Hari pernikahan adalah hari bahagia, dimana di satukan nya dua hati dalam satu ikatan suci. Tapi sepertinya, hal itu tidak berlaku untuk Keyra.
Tepat di hari pernikahannya, ia justru mengetahui pengkhianatan calon suaminya selama ini dan hal itu berhasil membuat hati Keyra hancur. Dia menyesal karena tidak mendengarkan keluarganya dan memilih percaya pada calon suaminya.
Tapi, nasi sudah menjadi bubur dan Keyra harus menerima semua konsekuensinya.
Keyra dengan tegas membatalkan pernikahan mereka di depan tamu undangan. Tapi, ia juga berkata jika pernikahan ini tetap akan di gelar dengan mengganti mempelai pria. Dia menarik seorang pria dan memaksanya menikah dengannya tanpa tahu, siapa pria itu.
Bagaimana kehidupan Keyra selanjutnya? Akankah pernikahan Keyra berakhir bahagia?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mutzaquarius, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 25
Frans duduk termenung di ruangannya, memutar-mutar pena di tangannya. Clue yang diberikan oleh tuan Wiratama benar-benar membuatnya bingung. Apa yang dimaksud adalah Keyra?
Tapi, jika dia menyetujui pengunduran diri Keyra, maka ia akan kehilangan kesempatan untuk merebut Keyra kembali. Namun di sisi lain, jika dia tidak melakukannya, dia akan kehilangan pekerjaannya dan nama baik perusahaan pamannya bisa hancur.
Hatinya berperang. Pilihan ini terasa seperti menjepitnya di antara dua batu besar. Dengan berat hati, Frans akhirnya mengambil ponselnya dan memutuskan untuk menghubungi Keyra. Dia berharap bisa berbicara langsung dengannya untuk mencari celah atau, setidaknya, mendapatkan jawaban yang lebih jelas.
Di tempat lain, di apartemen Keyra, ponselnya yang tergeletak di meja berbunyi nyaring. Keyra yang sedang berbaring, hanya melirik sekilas ke arah layar ponsel tanpa berniat mengangkatnya. Dia tahu siapa yang menelepon, walaupun tidak tertera nama di kontaknya. Wajahnya langsung berubah masam, tanda jelas bahwa dia sedang tidak ingin berurusan dengan orang itu.
Alexio, yang tengah memasang dasi di depan cermin, melihat Keyra hanya diam meskipun ponselnya terus berbunyi. “Kenapa tidak mengangkatnya? Siapa yang menelepon?” tanyanya dengan alis terangkat, menyadari raut kesal di wajah Keyra.
“Tidak penting,” jawab Keyra singkat, mencoba mengalihkan perhatian Alexio.
Namun, Alexio bukan pria yang mudah dibohongi. Dia berjalan ke arah meja dan meraih ponsel itu tanpa menunggu izin dari istrinya. Melihat tidak ada nama kontak yang tertera di layar, Alexio menekan tombol hijau dan mendekatkan ponsel ke telinganya.
“Keyra, ini aku, Frans,” suara di seberang langsung terdengar.
Alexio langsung mengenali nama itu. Suaranya berubah dingin, penuh wibawa, saat menjawab, “Ini Aku, Suami Keyra.”
Di seberang sana, Frans terdiam. Untuk beberapa detik, dia tidak bisa berkata apa-apa. Jantungnya seperti berhenti berdetak ketika mendengar suara suami Keyra.
“Ehm... Maaf, Aku ... aku ingin berbicara dengan Keyra,” ucap Frans dengan suara yang berusaha tenang, meskipun jelas terdengar gugup.
Namun Alexio tidak langsung memberikannya kepada Keyra. Sebaliknya, dia melirik istrinya yang kini memasang wajah tidak nyaman. “Keyra sedang tidak ingin diganggu,” katanya tegas. “Kalau kau ingin menyampaikan sesuatu, sampaikan saja padaku.”
Frans merasakan intimidasi yang kuat dari nada bicara suami Keyra. Dalam hatinya, dia tahu bahwa pria ini adalah ancaman besar bagi rencananya. Namun, dia juga tahu, ini bukan waktu untuk menunjukkan kelemahan. “Aku hanya ingin menyampaikan sesuatu yang penting tentang pekerjaan Keyra,” ujarnya, mencoba mengesankan bahwa ini urusan serius.
Alexio hanya menyeringai tipis, tetapi cukup dingin untuk membuat Frans di seberang sana merasa tidak nyaman. Dengan suara yang begitu dingin, penuh tekanan yang membuat Frans sulit bernapas. Alexio dengan nada tegas berkata, “Aku tidak suka bertele-tele. Jadi, aku ingin kau segera menyetujui surat pengunduran diri Keyra. Jika tidak, jangan menyalahkan ku jika perusahaan MA Group hancur dalam waktu singkat.”
Frans terpaku. Ancaman itu begitu nyata, begitu mengintimidasi. Ada sesuatu di dalam nada pria itu yang membuatnya tak mampu membantah. Namun, di balik rasa takut yang merayap, benaknya mulai dipenuhi pertanyaan. Ancaman ini mengingatkannya pada peringatan yang ia terima dari Tuan Wiratama beberapa menit yang lalu.
Bagaimana mungkin dua pria dengan kekuatan luar biasa memberikan ancaman yang hampir serupa? Apa hubungan antara pria ini dan Tuan Wiratama? Setahu Frans, Tuan Wiratama hanya memiliki seorang putra yang kabarnya tinggal di luar negeri. Tapi, semakin ia memikirkannya, semakin ia merasa ada sesuatu yang tidak beres.
