Dibenci keluarga karna di anggap pembawa sial, Azeeyra Briliant aksara di usia 17 tahun harus hidup menderita dalam caci maki keluarganya.
zee adalah pangilan gadis berpenampilan cupu itu dengan rambut kuncir dua, kaca mata bulat nan tebal serta baju dan rok kebesaran dari tubuhnya, zee kerap kali di bully oleh teman sekolahnya, meski memiliki otak yang pintar tak membuat ayah dan kakak kandung zee bangga atas prestasi yang didapatkan, ia di benci karna dianggap sebagai pembunuh mamanya yang meninggal sewaktu melahirkan zee karna pendarahan, sejak saat itu ayah zee tak pernah menggangap gadis kecil itu sebagai putrinya, ia di rawat oleh seorang pengasuh bernama bi jum, hanya dari pengasuh itulah zee mendapat kasih sayang, pun dengan kakak kandung zee daniel aksara juga membencinya, daniel kecil mengira zee sudah menyedot darah sang mama sehingga mengakibatkan mamanya meninggal, rasa benci terus berlanjut hingga mereka dewasa.
lantas apa zee akan bertahan di keluarga itu,?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon gebi salvina, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
LIBURAN DAN BAIKAN
Abi sudah duduk di dalam mobil, ia menunggu zee di pintu gerbang, rencananya mereka akan pergi belanja bahan masakan, karena bi jum yang bertugas memasak di rumah mereka sedang pulang kampung.
Di dalam mobil itu sekarang bukan hanya ada zee dan abi tapi juga ada daniel yang duduk di kursi tengah, laki-laki itu ingin ikut berbelanja dengan kedua adiknya, zee memilih diam, ia terlalu malas menanggapi daniel.
"bang... Kenapa dia ikut segala sih? " tanya zee kepada abi yang sedang mengemudi mobil di sampingnya.
abi tersenyum, melirik zee sekilas, kemudian kembali fokus mengemudi, "ngak apa-apa dek, biar bisa bantu bawain belanjaan kamu nanti, kasian jug kalau kak daniel di tinggal sendiri.
Zee memutar bola matanya malas, ia kesal dengan jawaban abi yang ngak masuk akal, mereka hanya belanja beberapa bahan makanan, bukan memborong isi supermarket, abi seorang sudah cukup tidak perlu tambahan orang lagi, trus kasian ditinggal sendiri???? heh, dia itu pria dewasa 27 tahun, biasanya juga sendiri kok.
Sedangkan di bangku belakang daniel tidak berhenti mengulas senyum, ia merasa senang, ini pertama kalinya ia satu mobil dengan zee, laki-laki itu sudah bertekad, mulai sekarang ia akan mulai mendekati zee, mengambil hati adiknya itu.
"dek."
Zee mendengus kesal mendengar daniel memanggilnya'adek'. "ngak usah panggil adek, nama gue azeeyra. "
"tapi kan kamu adek nya kakak, "
"iiuuuuh.... Kakak apaan, mana ada kakak membully dan menghina adik nya sendiri, kakak yang menuduh adik nya pembunuh. Lo itu kakak terburuk yang pernah gue temui, "
Deg.
Mendengar kalimat sarkas dari zee membuat dada daniel terasa sakit, betapa besarnya rasa sakit yang dia berikan kepada zee, sehingga sehingga membekas terlalu dalam di hati adik nya ini. 'betapa buruknya kau daniel, aku memang bajingan'. Batin daniel dalam hati.
"maafin kakak dek, kakak sangat bersalah. "
laki-laki itu menunduk dalam, ia memang bersalah, dan daniel sangat menyadari itu.
"enak aja maaf, baru juga berapa bulan, tunggu beberapa tahun lagi, buktiin ketulusannya, jangan omongan doang, ditolak sekali udah nyerah. "ucap zee dengan nada kesal.
Daniel yang tadi menunduk langsung menggangkat kepalanya, laki-laki itu menatap zee yang bermain ponsel.
