NovelToon NovelToon
Jerat Pesona Duda Beranak 1

Jerat Pesona Duda Beranak 1

Status: sedang berlangsung
Genre:CEO / Nikah Kontrak / Romansa
Popularitas:5k
Nilai: 5
Nama Author: Banggultom Gultom

Melissa Permata Sari, gadis muda yang nekat menjual keperawanannya demi melunasi utang keluarganya sebesar 150 juta. Di hotel tempat "transaksi" berlangsung, ia justru bertemu Adrian Sutil, pria tampan dan kaya yang bukan mencari kesenangan, melainkan seorang pengasuh untuk putrinya yang berusia tiga bulan.

Adrian memberikan penawaran tak biasa: jika Melissa berhasil membuat putrinya nyaman, separuh utang keluarganya akan lunas. Namun, ada satu masalah—Melissa belum bisa memberikan ASI karena ia masih perawan. Meski sempat ragu, Adrian akhirnya menerima Melissa sebagai pengasuh, dengan satu syarat tambahan yang mengubah segalanya: jika ingin melunasi seluruh utang, Melissa harus menjadi lebih dari sekadar pengasuh.

Bagaimana Melissa menghadapi dilema ini? Akankah ia menyerahkan harga dirinya demi keluarga, atau justru menemukan jalan lain untuk bertahan?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Banggultom Gultom, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 5 Susu

"Hutang ayahmu sudah saya bayar 50%!"

"Cuma setengah, Pak?"

Adrian menghela napasnya.

Seumur-umur tidak pernah ada yang berani berbicara begini padanya, apalagi dengan seorang yang berstatus sebagai pekerja.

Namun, itu yang menjadi ketertarikan bagi Adrian.

"Kerja saja dulu, bahkan saya bayar hutang setengah itu, sama dengan kerjamu satu tahun!"

"Pak, pelit banget!"

"Demi kesejahteraan saya!"

Melissa membuang muka, ia tak habis pikir dengan majikannya. Padahal, awal menerima pekerjaan, Melissa yakin ia dapat dimanusiakan di sini.

"Mendingan jadi ani-ani.

Ngangkang dua kali pasti sudah lunas," gumamnya.

"Saya mau buat kebijakan baru !"

Perasaan Melissa kembali tidak enak. "Apa?"

"Mulai sekarang kamu juga harus ngasuh saya!"

"Demi apoy?" Melissa terjengkit, kaget dengan pernyataan barusan. "Saya ngasuh Bapak? Mandiin gitu? Di puk-puk kalau tidur? Atau bahkan nyusuin? Pak... sadar, Bapak sudah besar!"

"Knalpot racing saja tidak sebocor mulutmu Melissa !"

Seketika Melissa mencomot mulutnya sendiri, membayangkan bagaimana suara dan bentukan benda itu. Alhasil, cemberutlah wajahnya.

"Ngasuh dalam artian, kamu berperan selayaknya istri saya. Kamu harus siapkan semua kebutuhan saya dari ujung kuku sampai ujung rambut. Selain itu, kamu juga harus mengantar makan siang ke kantor!"

"Berarti ada tambahan Pak, saya ngasuh anak Bapak, sekaligus Bapaknya juga. Double dong!"

"Ya, itu akan jadi pelunasan setengah hutang kamu lagi!" balas Adrian.

"Oke, berarti kontrak saya cuma satu tahun. Deal?"'

Entah kenapa dalam waktu yang disebutkan oleh Melissa itu, Adrian merasa ragu. Namun, ia berpikir kembali. Dalam satu tahun, itu berarti anaknya sendiri cukup berkembang dan ia yakin si kecil tidak membutuhkan Melissa lagi.

"Baiklah, sepakat!"

***

Kedatangan seseorang

membuat suasana rumah gaduh.

Pasalnya, tamu kali ini bukanlah orang biasa.

"Selamat datang Nona,

Mauren!"

"Selamat datang Nona!"

"Senang dengan kehadiranmu kembali, Nona!"

Mereka saling tunduk-menunduk menyambut perempuan anggun yang memasuki ke kediaman Wright.

"Aku ingin mengunjungi anak Adrian."

"Mari saya antar, Nona!" Yani datang menyambut. Ia menggiring perempuan tersebut menuju kamar si baby.

Tiba di sana, Mauren melihat sesosok gadis muda sedang menggendong bayi mungil di tangannya.

"Melissa , perkenalkan ini Nona Mauren, dan Nona gadis yang mengasuh Nona muda itu adalah Melissa ."

"Dia siapa, Mbak?" tanya Melissa .

"Mantan," jawab Mauren tersenyum ramah. Yani pun tak jadi menjelaskan.

"Oalah salam kenal Nona!"

Melissa terpaku saat pandangan pertama. Melihat wanita secantik itu hadir, membuat dirinya merasa insecure.

"Gadis muda, cantik, manis. Aku yakin Adrian bisa jatuh cinta dengan pengasuh anaknya sendiri!" Mauren terkekeh.

"Ah, apa yang kamu katakan Nona, saya hanya bekerja!" balas Melissa sambil bergurau.

"Boleh aku menggendongnya?"

"Tentu!" Melissa menyerahkan baby Chia kepada Mauren. Namun, belum ada hitungan menit. Anak bayi tersebut menangis, seakan asing dan takut.

Sontak Mauren

menyerahkannya lagi pada Melissa . " Dia gak mau sama aku!"

"Maaf Nona, sedikit

penjelasan. Bapak sempat frustasi waktu itu, ya anaknya sangat sulit dikendalikan jika bersama orang lain sehingga dia tidak bisa bergerak ke mana-mana. Kini selain bapak, ada Melissa yang menggantikan. Jadi, mungkin ini alasannya, bahkan dengan kita semua pun baby Chia tidak mau!" Yani menyampaikannya sangat hati-hati.

