Dia yang memberiku kehidupan.. tapi justru dia sendiri yang menghancurkan hidupku.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nofi Aprinsa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Eps. 5
Bibi Salamah berkeliling ke setiap lorong kantor sembari mengagumi kemegahan infrastruktur dan ornamen mewah di setiap sudut kantor. Ia sengaja meninggalkan Sofi bersama keponakan nya Bagas agar mereka menjadi dekat kembali. Tentu saja ini bagian dari rencana yang Bibi Salamah rancang sekaligus memberi pelajaran kepada Sinta yang menurutnya sudah berani melawan nya.
Dahulu, Sofi merupakan pasangan yang cukup baik menurut Bibi Salamah untuk Bagas. Wanita yang lemah lembut, penurut dan tidak mungkin berani melawan. Hanya saja saat itu orang tuanya yang akhirnya menjodohkan nya kepada lelaki lain yg saat itu kebih kaya dari Bagas. Dan diapun hanya bisa pasrah. Sejak Bagas naik pangkat dan menjadi orang kepercayaan Pak Arya kehidupan Bibi Salamah pun naik drastis berkat Bagas. Yang tentu saja menjadi mesin uang untuk keluarganya. Semua yang ia inginkan akan di turuti oleh Bagas. Mulai dari pendidikan Bimo, kebutuhan sehari-hari dan kehidupan sosialitanya. Tidak peduli Bagas harus bekerja sekeras apa.
Begitu Bagas mengenal Sinta, bos muda yang cantik dan sukses di matanya, ia berfikir bahwa kehidupan nya akan bertambah makmur dan sejahtera. Hingga ia rela untuk merendahkan diri kepada keluarga besar Basuki agar merestui putri semata wayang nya menikah dengan sang keponakan. Tapi ternyata impian nya untuk hidup makmur justru terhambat karena Sinta. Semua karena Sinta. Bagas menjadi lebih cermat dalam mengatur keuangan nya sendiri. Setiap apaun yg ia dan Bimo inginkan Bagas tidak lagi serta merta memberikan nya begitu saja. Selalu ada pertimbangan dan Sinta adalah orang di balik itu semua.
Jadi sekarang ia ingin merubah semuanya menjadi seperti dahulu. Ia sengaja mencari tahu keberadaan Sofi dan membujuknya agar mau kembali kepada Bagas. Setelah Bagas kembali kepada Sofi dan meninggalkan Sinta, maka ia akan bisa menguasai Bagas lagi sepenuhnya.
———
Hari-hari Bagas di penuhi dengan kesibukan pekerjaan seperti biasanya. Sesekali ia hanya bisa bertukar kabar dengan sang istri dan anak semata wayang nya melalui panggilan video call ataupun pesan singkat. Bagas bertekat bahwa ia akan bekerja bersungguh-sungguh untuk membuat perusahaan ini lebih maju dan sukses kembali di masa depan. Bahkan tiga hari yang lalu setelah pertemuannya dengan Sofi ia secara tegas meminta Sofi untuk tidak lagi menghubunginya karena sekarang Bagas ingin fokus menjaga rumah tangganya bersama Sinta dan anak semata wayang nya.
Saat itu Bibi Salamah marah kepada Bagas. Karena menurutnya Bagas adalah lekaki kejam, yang tega melukai hati Sofi yang jelas-jelas menurut Bibi Salamah harus di lindungi dari mantan suaminya yang jahat. Tapi Bagas tidak peduli. Meskipun ia sangat menyayangi Bibi Salamah tapi ia juga masih bisa berfikir mengenai dampak buruk terhadap keluarganya apabila ia masih berhubungan dengan mantan kekasihnya Sofi.
Hingga pagi ini Bagas di kejutkan dengan kedatangan Sofi di kantornya untuk yang kedua kalinya. Ia terkejut karena menurutnya peringatan yang ia sampaikan lima hari yang lalu sudah cukup jelas agar Sofi tidak lagi menghubunginya ataupun menemuinya.
