Karyaku yang ke 15, ga kerasa ya... Alhamdulillah
Lanjutan cerita Laras ma Bintang, menceritakan kedua anak kembarnya. Si ceriwis Zara dan tentunya si pendiam Zayd, tak lupa dengan anak-anak dari saudara dan para sahabat Laras dan Bintang.
Di cerita ini ga lepas peran orang tuanya ya, karena peran Laras tentunya sangat penting untuk dunia Mafia nya.
Semoga karya ini, diterima dengan baik. Aamiin
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nike Julianti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Meminta Anak Singa
Setelah selesai masak, Laras membawa dan menatanya di atas meja. Zara memperhatikan sang bunda, membuat Laras mengerutkan dahinya.
"Kenapa?" tanyanya
"Bubun tibuk syetali, Jala nau dantu." jawab sang putri, Laras tersenyum.
"Bubunnya juga usah selesai, lain kali Zara bantu bubun memasak ya." balas Laras, yang langsung di angguki dengan semangat oleh Zara.
"Iya bubun, bubun nau?" jawab Zara, seraya menawari Laras cilok yang tinggal bumbu kacangnya.
Laras menghembuskan nafas panjang, perasaan dulu dia ga gini.
" Tidak, habiskan saja sama Zara dan Zayd. Kalo bisa sama piringnya, mejanya juga ga papa." mendengar ucapan sang bunda, Zara dan Zayd menatap kesal pada Laras.
Sedangkan Laras tertawa, melihat reaksi kedua anaknya.
"Becanda sayangku, bunda mandi dulu ya. Sekalian panggil yayah, kita makan siang." Zara dan Zayd mengangguk, mereka kembali pada cilor yang masih sisa banyak.
.
ceklek
Pintu kamar terbuka, bersamaan dengan pintu kamar mandi.
"Loh, bubun udah mandi?" tanya Bintang
Yang baru saja selesai meeting online bulanan, bersama kepala tiap divisi dari perusahaannya.
"Iya, yayah mau mandi atau mau langsung makan siang?" tanya Laras seraya mengeringkan rambutnya, menggunakan handuk kecil.
Laras tidak terlalu suka menggunakan hair dryer, karena menurutnya membuat rambut kering. Apalagi, ia memang paling malas perawatan pada rambutnya. Buang-buang waktu, apalagi punya bocah yang super duper pecicilan.
Bintang menghampiri Laras, ia memeluk Karas dari belakang. Menenggelamkan wajahnya, ke leher Laras. Ia menghirup wangi Laras, padahal menggunakan sabun yang sama. Tapi entah kenapa, wangi yang dikeluarkan oleh Laras lebih menggoda.
"Geli yah" ucap Laras
"Dikit doang bun, sekarang kamu sibuk sama anak-anaknya. Aku di anggurin, udah 4 tahun ini disuruh ngalah mulu." ucap Bintang merajuk, Laras tertawa kecil.
"Sama anak sendiri ko cemburu, nanti malam bantu bubun nidurin anak-anak. Nanti bubun kasih full service, gimana?" tawar Laras, seraya menaik turunkan alisnya.
Mendengar tawaran menggiurkan dari sang istri, tentu saja membuat Bintang tersenyum dan menegakkan tubuhnya. Ia membalikkan tubuh Laras, lalu menciumi wajah sang istri.
"Bener ya, yayah nanti bakal nidurin anak-anak habis Isya." ucap Bintang semangat
"Ya ga jam segitu juga atuh yah, yang ada nanti yayah sendiri yang rugi. Zayd itu peka, semakin dipaksa..."
"Semakin sengaja tak ingin tidur." lanjut Bintang, Laras pun mengangguk
"Tuh tau, ya udah yuk turun. Anak-anak udah nunggu, sambil ngemilin jajanan kesukaan mereka." ajak Laras, Bintang mengangguk dan merangkul pinggang Laras. Mereka berjalan keluar kamar, menuju ruang makan.
"Siapa yang beliin? Kalo mau jajanan itukan, harus turun gunung." tanya Bintang
"Biasalah minta bi Ipah beliin, sekalian bibi belanja ke pasar pagi tadi." Bintang membulatkan bibirnya, seraya mengangguk.
"Hai sayang, maaf yayah sama bubun lama ya." ucap Bintang, seraya mencium puncak kepala kedua anaknya.
"Inda apa-apa yayah, tudah biaca." jawab Zara, membuat Bintang mengerucut kan bibirnya.
Laras menggelengkan kepalanya, ia segera mengambilkan makan untuk Bintang. Lanjut untuk Zara dan Zayd, setelahnya baru untuk dirinya sendiri.
Mereka pun makan dengan tenang, karena Bintang memang membiasakan kedua anaknya tidak bicara saat makan.
.
.
Waktu pun berlalu, sudah seminggu setelah kejadian Zara bergulat dengan Amber si beruang.
Kini Zayd tengah mengawasi sang kakak, yang sedang main dengan peliharaan barunya. Yaitu bayi singa jantan, berwarna putih. Zara si penyuka hewan buas, memberi nama singa lucu itu Joko.
