Pengingat bahwa Aku tidak akan pernah kembali padamu. "Nico kamu bajing*n yang hanya menjadi benalu dalam hidupku. aku menyesal mengenal dan mencintai mu."
Aku tidak akan bersedih dengan apa yang mereka lakukan padaku. "Sindy, aku bukan orang yang bisa kamu ganggu."
Aku tidak akan membiarkan siapapun menyakitiku kembali
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Syari_Andrian, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Rencana Nico dan Konflik dengan Rasya
Disisi lain Nico dan Sindy yang di restoran masih dengan rencana-rencana untuk memanfaatkan Nisa untuk kepentingan mereka.
"Kamu yakin kalau Nisa bakal maafin kamu? Secara kan kamu gak pernah perhatian sama dia." Pertanyaan yang kesekian kalinya di tanyakan Sindy yang gelisah.
"Kamu harus bisa jadikan dia kekasih dan istri kamu nantinya, kamu kan tau aku gak mau hidup miskin nikah sama kamu yang gak punya apa-apa. Kalau kamu bisa nikahin dia dan ngambil harta keluarga nya, kita gak perlu lagi hidup susah. Apalagi aku udah dikeluarin dari kampus, orang tua ku marah besar sama aku. Aku gak mau tau, kamu harus cari cara." Ucapnya lagi.
"Yah, aku bakal usahain buat dia tetap cinta sama aku. Selama ini kan dia selalu nurutin kemauan aku." Ucapnya dengan percaya diri.
"Oke, awas ya kamu gak ngurus cwe tu jal*Ng." kata Sindy dengan kesal.
"Iyaa, udahan marahnya. Nanti aku bakal buat dia mencintai ku sepenuhnya, jika perlu dengan cara kasar sekalipun. Ayo pergi." katanya Nico dengan lembut membujuknya, merangkulnya dan pergi.
Setelah selesai makan seperti biasa mereka menuju hotel, dan melakukan hal terlarang.
**--**
Disisi lain, dalam diam keduanya yang sama-sama canggung.
"ehmm, ada apa nih. Kenapa suasananya jadi aneh ya?"ucap wanita paruh baya itu sambil memandang keduanya.
"Kalian kenapa?" tanya Bu Rianti.
"Enggak apa kok mah. Gimana ma, udah mau balik?" tanya Nisa dengan gugup.
"waah, jangan dulu dong. Kita makan dulu dan tunggu suami saya pulang baru balik ya." kata Bu Anggita dengan terburu-buru.
Merekapun duduk berbincang di ruang tamu.
****
Beberapa jam kemudian terlihat sebuah mobil masuk ke pekarangan rumah.
"Saya pulang." ucap laki-laki itu sambil melangkah. "Ada tamu rupanya." ucapnya lagi
"Iya Mas, ini loh Bu Rianti teman ibu waktu kuliah. kamu ingat kan, ibu ketemunya pas di butik, jadinya janjian buat main kerumah." Ucapnya dengan antusias.
"Oh ya." sambil melirik. "Saya Dimas Adijaya."
"oh, ah ya, Saya Rianti dan anak saya Nisa." sambil menjabat tangan tersebut.
"Halo Om." ucap Nisa sopan.
"Ya halo Nisa." ucapnya lagi.
Setelah perkenalan singkat mereka bersiap untuk makan malam. Pak Dimas yang selesai mandi dan berganti pakaian sudah sampai di meja makan. Dengan Suasana yang ramai dengan dentingan sendok dan garpu tanpa suara.
****
"kami pulang dulu ya Anggita. Lain kali kamu kerumah ya. Ayo Ca." kata Bu Rianti berpamitan.
Mereka pun berangkat. Disisi lain jendela lantai atas, seorang pria memperhatikan kepergian mereka, dengan perasaan yang aneh.
Sesampainya di Vila Nisa dan Bu Rianti memutuskan beristirahat.
Dikamar Nisa termenung. "Rey itu, hmmm." Gumamnya dengan penuh pemikiran-pemikiran. Seketika tersipu-sipu.
Keesokan harinya di kampus, seperti biasa. mendengar penjelasan dosen dan berkumpul dengan teman-teman.
Disudut kelas seseorang memperhatikan nya dengan penuh pemikiran. Merasa diperhatikan Nisa mencari sumbernya yang ternyata Nico sedang melihatnya sambil menyeringai. Nisa pun berbalik dan "Jen yok ke kantin lapar ni." ucap Nisa dengan menarik tangan Jeni teman sebangku nya.
"Iya, pelan-pelan dong Nis. Biasanya juga perginya sama si Nico. Kok tumben." katanya penasaran.
"Gak ada apa-apa sih, aku dah putus ma Nico." Kata Nisa dengan santainya.
"Wah berita baru nih." Serunya dalam hati.
Sesampainya di kantin mereka memesan bakso dan segelas lemon tea. Disisi lain teman-teman Sindy yang sudah dikeluarkan dari universitas menatap mereka dengan wajah kesal yang entah apa salahnya. seakan dendam yang sangat dalam.
Seketika Rasya bangun dan berjalan ke arah Nisa dengan air minum di tangannya seolah sekedar lewat, tetapi. "Bruuk.
"Akhh, apa yang kamu lakukan, gak punya mata apa." teriaknya dengan penuh kemarahan. Niatnya yang ingin menyiram Nisa malah berbalik ke arah nya. Terdengar bisikan-bisikan orang-orang dikantin.
Nisa yang mendengar nya cemoohan orang- pun berkata "Eeh, enak aja nyalahin orang. Jelas-jelas kamu yang gak liat-liat. Pake nyalahin orang segala." Ucap Nisa dengan santainya seolah tau apa yang akan Rasya lakukan.
Nisa pun pergi ketempat duduknya dan Jeni. Tanpa mengatakan apapun mereka makan dengan tenang sebelum kembali ke kelas.