NovelToon NovelToon
Diantara Dua Pilihan

Diantara Dua Pilihan

Status: sedang berlangsung
Genre:Berondong / Cintamanis / Beda Usia / Cinta pada Pandangan Pertama / Romansa
Popularitas:736
Nilai: 5
Nama Author: Jaena19

Fanya dipertemukan oleh dua laki-laki yang lebih muda darinya,benar-benar membuat hidupnya begitu berliku.Perjalanan asmara yang rumit tak lepas dari ketiganya.Bagaimana kisah selanjutnya?

Meski Lo mutusin buat pisah,satu hal yang harus Lo tau,gue kan tetap nunggu Lo.Sama seperti dulu,gue gak akan dengan mudah melepas Lo gitu aja,Fanya.Sekalipun nanti Lo bersama orang lain,gue akan pastiin pada akhirnya Lo akan tetap kembali bersama gue.Ingat ini Fanya,takdir Lo cuma buat gue,bukan untuk orang lain - Baskara

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Jaena19, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

lima

"Mau kemana nak?",tanya Sasha melihat Baskara yang membawa tas yang lebih besar dari biasanya,terlebih anak laki-lakinya itu memakai seragam Pramuka,padahal yang ia tahu hari ini bukan jadwal memakai seragam cokelat itu.

"Ah.Anu mah aku lupa ngasih tau,kalau hari ini sampai hari Sabtu ada acara kemah yang diadakan sekolah",jawab Baskara.

"Ya ampun, kenapa tidak bilang sih? Mamah tidak menyiapkan bekal atau makanan untuk kamu di sana," ujar Siska.

"Tidak apa-apa, Mah. Nanti di perjalanan aku bisa beli makanan dan keperluan lain yang kurang," sahut Baskara.

"Baiklah, hati-hati ya, Nak. Kalau ada masalah, langsung telepon Mamah," pesan Siska. Meskipun Baskara kini sudah menginjak remaja, bagi Siska dia tetap anak kecil yang harus dijaga.

"Iya, Mamah tenang saja, aku sudah besar dan bisa menjaga diri sendiri," ujar Baskara yang tidak ingin dianggap seperti anak kecil. Bukan hanya Fanya, bahkan mamahnya pun selalu menganggapnya seperti anak kecil.

Baskara menyalami mamahnya, lalu setelah berpamitan, dia langsung melangkah ke garasi. Hari ini, ia sengaja meminta supir pribadi keluarganya untuk mengantarkannya ke sekolah. Sebab, dari sekolah menuju tempat perkemahan, ia akan menaiki bus bersama teman-temannya.

Hari pertama dan kedua berlangsung dengan lancar; acara kemah yang diselenggarakan oleh sekolah benar-benar menyenangkan baginya.

Hari terakhir perkemahan sekolah,Baskara merasa senang karena dia bisa menghabiskan waktu bersama teman-temannya,namun kebahagiaan itu seolah sirna saat malam tiba.

Setelah makan malam bersama, Baskara merasa gatal-gatal di seluruh tubuhnya dan wajahnya mulai membengkak. Baskara sadar bahwa dia telah tidak sengaja memakan makanan yang memicu alerginya. Panik, ia mencoba mencari obat alergi yang biasa ia bawa, tetapi sepertinya ia lupa membawanya kali ini. Baskara merasa sangat terpojok, kecuali ada satu pilihan yang mungkin bisa membantunya.

Ia melihat sekeliling, teman-temannya sudah tidur,ia tidak tega jika membangunkan mereka.Baskara memutuakan untuk keluar tenda berharap ada seseorang yang masih terjaga dan membawa obat untuk meredakan alerginya.Sayangnya,ketika keluar tenda suasana sangat sepi,ia yakin pasti semua orang sudah tertidur.

Baskara merogoh kantong celananya, untungnya sekolah masih memperbolehkan siswanya untuk membawa ponsel.Ia segera menghubungi mamah dan kakaknya,lagi diantara mereka tidak ada yang mengangkat teleponnya.Ia menghela napas,wajar ini sudah pukul setengah satu malam,semua orang pasti sudah terlelap.

