Seorang gadis mafia bernama liu Mei-yin yang terkenal kejam dan sadis pada abad ke 22, kini harus meregang nyawa ditangan musuh bebuyutannya dalam suatu pertarungan. yang dimana dia melawan ratusan orang sementara disisinya hanya seorang diri.
Namun, itu belum sepenuhnya jalan akhir dari Liu Mei yin melainkan awal dari kisah hidup dan perjuangannya di dunia baru, untuk mencari orang tuanya dan keluarganya.
setelah kematiannya dia ditakdirkan untuk bangkit kembali, sebagai anak yang terlantar dan hidup sebatang kara di tengah hutan kematian yang penuh dengan siluman dan monster menyeramkan lainnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dakilerr12, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
bab.9
Liu Mei yin saat ini sedang memakan hasil buruannya, namun dia tetap waspada. Baru beberapa gigitan, tiba-tiba dia menghentikan gigitan makanannya, karena tiba-tiba dia merasa ada yang melangkah mendekatinya. tanpa berbalik Liu Mei yin sudah bersiap siaga dengan mengalirkan energi qi ketangannya, jika ada yang berniat jahat, maka dia akan langsung menyerangnya.
setelah sekian lama menunggu, Liu Mei yin tak merasakan ada serangan atau bahaya yang mendatanginya. namun tiba-tiba saja seorang pemuda muncul didepannya, tanpa menunggu izin dari Liu Mei yin, pemuda tersebut langsung mengambil daging bakar yang berada dididepan Liu Mei yin, sisa yang sudah dia potong menjadi dua bagian tadi.
Liu Mei yin hanya menatapnya dengan heran dan bingung, dia yang masih dalam posisi siaga menghentikan serangan yang akan dia lakukan. ketika dia justru melihat seorang pemuda yang terlihat polos dan kelaparan menghampirinya, Liu Mei yin kembali sadar dari lamunannya.
"hei mau apa kau? kenapa malah mengambil makananku? Cepat kembalikan" ucap Liu Mei yin sambil merebut kembali daging bakar yang sempat di rebut pemuda tersebut.
Tentu dia tak terima jika tiba-tiba ada yang mengambil makanannya, Liu Mei yin saat ini seperti orang yang memergoki seorang pencuri. Tetapi si pencuri malah mencuri dengan terang-terangan di siang bolong. dia sangat ingin memukul kepala pencuri tersebut, tapi disisi lain dia merasa iba melihat pemuda tersebut yang terlihat kelaparan.
Pemuda itu hanya tersenyum konyol dan berkata "maaf nona, aku kelaparan ketika aku mencium daging bakar yang nona panggang. aku langsung kesini dan akan memintanya sedikit untuk mengganjal perutku yang sudah berhari-hari tak diisi dengan makanan." ucap pemuda itu dengan jujur sambil mengelus perutnya dengan tatapan seperti anak kecil yang sangat polos.
Liu Mei yin yang melihat itu menjadi kasihan dengan keadaan pemuda tersebut, dia jadi teringat masa-masa dia berada di hutan amazon. dia seakan lupa jika dirinya harus waspada akan bahaya. namun ntah kenapa Liu Mei yin malah dibuat pasrah, lalu dia menyerahkan kembali daging yang tadi sempat dia rebut dari pemuda itu.
"jika sperti itu, ini. makanlah! setelah ini kau pergi dari sini." ucap Liu Mei yin lalu melemparkan daging tersebut, masih dengan ekspresi datarnya.
Pemuda tersebut masih menatap ke arah Liu Mei yin tanpa berkedip dibuatnya, ketika melihat tatapan mata gadis didepannya, dia kembali sadar dan langsung menyambar daging yang di berikan oleh Liu Mei yin. tanpa menunggu lagi pemuda itu langsung memakan daging tersebut dengan lahapnya.
