" Maaf Al, kita nggak bisa lanjutin hubungan kita ini."
Sakit hati Alna, tiba-tiba diputuskan oleh sang tunangan yang merupakan seorang tentara. Tanpa ada alasan yang jelas, hubungan yang sudah berjalan 3 tahun itu pupus begitu saja.
Sebenarnya Alna bukan lah korban "Hallo Dek!", karena dia juga merupakan seorang tentara. Ia dan Bimo berada di kesatuan yang sama.
Untuk mengobati sakit hatinya, Alna mengusulkan dirinya sendiri untuk pergi melakukan tugas sebagai seorang dokter di sarang mafia besar yang disinyalir mendanai perang. Tapi siapa sangka sang mafia malah jatuh cinta kepada Alna.
" Aku akan terus mengejarmu meskipun kau menolak ku. Aku bahkan rela membuang semua ini asalkan kau mau menerimaku." Ahmed Yusuf Subrata.
" Tapi aku adalah orang yang ingin menangkap mu." Alna Gyantika Kalingga
Bagaimana kisah cinta Mayor Alna?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon IAS, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Tentara dan Mafia 04
Wilayah Gurun di Timur Tengah
Dor dor dor!
" Bos, Anda terluka! Astaga, darahnya sangat banyak."
" Sial!"
Suara tembakan beradu, membahana memekakkan telinga. Seorang pria tengah memanggul senapan laras panjang harus ditarik oleh anak buahnya karena dia tidak sadar bahwa dirinya terluka.
Padahal peluru yang menembus perut samping perutnya itu sudah sudah bersarang sedari tadi. Darah pun juga mengucur dengan begitu deras.
" Bos, Anda harus segera di rawat. Lagi-lagi begini."
" Jangan banyak omong Ted, sekarang lebih baik kau bereskan sisanya. Aku akan kembali lebih dulu."
Ted hanya bisa membuang nafasnya kasar. Tuannya selalu begitu, dia sudah sampai lelah menasehati tentang apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan oleh sang tuan.
Ahmed Yusuf Subrata, seorang pria berusia 30 tahun yang merupakan ketua mafia dari klan Black Hunter itu tidak boleh ikut berada dalam situasi yang sedemikian. Jika terlambat sedikit saja, maka bisa saja Yusuf kehilangan nyawanya.
" Bos?"
" Kembali ke rumah!"
" Ah, siap!"
Gly sudah paham karena memang dia selalu diminta untuk siap sedia berada di mobil. Jika Yusuf masuk mobil, maka dia harus sudah siap untuk pergi. Hanya tinggal menunggu perintah dari Yusuf saja mau kemana. Dan kali ini adalah kembali pulang.
Bruuummmm
Mobil jeep warna hitam itu melaju dengan kencang. Apalagi saat Gly melihat darah yang terus menerus mengeluarkan darah.
" B-bos."
" Jangan berisik, lihat ke depan, kemudikan mobil dengan baik dan cepat biar segera sampai rumah."
Gly menganggukkan kepala. Meski bukan hanya sekali atau dua kali dia melihat hal seperti itu yakni luka, kematian dan sejenisnya, tapi Gly tetap tidak bisa melihat tuannya yang terluka.
Ckiiiit
Waktu yang digunakan untuk sampai ke rumah ternyata bisa dipersingkat oleh Gly. Dia lalu berteriak kencang memanggil orang rumah terutama dokter yang memang selalu siap berada di sana.
" DOKTER! DARURAT!"
Gly berteriak kencang, dia sangat panik apalagi saat melihat Yusuf sudah tak sadarkan diri. Semua orang menjadi panik seketika. Dokter dan beberapa perawat yang ada di sana langsung melakukan tindakan penyelamatan.
Drap drap drap
" Gly, gimana kondisi Bos?"
" Ted, kau sudah kembali. Bos lagi dioperasi."
" Sial, dokternya lambat banget. Dia tidak bisa bekerja dengan cekatan. Kalau kayak gini, nyawa bos bisa berkurang setiap kali mengalami luka."
Ted mengusap wajahnya kasar. Dia benar-benar khawatir, dokter yang dia rekrut sepertinya kurang kompeten. Namun mencari dokter lain juga tidak mudah.
" Kalau kita nyari dokter dengan cara iklan di media sosial, kira-kira gimana ya Ted? Tapi ya kita musti kamuflase sih ya?"
" Iya lah, kalau yang melamar langsung tahu kita ini organisasi mafia yang ada mereka kabur. Intinya ricuh lah pasti. Apalagi sekarang kita lagi diperhatikan."
Ted dan Gyl sedang membicarakan bagaimana bisa mendapatkan dokter yang memiliki kemampuan dan juga memiliki kegesitan dalam hal mengobati.
Ide dari Gyl untuk memasang iklan sebenarnya buka hal yang buruk. Tapi jika demikian maka mereka harus kembali ke kota dan menggunakan identitas lainnya juga.