"terimakasih sudah memberi kakak kesempatan, kakak akan berusaha lebih keras lagi, dan mendapatkan maaf kamu secepatnya. "
Daniel tersenyum lebar, tidak sia-sia dia ikut tadi, kali ini daniel akan memperbanyak waktunya bersama zee.
Abi yang melihat interaksi dua kakak adik itu ikut bahagia, ia yakin jika hubungan persaudaraan mereka bisa membaik, dan abi akan memberi jalan untuk keduanya bisa berbaikan.
"sudah sampai," abi memberhentikan mobil di parkiran.
Zee daniel dan abi berjalan masuk ke dalam supermarket terbesar di kotanya, ketiganya berjalan beriringan, dengan posisi zee di tengah diapit kiri kanan oleh abi dan daniel.
"mau beli apa dulu, " tanya daniel pada zee dan abi.
"ngak tau kak, beli apa dulu dek?" tanya abi pada zee.
Zee tampak berfikir sejenak, mau beli apa dulu, harusnya tadi bikin list dulu dirumah, "beli daging atau ikan dulu kayaknya bang, "
Akhirnya zee berjalan menuju tempat daging, tidak lupa abi dan daniel mengikuti zee dari belakang seperti bodyguard, tak lupa di tangan kedua orang itu memegang keranjang tempat belanjaan zee.
##
Zee memilih beberapa daging, ikan dan tak lupa udang favorite nya, serta aneka jenis seafood lainnya. Selesai di perdagingan, zee beralih ke tempat sayur dan buah, tak lupa memilih bumbu masakan juga, meski tidak pandai memasak, tapi soal bumbu masak zee boleh di adu.
Setelah di rasa cukup, melihat keranjang yang dibawa daniel hampir penuh zee beralih ke rak tempat snack, memilih snack kesukaannya termasuk jus jambu biji. Abi dan daniel juga ikut memilih makanan yang mereka sukai.
"udah dek, itu aja.?
Zee mengganggukan kepala saja, ia rasa sudah lebih dari cukup, bahkan sudah sangat banyak.
Mereka bertiga berjalan menuju kasir.
" totalnya 5 juta 7 ratus tuan.
"pakai ini mbak. "
Daniel mengeluarkan black card miliknya, zee melihat kartu yang diberikan daniel, meski sama-sama kartu hitam, tapi kartu daniel agak berbeda dengan kartu punya zee.
Setelah selesai membayar, zee daniel dan abi berjalan menuju parkiran.
"gimana hari ini, adek senang? Tanya daniel pada zee yang sudah duduk anteng di depannya.
"apa nya yang senang, cuma belanja bahan makanan doang. " cibir zee kesal, lagi-lagi daniel sok akrab dengannya.
Abi terkekeh. "lain kali pergi kepantai mau! "
"hah? Beneran! , abang serius? Terus kapan perginya, aku belum pernah kepantai soalnya. " zee tampak sangat antusias, daniel yang mendengar ucapan zee merasa sangat sedih, malang sekali adiknya ini, betapa tidak bergunanya dia sebagai kakak.
"minggu depan gimana, "ucap abi yang masih fokus mengemudi.
" kakak akan meluangkan waktu nanti, beritahu kapan pastinya kalian pergi. "
"hish, siapa juga yang ngajak lo, yang pergi cuma aku sama abang aja berdua. "
Daniel menghela nafasnya pelan. "ngak apa-apa kalau adek ngak mau satu mobil sama kakak, nanti kakak bawa mobil sendiri, " daniel tidak akan menyerah, meski zee menolaknya dia akan terus berusaha.
......................
Zee menuruni satu persatu anak tangga, sudah seminggu berlalu semenjak, zee daniel dan abi pergi berbelanja. Pagi ini mereka akan pergi bermain ke pantai sesuai rencana waktu itu.
1 jam lebih di perjalanan, akhirnya mereka sampai di pantai tujuannya. Dua mobil terparkir di sebuah resort.
Resort yang mereka tempati cukup mewah, mereka memilih resort ini karena selain fasilitas yang lengkap, lokasinya langsung berhadapan dengan pantai.