Sesekali Liu Mei yin melirik pemuda tersebut, yang dia lihat pemuda itu memakai hanfu pria berwarna hitam, dengan motif sederhana di bagian ujung kainnya, dia memilki wajah yang sangat tampan dengan bola mata biru yang indah, hidung mancung, bibir tipis berwarna merah, rahang yang tegas dengan surai hitam legam terurai diikat dibagian belakangnya. liu Mei yin kira-kira pemuda tersebut berumur 17 atau 18 tahun. Namun siapa yang tahu umur sebenarnya. Liu Mei yin hanya menebaknya.
Liu Mei yin akui dia sempat terpesona akan ketampanan pemuda itu, tapi ekspresinya masih datar tak terlihat di wajahnya, Liu Mei yin menggelengkan kepalanya karena pemuda tampan itu terlihat konyol dan seperti orang idiot. sayang seribu sayang. insting Liu Mei yin berkata ada sesuatu yang di tutupi oleh pemuda didepannya, ntah apa? dia tak tau.
Setelah selesai makan, pemuda tersebut menatap Liu Mei yin yang sedari tadi menutup matanya ketika dia makan. Tetapi tak Liu Mei yin ketahui bahwa pemuda tersebut juga sedang memperhatikannya dengan tatapan intens dan misterius. seketika pemuda tersebut merubah ekspresinya ketika melihat Liu Mei yin membuka matanya.
"Nona terimakasih atas daging bakarnya. eee bagaimana aku membayarnya, aku tak punya uang untuk membayar." ucap pemuda tersebut sambil memeriksa kantung celananya dan memeriksa pakaiannya, dengan akhir hanya bisa menggaruk kepala bagian belakangnya yang tak gatal.
Ketika Liu Mei yin melihat itu dia hanya berbicara dengan wajah datarnya "tak perlu jika kau tak punya uang, lebih baik kau kembali ke rumahmu dan jangan berkeliaran di hutan ini. disini berbahaya." ucap Liu Mei yin berniat untuk berdiri dan mencari tempat lain. Tapi belum sempat Liu Mei yin melangkahkan kakinya, lengan bajunya ditarik oleh seseorang. dia berbalik menatap kebelakang yang ternyata pemuda itu yang kini sedang menarik lengan bajunya.
"nona bolehkan aku ikut denganmu, sebagai bayaran untuk makanan tadi, kau bisa menjadikanku sebagai budak untuk menghangatkan tempat tidurmu, atau menyuruhmu memijat dan menyediakan air untukmu mandi." ucap pemuda itu dengan bibir mengerucut, matanya berbinar sambil menatap Liu Mei yin dengan wajah memelas.
Liu Mei yin yang akan marah ketika ada yang menyentuhnya. namun, setelah melihat ekspresi polos pemuda tersebut, dia tak jadi marah. ntah kenapa dia merasa tak bisa berbuat apapun, tetapi setelah mendengar ucapan pemuda itu, dia langsung melotot kaget. bagaimana pemuda ini menjadi orang tak tau malu? Sudah idiot tak berfikir ucapannya itu, bahkan tak sesuai dengan wajahnya yang polos. kenapa dia bisa berbicara vulgar seperti itu?.
"Hei sial..... Huh... Lupakan saya bilang sekarang pergi! saya tak butuh budak apalagi orang untuk menghangatkan tempat tidurku." Ucap Liu Mei yin dengan sedikit kesal dan akan kembali berjalan pergi. namun langkahnya sekali lagi terhenti karena lengan bajunya kembali di tarik oleh pemuda idiot tersebut, dia meredam kekesalannya dia berbalik menatap pemuda itu dengan tatapan tidak suka. karena selama ini dia tak suka jika ada yang menghalangi jalannya.
"Nona aku tak punya siapa-siapa lagi disini, aku sendiri dihutan ini. aku bersedia menjadi budakmu." ucap pemuda itu dengan mata berbinar seakan-akan air mata akan menetes kapan saja, dia memegang erat lengan baju Liu Mei yin, tak mau melepaskannya barang sedikit.