“Sofi! Kenapa kamu kesini? Bukankah aku sudah bilang padamu untuk tidak datang ke kantorku lagi. Ataupun menemuiku! “ ucap Bagas dengan penuh penekanan.
“Mas, aku kesini untuk bekerja. Dan mulai hari ini aku resmi menjadi karyawan di kantor ini,” balas Sofi dengan lembut dan senyum yang mengembang.
“Bekerja? Siapa yang mempekerjakanmu disini? Bahkan tidak ada laporan apapun tentang karyawan baru kepadaku.”
“Aku mas yang mempekerjakannya di sini. Karena aku butuh asisten untuk membantuku bekerja.”
“kamu! Bimo, bukankah sudah ada Dinda yang menjadi asistenmu?”
“Dia sudah aku pecat! Karena tidak mau menurutiku. Sok mengajariku. Cih! tidak berguna.”
“Bimo! Kamu ini, seenaknya memecat karyawan. Ikut keruanganku!”
Bimo menuruti keinginan Bagas untuk ikut keruangan nya, tapi gestur Bimo juga tampak memberikan kode untuk Sofi agar melakukan sesuatu yang mungkin sudah mereka rencanakan sebelumnya.
“Bimo, mas mohon jangan ceroboh seperti ini! Memecat karyawan seenaknya terlebih Dinda! Kau tau, Dinda itu orang yang sangat berdedikasi terhadap perusahaan ini. Dia bahkan sudah ada di perusahaan ini sebelum kamu. Dan yang menunjuk Dinda sebagai asistenmu itu Sinta. Karena Sinta tau kamu belum berpengalaman dalam bekerja, tapi sudah menjabat sebagai direktur prasarana. Selama ini Dinda juga yang rajin melaporkan pekerjaanmu kepadaku agar aku bisa mengoreksinya. Bimo, mas mencoba yang terbaik untukmu. Mas sebisa mungkin membuat citramu baik dimata Sinta, karena mas sudah berjanji padanya bahwa kamu akan berubah lebih baik lagi. Jadi tolong Bimo, jangan menyusahkan mas! “ teriak Bagas dengan penuh emosi.
Entah dapat keberanian darimana Bagas mampu berkata-kata seperti itu terhadap Bimo. Padahal selama ini Bagas selalu menegurnya dengan lemah lembut bahkan meskipun Bimo melakukan kesalahan besar merugikan perusahaan.
Sementara Bimo merasa tersinggung atas ucapan kakak sepupunya itu.
“Jadi menurut mas selama ini aku tidak becus bekerja begitu?!”
“Ya! Kau memang tidak becus. Kau hanya membuat pekerjaanku kacau dan berantakan. Sejak kau masuk ke perusahaan ini kerjaanmu hanya membuat onar! Mas capek Bimo.”
“SI*L*N!”
Maki Bimo dalam hati. Giginya mengerat dan tangan nya mengepal. Matanya memerah mendadakan betapa dia sangat marah saat ini dengan ucapan kakak sepupunya tersebut.
“Berani sekali kau mengatakan itu kepadaku mas! Tunggu saja, aku akan menghancurkanmu dan merebut semua yang sudah kau dapatkan. Semua ini milikku! Umpat Bimo dalam hati.
Tapi meskipun api berkobar di dadanya, Bimo berusaha menahanya dalam hati dan mulai berlutut di hadapan Bagas, ya tentu saja untuk mengambil simpatinya. Bimo bahkan rela meminta maaf agar rencananya bisa berjalan sebagaimana mestinya. Ia tidak ingin ceroboh dan menghancurkan semuanya.
“Mas, maafkan aku! Aku salah. Aku ceroboh mas. Tolong maafkan aku,“ ucap Bimo sambil berlutut di hadapan Bagas.
“Aku bersedia membawa kembali Dinda ke perusahaan ini. Dan membatalkan kontrak kerja Sofi sekarang juga.”
