Kisah seorang Wanita bernama Reyna yang mampu berjuang menghadapi kehidupan dengan iman dan keyakinannya
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sinho, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Preman komplek
Habis isyak, Reyna segera ke bawah untuk bergabung sama teman-temannya yang udah pada nyantai
"Weihh... si cantik udah turun dari tangga... " Goda satria melihat Reyna berjalan ke arahnya
"Boleh ikutan nimbrung nih..??" Tanya Reyna sambil senyum
"Tentu saja cantik..." Jawab Siska dengan senyum manisnya
"Duduk sini Rey..." Kata Ira sambil menepuk kursi yang ada di sebelahnya
Tak lama Reypun duduk di sebelah Ira, tempat yang ditawarkan Ira tadi
"Iya... Rey... Sini lebih aman...jangan dekat satria bisa rabies nanti.." Iwan berkata sambil melihat ke arah satria sinis
"Ya elahh... emange gue anjing apa... Klu gigit bisa rabies... yang ada nihh yaa... klu kena gigitanku pada ketagihan..." Jawab satria tak kalah sewot
"Ishh... Gue dengerin aja jijay... " kata Siska sambil ngeliatin satria sekilas
"Udah deh... Ngapain ngomong yang gak jelas gini... Mendingan kita cari makan aja yuukk... Aku lapar niihh...!! kata Rey sambil pegang perutnya
"Siap.. yuk kita jalan kaki sekalian keliling komplek mengenal situasi dan kondisi lingkungan sini" sahut Iwan
Akhirnya mereka semua keluar rumah dan berjalan beriringan, sesekali melemparkan candaan yang membuat ketawa.
Kurang lebih satu setengah jam mereka makan dan jalan-jalan sekitar komplek, dan akhirnya memutuskan pulang karena sudah jam setengah sembilan malam.
Kali ini mereka pulang memilih jalur berbeda dari yang mereka berangkat, soalnya dari yang dijelaskan tukang soto tempat mereka makan tadi, jalur ini lebih dekat tapi memang agak sepi
Karena mereka berlima jadi tetepa aja gak ada rasa takut, apalagi lihat guyonan yang di lontarkan bergantian makin buat perut kocak kebanyakan ketawa.
Tiba-tiba..**
"Berhenti...!!!
Bentak seseorang yang sudah berada di depan mereka
Sontak teman-teman rey langsung kaget, tidak dengan Rey yang tetap tenang karena sudah mengetahui kalau dari tadi diikuti
"Serahkan semua barang berharga yang kalian punya... CEPAATT...!!!" Kata ornag itu dengan sedikit bentukan dan penekanan
"Ya Allah ini gimna... Aku takut..." Suara lirih Siska sambil tanganya memegang tangan Reyna erat
"Gustiiii.... Gimna ini Rey... Aku juga takut... " Sahut Ira dengan suara gemetar
Sementara Iwan dan Satria langsung maju untuk melindungi teman-teman wanitanya.
"Jangan kurang ajar ya bang...ini saya teriak ni kalau Abang nekat.." kata satria dengan suara agak gemetar
"Gak usah banyak omong...ayo cepat keluarkan barang berharganya...!!! Bentak orang yang sekarang sudah mengeluarkan pisau untuk mengancam
"Gini bang...kita ini gak ada yang punya barang berharga, kita cuma keluar buat beli makan malam bang ,paling ini juga kembaliannya...!!?" Iwan mengeluarkan uang sepuluh ribu sebagai bukti ucapannya.
"Hehehe...kalau begitu, serahkan salah satu wanitamu untuk aku bawa ketempat bos dan teman-temaku... Bagaimana ha...??? " Seringai licik preman itu
"Kalau tidak mau.. akan aku tikamkan pasau ini ke perut kalian...!!!
Disaat itu Reyna hanya berdiri tenang, sambil mengamati mata dan raut wajah preman itu
"Hemhh... gini aja deh bang... kalau Abang bisa melangkahi salah satu mayat teman2 cowok saya ini... Abang boleh bawa saya... Ikhlas saya bang..." Ucap Reyna sambil melirik Iwan dan Satria
Sontak Iwan dan Satria melotot ke arah Reyna...dengan langkah pelan mundur di samping Reyna
"Ya ampun Rey.... Kamu itu ngomong apa sih... Niat bener mau ngebunuh kita... "Suara lirih Iwan
"Tamat deh riwayat gue Ray... Mana belum pernah menikmati surga dunia... Udah mau lu kirim gue ke surga akhirat... Belum lagi kalau gue harus mampir neraka duluu...tega lu Rey...!? Suara Satria memelas
" Hehh... kalian jangan kasak kusuk... cepet putuskan... Serahkan barang berharganya atau salah satu cewek itu...cepett....!!!!" Bentak preman itu geram
Di saat itu pula sang preman melambaikan tangannya ke atas memberi sebuah kode yang tentu saja membuat hampir 8 orang temannya keluar dari kegelapan.