"Hmm?" Liu Mei yin menatapnya masih dengan ekspresi datarnya, dia bingung bagaimana ada pemuda tampan nan polos bisa begitu bodoh menyerahkan dirinya kepada orang tak dikenal. bukankah dia hanya memberikannya daging bakar, lalu dia dengan rela menyerahkan dirinya agar dijadikan budak 'idiot macam apa ini yang ku temukan' batin Liu Mei yin yang tak habis fikir.
Pemuda itu merasa bahwa Liu Mei yin masih tak percaya, lalu dia mulai membuat rencana lagi agar Liu Mei yin percaya dengannya.
"nona aku hanya sendirian, aku tertinggal dari rombongan untuk berburu siluman beruang roh di kedalaman hutan lapis 5, tapi aku tak menyangka ternyata mereka sengaja meninggalkanku, lalu mengikatku di sebuah pohon untuk dijadikan makanan siluman, aku benar-benar tak tau harus bagaimana lagi untuk bertahan hidup sendirian, lalu aku berjalan kearah sini dan bertemu dengan nona, bagaimana nasibku jika aku menjadi santapan siluman jelek, nona satu-satunya orang yang bisa menyelamatkanku aku mohon nona, jika nona masih meragukanku, maka aku bisa memberikan nona tubuhku untuk nona dan memperlakukannya semau nona." ucap pemuda itu dengan suara seraknya karena menangis, dia bersimpuh di kaki Liu Mei yin sambil memohon agar Liu Mei yin mau membawanya.
Liu Mei yin melotot sekali lagi dengan ucapan akhir pemuda, tapi itu hanya sekilas digantikan dengan perasaan risih "hei berdirilah jangan lakukan itu,,, kau sangat menyebalkan." ucap Liu Mei yin sambil menarik pemuda itu untuk berdiri, Liu Mei yin kini menatap mata pemuda itu sambil meneliti. apakah ada kebohongan atau kejujuran, jangan sampai dia menyimpan serigala berbulu domba di dalam kandangnya.
Setelah mencari dan meneliti tatapan pemuda tersebut, Liu Mei yin tak menemukan kebohongan. dia berfikir sejenak 'tak ada salahnya jika dia dijadikan pembantuku untuk beres-beres rumah selama aku pergi kehutan, kurasa dia tak memiliki kultivasi, jadi dia bukan ancaman, Liu Mei yin kau memang cerdas' batin Liu Mei yin, dia memutuskan untuk membawanya kembali ke gubuk dan membiarkannya tinggal disana untuk beres-beres rumah terlebih dahulu. karena dia masih akan tinggal disana beberapa Minggu. jadi sebelum dia keluar hutan, dia akan merapikan rumah dan barang-barangnya.
"Baiklah ikut denganku, tapi jangan jauh-jauh sekarang, kita akan beristirahat disini dulu, sebentar lagi malam dan besok kau tinggallah di rumah kayuku. tunggu sampai aku kembali, lalu akan ku antar kau kembali ke rumahmu, kau akan aman disana." ucap Liu Mei yin.
Liu Mei yin tak menyadari ucapannya, toh dia tak perduli dengan ucapan pemuda yang terakhir itu. dia tak tertarik sama sekali dengan tubuh pemuda itu, dia hanya akan menyuruhnya membereskan rumah selagi dia berburu. karena selama dia tinggal di sana, dia jarang mencabut rumput dan menyapu halaman.
Dia sibuk berkultivasi dan belajar alkemis. jadi tau lah bagaimana rupa halaman yang tak terawat. terkadang Liu Mei yin menyuruh Qiulong untuk melakukannya, namun dia tak bisa diandalkan ketika dia disuruh menyapu malah menggunakan kekuatannya, alhasil rumah kayunya hampir roboh seketika itu, dia tak lagi menyuruhnya membersihkan halaman, dan sekarang ada yang menawarkan diri jadi dia tak akan menolaknya.
