NovelToon NovelToon
Trapped In Forbidden Desire

Trapped In Forbidden Desire

Status: sedang berlangsung
Genre:Cinta Terlarang / Saudara palsu
Popularitas:12k
Nilai: 5
Nama Author: Mutzaquarius

Axeline tumbuh dengan perasaan yang tidak terelakkan pada kakak sepupunya sendiri, Keynan. Namun, kebersamaan mereka terputus saat Keynan pergi ke luar negeri untuk melanjutkan pendidikannya.

Lima tahun berlalu, tapi tidak membuat perasaan Axeline berubah. Tapi, saat Keynan kembali, ia bukan lagi sosok yang sama. Sikapnya dingin, seolah memberi jarak di antara mereka.

Namun, semua berubah saat sebuah insiden membuat mereka terjebak dalam hubungan yang tidak seharusnya terjadi.

Sikap Keynan membuat Axeline memilih untuk menjauh, dan menjaga jarak dengan Keynan. Terlebih saat tahu, Keynan mempunyai kekasih. Dia ingin melupakan segalanya, tanpa mencari tahu kebenarannya, tanpa menyadari fakta yang sesungguhnya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mutzaquarius, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 5

Keesokan harinya, Axeline sudah berdiri di depan cermin, mengenakan kemeja putih yang dipadukan dengan rok midi berwarna hitam. Penampilannya terlihat rapi, tetapi sorot matanya masih menyiratkan kelelahan.

Dia menarik napas panjang, berusaha menguatkan diri. Tangannya terangkat, menatap benda pemberian Keynan yang kini ada di telapak tangannya. Sejenak, ia terdiam, lalu menggenggamnya erat sebelum melangkah keluar dari kamar menuju ruang makan, tempat semua orang sudah berkumpul.

"Selamat pagi, semuanya," sapanya dengan suara ceria yang terdengar dibuat-buat.

"Pagi, sayang," sahut Keyra lembut, matanya mengamati putrinya dengan penuh perhatian. "Kau yakin ingin berangkat? Wajahmu masih terlihat pucat, sayang."

"Aku baik-baik saja, Mom," jawab Axeline cepat. "Lagipula, aku sudah bilang pada Uncle untuk tidak memperlakukanku secara istimewa hanya karena kita masih kerabat. Jadi, aku akan berangkat sekarang."

"Aku akan mengantarmu," suara Axel tiba-tiba terdengar, membuat Axeline sontak mengerutkan kening.

Tatapannya penuh kecurigaan saat menatap sang kakak. "Tumben sekali. Tidak biasanya kau seperti ini. Jangan-jangan ..."

"Ck, jangan berpikir yang aneh-aneh," dengus Axel, melipat tangan di dada. "Aku hanya tidak mau kau kenapa-kenapa. Lagipula, kita punya banyak mobil, tapi kenapa kau justru memilih naik taksi, hah?"

"Aku hanya ingin mandiri, Kak," gerutu Axeline, merasa kesal karena terus diperlakukan seperti anak kecil.

"Sudah, sudah," Alexio menengahi sebelum perdebatan semakin panjang. "Axel benar, sayang. Memang lebih baik dia mengantarmu. Jadi sekarang, lebih baik kau makan dulu. Jangan sampai hanya karena berdebat, kau jadi terlambat."

Axeline mendesah pelan, lalu mengangguk. "Iya, Dad." Axeline duduk di kursinya, menikmati sarapan buatan ibunya. Baru setelahnya, ia berpamitan dan berangkat bersama Axel.

Selama perjalanan, Axeline hanya diam, tatapannya kosong mengarah ke luar jendela. Gedung-gedung tinggi dan hiruk-pikuk jalanan berlalu begitu saja di matanya tanpa benar-benar ia perhatikan.

Axel melirik ke arah adiknya sekilas dengan kening yang berkerut. Semakin lama ia memperhatikan, ia semakin yakin jika Axeline sedang menyembunyikan sesuatu darinya.

"Kau kenapa? Tidak biasanya kau diam setiap bersamaku," ujar Axel tiba-tiba, memecah keheningan.

Axeline tersentak, lalu buru-buru menggeleng. "A-aku tidak apa-apa."

Axel menghela napas. "Jangan berbohong. Aku merasa ada sesuatu antara kau dan Kak Keynan. Ada apa sebenarnya?"

Jantung Axeline berdetak lebih cepat. Tangannya mengepal erat di atas pangkuannya, berusaha menahan gejolak perasaan yang hampir meluap.

"Aku tidak apa-apa, Kak. Sungguh," ucapnya, mencoba terdengar meyakinkan. "Dan soal Kak Keynan ... aku sendiri juga bingung. Kemarin dia bersikap dingin padaku, tapi semalam, dia justru meminta maaf. Mungkin, dia pikir aku seperti ini karena dirinya." Axeline tertawa kecil, memaksakan senyum agar Axel tidak mencurigainya lebih jauh.

