Demi menutupi skandal adik dan tunangannya, Haira terpaksa menerima pertukaran pengantin. Dia menikah dengan pria yang akan dijodohkan dengan adiknya, yaitu Aiden yang merupakan orang biasa.
Bagaimana jika Haira mengetahui bahwa Aiden adalah CEO Alexan Group yang terkenal tajir melintir?
Dan apa yang melatarbelakangi penyamaran Aiden menjadi orang biasa?
Yuk kita simak kisahnya.
Follow instagram @yenitawati24 untuk mendapatkan informasi terupdate.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yenita wati, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Terluka
Pagi itu Haira dan Aiden sudah dalam perjalanan berangkat bekerja.
"Nanti pulang jam berapa sayang?" tanya Haira.
"Hari ini aku pulang di jam biasa, kenapa?" tanya balik Aiden.
"Tidak apa-apa. Nanti sepulang bekerja kita singgah ke warung masakan padang ya, aku ingin makan makanan itu," ucap Haira.
"Baik yang mulia ratu," sahut Aiden yang langsung membuat Haira tertawa.
Sesampainya di kantor Harsya, seperti biasa Aiden mengantar Haira sampai ke depan lift. Beberapa bawahan Haira saling berbisik.
"Lihat, Over Protectif sekali ya. Suamiku saja tidak sampai segitunya saat aku hamil. Bahkan aku melakukan semua sendiri tanpa membebaninya."
Haira sudah naik ke lift. Aiden hendak kembali keluar. Namun, saat melewati wanita yang tadi, dia berhenti dan menatapnya dengan tajam.
"Jika suamimu tidak mau memanjakan mu saat kau hamil, itu bukan salahku. Aku bersikap begitu karena aku sangat mencintainya. Suami yang baik itu akan melakukan apa yang harus dilakukan, tanpa harus menunggu disuruh. Jadi maaf jika kau merasa iri."
Aiden melangkah meninggalkan wanita itu yang saat ini sedang kesal mendengar perkataannya.
"Memangnya siapa dia? Apa dia merasa bahwa dia tuan Alexander sehingga bisa berbicara penuh kesombongan seperti itu?" gerutu wanita itu.
Aiden sudah kembali ke mobilnya. Sepanjang perjalanan, ponselnya terus berdering namun dia tidak mau mengangkatnya. "Aduh siapa sih yang menelepon. Apa dia tidak tau bahwa aku sedang menyetir," gerutu Aiden.
Sesampainya di kantor, Aiden menuju ke ruang rahasia yang ada dilantai bawah kantor Alexan. Dia melihat ponselnya dan ternyata yang sejak tadi menelepon adalah Dean. Dia pun menyentuh logo panggilan pada nomor Dean. Tanpa menunggu nada tut yang kedua, telepon langsung diangkat.
"Halo tuan."
"Katakan."
"Semua pengawal dan detektif sudah mengecek semua tempat yang ada di kota ini namun kami tidak menemukan apapun."
"Jadi hanya ini kau meneleponku?"
"Tidak tuan. Memang ini hanya dugaan, tapi sepertinya..........." Dean menerangkan panjang lebar mengenai pendapatnya.
"Jika benar yang kau katakan? Bagaimana kau melacaknya. Kau bisa terkena pasal jika melakukan itu."
"Tuan benar, tapi kami akan berusaha menyelidiki aktivitas yang paling mencurigai dulu."
"Bagus, lakukan sebisamu. Jika pelaku sialan tertangkap, aku tidak akan mengampuninya. Terlebih jika dia benar musuh ayahku, habis dia!" Menatap tajam ke sembarang arah.
"Baik tuan."
Telepon pun mati.
Aiden segera keluar dari tempat itu dan pergi ke ruangan karyawan biasa. Selama pencarian Sarah, Alexander terpaksa dinyatakan cuti dan si botak Feri yang menghandle perusahaan dan tentunya Aiden akan terus mengawasinya agar dia tidak menyalahgunakan amanah yang diberikan.
*****
Jam pulang kantor pun tiba. Aiden segera menjemput Haira menuju rumah masakan padang. Haira sudah menunggu Aiden di halaman kantor sambil bersenda gurau dengan penyapu jalanan. Haira memang sangat ramah dan sederhana. Dia tidak pandang bulu untuk berteman dengan siapapun.
"Sayang, ayo pergi," ajak Aiden.
"Iya sayang. Bu Ros saya pergi dulu ya," ucap Haira.
"Iya, terima kasih nasi bungkus sama bingkisan nya ya," ucap bu Ros.
Haira mengangguk kemudian memasuki mobil dan mereka pun melaju.
"Bingkisan apa yang kau berikan padanya?" tanya Aiden.
"Seragam, tas sekolah, sepatu dan alat tulis," sahut Haira.
"Untuk anaknya? Kenapa tidak uang saja?" tanya Aiden.
"Dia memang hanya seorang penyapu jalanan, tapi jika aku memberi nya uang, sama saja merendahkannya. Jadi aku memberikan nya dalam bentuk barang sebagai hadiah kelulusan anaknya dari jenjang Sekolah Dasar, pasti dia mau menerimanya," jelas Haira.
"Kau sangat baik, aku bangga padamu." Aiden mengusap rambut Haira.
Mereka telah sampai di sebuah rumah makan padang yang cukup besar. Setelah sampai di area parkir, Aiden keluar terlebih dahulu kemudian berjalan memutar membukakan pintu mobil untuk Haira.
Mereka pun berjalan menuju pintu masuk. Namun naas, saat sedang berjalan tiba-tiba sebuah motor tanpa plat datang tepat menuju Haira berdiri dan Brukkk.
Motor itu berhasil menyerempet.
"Sayang!!!" pekik Haira saat melihat Aiden terjatuh setelah terserempet motor karena berusaha melindungi Haira.
Pemotor itu langsung kabur entah kemana.
Orang-orang yang ada disekitar tempat itu segera menolong Aiden yang dalam keadaan tidak sadar karena kepala bagian belakang terbentur batu dan mengeluarkan darah.
Aiden segera dibawa ke rumah sakit. Sementara para pengawal yang mengikuti nya dari jarak jauh mengejar pemotor itu namun, mereka terkecoh saat memasuki jalan yang terdapat banyak pemotor yang melakukan konvoi dengan merk dan warna motor yang sama dengan pemotor tadi. Para pemotor juga memakai jaket hitam dan helm berwarna hitam. Meski sudah memeriksa satu persatu, mereka tetap tidak menemukan pemotor yang tidak memiliki plat.
Haira terus menangis sepanjang jalan. "Sayang, bangun!!!" pekik Haira.
Sesampainya di rumah sakit, Aiden langsung ditangani di ruang UGD. Tak berselang lama dokter keluar dan menberitahukan bahwa Aiden harus menjalani operasi.
Haira langsung menyetujuinya. Aiden pun langsung dibawa ke ruang operasi. Sedangkan Haira terus saja menangis selama menunggu Aiden menjalani operasi.