***
Setelah hari semakin gelap Liu Mei yin duduk dengan pemuda disampingnya yang terus menatapnya dalam diam, namun Liu Mei yin tak perduli, yang dia perdulikan sekarang hanya istirahat. karena seharian ini dia terus berburu spirit stone dan sesekali mengambil tanaman obat, lalu memasukkannya kedalam cincin permata dewa.
Setelah selesai membuat perapian dia menatap pemuda itu "hei siapa namamu? Dan berapa umurmu?." Tanya Liu Mei yin, sebenarnya dia tak perduli sama sekali. namun dia juga berfikir tak mungkin dia akan memanggilnya dengan nama idiot, dia masih memiliki kesopanan tertanam dijiwanya.
Pemuda yang di tanya hanya diam sambil terus menatap Liu Mei yin, Liu Mei yin yang merasa di acuhkan kembali berkata "saya bertanya padamu kenapa malah diam saja! ah sudahlah jika tak ingin memberi tau namamu saya tak akan bertanya lagi." ucap Liu Mei yin yang malas berbicara panjang lebar
Pemuda yang tadinya diam Kini kembali sadar "Oh... I..ya maaf tadi aku hanya sedang memikirkan sesuatu, maaf aku tak fokus, nona bisa memanggilku Yuwen. umurku mungkin 17 tahun nona" ucapnya terlihat malu-malu sambil menggaruk kepala bagian belakangnya.
"Oh, Mei yin emmm...umur 15" ucap Liu Mei yin singkat seperti dia tak yakin dengan umurnya, karena dia tak mengingat tanggal berapa sekarang. terserah dia tak perduli dengan umur yang penting dia menjadi kuat. Biarpun sebelumnya dia berumur 24 tahun namun tubuhnya sudah mati, dan digantikan dengan tubuhnya sekarang masih remaja seutuhnya.
"Yuwen meiyin Yuwen meiyin.." ucap pemuda itu lirih yang hanya bisa didengar oleh dirinya sendiri.
Namun Mei yin yang memilki pendengaran dan penglihatan tajam tentu saja akan mendengarnya, apalagi dia mantan mafia saja kemampuan diatas manusia normal, walaupun ucapan itu seperti suara semut sekalipun dia masih bisa mendengarnya. semenjak kultivasinya meningkat pendengaran, penglihatan dan instingnya juga meningkat pesat.
"Apa yang kau bilang?" Tanya Liu Mei yin dengan suara datar sambil menatap pemuda itu.
Pemuda yang masih dalam pemikirannya sendiri dikejutkan oleh suara Liu Mei yin "ah maaf nona aku... Aku...hehe.. tidak ada." ucapnya menyangkal dengan senyum konyolnya.
Liu Mei yin hanya menatapnya datar. "Jangan berani berniat macam-macam sekarang tidurlah biar aku yang berjaga." ucap Liu Mei yin lalu duduk dengan posisi lotus.
"Ah nona biar aku saja yang berjaga, aku seorang pria bagaimana membiarkan nona yang seorang gadis menjadi penjaga" ucap pemuda bernama shen yuwen itu menolak.
"Jangan panggil saya nona, saya punya nama" ucap Liu Mei yin datar.
"Ah i..ya baik..lah.. Mei yin apa sebaiknya aku memberikan layanan kepadamu? Kurasa kau sedang kelelahan." ucap yuwen dan mendekati Liu Mei yin sedikit demi sedikit.
"Yaaak, jauhkan tanganmu itu" ucap Liu Mei yin yang kini menatap Yuwen dengan tatapan tajam yang menyeramkan.
Glegh
Tangan Yuwen yang akan mencapai pundak Liu Mei yin terhenti seketika, dia merasakan firasat buruk, dia buru-buru menjauhkan tangannya dan kembali duduk di tempat semula.
"maafkan aku, jika aku tak pandai memijat.
sehingga kau tak mau menerima bantuan ku."
ucap Yuwen sambil menundukkan kepalanya seperti orang yang menahan tangisnya, namun siapa yang tau tatapan matanya ketika menunduk benar-benar dingin dan mencekam.
