Marda menikahi Pendi setelah satu tahun pacaran, namun satu tahun menikah dia mendapatkan teror yang sangat mengerikan sekali. setiap malam di dalam mimpi nya selalu di temui seorang wanita bergaun pengantin penuh darah sembari membawa gergaji mesin, seolah pengantin itu ingin membunuh Marda.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon novita jungkook, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 17. Di datangi lagi
Malam ini Marda tidur di rumah sakit karena dia memang harus di rawat akibat luka luka yang ia alami, Pendi masih pulang kevila untuk mengambil barang barang yang di perlukan oleh istri nya. sebab saat berangkat memang tidak bawa apa apa, nama nya saja saat itu sangat terburu buru sehingga tidak sempat mau mengambil barang.
Yang di pikirkan Bu Asih saat itu hanya agar Marda selamat dulu, mereka juga sangat berterima kasih pada orang orang yang sudah menolong dan juga membantu. sebab bila tidak di tolong oleh mereka maka nyawa Marda tak mungkin selamat, Bu Asih dan Mona adalah malaikat penolong nya.
"Masa iya aku cuma halusinasi." Marda bergumam pelan saat sendirian.
Soal penampakan itu sampai saat ini pun ia masih ragu, apa lagi Pendi yang sangat keras mengatakan bahwa itu tidak benar ada nya. maka semakin ragu juga lah Marda untuk percaya, padahal sudah jelas saat itu ia memang melihat bagai mana arwah yang sedang berusaha mencelakai nya.
Di mulai dari mimpi nya yang sangat buruk dan juga soal pendengaran di kamar atas, semua nya berurut satu demi satu di dalam hidup Marda. namun tetap saja ia menolak dengan keras, tak akan bisa percaya apa bila Pendi sang suami masih menyangkal nya juga dan mengatakan itu hanya halusinasi akibat mendengarkan omongan orang.
"Mudah mudahan setelah ini aku pulang kesana tidak ada apa apa." harap Marda.
Sebab hanya vila lah tempat yang bisa ia tinggali dengan gratis, mau punya rumah pun uang nya belum cukup untuk membeli. dari pada makan hati tinggal dengan mertua, maka rasa nya lebih baik tinggal di vila itu saja.
Kleeek.
"Mau di apa kan aku malam malam begini, tadi kayak nya udah di cek." gumam Marda.
Tapi sudah di tunggu nya lama pun suster yang biasa mengecek malah tidak muncul, sedangkan yang tinggal dalam ruangan ini hanya diri nya saja. di sebelah Marda ada tirai yang menutupi pintu masuk dan keluar, jadi Marda tidak bisa mau melihat siapa yang datang.
"Suster?" Marda memanggil nya untuk memastikan.
Tidak ada jawaban dari orang yang masuk, itu jelas ada yang masuk karena tadi pun ada langkah kaki mendekat. namun tak kunjung sampai di ranjang nya Marda, mau menyingkap tirai pun tidak bisa karena kaki yang sangat sakit untuk bergerak.
"Mau cek infus ya, Sus?" tanya Marda lagi mengharap kan jawaban.
BRAAAAK.
"ALLAHU AKBAR!" Marda terpekik karena ada suara menghantam lantai sangat keras.
Drooooonn, Droooon.
"Apa itu, suara apa?!" Marda panik karena ini bila tidak salah adalah suara mesin gergaji potong.
"Matiiiii....
"Aaahhhkkk!" Marda menjerit kencang melihat pengantin setan melayang membawa gergaji mesin.
Slaaaaap.
"Apa ini, Ya Allah!" Marda panik karena dari atas sampai ujung kaki tubuh nya terbungkus kain.
Tidak bisa lagi mau melihat wajah setan yang barusan mendatangi nya, bukan mau terus melihat tapi kalau di bungkus mendadak begini rasa nya panik juga. takut bila tiba tiba di potong dengan gergaji nya, sebab suara mesin masih terus terdengar di telinga nya Marda yang sekarang sedang di bungkus seperti mayat, tidak ada satu orang pun yang tau soal ini.
"Mati lah, temani aku di sana!" pengantin setan kembali bersuara.
"Lepaskan aku! lepaaaasss." Marda berteriak kencang.
"Aku tidak ingin sendirian, apa kau tidak ingin menemani aku di sana?" tanya pengantin setan dengan suara nya yang serak.
