Hallo guyss ini novel aku tulis dari 2021 hehe tapi baru lanjut sekarang, yuks ikutin terus hehe.
Bagaimana jadinya jika seorang pria mengajak wanita tak dikenal membuat kesepakatan untuk menikah dengannya secara tiba tiba? ya itu terjadi dengan Laura dan Alva yang membuat kesepakatan agar keduanya menjadi suami istri kontrak, dalam pernikahan mereka banyak rintangan yang tak mudah mereka lewati namun dalam rintangan itulah keduanya dapat saling mengenal satu sama lain sehingga menimbulkan perasaan pada keduanya.
apakah pernikahan mereka akan berakhir setelah kontrak selesai atau mereka memilih mempertahankan pernikahan? yuk ikuti terus kisah Alva dan Laura
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rosma Yulianti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 5
Di kantor kebesaran Leonardo Alva Dicaprio.
Seorang pria telah duduk tanpa tahu maksud dan tujuannya diundang sebagai tamu di perusahaan sebesar itu.
"Tuan muda saya sangat senang mendapat undangan pribadi untuk mengunjungi kantor ini," ucap tuan Luis.
"Aku tidak ingin basa basi karena aku hanya menginginkan butik yang kau dirikan untuk putrimu," ucap Alva.
"Butik yang dikelola oleh Laura?"
"Tepat sekali."
Tuan Luis berpikir sejenak, mana mungkin dia mengambil satu satunya tempat Laura menuangkan pemikiran dan butik itu menghasilkan banyak uang dalam hitungan bulan.
"Maaf tuan saya tidak bisa karena..."
"Kau bisa menulis 12 angka nol didalam cek ini."
Tuan Luis langsung merubah pikirannya, tidak peduli kasihan karena uang memang lebih utama karena nyonya Natali dan Celine membutuhkan banyak biaya.
"Tapi tuan...."
"Aku akan menambah tiga lembar cek dan masing masing lembaran ini bisa kau tulis berapa jumlah yang kau inginkan."
"Baiklah saya menerima semua ini," tuan Luis sudah tidak memikirkan nasib Laura lagi.
"Tapi dengan satu syarat, kau harus mengusir putrimu yang bernama Laura. Cabut seluruh fasilitas yang kau berikan dan jangan berikan dia bekal sedikitpun saat melangkahkan kakinya keluar dari rumahmu!"
"Tuan saya bisa mencabut butiknya tapi untuk keluar dari rumah...."
"Lima lembar cek."
"Saya setuju tuan."
Tuan Luis langsung menandatangani surat surat pindah kepemilikan butik atas nama Leonardo Alva Dicaprio.
"Terimakasih tuan senang bekerjasama dengan anda," ucap tuan Luis.
"Kau bisa menjalankan tugas mu dari sekarang!"
"Baik tuan." Pria paruh baya itu membawa lima lembar cek yang akan ia isi sebanyak mungkin angka nol.
Sedangkan Alva tidak perlu repot-repot mengotori tangannya untuk memaksa Laura mengikuti keinginannya.
"Seberapa jauh kau bisa lepas dari genggamanku Laura Angeline," gumam Alva.
***
Sore hari Laura memutuskan untuk kembali ke butik namun bukannya puas dengan renovasi kaca jendela yang pecah malah sebaliknya, Laura melihat seluruh manekin rusak begitu juga dengan desain desain pakaian yang telah ia rancang.
"Tidak mungkin!!"
Laura berlari memeluk satu persatu manekin yang dibaluti dengan karyanya, gadis itu menangis deras melihat pakaian itu robek dan tak layak pakai.
"Siapa yang melakukan ini kenapa dia tega sekali hiks,"
Tuan Luis keluar dari butik setelah memporak porandakan butik dengan puas.
"Mulai hari ini kau tidak boleh datang ke butik karena papa sudah menjualnya."
"Pa ambil semuanya, ambil apapun yang papa inginkan dari Laura tapi jangan butik pa, Laura mohon."
"Sudah cukup Laura! Papa juga tidak bisa menampung anak tidak berguna yang hanya mengurung diri ditempat tidak berguna seperti ini!" Ucap tuan Luis.
"Salah Laura apa pa, maafkan Laura jika ada salah tolong jangan ambil butik ini pa."
"Sayang ini pakaian anakmu," saut nyonya Natali dari mobil.
Laura melihat kopernya sedang dipegang oleh nyonya Natali beserta Celine adiknya.
"Laura sayang maaf ya tapi kau harus berhenti tinggal dirumah dan lihat ini? Kau sudah sah keluar dari kartu keluarga Angeline," ucap Celine dengan senang hati memperlihatkan keluarga baru dan hanya Celine sebagai anak pertama maupun terakhir.
"Seluruh fasilitas beserta tabungan mu sudah papa blokir setelah itu terserah kau mau hidup bagaimana papa tidak peduli."
Tuan Luis pergi meninggalkan Laura tanpa berniat memutar tubuhnya untuk melihat gadis itu untuk terakhir kali, Celine mendekati Laura dan memberikannya koper.
"Ucapkan selamat padaku karena sudah berhasil menjadi putri satu satunya dikeluarga ini," bisik Celine dengan senyum jahatnya.
Laura benar benar tidak berdaya hari ini, tidak ada apapun yang bisa ia gunakan sebagai alat tukar untuk memperpanjang hidup.
"Papa jangan pergi!!" Laura mengejar mobil yang dinaiki oleh tuan Luis namun percuma karena kakinya terkilir akibat heels yang terlalu tinggi.
"Pa Laura bagaimana! Apa yang Laura lakukan diluar, apa kalian tidak peduli jika Laura mati disini!!"
Tangisan Laura berlangsung hingga beberapa jam, dia bingung harus kemana dan bagaimana pasalnya tidak ada teman yang bisa ia hubungi, Laura tidak ingin menghubungi Karin karena dia juga kualahan menafkahi adiknya apalagi ditambah Laura disana.
"Aku tidak mungkin mengorbankan cincin mama," gumam Laura sembari memegang cincin peninggalan mendiang mama kandungnya.
Tuan Luis selalu membenci Laura karena dia merasa gadis itu adalah penyebab kematian istrinya namun Laura dengan ikhlas menerima seluruh ketidakadilan tersebut.