Sempat terjadi perdebatan dengan sang ibunda, perkara nama. Laras tak terima bila namanya Joko, karena hewan peliharaan lainnya memiliki nama keren. Amber, Black, White, Snow, Luca, dan banyak lagi.
Tapi.. kenapa singa tampan ini, di beri nama Joko. Benar-benar tak habis thinking, alasannya karena agar ingat sama mamang batagor.
Flashback
Saat itu Zara merengek pada Laras, meminta dibelikan bayi singa putih. Setelah ia memutar Vidio, tentang hewan buas. Vidio tentang kehidupan hewan liar, yang di bawakan oleh alm. Steve Irwin.
"Bubun, Zala nau itu" pintanya seraya menunjuk ke arah tv, yang ia pause.
Laras yang sedang kerja jarak jauh, langsung meletakkan laptopnya di atas meja. Ia pun melepas kacamata nya, lalu menatap sang putri. Dengan menyandarkan punggungnya di sandaran sofa, Laras melipat kedua tangannya di depan dada.
"Apa?? Pohon?" tanya Laras, membuat Zara menatap malas bundanya. Zara tau, sebenarnya sang bunda paham dengan yang ia mau.
"Bubun, danan cuta menalihtan pelhatian Zala. Hopon cudan banak di belatan, duat apa hopon ladi." ucap gadis berusia 4 tahun tersebut
"Pohon" ucap Zayd mengoreksi
"Ngomong aja belum bener, udah minta anak singa. Kenapa mintanya sama bubun? Minta sama yayah sana, Zara kan anak kesayangan yayah." Zara mencebikan bibirnya
"Pita yayah mah, inda atan di belitan bubun. Yan ada yayah beliin boneta sina, butan belitan wehana" balas Zara
"Hewan" koreksi Zayd kesal, kenapa kakaknya ini senang sekali mengubah kata.
"Iya itu... Nehi" ucap Zara makin ngaco, membuat tawa Laras pecah. Laras benar-benar tak habis pikir, bagaimana bisa putrinya ini menuruni sifat konyol dirinya.
"Hewan Zala, butan Nehi. Tamu tidak sedan noton pilm kesutaan om Doni" ucap Zayd kesal
"Tamu ini emotian cetali, nati tepat tua." ucap Zara tanpa dosa, terang saja membuat adiknya tak terima.
"Bubun ya bun, 5 hali ladih ulan tahun Zala tama Zay. Tado Zala itu sadah..." ucap Zara lagi, membuat Laras kalah
Setelah perdebatan itu, Laras pun menghubungi salah satu kenalannya yang menjual hewan buas. Yang memiliki sertifikat dan ijin tentunya, ia bukan penampung hewan ilegal.
Flashback off
Kembali ke masa ini..
"Hilat Zay, Joto lutu tan?" tanya Zara, seraya mengangkat singanya dan mendekatkan pada Zayd.
"Hewanna meman lutu, tapi namana indak lutu sama setali." jawab Zayd, ia pun mengambil alih anak singa tersebut.
"Joto cudan badus, tenapa nda lutu? Dalipada nati di tasih nama Duhe (Juhe)" balas Zara, Zayd malas mendengar ocehan kakaknya. Nama yang disebut, tidak ada yang bagus sama sekali.
"Ganti namanya Zala" pinta Zayd
"Emanna Zay nau tasih nama apa?" tanya Zara serius
"Jack" Zara langsung memundurkan kepalanya, seraya mengerutkan dahi.
"Nati oty Jia nalah, om dek dadi nama sina." protes Zara
Jack anak buah Laras, sudah menikah dengan wanita bernama Gia. Mereka sudah di karuniai seorang bayi tampan, 5 bulan lalu.
"Oh iya ya, Zay lupa. Talau beditu tasih nama Loki, teleeeeennn." ucap Zayd tersenyum, merasa saran nama yang ia berikan sangat bagus.
"Hah? Toli?" Zayd memutar kedua bola matanya malas
"Loti... Loooottiiii.... L.. O... T... I... Zalaaaaa." Zara tertawa, ia sangat senang membuat adiknya kesal.
"Iya... Iya... Boti... Hahahahahah" tawa Zara semakin pecah, Zayd yang kesal pun langsung menggelitik sang kakak.
Laras yang melihat kedua anaknya akur, tersenyum cantik. Laras hanya duduk di kursi taman tak jauh dari kedua anaknya, seraya memangku laptop.
"Sama-sama cadel, berdebat. Roki kan maksudnya?" Laras bergumam sembari menggelengkan kepalanya.
...****************...
Budayakan tekan like, berkomentar, kasih gift dan vote nya.
Untuk karya baru, usahakan ga nabung bab ya. Biar lolos di 20, 40 dan 80 bab terbaik. Juga perfoma retensi nya juga memenuhi standar... Aamiin🤲
Terima kasih🥰
...Happy Reading All...