kepalang. "Baik Pak. Terima ka--" Perkataan Amel terhenti saat sambungan teleponnya terputus.
"Baru kali ini ada orang yang meneleponku dengan nada serius, tegas dan juga belum sempat aku menyelesaikan perkataanku, dia sudah memutuskan sambungan telepon secara sepihak," lirih Amel.
Amel Merasa ada sesuatu yang aneh. Tetapi, dia tidak menghiraukannya karena bagi dia sudah mendapat pekerjaan itulah yang terpenting.
Akhirnya. Aku sudah diterima kerja dan aku tidak perlu khawatir lagi dengan keperluan sehari-hari, batin Amel senang.
......................
Sementara di tempat lain, khususnya di perusahaan Abraham Group Agency. Nampak seorang pria yang baru saja memutuskan sambungan teleponnya dari seseorang.
Ruangan Ceo.
"Sudah Tuan. Saya telah menyelesaikan tugas yang Tuan perintahkan," ucap lelaki itu, pada seseorang yang disebut Tuan, yang sedang duduk di kursi kebesarannya.
"Bagus," ucap pria yang disebut Tuan, penuh arti dan sedikit menyunggingkan senyuman di bibirnya.
Apa tadi aku tidak salah lihat? Ini baru pertama kalinya, aku melihat dia tersenyum, batin pria tadi, yang menelepon Amel.
Beberapa menit yang lalu.
Tok! Tok! Tok!
Bunyi ketukkan di luar pintu ruangan Azka.
"Masuk!" ucap Azka datar dibalik pintu, yang masih fokus dengan pekerjaannya.
"Selamat pagi Tuan. Maaf Tuan! Saya menganggu waktu anda sebentar. Saya hanya ingin menyampaikan bahwa, lamaran pekerja yang sudah terpilih akan bekerja di sini sudah ada dan berka--" Belum sempat Asisten pribadi Azka berucap,Azka sudah memotong pembicaraannya.
"Terus," sergah Azka, acuh tak acuh dengan perkataan Asistennya. Bahkan posisi duduknya masih tetap sama.
"Di dalam salah satu berkas lamaran pekerja ada seorang wanita, yang mirip dengan wanita yang Tuan cari selama ini," jelas Asisten pribadi Azka lantang dengan satu tarikkan nafas.
Azka belum bergeming dari tempat duduknya, dan masih tetap fokus mengerjakan pekerjaannya, berkutat dengan laptop pribadi miliknya. Dia kemudian mencernah kembali, apa yang disampaikan oleh asisten pribadinya dan kemudian ...
"Apa itu benar?!" tanya Azka sedikit berteriak, dan berhenti dari pekerjaannya.
"Silahkan Tuan periksa dulu berkas yang ada di tangan saya! Ini Tuan berkasnya!" ucap Asisten pribadi Azka, lalu menyodorkan berkas yang ada di tangannya.
"Sekarang juga kamu hubungi dia! Dan katakan bahwa, dia sudah diterima kerja di sini dan besok dia sudah harus menandatangani kontrak kerjanya!" ucap Azka memberi perintah, karena tidak sabar bertemu dengan wanita yang ditemuinya tiga tahun lalu.
...~Flasback Off~...
Sesampainya di perusahaan Abraham Group Agency. Amel menatap perusahaan besar itu dilihatnya gedung bertingkat menjulang tinggi ke atas langit.
"Wah, perusahaan ini tinggi banget," lirih Amel.
Amel melangkahkan kakinya, memasuki perusahaan besar tersebut. Saat berada di lobby dia melihat sekeliling ruangan besar dengan tatapan kagum. Ketika Amel sedang asyik mengagumi ruangan besar yang ada di depannya, dia dikagetkan dengan suara deheman seseorang.
"Ehem," deheman Arya.
Yah, namanya Arya Putra, asisten pribadi Azka. Dia ditugaskan oleh Azka, untuk menjemput Amel.
"Selamat pagi Nona. Tuan sudah menunggu di ruangannya. Mari saya antar!" ucap Asisten Azka tanpa tersenyum.
"Ba--Baik Pak," ucap Amel gugup.
Itu muka apa kulkas masa tersenyum dikit aja pelit. Pasti kemarin dia yang meneleponku. Nada bicaranya juga sama, tebak Amel dalam hati.
Amel mengekori Arya dari belakang, sampai masuk ke dalam lift. Lift yang dinaiki oleh Amel dan Arya adalah lift pribadi milik Azka. Hanya orang tertentu saja yang bisa masuk dalam lift tersebut. Setelah kepergian Amel dan Arya, Para karyawati yang ada di sana mulai bergosip.
"Kalian lihat 'kan tadi? Kira-kira siapa ya, wanita cantik itu?" tanya salah satu karyawati yang melihat Amel dan Arya masuk dalam lift.
"Iya lihat. Aku juga tidak tahu, mungkin dia orang penting kali," timpal yang lain.
Bersambung❣
jdi rd MLS klmaan