Ia bingung, tubuhnya semakin tidak enak.Akhirnya ia memutuskan untuk menghubungi Fanya.

"Halo."

Baskara menghela napas lega ketika Fanya menerima panggilan teleponnya.

"Halo Nya,maaf gue nelepon Lo malem-malem gini.Gue mau minta tolong bawain obat alergi ke bumi perkemahan, alamatnya nanti gue kirim lewat pesan."

Di sebrang sana Fanya yang sedang terlentang langsung bangkit.Rasa kantuknya tiba-tiba hilang mendengar ucapan Baskara di telepon.

"Lo kenapa?"

"Nanti gue jelasin,cepet ya Nya gue udah gak tahan ini." Baskara langsung mematikan sambungan teleponnya.

Setelah sambungan telepon terputus, Fanya langsung mengambil jaket dan kunci mobilnya. Ia bergegas keluar kamar dan sebelum menuju ke arah mobil, ia melangkah ke kotak obat. Dalam keadaan panik, ia mencari-cari obat alergi. Beruntung, ibunya selalu menyediakan berbagai macam obat di rumah. Setelah itu, ia menuju garasi, menyalakan mobilnya, dan mengarahkan kendaraan menuju alamat yang telah dikirim Baskara.

Setibanya di lokasi, Fanya segera menghubungi Baskara untuk mengetahui di mana tepatnya ia berkemah. Fanya berjalan mengikuti petunjuk yang diberikan Baskara, dan akhirnya tiba di tempat berkemah tersebut. Di sana, ia melihat Baskara sedang duduk dengan lutut ditekuk di depan salah satu tenda.

Begitu Fanya menghampiri laki-laki itu,Baskara terlihat pucat dan wajahnya bengkak. "Fanya tolong... Gue makan sesuatu yang memicu alergi gue, tapi gue lupa bawa obatnya." Ujar Rizal dengan suara yang terdengar lemah.

Melihat kondisi Baskara ,Fanya langsung bergegas memberikan obat alergi yang ia bawa dan tak lupa sebotol air putih yang sengaja ia beli ketika di perjalanan menuju tempat ini.

Baskara mengucapkan terima kasih sambil menatap Fanya dengan mata berbinar. Meskipun dalam keadaan yang buruk, Baskara merasa senang karena bisa merasakan kepedulian Fanya kepadanya. Ia berharap suatu hari nanti, ia bisa mengungkapkan perasaannya pada gadis itu dengan lebih baik dan dalam situasi yang lebih menguntungkan.

"Yaudah.Lo istirahat gih."

"Lo mau langsung pulang?",tanya Baskara.

Fanya mengangguk,tentu saja ia akan pulang.Rasanya tidak mungkin ia terus disini sedangkan dirinya bukan bagian dari acara ini.

"Jangan kemana-mana,di sini aja,"ujar Baskara dengan nada manja.

"Gak bisa Bas,gue bukan bagian dari acara kemah ini."ujar Fanya memberikan pengertian.

"Yaudah.Kita tidur di mobil Lo aja.Lo bawa mobil kan?"

Mata Fanya terbelalak,di saat seperti ini Baskara masih saja mencari kesempatan.Bocah ini memang benar-benar di luar nalar.Tapi ia juga tidak tega melihat kondisi laki-laki itu sekarang,dengan sangat terpaksa akhirnya ia membawa Baskara menuju mobilnya.

Fanya membopong tubuh besar Baskara menuju mobil,tak apalah untuk kali ini ia menuruti permintaan laki-laki itu.Selain kasihan dengan kondisi Baskara,ia juga tidak mungkin pulang selarut ini.

Fanya mendudukkan tubuh Baskara di kursi belakang,ia sendiri pun ikut masuk kedalam dan duduk di samping laki-laki itu.Napasnya terengah-engah,ternyata membopong tubuh laki-laki yang selalu ia anggap bocah ini sangat melelahkan,apalagi jarak antara tenda dan mobilnya cukup jauh.

