Rumah tangga Eleanor Lilyana Limson dengan suaminya Julian Debonson yang baru saja berjalan satu tahun, harus menghadapi badai yang teramat besar saat Eleanor mulai merasakan perubahan sikap pada diri Julian hingga membuka sebuah fakta yang sangat mengejutkan.
Ditengah kisruh kekecewaan dalam diri Eleanor terhadap suaminya, sosok ayah mertuanya yang bernama Kenneth Debonson hadir dan memberikan suasana baru bagi Eleanor. Akankah Eleanor memanfaatkan kehadiran ayah mertuanya demi membalaskan dendam terhadap suaminya? Ataukah Eleanor merasakan kenyamanan dan ketenangan yang sesungguhnya didalam selimut Ayah mertuanya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sopi_sopiah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
18.
Di sebuah hunian cukup mewah meskipun tidak seluas kediaman milik Kenneth, dari dalam sebuah ruangan terdengar percakapan yang sangat memanas.
Prang...
Baru saja Julian membanting pot bunga kaca hingga pecah dilantai, sorot mata Julian menatap tajam sosok laki-laki tua yang saat ini sedang dipegangi tangan kiri dan kanannya oleh kedua anggota group barat.
"Dengar! Aku tau dulu kau pernah meracik barang terbaikmu saat kau dulu masih bekerja di group Limson! Racik kembali barang itu untukku maka putrimu ini mungkin akan aku perlakukan lebih baik lagi!" kata Julian.
Sementara satu tangan Julian mencengkram kuat lengan seorang wanita yang masih muda, wanita itu terlihat ketakutan dia sangat tertekan hidup sebagai tawanan kamar Julian selama ini.
Dulu laki-laki yang sudah berumur itu adalah serang peracik barang ilegal terkenal yang bekerjasama dengan group Limson, tapi setelah kematian istrinya dan anak perempuan satu-satunya itu mulai tumbuh dewasa, laki-laki bernama Eddy Waston itu memutuskan berhenti dari bisnis ilegal tersebut dan menepi di sebuah desa!
Sayangnya Julian yang sudah sejak lama mencari-cari Eddy untuk bisa bekerjasama meracik barang terbaiknya untuk group barat, akhirnya bisa menemukan Eddy dan putrinya yang bernama Lily Waston, tentu saja Eddy Waston menolak bahkan disaat group barat sudah mengepung keduanya dan mengancam akan membunuhnya dan juga akan membunuh Lily yang baru saja pulang dari menuntut ilmu, Eddy dan Lily memilih untuk dibunuh daripada bekerjasama dengan group barat.
Karena kesal dan marah, Julian pun melakukan perbuatannya pada Lily didepan kedua mata Eddy hingga Eddy tak kuasa menahan tangis melihat putrinya yang sudah dia jaga dengan baik-baik, dinodai secara paksa tepat didepan kedua matanya oleh Julian.
Agar Julian menghentikan aksinya, Eddy pun akhirnya terpaksa menyetujui untuk meracik barang yang diinginkan oleh Julian untuk group barat! Julian yang memang sangat licik dan terlanjur ketagihan dengan tubuh Lily yang masih harus menuntut ilmu diusianya yang sekarang ini, tapi justru Julian sampai membuat Lily pecah kesuciannya, Julian tetap membawa Lily ke kota bersama dengan Eddy.
Namun Lily selalu dipindahkan ke lain-lain tempat dan dipergelangan kakinya terpasang GPS dimana tidak akan mudah untuk melepaskannya, Julian tetap meminta Lily untuk menuntut ilmu namun selalu mengancam akan membunuh Eddy jika sampai Lily berani kabur.
Karena ketakutan gadis polos itu hanya bisa pasrah dengan suratan takdir yang menimpanya saat ini. Hari ini Julian kembali dibuat murka oleh Eddy karena dia sengaja begitu lambat meracik barang yang diminta oleh Julian, Eddy sangat muak dan tidak ingin lagi melakukannya namun Julian kembali menyeret Lily kehadapan Eddy.
"Julian, aku mohon jangan perlakukan putriku seperti ini dia tidak bersalah!"
"Kalau begitu cepat selesaikan apa yang aku minta!" kecam Julian.
"Ba-baik, aku akan secepatnya menyelesaikan racikan barang terbaru yang kau minta, tapi tolong jangan nodai Lily lagi!" pinta Eddy.
"Ya, aku tidak akan menodainya! Jika kau menurut begini, aku akan menyayangi Lily seperti dia adikku sendiri," kata Julian.
"Ayah, jangan percaya dia! Lepaskan aku!" teriak Lily.
"Kau galak juga sekarang, tidak seperti awal-awal pasrah olehku!" ujar Julian.
Cuihh...
Lily meludahi wajah Julian, dan hal itu sangat membuat Julian murka.
"Kalian berdua cepat bawa Eddy ke markas dan pantau kerjaannya!"
"Baik Tuan!"
"Lily, Ayah harus pergi! Jangan melakukan hal yang membuat Julian marah, berjanjilah pada ayah,"
"Ayah,"
Hiks.
Hiks.
Setelah Eddy dibawa masuk kedalam mobil menuju markas, didalam rumah tersebut hanya tersisa Lily dan Julian.
"Entah kenapa setelah mengenalmu aku jadi lebih menyukai melakukannya dengan wanita muda sepertimu!" ujar Julian.
"Penjahat! Lepaskan aku! Kau sudah berjanji untuk tidak menyentuhku lagi jika ayahku menurutimu,"
"Itu kan tadi Lily, melihatmu masih mengenakan seragam sepulang menuntut ilmu begini justru membuatku sangat tak tahan!"
"Tidak, jangan! Jangan!" teriak Lily.
Namun seberapa kerasnya Lily berteriak bangunan rumah ini kedap suara dan tidak mungkin ada orang yang akan mendengar, untuk kabur dan meminta pertolongan dari orang lain pun percuma karena sebelum orang lain menolongnya sudah pasti ayahnya akan dihabisi lebih dulu.
Kedua tangan Lily kemudian ditarik lalu diikat disebuah rantai yang tergantung diatas kepalanya! Julian yang sudah terlanjur kecanduan pada tubuh Lily langsung merobek pakaian Lily hingga kancing-kancing dipakaian itu terlepas semua. Kini terlihat bagian depan Lily yang ukurannya meskipun kalah telak dari ukuran depan Eleanor, namun bagian depan Lily terlihat sangat menyegarkan dimata Julian.