Dan tentu saja itu berhasil membuat Bagas iba, Dan sudah barang tentu memaafkan nya begitu saja.
“Bimo, mas sangat menyayangimu kau tau. Kau ini seperti adik kandungku. Selama ini mas selalu melindungimu, tapi sekarang mas ingin kamu bertanggung jawab terhadap dirimu sendiri. Terhadap Pekerjaan , terhadap bibi juga. Mas ingin kamu menjadi lelaki sukses kebanggaan mas dan Bibi. Kau mengerti,” ucap Bagas sembari membantu Bimo berdiri dan menariknya kepelukan nya.
“Iya mas, aku tau. Selanjutnya untuk Sofi dan Dinda, Mereka-”
“Sudahlah. Sudah terlanjur. Yang penting sekarang mas mohon untuk kedepan nya kau bisa lebih bijaksana dalam mengambil tindakan.”
Bagas tidak tahu, bahwa Bimo tersenyum licik dalam pelukan nya. Sungguh dunia ini tidak adil. Perasaan sayang tulus yang di berikan Bagas kepada keluarga bibinya justru di manfaatkan dan dibalas dengan tidak semestinya.
————
Dengan masuknya Sofi keperusahaan ini maka peluang untuknya kembali mendekati Bagas akan lebih mudah. Tak disangka Tuhan begitu baik kepadanya. Pertemuan nya dengan Bibi Salamah menjadi jalan untuk masa depan yang indah bersama lelaki yang ia cintai. Dan ia berjanji pada Bibi Salamah dan dirinya sendiri bahwa ia akan lakukan segala cara agar Bagas bisa jatuh kepelukan nya lagi. Menjadi miliknya seutuhnya.
“Mas?”
“Sofi, Apa yang kamu lakukan di ruanganku? Kenapa tidak mengetuk pintu terlebih dahulu.”
“Aku sudah mengetuknya berkali-kali tapi mas tidak mendengarnya, jadi aku masuk untuk memastikan kalau mas baik-baik saja. Aku-”
“Sof, tolong bekerjalah dengan profesional. Tolong jangan dekati aku. Apa kata orang jika melihat kamu ada di ruanganku. Dan Sinta, bagaimana jika Sinta salah paham terhadap kita. Aku tidak mau,“ belum sempat Bagas melanjutkan perkataan nya ia justru di kejutkan oleh tangisan Sofi yang berada di hadapan nya.
“Hiks, mas benar. Aku memang perempuan tidak tahu diri. Hiks, memang seharusnya aku tidak bertemu denganmu lagi. Hiks, aku bersalah. Aku yang sudah meninggalkan mas dulu dan menikah dengan Anton. Sekarang, bajingan itu terus mengejarku karena tidak terima aku menceraikan nya. Dia selalu mengancam akan membunuhku. Aku hanya ingin hidup tenang mas. Aku tidak punya siapa-siapa lagi di dunia ini. Bibi Salamah, dia begitu baik terhadapku. Dia dan Bimo melindungiku. Memberikanku kesempatan bekerja untuk aku bisa menata masa depanku. Hiks, seharusnya aku menolak kebaikan bibi dan Bimo. Hiks.”
Bagas tidak tega melihat Sofi menangis seperti ini. Jujur hatinya ikut sakit melihatnya. Meskipun dulu Sofi meninggalkan nya, tapi itu juga bukan sepenuhnya kesalahan Sofi, itu semua paksaan oleh ibunya yang kini sudah meninggal. Dengan lembut Bagas mencoba menenangkan mantan kekasihnya tersebut namun justru tangisan nya semakin pilu. Hingga reflek membuat Bagas tidak sadar memeluknya.
“Yes! Ini adalah awal mas. Selanjutnya akan kupastikan kamu tidak bisa lepas dari pelukanku. Lihat saja nanti.”
Si shinta bloon, si bagas pilnplan
jangan lupa mampir juga di novel aku
" bertahan luka"
Terima kasih