" Ya sudah kalau begitu kita kembali lagi saja. Sejauh ini tidak ada urusan yang urgent kan, hanya tadi saja. Dan Bos juga punya perusahaan kilang minyak, jadi kita gunakan saja identitas bos yang itu. CEO AYSOil, sedang mencari dokter pribadi."
Ide cemerlang dari Gyl bisa Ted terima. Awalnya dia ingin mengonsultasikan hal tersebut lebih dulu kepada Yusuf, namun agaknya kali ini Ted akan mengambil keputusan sendiri.
Yusuf harus ditangani oleh dokter yang kompeten dan tidak sembarangan. Dan yang pasti dokter itu faham dengan penyakit yang diderita oleh Yusuf.
Tap tap tap
" Tu-tuan Ted, saya sudah menyelesaikan semuanya. Tuan Yusuf juga sudah dibawa kembali ke kamar dan dipantau oleh perawat. Euhmm begini, ini adalah hari terakhir saya di menjadi dokter di sini. Dan maaf, saya tidak bisa memperpanjang kontrak saya. Jadi, besok pagi setelah memastikan bahwa Tuan Yusuf baik-baik saja, saya akan pergi. Terimakasih dan permisi."
Ted sudah menduganya bahwa dokter tersebut pasti akan berkata demikian. Ini memang sudah menjadi hal yang biasa. Kontrak kerja dokter di bawah Black Hunter hanya 3 bulan, dan rata-rata mereka memilih pergi setelah masa kerja mereka habis meskipun gaji yang diberikan Black Hunter termasuk besar.
Maka dari itu Ted dan Gly sudah bingung lagi untuk mencari dokter lain. Mereka berharap ada yang bekerja lebih lama dari masa kontrak awal.
Sebelumnya ada yang demikian, dia bertahan hingga 27 tahun.
Seperti usia Yusuf, dokter tersebut memang yang merawat Yusuf dari bayi katanya. Namun usianya memang hanya sampai di situ. Dokter tersebut sudah meninggal karena memang sudah tua.
Lalu selama 3 tahun ini, dokter selalu berganti karena hanya bertahan 6 bulan masa kerja saja.
" Tuan Ted, Bos mencari Anda."
" Oh oke. Thank Sel."
Klotak klotak klotak
Cekleek
Klaak
" Bos, ada apa?"
" Siapkan keberangkatan kita ke ibu kota. Kita harus segera meninggalkan tempat ini. Aku punya firasat kurang baik."
Meskipun Ted tidak mengerti, namun baginya apapun perintah dari tuannya pasti harus segera di laksanakan.
Ted bergegas, ia menugaskan Gly untuk memberitahu semua orang agar bersiap.
Rumah itu memang bukan rumah utama, disana tidak banyak orang. Hanya ada satu pelayan, satu koki, dua dokter dan satu perawat.
Selebihnya anak buah Yusuf yakni Ted, Gly dan sekitar 10 orang lainnya yang memiliki kemampuan bertarung dan menembak yang mumpuni.
Memindahkan mereka tentu bukan hal yang sulit. Yang menjadi PR adalah saat ini kondisi Yusuf itu sendiri.
Yusuf baru saja menjalani operasi, tubuhnya pasti masih butuh waktu untuk istirahat tapi dia menginginkan untuk segera pergi.
" Bos, apa kita panggil helikopter saja?"
" Tidak bisa Gly, kita tidak bisa melakukan itu. Yang ada mereka bisa menembak jatuh heli nya sebelum sampai di sini. Tenang saja aku tidak apa-apa. Ada dua dokter bersama ku, mereka pasti akan mengawasi kondisiku. Sekarang cepat bergerak!"
" Baik Bos!"
Srak srak sark
Gredeeeeek
Satu per satu semua orang di rumah itu mulai memasuki mobil. Mereka pergi secara terpisah. Dan yang terakhir merupakan mobil yang dikemudikan Gly dimana Yusuf ada di dalamnya.
Bruuuum
Mobil melaju dengan cepat. Menembus malam dan juga lautan pasir yang membentang. Sesekali mereka melihat ke belakang untuk memastikan kondisi aman.
Masih ada satu mobil lagi yang berada tepat di belakang mobil Yusuf. Mereka memang menjaga agar tidak ada serangan susulan.
" Tampaknya semua aman sampai kita ke perbatasan kota," ucap Yusuf dengan tubuh yang begitu lemas.
" Bos tidak usah memikirkan yang begini. Percayakan saja pada kami Bos."
Blaaaar
Sebuah suara ledakan masih terdengar saat mereka sudah sangat jauh dari rumah yang ditinggalkan.
Firasat Yusuf benar adanya. Firasat tidak enak yang tadi dia rasakan ternyata terbukti dengan meledaknya rumah mereka.
" Aku yakin ada yang tidak beres," batin Yusuf.
TBC
semangat ya