Fanya melirik Baskara yang sudah terlelap, rasa kantuk mulai menyerangnya, terlebih ia belum tidur sama sekali. Sebelum Baskara meneleponnya, ia sibuk menuntaskan tugas kuliahnya. Ketika tugasnya selesai, ia berencana untuk tidur, namun baru saja ia memejamkan mata, telepon dari laki-laki ini menggagalkan rencananya. Perlahan matanya terpejam, tidak hanya karena kekurangan tidur, ia juga merasa lelah. Tak berapa lama, ia pun terlelap di samping Baskara.

Beberapa jam kemudian, Baskara mengerjapkan matanya.Ketika matanya sudah sepenuhnya terbuka,ia menoleh ke samping apakah semalaman ia tidur bersama gadis ini?

Baskara menegakkan kepalanya yang semula bersandar di bahu Fanya.Ia meregangkan tubuhnya,semalaman tidur dalam keadaan duduk seperti ini membuat tubuhnya terasa pegal.

Baskara kembali menoleh ke arah Fanya yang masih terlelap,tanpa sadar laki-laki itu tersenyum.Saat sedang terlelap pun gadis itu masih terlihat cantik.Perlahan ia mengulurkan tangannya,ia menyentuh pipi mulus gadis itu lalu mengusapnya dengan lembut.

Tahun berlalu begitu saja,tapi entah kenapa perasaannya terhadap gadis ini masih sama.Dulu,ia juga sempat berpikir jika perasaannya pada Fanya hanya sekedar perasaan sayang terhadap seorang kakak,layaknya ia menyayangi Sagita.Tapi setelah tumbuh remaja,ia sadar jika perasaannya ini bukan semata menganggap Fanya sebagai kakak, melainkan karena dia memang mencintai gadis itu.Entahlah,sudah banyak wanita yang ia dekati demi melupakan Fanya,tapi tetap tidak ada yang bisa mengalahkan pesona Fanya di matanya.Meski dia jauh lebih tua darinya,tapi dari segi manapun dia masih terlihat sangat muda,apalagi wajah imutnya.Jika dia bersanding dengannya pun, orang-orang tidak akan menyangka jika Fanya jauh lebih tua darinya.

Baskara menatap lekat wajah Fanya,perlahan ia mendekatkan wajahnya pada wajah gadis itu.Ketika jarak wajahnya semakin dekat,ia memiringkan kepalanya.Baskara mengecup bibir Fanya,ia memejamkan matanya merasakan sesuatu yang belum pernah ia rasakan sebelumnya ketika bibir mereka saling menyentuh.Debaran jantungnya dan rasa menggelitik di perutnya begitu menyenangkan,cukup lama Baskara berada di posisi itu,ia kembali menjauhkan wajahnya.Ia tersenyum tipis,ia tidak menduga jika first kiss nya di berikan pada Fanya.

Fanya tampak sangat lelah. Bahkan ketika dia menciumnya, gadis itu tidak merasa terganggu. Mungkinkah gadis ini tipe orang yang sulit dibangunkan? Entahlah. Tak ingin ketahuan, ia memutuskan untuk segera keluar dari mobil dan kembali ke tendanya. Matahari sudah mulai menampakkan sinarnya, pasti orang-orang sudah bangun. Ia khawatir jika tidak berada di sekitar perkemahan, orang-orang akan mencarinya. Sebelum benar-benar menjauh dari mobil Fanya, ia sempat mengirimkan pesan pada gadis itu. Setelah itu, ia berlari menuju area perkemahannya.

Tak lama setelah Baskara pergi Fanya terbangun,gadis itu meregangkan tubuhnya yang terasa pegal.Ia melirik ke samping, ternyata bocah itu sudah kembali ke perkemahan.

