Sepasang suami istri paruh baya sedang berboncengan motor yang baru saja pulang dari pasar menemukan keranjang bayi didekat jembatan yang tidak jauh dari rumah mereka berdua.
bayi mungil sangat cantik tubuhnya yang masih merah baru lahir hanya dibungkus dengan kain bedong dan selimut bayi.
disampingnya ada secarik kertas bertuliskan " tolong rawat bayi ini dengan baik, suatu saat nanti ada orang yang akan menjemputnya " isi pesan didalam kertas tersebut.
dan didalam amplop surat tersebut terdapat Kalung emas putih terdapat liontin berinisial "A.S ".
karena adanya inisiatif huruf tersebut pak Angga dan istrinya Ajeng memberi nama bayi cantik tersebut " Amira Saraswati".
nama itu yang terbesit dipikiran mereka berdua.
mereka berdua merawat Amira penuh kasih sayang kayaknya seorang anak kandung mereka.
pak Angga dan istrinya memiliki seorang putra tunggal yang bernama Rahmad Darmawan berusia 25 tahun yang sudah menikah dan memilih tinggal dirumah istrinya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ersy 07, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bertemu Tante Sandra
Setelah Johan masuk ke dalam mobil , Johan melihat bosnya sedang melamun.
" Bos kita langsung ke kantor atau pulang ke rumah saja , sepertinya anda sedang banyak pikiran saat ini " ucap Johan .
" Aku bingung Jo, kalau ke kantor pikiranku sedang tidak tenang tapi kalau pulang ke rumah pasti anak anak pada menanyakan soal mamanya.
Aku harus apa Jo, aku enggak tega melihat wajah sendu kedua anakku saat mereka menanyakan tentang mama mereka, aku harus bagaimana lagi Jo " jawab Dion benar benar frustasi saat mengingat wajah ke dua putranya.
" Bos mending ikutan aplikasi biro jodoh saja , siapa tau ada salah satu perempuan yang akan jadi jodoh anda .
Itu hanya saran dari saya bos hehehe ..., bos kan tau sendiri saya juga jomblo abadi entah kapan saya bisa merasakan surga dunia seperti kata orang orang " ucap Johan nelangsa dengan nasibnya sudah umur hampir kepala 3 namun belum pernah memiliki kekasih.
" kamu serius ingin tau rasanya surga dunia itu seperti apa ?
Aku kasih tau ya Johan, rasanya itu kayak makan sate kambing.
Kalau porsi terlalu sedikit kurang tapi kalau terlalu kebanyakan enggak bagus juga buat kesehatan " ucap Dion dengan expresi wajah serius padahal didalam hati Dion tertawa ngakak melihat ekspresi wajah penasaran Johan.
" ah masak sih bos surga dunia rasanya kayak makan sate kambing , saya kan enggak suka sate kambing bos " jawab Johan dengan wajah lesu.
" itu sih masalah kamu sendiri Jo, berarti siap siap saja tidak bisa menikmati surga dunia " ucap Dion dengan wajah tengil.
" ah bos pasti bercanda kan, masak bercinta dengan wanita rasanya kayak sate kambing " gerutu Johan langsung tancap gas tak sadar membuat Dion terkejut.
" eh Johan kampret pelan pelan bawa mobilnya, mau saya potong gajimu bulan ini 90% " ancam Dion dengan nada ketus.
" loh kalau potong 90% saya dapat gaji berapa bos ?
Bos bercandanya enggak lucu tau " rengek Johan takut gajinya dipotong.
" mangkanya bawa mobil pelan pelan saja, saya juga masih pingin makan sate kambing ke dua kalinya " celetuk Dion tanpa sadar .
Dasar bos somplak batin Johan dengan expresi wajah datar.
" kamu jangan mengumpat dalam hati Jo, kamu mau saya potong beneran gajimu 2 bulan " ucap Dion dengan nada mengancam.
" jangan bos, saya minta maaf dan saya tidak mengumpat dalam hati kok bos " bohong Johan dengan ekspresi wajah menyakinkan.
Mana mungkin dia berani jujur kalau barusan ngatain bosnya didalam hati bisa dipecat langsung sama bosnya, nasib seorang bawahan batin Johan nelangsa.
" jadi bos saat ini tujuannya kemana biar saya antarkan sampai tujuan " tanya Johan kepada bosnya.
" Langsung ke kantor saja Jo, pikiranku sedikit tenang berkat ingin makan sate kambing tadi hahahah " jawab Dion dengan tertawa ngakak.
" ah syukurlah kalau bos sudah tenang " jawab Johan.
....(\*\*)....
Disisi lain ....
Pagi ini Amira berniat akan pergi ke tempat kerjanya ingin menemui bosnya.
Pagi itu setelah memasak untuk sarapan , Amira sudah siap dengan gamis warna hijau muda bermotif bunga kecil serta hijab dengan warna senada.
Amira akan pergi ke toko tempat kerjanya selama beberapa bulan terakhir ini.
Sebenarnya aku masih betah kerja ikut Bu Sandra, selain bu Sandra sangat baik teman teman kerja juga baik semua.
Ya Allah apa benar ini keputusan yang terbaik yang akan aku ambil.
Sebenarnya aku masih ragu kerja di restoran punya Tante Marina dan jarak ke kosan juga semakin jauh.
Apalagi jarak ke rumah pelangi pasti tambah jauh sekali batin Amira.
Saat masih di depan kosannya tiba tiba ada tetangga yang menyapa Amira " mbak Mira , kenapa kok ngelamun pagi pagi gini " sapa tetangga samping kosan Amira.
" eh enggak kenapa napa mbak , hanya lagi mikir kayaknya ada yang kelupaan mbak hehehe " ucap Amira nyengir sambil garuk pelipisnya.