Axel menatapnya dalam diam, lalu mengangguk pelan. "Oh, begitu."

Tidak lama kemudian, mobil Axel berhenti di depan gedung pencakar langit dengan logo NA Company yang berdiri megah di bagian atasnya.

"Hati-hati. Jika ada yang mengganggumu, katakan saja padaku," ujar Axel.

Axeline menoleh, menatap kakaknya dengan alis bertaut. "Kenapa begitu?"

Axel menatap lurus ke depan, suaranya terdengar datar, tapi ada ketegasan di dalamnya. "Karena aku kakakmu. Melihat Kak Keynan yang bersikap dingin padamu, membuatku ragu dia akan membelamu."

Axeline terdiam. Dadanya terasa sesak mendengar kata-kata itu. Namun, ucapan Axel berikutnya terasa seperti dorongan kuat yang membuat tubuh Axeline terhempas ke dasar jurang.

"Walaupun Kak Keynan kakak kita, perhatiannya tidak seperti diriku. Ya, mungkin dulu kalian sangat dekat, tapi waktu bisa mengubah segalanya, bukan?"

Axeline memejamkan mata perlahan, menarik napas dalam sebelum menghembuskannya dengan berat. Hatinya terasa semakin sesak dan sakit

"Ya sudah, aku masuk dulu, Kak," ujarnya lirih sebelum akhirnya membuka pintu dan turun dari mobil.

Axel tetap di sana, matanya mengikuti langkah Axeline yang perlahan menjauh menuju perusahaan. Dia merasa ada kegelisahan yang mengganjal di dadanya.

"Aku akan mencoba percaya, Lin," gumamnya pelan. "Tapi, jika sampai kau terluka karena Kak Keynan, aku tidak akan tinggal diam. Aku tidak peduli meskipun dia kakak kita sekalipun." Axel menyalakan mesin mobilnya, lalu melaju pergi, meninggalkan tempat itu.

Sementara itu, Axeline tidak langsung menuju mejanya, melainkan langkahnya berbelok ke arah toilet.

Begitu berada di dalam, tubuhnya melemas, dan tanpa bisa ditahan lagi, air mata jatuh membasahi wajahnya. Ucapan Axel barusan kembali mengingatkannya pada Keynan semalam.

"Aku tahu kesalahanku tidak bisa termaafkan. Tapi ... tapi aku tidak bisa bertanggung jawab, Lin. Maaf."

"Kau harus ingat, Lin. Kita saudara. Kita tidak mungkin menikah. Jadi, aku mohon kau mengerti."

Suara itu terus terngiang di kepalanya, membuat dadanya semakin sesak.

"Aku akui, aku mencintaimu, Kak. Aku pikir kita bisa bersama. Tapi sepertinya ... memang tidak seharusnya kita seperti ini."

Axeline buru-buru menghapus air mata. Ia menarik napas dalam-dalam, mencoba menenangkan dirinya. Setelah merasa cukup baik, ia keluar dari toilet dan membulatkan tekadnya melangkah menuju ruangan Keynan.

Tidak membutuhkan waktu yang lama, Axeline sampai di depan ruang CEO. Tangannya mengepal erat, dadanya naik turun, berusaha mengendalikan emosinya. Setelah menarik napas dalam, tanpa ragu ia membuka pintu begitu saja, tanpa mengetuknya terlebih dahulu.

Keynan yang tengah fokus pada pekerjaannya sontak tersentak kaget. Matanya membulat melihat Axeline berdiri di ambang pintu dengan ekspresi datar, namun sorot matanya menyiratkan sesuatu yang lebih dalam.

"Axeline? Ada apa kau kemari?" tanya Keynan, berusaha membaca situasi.

Tanpa menjawab, Axeline melangkah mendekat. Tangannya terangkat, lalu dengan cepat melemparkan sesuatu ke atas meja di depan Keynan.

"Aku ke sini untuk mengembalikan benda itu." Suaranya terdengar dingin dan menusuk. "Tenang saja, aku sudah meminumnya. Dengan begitu, aku tidak akan hamil, bukan?"

Keynan menunduk, menatap obat pencegah kehamilan yang kini tergeletak di depannya. Napasnya terasa berat. Saat ia kembali menatap Axeline, ada sesuatu dalam tatapan gadis itu yang membuatnya semakin sesak.

"Aku tahu kau kecewa, Lin. Tapi ... " Keynan tidak sempat menyelesaikan ucapannya karena Axeline sudah mengangkat tangan.

"Aku mengerti," potongnya cepat. "Untuk itu aku datang kemari. Hanya saja, aku kecewa karena kita bisa berbicara seperti ini setelah semua ini terjadi. Jika tidak, kau pasti masih akan tetap mendiamkan ku, bukan? Hah ... aku sungguh bodoh." Suara Axeline terdengar getir, hampir bergetar.

