Ini Kisah Anak Loli
Lita kini yatim piatu, ibunya meninggal dunia saat melahirkannya sementara ayah biologisnya hingga detik ini dirinya tidak tahu.
Kakek Neneknya juga telah meninggal dunia karena kecelakaan di hari perpisahan sekolah Lita di bangku SMP, harta warisan milik keluarganya habis tak bersisa untuk membayar hutang Kakek Nenek.
Dan akhirnya Lita menikah dengan seorang pria yang begitu meratukan dirinya dan membuatnya bahagia, namun ternyata semua kebahagiaan itu hanya sebentar.
Ikuti ceritanya yuk!!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Hafizoh, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 6
"Kamu mau apa, Lita?"
Doni terlihat sangat ketakutan, Doni pun berlari keluar kamar untuk menghindari amukan sang istri.
"Mau kemana kamu, Mas?" teriak Lita marah, Lita berlari mengejar Doni
"Kesini kamu, Mas. Akan aku buat terong mu jadi berapa bagian untuk makanan buaya di sungai" teriak Lita yang sudah kehilangan akal
Lita melempar vas bunga ke arah Doni yang sedang berlari menuruni anak tangga, Lita seperti orang kesetanan. Lita melempar apa saja yang terlihat olehnya, vas bunga, figur foto maupun gelas.
"Cukup, Lita. Kamu bisa memb*nuhku" teriak Doni dari kejauhan
"Lebih baik aku melihatmu m*ti dari pada melihatmu mengkhianati aku" teriak Lita semakin murka
Lita terus membanting semua barang ke arah sang suami, Lita benar-benar sudah kehilangan kesadaran karena rasa sakit hatinya mengalahkan akal sehatnya saat ini.
Amukan Lita berhenti saat mendengar suara tangis Azura, Lita menoleh hingga diam mematung saat melihat Azura berdiri tak jauh darinya dengan kepala bers*mbah darah.
"AZURA" teriak Desi yang sejak tadi mengawasi kejadian barusan dari lantai atas, Desi segera berlari menuruni anak tangga dan menghampiri sang putri.
"Azura sayang ......" gumam Desi memeluk erat tubuh mungil Azura yang terus menangis kesakitan.
"Kalau sampai terjadi apa-apa dengan Azura, aku gak akan memaafkanmu Mbak" ucap Desi menatap Lita dengan tajam
"Ayo kita bawa ke rumah sakit, Dek" ajak Doni dari kejauhan
Doni takut jika Lita akan mengamukinya lagi, Desi segera menggendong Azura keluar rumah, sementara Doni mengambil kunci mobil yang tergeletak di atas meja ruang tamu.
Lita hanya menatap kepergian Desi dan Doni dengan tatapan kosong, otaknya masih berusaha mencerna apa yang baru saja terjadi di rumahnya. Setelah berapa detik berlalu, barulah kesadaran Lita kembali.
Lita menjatuhkan tubuhnya di lantai lalu menangis terisak, hatinya sangat sakit mengingat pengkhianatan sang suami, cukup lama Lita menangis histeris sendiri.
Tak ada orang yang datang untuk membantu dan menguatkannya saat ini, Lita jadi teringat kata-kata almarhumah neneknya yang mengatakan dirinya anak di luar nikah.
Sang ibu menjadi selingkuhan seorang pria beristri hingga sang ibu hamil dirinya tapi ayah biologisnya tak mau menikahi sang ibu, itu juga karena kakek neneknya tak mengizinkan.
Mungkinkah begini juga rasanya jadi wanita yang dulu korban sang ibu, apakah ini karma sang ibu yang berimbas pada masa depannya. Hembusan angin sepoi-sepoi, menyapu tubuh ringkih Lita.
Setelah lelah menangis, Lita beranjak dari tempatnya kemudian mulai membersihkan pecahan kaca dan pecahan keramik yang berserakan di lantai.
Hatinya teriris saat melihat d*rah Azura, yang bercecer di depan pintu kamar Desi dan Azura tempati, Lita tak bisa membayangkan bagaimana sakitnya gadis kecil itu.
"Maafin Tante, Azura. Tante gak sengaja celakain kamu, semua ini gara-gara Mas Doni dan Desi. Kalau bukan karena kelakuan menj*jikan mereka, Azura gak akan terluka" ucap Lita dengan tatapan penuh dendam
Setelah merapikan dan membersihkan lantai, Lita kembali ke lantai atas menuju kamarnya. Lita mengambil koper lalu mengemasi pakaiannya dan juga pakaian kedua putranya, Lita memutuskan untuk pergi dari sang suami.
