NovelToon NovelToon
Kawan Serumah

Kawan Serumah

Status: sedang berlangsung
Genre:CEO / Aliansi Pernikahan / Nikah Kontrak / Pernikahan Kilat / Percintaan Konglomerat / Cinta Seiring Waktu
Popularitas:1.7k
Nilai: 5
Nama Author: Karangkuna

Mereka bertemu dalam tujuan masing-masing. Seperti kata temannya dalam hubungan itu tidak ada perasaan yang dipertaruhkan hanya ada profesionalitas semata.

Bersama selama tujuh bulan sebagai pasangan suami-istri palsu adalah hal yang mudah pikir mereka. Tapi apakah benar takdir akan membiarkannya begitu saja?

"Maksudku. Kita tidak mudah akur bukan? kita sering bertengkar dan tidak cocok."

"Bernarkah? tapi aku merasa sebaliknya."

***

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Karangkuna, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

19. Ada Apa Dengan Pria Itu ?

Setelah pulang dari rumah sakit kemarin sore Baswara langsung mendatangi restoran di mana tadinya mereka akan makan bersama. Ia mendapati tidak ada wanita itu di sana lantas ia masuk kembali ke dalam mobilnya dan mengecek ponselnya yang baru saja diisi. Pesan masuk dari Jona dibacanya dengan seksama, wanita itu tadi menunggunya sangat lama pikirnya.

Rasa bersalah menyelimuti dirinya saat itu, dia kembali kerumahnya berharap dapat menemukan Kani dan menjelaskan perihal kenapa dirinya tidak bisa memenuhi janji.

Sesampainya dirumah ia tidak menemukan Kani di sana, Baswara khawatir akan keberadaanya saat ini dan dia mencoba untuk menelepon Axel siapa tau pacarnya sedang bersama dengan Kani.

"Maaf Bas, Chika tidak bersama dengan Kani," ucap Axel dari seberang telepon.

Pria itu semakin panik dan berusaha menghubungi ponsel wanita itu yang tidak aktif sedari tadi. Baswara menggusar rambut dengan jarinya dan terus berusaha memikirkan di mana keberadaan wanita itu.

Berjam-jam Baswara menunggu di rumah namun Kani tidak kunjung pulang, sudah entah yang keberapa kalinya dia mencoba menelepon wanita itu tapi tidak ada hasil. Kemudian Baswara ingat suatu hal, dia bergegas masuk ke dalam ruang kerjanya dan membuka sebuah berkas yang di dalamnya ada data diri Kani lengkap dengan alamat rumah neneknya, dia pasti ada di sana pikirnya.

Baswara membawa mobil itu melaju kencang menembus jalanan yang semakin sunyi, sesampainya di sebuah rumah bercat merah bata ia mematikan mesin mobilnya dan mengecek kembali nomor rumah yang tertera di kertas kecil yang dipegangnya.

Penampilannya sudah terlihat memprihatinkan dia mengenakan setelan kerjanya yang berwarna hitam, setelah melepas jas dan melemparkan dengan asal ke kursi belakang dia pun menggulung lengan kemeja hitam memperlihatkan jam di tangan kirinya yang sudah menunjukkan waktu hampir jam 2 dini hari. Ia pun turun dari mobilnya dengan perasaan campur aduk ingin segera menemukan wanita yang mengisi kepalanya seharian itu.

Tanpa ragu ditekannya bel berulang kali, berharap ada yang segera membukakan pintu untuknya. Tak lama kemudian pintu pagar itu terbuka dan munculah sosok pria yang dikenalnya.

Bertemu dengan pria itu membuat kekesalannya mencapai puncak, didorongnya Kevin yang menghalangi jalannya dan ia menemukan di sana wanita itu berdiri di ambang pintu, sejenak hatinya lega meskipun dia sudah sangat lelah dan seperti orang gila menantinya tapi hanya dengan melihatnya seperti ini membuat semua terbayarkan.

***

Mereka tiba di rumah hampir jam 3 dini hari, Kani melirik pria itu dari sudut matanya, ia akui meskipun penampilannya sudah berantakan, rambut yang acak-acakan lengkap dengan tampang kusutnya tapi pria itu masih tetap tampan.

Kani menuju dapur untuk mengambil segelas air sebelum bergegas menuju kamarnya namun dihalangi oleh Baswara yang berdiri dihadapannya dengan sangat dekat dia terpojok di sudut dapur.

"Jika kau tidak ingin mengatakan sesuatu, maka aku yang akan mulai duluan," ucap Baswara menatapnya tajam sembari mencoba menenangkan dirinya sendiri.

Sementara itu Kani hanya diam mencoba untuk tidak gugup dihadapannya, "Aku minta maaf sudah membuatmu menunggu dan membatalkan rencana kita, tiba-tiba ada urusan yang tidak terduga dan ponselku mati jadi aku tidak bisa menghubungimu," ucap Baswara dengan tenang sementara Kani tidak memberikan respon apapun.

"Aku tau kau sudah mengetahui soal wanita yang bernama Hany. Tadi dia masuk rumah sakit dan keluarganya memintaku untuk datang kesana. Harusnya aku menolak tapi aku terpaksa harus datang. Maaf Kani," Kani hanya menatapnya seraya mendengarkan semua yang ia katakan.

"Tolong katakan sesuatu."

"Apa yang harus aku katakan?" tanya Kani dengan ekspresi datar.