"Aku hanya tak suka orang menyentuhku, hah sudahlah jangan dibahas lagi." ucap Liu Mei yin singkat tak mau memperpanjang masalah, karena dia sudah mengantuk.
Liu Mei yin hanya melihat Yuwen sekilas, sebelum memutuskan untuk memejamkan matanya sambil duduk dengan posisi lotus dan kedua tangannya di taruh diatas pahanya.
"Jika kau lelah maka tidurlah." ucap Liu Mei yin masih dengan mata terpejam, sebenarnya dia tak tertidur karena dia sedang menyerap energi Qi yang berada disekitar, untuk memulihkan kembali qinya, karena seharian bertarung melawan siluman. yah walaupun Qi nya masih sangat banyak tapi dia tak mau menyia-nyiakan kesempatan untuk berkultivasi.
Yuwen hanya mengiyakan dengan mengangguk-anggukkan kepalanya, tanda dia mengerti.
Tanpa Liu Mei yin sadari dari awal Liu Mei yin menutup mata, pemuda yang berada disampingnya tak berniat untuk tidur atau menutup matanya. namun terus menatap Liu Mei yin tanpa berkedip, seakan tak ada objek lain yang menarik selain menatap wajah Liu Mei yin.
'disaat orang lain akan tertarik dengan ketampanan ku, namun dia malah bersikap biasa saja, gadis yang menarik, dengan wajahnya begitu cantik dan mempesona membuatku tak bisa berpaling, aku tak pernah bertemu dengan gadis yang begitu cantik selain dia, Mei yin.. nama yang indah, bagaimanapun kau harus menjadi milikiku,...hei lihatlah bulu matanya yang lentik, bahkan saat menutup matanya sekalipun, alisnya yang tipis hidungnya mancung, bibirnya yang tipis berwarna ceri ah serasa aku ingin merasakannya. sial, kenapa jadi begini peikiranku? apakah aku sudah gila? bisa-bisanya aku seperti ini karenamu Mei yin, tapi aku suka itu, aku benar-benar harus menjadikanmu milikku selamanya. hanya kau wanita milik Shen yuwen' batin Yuwen atau Shen Yuwen. dia menggelengkan kepalanya untuk fokus. namun tak berselang lama, dia kembali memperhatikan wajah gadis disampingnya tanpa menoleh sedikitpun. ntah apa yang dia pikirkan setelahnya, yang pasti kini dia menatap Liu Mei yin dengan tersenyum, sesekali dia menggelengkan kepalanya.
Di atas sebuah pohon, tak jauh dari tempat Liu Mei yin duduk dengan pemuda yang terus memperhatikannya, seorang pria dewasa dengan stelan hitam menatap kerah tempat Liu Mei yin dengan tatapan tak percaya.
"oh tuanku akhirnya kau menemukan calon istri yang pas untukmu, ku harap kakek tua itu tidak bisa terus menerus memaksa tuan untuk mencari calon istri." ucap pria tersebut sambil menghapus air matanya yang menetes dengan sapu tangan, karena dia tau bagaimana perjuangan tuannya hingga saat ini.
***
Keesokan paginya Liu Mei yin membuka matanya kembali, lalu memperhatikan sekeliling dan mendapati seorang pemuda tampan sedang berbaring disampingnya, dan betapa kagetnya dia sekarang, karena keadaannya yang di peluk oleh tangan pemuda itu dengan erat. bukankah tadi malam dia duduk sambil menyerap qi disekitarnya?, lalu bagaimana dia bisa dalam keadaan berbaring dan....."aaaaaaa......" Teriak Liu Mei yin dengan kencang hingga membangunkan pemuda yang sedari tadi terlelap disamping Liu Mei yin.
"ada apa nona Mei yin?" Tanya Shen Yuwen dengan muka bantalnya masih tak tau situasi.