"Eeggghhkk, lepaskan lah aku!" Marda kejang karena sedak di dada nya akibat di pijak oleh setan yang mendatangi nya ini.
Tes, Tes.
Bahkan dari balik kain yang mendadak menutupi tubuh nya seperti kain kafan, ada juga darah yang menetes deras tepat di bagian wajah membuat Marda gelagapan mau mengelak nya. rasa sakit di kaki juga makin menjadi karena pengantin setan menginjak tubuh nya Marda, membuat pemilik tubuh tidak bisa berbuat apa apa.
"Aaaagkkkk, lepaskan aku!" Marda kian histeris karena darah semakin banyak.
"Akuuuu tidak akan melepaskan muuuhhhh!" seringai pengantin setan.
"Tolooooong, Abang tolong akuuuu!" Marda menggeliat kesana kemari karena wajah sudah basah kuyup dengan darah yang keluar.
"Eeeghhhkk!" Marda mendelik karena kaki menginjak leher nya kencang.
Sudah meronta sekuat tenaga tapi tetap saja tidak bisa mau lepas, cuma tangan yang di infus itu saja yang menggapai gapai ingin minta tolong. sangking Marda terus bergerak tidak mau diam, infus tersebut sudah naik darah nya kedalam botol dan jarum yang ada di dalam kulit tidak karuan lagi bentuk nya.
"MARDA!" Pendi datang dan mengguncang tubuh istri nya yang kaku.
Panik juga pria ini karena tubuh istri nya terbungkus seperti mayat, kaki yang di biasa nya di taruh atas bantal juga sudah kemana mana dan infus yang penuh dengan darah tak luput dari perhatian nya. segera ia memanggil dokter agar menangani sang istri, dokter pun tak kalah kaget nya melihat keadaan Marda.
"Silahkan keluar dulu, kami akan menangani nya." Dokter sigap mengurus Marda yang sudah pingsan.
"Tolong istri saya ya, Dokter!" Pendi takut sekali melihat keadaan Marda.
"Kami pasti akan membantu nya." angguk Dokter yang sudah serius.
Pendi keluar bersama dengan seorang pria bernama Ardi, dia adalah teman nya Pendi sejak dulu. mereka memang berkawan sebanyak lima orang, selalu bersama sama dan kerap liburan bersama juga walau pun sudah sama sama menikah, tidak ada saling menjelakan walau sebenar nya Pendi lah yang paling miskin dalam pertemanan mereka.
"Astaga, bagai mana ini?" Pendi mengusap wajah yang tampan, lengkap dengan kumis tipis di atas bibir nya.
"Ku rasa ada orang yang masuk, maka nya dia bisa di celakai begitu." ujar Ardi.
"Siapa juga yang masuk, tidak mungkin dan aku juga tidak ada musuh di sini." sahut Pendi pelan.
"Setidak nya cari kan dulu dukun lain yang paten, atau perlu kau cari lah ustad dan bawa kesini." saran Ardi.
"Gila kau, aku tidak kau cari masalah ya!" teriak Pendi.
"Aku sebenar nya juga pusing." keluh Ardi setelah barusan memberikan saran.
"Kenapa?" Pendi menatap sahabat nya ini.
"Anak ku juga sakit, Pen." jawab Ardi pelan karena anak nya memang sedang sakit keras.
Pendi menarik nafas berat karena sekarang memang sangat pusing, sudah lah memikirkan biaya rumah sakit yang tidak sedikit. belum lagi memikirkan soal Marda yang sakit nya aneh, apa lagi istri nya sudah sibuk membahas soal setan yang ada di dalam vila.
Hallo guys lebaran kelima ini, othor belum keliling tetangga juga😭
jadi merinding kan... makin nggak bisa tidur... ya Alloh Gusti... kalo jadi Marda ya wajar kalau langsung syok... jadi patung... pasrah deh mau dimakan atau mau digergaji....
lah.... jadi kena beneran yang bvnvh diri... nyesel lo Ardi... gara-gara kenikmatan sementara, lo kehilangan anak... bentar lagi juga kehilangan bini Lo.... mungkin juga nyawa Lo...
korban nya cukup suami mereka saja Thor,,dn para istri tahu cerita tentang bejat nya para suami mereka.
tetep semangat 💪 Thor..