Kini, seketika pandangan Mauren tertuju pada Melissa . Benar saja, si kecil itu anteng saat berada di dekapannya. "Kenapa bisa begitu ya? Vibesmu sangat positif, hebat. Untung ada kamu ya Melissa . Tapi, aku cemburu."

"Cemburu?" Melissa mengernyitkan keningnya.

"Ya, aku yang akan menjadi ibu penggantinya nanti bisa apa? Sementara dia maunya sama kamu. Aku sangat berharap kamu mau berkerja lama di sini Melissa , supaya bisa selalu ada untuknya."

"Sebenarnya Nona mantan atau calon istrinya, bapak?"

***

Malam tiba. Ini adalah malam kedua Melissa menginap di singgasana Adrian. Perempuan itu,

sudah berpamitan saat pulang tadi pagi, dan ia mendapatkan izin dari sang ayah, ia juga sempat memberikan uang kepada ibu warung supaya sang ayah bisa makan sepuasnya tanpa memasak sendiri. Masa bodo dengan sang kakak, Melissa tidak lagi memperdulikan abangnya.

"Baiklah Melissa , bertingkahlah seperti seorang istri. Sambut duda itu sebagaimana menjadi suamimu ."

Melissa bersiap-siap saat pintu terbuka. Pertama-tama ia memberikan senyuman manis, kemudian ia menyapa, dan membawakan jas serta tas sang tuan.

"Seperti di kehidupan film. Oh, astaga tapi aku muak sekali," batin Melissa .

"Seharusnya kamu menawarkan saya, dan bertanya.

Mau makan, atau mandi dulu, atau sekedar basa-basi lain. Setidaknya sedikit dari itu yang harus kamu pelajari untuk menjadi seorang istri Adrian Sutil!"

Melissa tersenyum, tetapi kali ini sangat terpaksa dan menekan." Baiklah, selamat malam Pak. Mau langsung mandi atau makan dulu? Mau disuapi atau dimandiin? Air mendidih, dan makanan kucing akan saya siapkan untuk Bapak!"

Formal, nada bicaranya pun bagus. Namun, lihatlah ekspresi Yani dan para pembantu lain. Mereka meringis mendengar ucapan nyeleneh gadis itu.

"Yani, ajarkan dia bagaimana berkomunikasi yang baik dengan saya!" titah Adrian. Laki-laki itu berjalan melewati mereka.

"Baik, Pak!"

Kini Melissa menyengir seperti tidak ada rasa bersalah apa pun. Tenang Mbak, ini cuma pura-pura jangan dianggap serius hehe ...."

Yani menepuk jidatnya. "Melissa , tapi bukan begitu pelayanannya!"

"Aku tau, Mbak. Pokoknya aku bisa. Okey aku mau urus bayi kolotku dulu ya!"

Melissa berlari menuju kamar Adrian, tiba di dalamnya. Perempuan itu sudah melihat pakaian-pakaian yang ditanggalkan di lantai dengan sembarangan.

"Astaga... mentang-mentang punya pengasuh, semaunya. Seenggaknya jangan lempar dalaman sembarangan dong."

Ya, perempuan itu sedang menjembreng kain segitiga yang ia temukan. "Gede banget, ih pasti ... astaga, mikir apa kau Melis. Tapi, jujur ini celana bisa muat tiga bokong!"

Dia tertawa setelahnya, kemudian membereskan dan mulai menyiapkan pakaian yang baru. Seusai itu, Melissa tinggalkan sejenak ke dapur dan setelahnya ia kembali lagi ternyata Adrian sudah rapi dengan pakaian santai yang ia siapkan tadi.

"Silahkan, Pak!" Melissa tersenyum lalu menyodorkan makanan yang baru saja ia bawa.

"Jusnya gak ada, saya butuh jus wortel!"

Itu berarti Melissa harus ke dapur dan melakukannya. Namun, setelah ia lakukan itu, Adrian seakan menguji kesabarannya.

"Ini, Pak!"

"Saya lupa, saya gak suka wortel!"

"What?" Tidak masuk akal, tetapi Melissa masih tersenyum setelah kaget.

"Bawakan saja susu!"

Kembali lagi Melissa melenggang ke dapur. Wanita itu patuh tanpa berisik, wajahnya pun masih ceria karena sebelumnya ia sudah menyetok kesabaran cukup banyak.

"Ini, Pak!" Gadis itu kembali dengan membawakan keinginan tuannya. Saat itu, Adrian berhenti meminta lagi.

"Susunya di minum dulu, Pak!"

"Buat kamu aja!"

Sontak mata Melissa membulat. Tangannya sudah mengepal kuat, tetapi ia tahan-tahan hingga akhirnya kembali tersenyum.

"Sabar Melissa , sabar... orang sabar dadanya lebar.

"Habis ini pijitin saya ya, jangan berhenti sebelum saya tidur !"

"Apa?"

Bersambung ~

1
Sarita
sabar Adrian nanti juga lama" bucin tuh si melisa
S.gultom
karya yang bagus🙏
codefive_
Teruskaaaan👍🏻
codefive_
Semangat ya kak utk novelnya, lanjutkaan👍🏻
codefive_
Saran ya kak, untuk koma jangan ditengah. Bisa spt ini “tenang melissa, ngangkang dikit abis itu kabur!”
codefive_: Samasama, yuk gantian support karya terbaru ku🥰
S.gultom: makasih sarannya kak 🙏
total 2 replies
Little Sister
ceritanya seruuu, semangat yaaa/Determined/
♐EP𒈑⃟⃞𐦉CintaAfya𒈑⃟⃞🦅💞
kk mampir di sini dan simpan di favorite nnti baca
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!