Lita tidak bisa lagi hidup bersama orang yang telah mengkhianatinya, bukan hanya pakaian tapi Lita juga membawa buku tabungan, perhiasan dan semua barang berharga miliknya.
Semua itu akan di gunakannya untuk biaya hidupnya bersama kedua putranya, setelah semuanya masuk ke dalam koper. Lita meraih kunci motor milik sang suami, karena mobilnya di bawa oleh sang suami ke rumah sakit.
Lita melajukan motor dengan kecepatan tinggi, dirinya harus sampai toko lebih dulu. Sebelum sang suami dan Desi kembali, begitu sampai toko ternyata mobil yang mengantarkan barang pesanannya sudah datang.
"Loh, Bu. Kok pakai motor?" tanya Suci heran
"Anak-anak keman, Suci?" tanya Lita turun dari motor dengan terburu-buru, Lita tak menjawab pertanyaan karyawannya barusan
"Ada di dalam, Bu"
Lita mengangguk lalu berlari masuk ke dalam toko, para karyawannya yang melihat tingkah aneh sang bos berbisik sesama mereka, apalagi melihat Lita membawa koper.
"Leon, Daniel. Mainannya di bereskan sekarang, kita mau pergi" titah Lita pada kedua putranya
"Pergi kemana, Ma?" tanya Leon
"Kita jalan-jalan, jadi bereskan mainannya" tutur Lita berbohong
Leon dan Daniel dengan patuh mengangguk lalu keduanya memasukan semua mainan mereka ke dalam plastik, sembari menunggu kedua putranya merapikan mainan Lita memesan taksi.
Lita tak mungkin pergi menggunakan motor, setelah beberapa menit berlalu. Akhirnya taksi yang di pesan Lita pun datang, Lita segera mengajak kedua putranya untuk keluar.
"Disa, saya titip toko sama kamu ya. Kalau ada apa-apa tolong kamu hubungi saya" pinta Lita dengan serius.
"Iya, Bu" sahut Disa mengangguk
"Maaf, Bu. Kalau boleh tau, Ibu mau kemana? Kok bawa koper segala?" tanya Suci penasaran jiwa kepo-nya dari tadi meronta-ronta
Disa menyenggol lengan Suci, bisa-bisa Suci mau tau urusan sang bos. Padahal terserah sang bos mau kemana karena semua hal itu tentu privasi, tapi Suci memang tak bisa di bilangin.
"Saya ada urusan, saya juga gak tau kapan bisa kembali kesini. Pokoknya toko ini saya percayakan pada kalian semua, tolong urus toko ini dengan baik ya" pinta Lita menatap para karyawannya secara bergantian
Kebetulan yang mendapatkan shift pagi ini adalah karyawan lama semua, karyawan yang sudah di kenal dekat oleh Lita bahkan para karyawan lama lah yang menemani perjalanan perkembangan toko ini hingga jadi sebesar sekarang.
Di saat Lita hendak masuk ke dalam taksi, tiba-tiba ada mobil polisi yang datang dan hendak menangkap Lita. Polisi turun dari mobilnya, lalu langsung meringkus Lita.
"Jangan bergerak, anda kami tahan"
"Kenapa saya di tangkap, Pak?" tanya Lita bingung
"Anda di tangkap karena percobaan pemb*nuhan" kata Polisi dengan tegas
"Pemb*nuhan?" gumam para karyawan terkejut
"Kalian salah paham, Pak. Saya gak pernah memb*nuh siapa pun"
Lita memberontak, sekuat tenaga Lita memberontak tapi tenaganya tentu tak bisa mengalahkan tenaga polisi, Daniel langsung menangis dan berlari menyusul Lita.
"Mama, kenapa di tangkap pak polisi?" tanya Leon ikut berlari menyusul Lita
"Pak tolong lepaskan saya, kasihan kedua anak saya. Mereka hanya punya saya, Pak" pinta Lita memohon
"Kamu gak usah khawatir, biar anak-anak aku yang urus"
Doni tiba-tiba datang dan menghampiri Leon dan Daniel, keduanya langsung memeluk Doni dan merengek sembari menangis pada sang papa untuk menolong sang mama yang di tangkap polisi.
Lanjut thor
Thor lanjut