"Dasar pria mesum beraninya kamu menyentuhku, akanku beri kau pelajaran." ucap Liu Mei yin sembari melepaskan tangan pemuda tersebut dari perutnya dan melayangkan pukulan ke wajah shen Yuwen dengan kekuatan penuh, Shen yuwen yang tak siap langsung terjungkal karena pukulan Liu Mei yin yang tiba-tiba. dia masih tak tau apa yang terjadi.
Shen Yuwen yang masih bingung, setelah menstabilkan duduknya sambil memegang wajahnya yang sakit di bagian pipinya, menatap Liu Mei yin dengan tatapan tajam, namun dia tepis sekilas dan kembali memasang wajah polosnya
"nona Mei yin, apa yang kamu lakukan kepadaku. ini begitu sakit. aduh apa salahku?." ucap Shen Yuwen dengan nada sedih dan akan menangis.
"nona Mei yin jika aku ada salah, coba nona beri tahu kepadaku." ucap shen Yuwen yang akan meneteskan air matanya sambil memegang wajahnya yang bengkak.
Liu Mei yin yang melihat itu sama sekali tak kasihan, dia hanya menatap pemuda tersebut dengan tatapan datar.
Namun Shen Yuwen yang merasa Liu Mei yin tak peduli dengannya merasa bahwa usahanya untuk menarik perhatian Liu Mei yin kurang. Jadi dia melancarkan aksinya.
"Hu hu hu, aku hanya anak yang malang di tinggal oleh orang tuaku.." ucap Shen yuwen yang mulai menangis, seakan mendalami perannya dia terus menangis tanpa tahu bahwa dirinya adalah seorang pria.
Liu Mei yin yang sebelumnya tidak perduli sama sekali, sekarang dia sedikit luluh ketika mendengar ucapan Shen Yuwen yang mengatakan bahwa dia anak malang. Dia merasakan perasaan yang sama. Dia hanya anak malang yang tidak tahu siapa orang tuanya.
Liu Mei yin mulai luluh, dia jadi gelagapan sendiri, "ah a..ku, saya tak sengaja lagian kenapa kamu tiba-tiba memelukku, saya sudah bilang saya tak suka disentuh." Liu Mei yin berusaha menjelaskan alasannya seakan dia habis dimarahi oleh suaminya.
Namun shen Yuwen yang melihat ekspresi wajah Gadis itu yang berbeda dari biasanya. merasa senang dan mulai menggoda Liu Mei yin
"aduhh sakit sekali nona Mei yin, aku tak tau seberapa kuatnya dirimu, aku hanya orang biasa tak bisa berkultivasi, aku tak pernah diajarkan oleh orang tuaku cara berkultivasi." ucap Shen yuwen sambil terus memegangi wajahnya yang memerah dengan air mata sedihnya.
Liu Mei yin merasa iba mendengar ucapan Shen Yuwen, langsung mengeluarkan pil berwana biru dan menyerahkannya kepada Shen Yuwen "ini kau obati wajahmu, maaf aku tak bermaksud melukaimu. hanya saja kau juga yang salah.." ucap Liu Mei yin dengan suara lirih diakhir kalimat. namun masih bisa didengar oleh Shen Yuwen.
Shen Yuwen mengambil obat tersebut setelah melihat gadisnya meminta maaf. "Tak apa nona Mei yin, aku juga tidak bermaksud untuk mengambil kesempatan dalam kesempitan. hanya saja, aku kasihan dengan nona Mei yin yang kedinginan tadi malam, jadi aku berinisiatif untuk menghangatkan tubuhmu. agar kau tak kedinginan" ucap Yuwen sambil menghapus air matanya.
Liu Mei yin menatapnya bertanya-tanya 'apa maksud pemuda itu apa aku kedinginan? apakah benar begitu?.' batin Liu Mei yin lalu Liu Mei kembali menatap shen Yuwen sekilas dan mulai merenung mengingat kejadian tadi malam.