"Lampiaskan saja kemarahanmu padaku, jangan diam saja Kani."

"Tidak ada yang perlu kukatakan Bas. Apa kau mau aku marah karena sudah menunggumu berjam-jam? Atau marah karena membatalkan janji? Aku tidak punya hak untuk marah." Baswara tertegun mendengarnya, wanita ini benar-benar marah padanya.

"Kau jelas punya hak untuk marah, kenapa kau berpikir seperti itu?".

"Bas. Aku hanya istri palsumu, apa yang kau harapkan? Apa kau berpikir aku akan marah karena kau menemui mantan kekasihmu? Tidak Bas. Itu bukan urusanku," ucap Kani sembari menghela napas dan beranjak pergi dari hadapan pria itu, di belakangnya Baswara mencoba untuk menghentikan Kani.

"Akan lebih baik kalau kau memakiku sekarang."

"Tidurlah ini sudah hampir subuh, kita berdua sudah lelah." ucap Kani yang benar-benar meninggalkan pria itu di belakangnya.

Keesokan paginya Baswara sudah rapi dan keluar dari kamarnya dan menuju ke dapur menunggu Kani turun dari kamarnya mungkin merek bisa sarapan pagi berasama pikirnya.

Sekitar 30 menit dia menunggu namun wanita itu tidak kunjung turun dan ia memutuskan untuk naik dan memeriksanya. Pintu kamar Kani tidak tertutup sempurna, pria itu menengok ke dalam kamar dan mendapati kamar itu kosong, Kani sudah pergi.

***

Hari itu Baswara tidak sedang berada dalam keadaan hati yang baik, berkali-kali sekertarisnya Jona terkena imbas untungnya dia sudah kebal menghadapi hal itu. Tidak ada satupun orang yang berani berhadapan dengannya saat ini karena sedikit saja kesalahan yang diperbuat maka emosinya akan langsung tersulut. Meskipun Jona sendiri penasaran mengapa bosnya seperti itu tapi ia memutuskan untuk tidak ingin ikut campur.

Sore itu Baswara rehat sejenak dari tumpukan pekerjaan yang tiada habisnya sambil menikmati secangkir kopi hitamnya, ia bersender di kursinya sembari memperhatikan cincin yang terpasang di jari manisnya, dari tadi dia sudah mengirimi beberapa pesan pada Kani entah itu pertanyaan basi-basi mengenai kabarnya ataupun ajakan makan siang yang semuanya ditolak mentah-mentah.

Ia merasa frustasi tapi di sisi lain ada perasaan senang karena sudah lama dia tidak ada di momen seperti ini, tepat di mana seseorang mulai masuk ke hidupnya dan memberikan warna berbeda.

Ketukan dari pintu membuyarkan lamunannya, tampak seorang wanita memasuki ruangannya. Seseorang yang paling tidak ingin dilihatnya saat ini.

"Kata Jona kau sedang sibuk ya. Maaf mengganggumu, kebetulan tadi aku mampir ke toko kue dan membeli cheese cake ini. Aku ingat kau suka kue ini," ucap Hany sembari meletakkan kantong yanh berisi sepotong kue.

Baswara terlihat tidak tertarik dengan kue itu, "Sejujurnya aku tidak pernah suka kue itu. Selama ini aku makan karena kau selalu menyuruhku untuk memakannya." ucapan menohok itu diterima Hany dengan tenang, seakan mulai terbiasa dengan sikap pria itu.

"Tentu aku tau. Kau tidak terlalu suka dengan cemilan manis atau semacamnya, aku hanya mencoba setidaknya pasti ada yang akan berhasil. Ngomong-ngomong bagaimana kabar istrimu? terakhir kali aku ketemu sekitar beberapa bulan yang lalu, tepat setelah kalian menikah," ucap Hany sambil berdiri menghadap jendela menikmati pemandangan dari luar.

Raut wajah Baswara mulai berubah, dia terlihat waspada sekaligus menahan amarah, "Istriku bukan urusanmu Hany, jangan pernah mengganggunya."

"Istriku? Agak aneh mendengarnya, jangan bilang kau mulai terbiasa dengannya."

"Sudah kubilang jangan campuri urusanku. Pergilah."

Hany menatap pria itu tajam berusaha untuk menemukan jawaban yang ia cari tapi hasilnya nihil, ia terlalu sulit untuk ditebak.

Perlahan Hany melangkah keluar menuju pintu, "Apa kau menyukainya Bas?" tanya dengan langkah terhenti tanpa menoleh ke belakang dan menunggu jawaban pria itu.

"Pergilah dan tolong jangan pernah ganggu dia."

1
Koirul Rahman
kalau kalian temukan karya ini cepetan deh mulai save di rak kalian... ini cerita paling bagus buat dibaca
Karangkuna: terima kasih untuk dukungannya ya /Smile/
total 1 replies
Norselie
Kak, Novel ini tidak dilanjutkah?
Karangkuna: terima kasih untuk dukungannya /Smile/ ditunggu next part-nya ya.
total 1 replies
Murniyati Mommy
ceritanya keren banget, thor! Aku jadi ketagihan!
Karangkuna: terima kasih /Smile/ ditunggu part selanjutnya ya..
total 1 replies
tae Yeon
Seru banget! 🤩
Karangkuna: thanks uda baca, ditunggu next chapter ya /Smile/
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!