"Allah hu Akbar...!! " (Iwan)
"Astagfirullah... !!" (Siska)
"Innalilah...!!" (Ira)
"Aminnn.....!! (Satria)
"KAMPRET...!!!!! Teriak Iwan,siska dan Ira yang melotot bareng ke arah Satria
"Kenapa kamu Aminin hah...beneran pengen mati lu..!!" Bentak Iwan ke Satria
"Sorry bro...gue yang hapal pas itu doang..." Jawab satria lirih.
Sementara Rey semakin waspada... dan mulai maju ke depan berbicara
"Kalau kalian main keroyokan... Sama kayak banci... gimana kalau kita main adil...3 lawan 3.. biar adil"
"Kurang ajar... Berani sekali kau ini hah..!! Baik..aku turuti apa maumu..."
Kata ketua dari kelompok preman itu
"Kalau kita yang menang saya berharap paman dan yang lainya tidak mengganggu lagi di kawasan komplek ini...tapi kalau kami kalah, saya bersedia di bawa oleh paman..." Kata Rey sambil menarik paksa lengan Iwan dan Satria untuk maju
"Aku setuju... Asep ,wawan ikut aku meladeni anak-anak tengik ini.." kata ketua penjahat itu memanggil anak buahnya
"Pukul saja sebisa kalian... Fokuskan sasaran ke salah satu orang saja... Kalian siap ya..." Kata Reyna memberi sedikit petunjuk ke Iwan dan Satria
"Halah wes gak tau aku Rey... Mampus deh kayaknya aku kali ini, aku gak pernah tarung kayak gini..." kata satria
"Aku pasrah dah Rey...sumpah.." sahut Iwan lirih
Detik itu ketiga preman langsung menyerang ke arah Reyna dan teman-temannya... Secepat mungkin Reyna membantu gerakan Iwan dan Satria seperti boneka kayu yang di gerakkan dalangnya.
Dengan gerakan yang di luar dugaan para preman... Reyna, Iwan dan Satria berhasil menghajar ketiga penjahat itu sampai tersungkur dan mengeluarkan darah pada ujung bibirnya.
"Uhuk uhuk..." keluar darah segar dari mulut ketua preman itu yang mendapat tendangan langsung dari Reyna..
Sementara terdengar lirih suara sirine mobil polisi mendekat ke arah tempat perkelahian
Para preman segera lari untuk menyelamatkan diri dari kejaran polisi, hanya 3 orang preman kalah bertarung tadi yang tidak bisa meloloskan diri karena kondisi tubuhnya yang terluka
Reyna terkejut mendengar mobil polisi dan keempat polisi itu " siapa yang menghubungi polisi.." batin Rey
"Untunglah pak...bapak tepat waktu.. makasih pak segera menjawab panggilan dari saya..." Ucap Siska tergopoh-gopoh ke arah salah satu polisi itu
Rey langsung paham, ternyata Siska yang menghubungi polisi
"Baiklah,ketiga orang ini saya amankan di kantor polisi dulu, kami minta kedatangan kalian untuk memberikan keterangan.." kata salah satu polisi
"Siap pak.. kami segera ke sana!" Kata Iwan
Setelah kepergian polisi, Rey sedikit ragu mau mengatakan niatnya ke teman-temannya
"Sebentar wan... aku punya niat untuk membebaskan mereka saja..." Kata Reyna
"Apa...!!! Kompak menjawab keempat teman Rey sambil membelalakkan mata ke arah Reyna
"Kalian itu ya... Kayak paduan suara, tau nggak... Setiap njawab langsung kompak" kata Reyna
"Lagian kamu tu Rey...kita udah hampir kehilangan keperawanan... masih ngasih ide gila buat nglepasin mereka gitu aja... heran aku ya.." sahut Ira dengan wajah kesal
"Ayolah... Lihat ni kita sehat wal-Afiat kan.. sementara mereka sudah terluka oleh serangan hebat dari Iwan dan Satria tadi..." Kata Reyna
Sementara Iwan merasa malu, tapi tidak dengan Satria yang dengan pedenya membusungkan dada bak pahlawan kemalaman, soalnya ini kan malam hari gays...hehehe
"Ishh...gak usah sombong, inget sat... yang mbantu lu itu cewek ...tu yang namanya Rey... Coba gak ada Rey... Udah jadi sambel tempe luu...!! Kata Siska ketus
"Aku punya maksut baik kok...nanti kalian lihat sendiri yaa... Yang penting nurut apa kataku nanti di kantor polisi, ok..??!!!" Pinta Reyna ke teman-temannya
Akhirnya semua dengan terpaksa menyetujui dan langsung meluncur ke kantor polisi