***
Setelah Liu Mei yin menutup matanya untuk menyerap Qi "jika kau lelah maka tidurlah" ucap Liu Mei yin masih dengan mata terpejam sebenarnya dia tak tertidur, karena dia sedang menyerap energi Qi yang berada disekitar untuk memulihkan kembali qinya. karena seharian bertarung melawan siluman, yah walaupun Qi nya masih sangat banyak, tapi dia tak mau menyia-nyiakan kesempatan untuk berkultivasi.
Kemudian dia mulai menyerap qi dan menyebarkannya ke meridiannya, untuk memulihkan tenaganya yang terkuras akibat bertarung dengan siluman selama seharian, dia terus menyerap qi dan tak menghiraukan sekitar.
Karena dia tidak merasakan adanya bahaya, jadi dia melepas kewaspadaannya dan fokus untuk menyerap energi Qi disekitarnya.
Sudah beberapa jam berlalu, Liu Mei yin merasa akan mencapai ambang menerobos, dia merasakan ada penghalang yang sangat kuat menekannya. dia terus berusaha untuk bertahan. namun seakan penghalang ini begitu kuat, karena sekarang dia akan menerobos ke ranah ascension, selama 2 bulan ini dia hanya mencapai batas kultivasi Nascent soul tahap akhir, karena di barengi dengan latihan alkemis jadi waktu kultivasinya terbagi.
Dia terus berusaha menembus penghalang, namun penghalang tersebut sangat kuat, dia terus berusaha bertahan sungguh ini sangat menyakitkan dia merasa tubuhnya sangat panas dan dingin seperti ditusuk seribu pedang es. dia menggerakkan giginya menahan rasa dingin dan panas yang menyelimutinya, namun dia tetap tak berteriak kesakitan ntah sudah beberapa lama dia bertahan, dia merasa kesadarannya akan menghilang. namun tiba-tiba ada energi hangat yang mengalir menuju dantiannya dan itu membuatnya nyaman, dan setelah itu dia kembali mencoba menerobos penghalang, dan suara...
booom!
Terdengar di dantiannya. namun ketika dia akan membuka matanya tiba-tiba dia merasakan sebuah kekuatan dahsyat yang membuatnya tak sadarkan diri.
***
Liu Mei yin mengerinyitkan alisnya, ketika mengingat kejadian ketika akan membuka mata.
dia bingung kekuatan apa itu sehingga membuatnya pingsan, untuk saat ini Liu Mei yin tak mau ambil pusing dia akan memikirkannya nanti. setidaknya sekarang dia aman dan tak terjadi apa-apa. dia menatap shen Yuwen didepannya. namun yang dia lihat hanya tatapan polos dan idiot menyapanya, dia kembali termenung.
'apa jangan-jangan dia yang melakukannya?,
tapi dari yang ku amati dia tak memilki kultivasi, lalu siapa yang memilki kekuatan jika bukan dia? Ah sudah nanti saja ku fikirkan' batin Liu Mei yin setelah lama berfikir, dia mencoba mempercayainya walaupun dia tak sepenuhnya yakin. tapi setidaknya dia tak berniat jahat, jadi untuk saat ini dia tepis pikirannya.
Shen Yuwen yang sudah muminum obat yang diberikan Liu Mei yin, seketika itupun wajah bengkak dan merahnyapun hilang, jujur shen Yuwen benar-benar terkejut. Tetapi ekspresinya kembali seperti anak polos yang baru mendapat hadiah dari orangtuanya. dia menatap Liu Mei yin dengan mata berbinar takjub "ya tuhan nona Mei yin, obatmu begitu luar biasa. lihatlah lukaku langsung sembuh, benar-benar obat mujarab." ucap shen Yuwen sambil berdiri melompat-lompat kegirangan seperti anak kecil.
Liu Mei yin yang melihat tingkah laku shen Yuwen hanya menghela nafasnya, dia yakin pemuda tersebut memang idiot dengan prilaku tak sesuai dengan umurnya.