" owalah gitu to, lain kali jangan ngelamun lagi takutnya ada cowok ganteng nyamperin kamu nanti " jawab tetangga kos sambil terkekeh kecil.
" ah mbak ada ada aja " ucap Amira sambil menggelengkan kepalanya.
Yaudah mbak, aku berangkat kerja dulu ya assalamualaikum..." pamit Amira sambil mengendarai motor maticnya.
" wa'alaikum salam..iya mbak hati hati dijalan " ucap tetangga kos Amira.
" siap " jawab Amira sambil tersenyum simpul.
30 Menit Kemudian ...
Sebuah mobil mewah warna putih berhenti tepat didepan pagar kos kosan tempat tinggal seseorang yang sangat ia rindukan beberapa hari ini .
Sudah setengah jam ia menunggu,
Namun yang ditunggu tunggu tidur muncul juga.
Amira kemana ya , apa dia libur kerja tapi kemarin dia kasih tau kalau hari ini kerja masuk pagi batin Devan.
Mending aku telfon sajalah, dari pada aku nungguin tapi tidak jelas dimana keberadaannya takutnya udah ditempat kerjanya ucap Devan sambil mencari nomor Amira.
Tut ..Tut.. Tut...
Enggak diangkat... telfon lagi ..
Tut ..Tut... Tut..
Enggak diangkat lagi , sebenarnya dimana Mira apa masih tidur jam segini kayaknya enggak mungkin deh Mira jam segini masih tidur gumam Devan .
Ah lebih baik aku datang langsung ke toko saja tempat dia kerja batin Devan segera masuk kedalam mobilnya.
Setelah mengendarai mobilnya beberapa menit, Devan sampai di depan toko buku terbesar dikota ini.
Oh disini ternyata tempat kerjanya Amira TOKO JENDELA DUNIA batin Devan melihat papan nama toko diatas.
Tempat kerjanya jendela dunia, yang kerja bidadari surga gumam Devan tersenyum tipis saat mengingat wajah cantik Amira.
" Permisi saya mau lewat tuan " ucap seseorang dari arah belakang Devan.
Devan yang mendengar suara seseorang yang tidak asing ditelinganya langsung berbalik badan untuk memastikan jika orang tersebut orang yang sangat ia kenali.
" Tante Sandra " ucap Devan terkejut saat melihat seorang wanita yang sangat ia kenali.
" Devan ..." ucap wanita tersebut yang tak lain adalah Sandra bos Amira sekaligus pemilik toko buku ini.
" Ya Tuhan...Devan kamu udah dewasa nak, semakin tampan keponakan tante.
Kita udah berapa lama tidak bertemu Dev ?"terakhir Tante ketemu kamu waktu kamu masih umur 6 tahun ya kalau enggak salah " ucap Sandra mencoba mengingat kenangan belasan tahun lalu.
" iya tante , kita udah lama tidak ketemu terakhir kita bertemu saat tante sekeluarga memutuskan tinggal di luar negeri setelah .." Devan tidak melanjutkan ucapannya karena melihat wajah sendu Sandra.
" iya kamu benar Tante dan Om Revan memutuskan pindah ke luar negeri setelah putri kami dinyatakan meninggal.
Padahal Tante dan Om sangat yakin bahwa bayi yang Tante lahirkan sangat sehat dan sangat cantik sekali persis wajah suami Tante.
" maaf tante , Dev enggak bermaksud mengingatkan kejadian itu.
Tante dan Om bagaimana kabarnya sekarang, dan Tante sedang apa disini atau mau beli buku ?" tanya Devan mengalihkan pembicaraan mereka.
" Alhamdulillah kabar Tante dan Om baik Dev, bagaimana kabarmu sekeluarga ?" tanya Sandra.
" Kami juga baik te, mama dan papa sekarang masih di Singapura mungkin mereka mau buatkan Dev adik baru te " ucap dengan expresi cemberut.
" hahahaha kamu ada ada aja Dev..Dev , tapi enggak papa sih kan kamu dan Bryan udah besar " ucap Sandra dengan senyum menggoda.
" ogah lah te, dirumah ada bocil satu aja udah berisiknya minta ampun ' gerutu Devan saat mengingat tingkah laku keponakannya.
" Bocil anak siapa Dev, anakmu atau anaknya Bryan ?" tanya Sandra penasaran.
" anaknya almarhum kak Anggita dan kak Rehan " jawab Devan , giliran Devan yang wajahnya sedih saat mengingat peristiwa kecelakaan pesawat kakaknya dan kakak iparnya saat akan pergi urusan pekerjaan.
" innalilahi...maaf Tante tidak tau Dev, karena Tante dan Om putus komunikasi dengan kedua orang tuamu setelah beberapa tahun kami tinggal diluar negeri.
Tante turut Berdukacita Dev " ucap Sandra.
" iya te , terimakasih " jawab Devan tersenyum simpul.
" Oya Tante lupa kasih tau kamu , toko buku ini milik Tante.
Sudah 5 tahun ini toko ini Tante beli dari pemiliknya.
Dulu ini sebuah butik baju pengantin Dev, karena pemilik sedang mengalami kebangkrutan jadi bangunan terbengkalai.
Nah sejak Tante dan Om kembali ke sini Tante sengaja mencari kesibukan.
Pada akhirnya bangunan yang terbengkalai itu sama suami tante dijadikan sebuah toko buku, begitu ceritanya " ucap Sandra.
" ayok masuk kedalam, kaki tante udah mulai pegel sejak tadi berdiri terlalu lama " ajak Sandra kepada Devan.
" Baik Tante " jawab Devan menyetujui ajakan teman lama orang tuanya.