Fanya memegang bibirnya,semalam ia bermimpi Baskara sedang menciumnya.Sial,kenapa dia harus bermimpi tentang bocah itu, apalagi bermimpi hal yang sangat tidak masuk akal.Tapi entah kenapa, mimpi itu terasa begitu nyata.Tidak mungkin kan bocah itu menciumnya ketika sedang tidur?

Fanya menggelengkan kepalanya.Tidak mungkin! Ia tipe orang yang mudah sekali bangun,jika ada pergerakan sedikitpun ia akan langsung terjaga.

Fanya keluar dan pindah ke kursi kemudi,ia berencana untuk langsung pulang dan membersihkan diri karena tak tubuhnya terasa sangat lengket.Sebelum menyalakan mobilnya,ia memeriksa ponselnya terlebih dahulu.Ada satu notifikasi pesan dari Baskara.

Baskara|

Gue pulang bareng Lo.

Fanya menghela napasnya melihat satu kalimat yang di kirimkan Baskara.Bocah ini benar-benar merepotkan.

Tak lama Baskara datang dengan menggendong tas yang cukup besar, laki-laki itu kemudian mengetuk pintu mobilnya.

"Turun,gue yang nyetir",titah Baskara.

Fanya mendelik, apa-apaan bocah ini.Sudah menumpang,sekarang menyuruhnya untuk turun.

"Gak usah,biar gue nyetir."

"Turun Fanya,gue tau Lo kelelahan semalam karena datang ke sini.Anggap aja ini sebagai ucapan terima kasih gue."

Fanya menghela napas panjang, lalu turun dari mobil dan pindah ke kursi penumpang di samping kemudi. Sementara itu, Baskara membuka pintu bagasi belakang untuk menyimpan tas ranselnya. Setelah menutup pintu, ia kembali naik ke mobil dan duduk di kursi pengemudi.

Baskara menginjak gas menuju arah pulang,15 menit kemudian ia mengarahkan mobilnya ke arah lain.Kemana lagi bocah ini akan membawanya?

"Mau kemana?",tanya Fanya.

"Apartemen gue",jawab Baskara dengan nada santai.

"Lo punya apartemen?",tanya Fanya takjub,remaja 17 tahun ini memiliki apartemen?

Baskara mengangguk."Waktu

baru masuk SMA,papah sengaja beliin gue apartemen yang jaraknya gak jauh dari sekolah.Katanya kalau gue malas pulang,bisa ke apartemen."

Fanya menganggukkan kepalanya,orang kaya mah bebas.Meskipun dia lahir dari keluarga yang berkecukupan juga,tapi keluarga laki-laki ini jauh lebih kaya dari keluarganya.Lihat bahkan remaja seperti Baskara saja sudah di belikan apartemen.

Setelah memarkirkan mobil di basemen apartemen, Baskara mengajaknya ke apartemennya yang berada di lantai 5.Setelah sampai,Baskara membuka pintu apartemennya menggunakan password.

Fanya hanya diam ketika laki-laki itu sudah masuk kedalam apartemennya.

"Kenapa bengong? Ayo masuk.Gue masih lemas dan mau istirahat," ujar Baskara dengan wajah yang seolah-olah dia benar-benar masih merasa lemas.

Fanya akhirnya masuk kedalam dan mengikuti laki-laki itu dari belakang.Baskara langsung menyimpan tasnya di lantai,lalu ia merebahkan dirinya di sofa.

"Lo gak mandi dulu?",tanya Fanya.

"Gak.Males gue",Balas Baskara sambil memejamkan matanya.

"Jorok banget.Lo kan dari kemarin pasti belum mandi."

"Iya.Tapi gue gak bau."

"Iya emang gak bau.Tapi tetap aja jorok,Lo itu abis beraktivitas beberapa hari.Badan Lo pasti kotor."

Baskara akhirnya membuka kembali matanya,dengan wajah malas ia bangun dan pergi menuju kamarnya.

"Bawel banget si.Udah kaya istri yang ngomelin suaminya aja.Tapi..gue suka"

Fanya menoleh ke arah Baskara yang sudah masuk kedalam kamarnya,dia bilang apa tadi?

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!