Tanpa ragu, ia meraih kalung yang melingkar di lehernya, kalung dengan liontin setengah hati yang dulu diberikan Keynan kepadanya. Dengan satu tarikan keras, rantainya terputus. Ia memandanginya sejenak, lalu melemparkan kalung itu ke arah Keynan.

"Terima kasih."

Itu kata terakhir yang keluar dari bibirnya sebelum ia berbalik dan melangkah keluar, meninggalkan Keynan yang masih terpaku di tempatnya.

Keynan terdiam. Matanya jatuh pada kalung yang kini berada di genggamannya. Jari-jarinya mengepal erat saat menggenggam liontin itu, napasnya berat, sementara ekspresinya menggelap.

Axeline baru saja pergi, tetapi sesuatu di dalam dirinya terasa hancur berantakan.

1
+62 88
berapa episot lagi buat dia ga waras? 😒
Nar Sih
jdi laki,,yg tegas keynan jgn grgr ancaman dri agnes kmu jdi lembek ,
Miya Gelliant Troufella
sama-sama kak author. semangat lanjutt
jaran goyang
𝙖𝙦 𝙨𝙠𝙞𝙥... 𝙠𝙧𝙣 𝙖𝙦 𝙜𝙠 𝙨𝙠... 𝙡𝙠𝙞 𝙡𝙤𝙣𝙜𝙤𝙧.... 𝙜𝙠 𝙠𝙚𝙟𝙖𝙢.... 𝙖𝙖 𝙮𝙜 𝙨𝙠
jaran goyang
𝙟𝙖𝙡𝙣𝙜 𝙗𝙚𝙧𝙖𝙠𝙨𝙞
jaran goyang
𝙢𝙖𝙣𝙜 𝙠𝙖𝙪 𝙥𝙚𝙣𝙜𝙚𝙘𝙪𝙩
jaran goyang
𝙖𝙦 𝙟𝙞𝙟𝙞𝙠 𝙡𝙞𝙖𝙩 𝙠𝙖𝙪... 𝙡𝙠𝙞 𝙡𝙚𝙢𝙤𝙩... 𝙜𝙠 𝙩𝙩𝙥 𝙨𝙢 𝙥𝙣𝙙𝙧𝙞𝙖𝙣
Fitri Yani
goblok lu Ken,cm karna vidio disebarkan kamu menyakiti hati perempuan blain, harusnya kamu cepetan jujur Ama orang tuamu biar si Agnes mati kutu misinya GX berhasil, ntar giliran axelin pergi jauh baru tahu rasa lo
jaran goyang
𝙖𝙦 𝙨𝙠𝙞𝙥
Miya Gelliant Troufella
👍👍
Nar Sih
emang kmu itu pengecut keynan ,harus nya kmu jujur pada org tua mu juga org tua alin bukan marah,,ngk jls🤣🤣
+62 88
tingkat gila 10%
Nindyaputri Pangestika
pengecut
+62 88
😒 hoser
axm
ah percuma keynan ama agnes aja takut gak gentle ah ,siap2 menyesal aja keynan kl masih pengecut/Facepalm/
Nar Sih
semakin ngk ngerti dgn sikap keynan semakin ngk jls
✯Fᴀᴋᴇ 𝐅✯ʰⁱᵃᵗᵘˢ: Dia itu, anu. Egois, Pengen enaknya sendiri /Facepalm//Facepalm//Facepalm//Facepalm/
total 1 replies
Bunda'nya Alfaro Dan Alfira
akhirnya xelin pergi eh ngak tau nya hamil ya kan..🤭🤭
Bunda'nya Alfaro Dan Alfira: hahaha...boleh juga tu
✯Fᴀᴋᴇ 𝐅✯ʰⁱᵃᵗᵘˢ: Kalau gagal, tinggal coba lagi/Facepalm/
total 4 replies
Bunda'nya Alfaro Dan Alfira
pengen gigit keynan boleh ngak sih gerget banget aku tuh....
✯Fᴀᴋᴇ 𝐅✯ʰⁱᵃᵗᵘˢ: Brakot aja, bunda/Determined/
Bunda'nya Alfaro Dan Alfira: iya kan kk biar kapok dia ihh gerget nya aku
total 3 replies
+62 88
beneran al pengen keynan gila.. ☺️
+62 88: kaya ga ada ahlak 😭
✯Fᴀᴋᴇ 𝐅✯ʰⁱᵃᵗᵘˢ: Gila, tapi kaya. Hmmm🤔🤔🤔
total 2 replies
Nar Sih
keseelllll🤣🤣dgn keynan yg nyebelin ...enk bnr mainin hti alin seperti pepatah udah manis sepah di buang ,dan lelaki yg seperti itu bagus nya di gantung saja /Sob/
✯Fᴀᴋᴇ 𝐅✯ʰⁱᵃᵗᵘˢ: Eman, dia kaya, lho/Facepalm/
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!