“Kau…” Frans mencoba membuka pembicaraan lagi, suaranya terdengar gugup. “Aku ingin tahu, siapa kau sebenarnya? Apakah kau ... mempunyai hubungan dengan Tuan Wiratama?”
Di seberang sana, Alexio terdiam sejenak. Keheningan itu seperti pedang tajam yang menggantung di atas kepala Frans. Lalu, dengan nada dingin dan penuh wibawa, Alexio menjawab, “Kau tidak perlu tahu siapa aku dan apakah aku mempunyai hubungan dengan tuan Wiratama atau tidak, itu bukan urusanmu. Tapi yang jelas, apa yang aku katakan tadi, aku pastikan akan benar-benar terjadi.”
Pernyataan itu membuat Frans membelalakkan mata dengan tangan yang gemetar memegang ponsel.
“Jangan membuang-buang waktu ku, Frans.” Alexio menambahkan, suaranya semakin dingin. “Setujui surat itu dan berhenti mencari alasan."
Telepon terputus. Frans duduk membatu, menatap ponselnya yang kini sudah mati. Pikirannya kacau. Suami Keyra ternyata adalah pria yang tidak bisa dia hadapi dengan sembarangan.
Dari nada bicaranya , cukup membuat dia gemetar dan penuh penekanan. Ia sadar bahwa kesalahan kecil yang ia lakukan terhadap Keyra telah menyeretnya ke dalam jurang yang berbahaya.
...****************...
Alexio berpamitan untuk pergi ke kantor setelah melihat Keyra membaik. Dia meminta Keyra untuk beristirahat dan tidak melakukan apapun. Namun hal itu justru membuat wanita itu merasa bosan.
Keyra merebahkan dirinya di tempat tidur. Ia menatap ponsel di tangannya, lalu memutuskan untuk menghubungi Amelia, sahabatnya sejak lama. “Halo, Mel . Apa kau sibuk sekarang?" tanya Keyra.
"Wah, kebetulan sekali kau menghubungi ku. Tenang saja, aku tidak sibuk. Ada apa memangnya?" tanya Amelia di seberang sana.
"Aku bosan, Mel. Bisa kau datang ke apartemen ku? Aku akan kirim alamatnya.” ucap Keyra dengan suara lemah.
Amelia menyetujuinya dan tidak perlu menunggu lama, Amelia tiba membawa wajah ceria. “Keyra! Aku merindukanmu!” serunya sambil memeluk Keyra.
Keyra tersenyum tipis, walau rasa nyeri di perutnya akibat maag kambuh membuat tubuhnya masih lemas. Mereka pun memilih berbicara di kamar agar Keyra bisa tetap beristirahat.
Amelia menatap Keyra dengan penuh perhatian, lalu mulai menggali informasi. “Bagaimana hidupmu setelah menikah, Key? Aku penasaran sekali, apalagi suamimu itu... Alexio, kan? Dia pasti pria yang luar biasa.”
Keyra menghela napas pelan, lalu mulai bercerita. “Hubungan kami cukup rumit, Mel. Kau tahu sendiri, bagaimana awal mula pernikahan kami, kan? Tapi … ada hal-hal yang tak sengaja terjadi.”
Amelia menatap Keyra penuh rasa ingin tahu. “Maksudmu? Hal-hal apa, Key?”
Wajah Keyra memerah, tapi ia akhirnya menceritakan semuanya, termasuk tentang malam yang mereka habiskan bersama, yang terjadi tanpa sengaja. Amelia mendengarkan dengan antusias dengan bibirnya tersenyum lebar.
“Wow, Key! Ini berita besar! Akhirnya kalian melangkah lebih jauh!” serunya, mencoba menyembunyikan niatnya yang sesungguhnya. Dalam hatinya, Amelia sudah membayangkan nilai informasi ini jika ia bocorkan pada orang tua Keyra dan keluarga Alexio.
Namun, Amelia segera menyadari keraguan di mata Keyra. “Ada apa, Key? Kenapa wajahmu seperti itu?”
Keyra menunduk, menatap jemarinya. “Aku… aku bingung, Mel. Alexio bersikap baik walaupun ekspresi wajahnya dingin, dia melindungi ku, bahkan membantuku lepas dari Frans yang mencoba menindas ku." Ucapan Keyra membuat kedua mata Amelia melebar sempurna.
"Frans? Menindas mu?"
Keyra mengangguk dan kembali menceritakan bagaimana hal itu bisa terjadi.
"Dasar brengsek, aku yakin dia sengaja melakukan hal itu untuk membalasmu. Lalu, bagaimana sekarang?" tanya Amelia penasaran
Keyra mengangkat kedua bahunya, tidak tahu harus bagaimana karena Alexio mengatakan jika dia akan mengurusnya. Tapi, sekarang yang membuat ia gusar adalah perasaan Alexio padanya.
"Menurutmu, jika seorang pria begitu perhatian pada kita, apa yang ia rasakan?" tanya Keyra tiba-tiba
Amelia menahan senyum liciknya. Dalam benaknya, informasi ini akan semakin mempermudah langkahnya untuk mendapatkan keuntungan.
“Menurutku, jika seorang pria sampai melakukan itu, pasti ada perasaan di hatinya untukmu. Mungkin dia hanya belum tahu cara menunjukkannya,” jawab Amelia sambil menggenggam tangan Keyra seolah memberi dukungan.
Keyra terdiam dengan keraguan di hatinya. Apa Alexio mulai menyukainya?
ᴀʟᴇx ʙᴋɴ ғʀᴀɴs ᴍɴᴅʀᴛ
ʙɪᴀʀ ᴍᴀᴍᴘᴜs ᴅʏ
..ᴄᴘ" ᴢ