Ketiganya masuk kedalam kamar dan menyimpan barang-barang mereka. setelah istirahat sebentar dan berganti pakaian, mereka akhirnya keluar dari kamar.
saat ini zee daniel dan abi sudah berada di pantai. Zee sangat antusias melihat ombak yang mengejarnya, ia terus berlari-lari ketepi pantai. daniel dan abi tersenyum melihat zee yang tertawa.
"dek jangan terlalu jauh mainnya, " teriak abi yang sudah duduk di bibir pantai bersama daniel, kedua laki-laki itu duduk selonjoran di pasir.
"abang ayo sini ikut main, "ajak zee melambaikan tangan pada abi.
Abi melirik daniel, " kak mau ikut, "tanya abi.
" hah, bocah Lo masih main air!" kata daniel mengejek.
"emang waktu kakak masih bocah pernah main ke pantai? Tanya abi.
Daniel yang merasa tersindir langsung berdiri dari duduknya, ia akui, mana pernah laki-laki itu pergi ke pantai, ini juga yang pertama kali baginya.
Melihat kedua orang itu mendekat, zee dengan cepat langsung menyiram abi dan daniel dengan air laut.
Zee tertawa senang melihat kedua orang itu sudah basah. Daniel dan abi saling lirik, lalu beralih menatap zee, dengan muka yang tersenyum jahil.
Alarm tanda bahaya dari daniel dan abi.
"kabuuuuur, "teriak zee sambil berlari.
Aksi saling kejar-kejaran pun terjadi. terkadang saling siram. Daniel mengendong zee dan menyeburkan dirinya bersama sang adik. Mereka bertiga tertawa bersama. Merasa sudah lelah, ditambah cuaca yang semakin panas, zee daniel dan abi memilih kembali ke resort.
.
.
.
.
Malam hari mereka bertiga sudah duduk berkumpul menikmati makan malam yang sudah disiapkan.
Selesai makan malam, mereka kembali kekamar beristirahat.
Zee yang tak bisa tidur setelah menerima telpon dari reynard memilih keluar kamar dan duduk di kursi dekat kolam renang. Zee menatap deburan ombak yang tampak gelap, ia memandang jauh dengan tatapan kosong.
"kenapa belum tidur, "ucap seseorang di belakang zee.
"belum ngantuk, " ucap zee.
"kamu ngak dingin duduk disini, anginnya kencang banget loh, " daniel membuka jaket nya lalu memakaikan ke sang adik.
"ngak usah, aku ngak dingin kok. " ucap zee bohong, padahal ia sudah menggigil.
"apanya yang ngak dingin, lihat aja gigi kamu sudah bergetar itu, kakimu juga sangat dingin."ucap daniel.
daniel ikut duduk dan berbaring di kursi pantai disebelah zee. Mereka berdua bersama-sama menatap langit yang gelap tanpa bintang.
"ada apa ? "tanya zee.
" tidak ada,habis nelpon papa," jawab daniel.
Keheningan kembali menyertai mereka berdua.
"dek, "panggil daniel.
Zee tak menjawab, ia hanya diam dan terus menatap langit, sesekali gadis itu mengerat kan jaket daniel yang di pakainya ketika angin berhembus.
"kakak tau, meski beribu kali kata maaf yang kakak ucapkan, tidak akan bisa menyembuhkan rasa sakit kamu selama ini. Tapi dek, jika boleh sekali lagi kakak bersikap egois, kasih kakak kesempatan untuk menebus kesalahan kakak, izinkan kakak menjalani peran sebagai saudara kamu. "kata daniel lagi.
" aku sangat bodoh waktu itu, sudah mengabaikan kamu dan membuat kamu menderita. "sambung daniel yang sudah meneteskan air mata.
"apa kamu sangat membenci kakak , "tanya daniel.
Zee menghembuskan nafas pelan. "aku ngak pernah membenci kakak atau pun papa, aku hanya kecewa atas perilaku kalian yang egois, dan sok paling kehilangan, aku bahkan tidak pernah melihat orang yang melahirkan ku. "
"kakak sangat berdosa, kakak mohon maaf dek, " ucap daniel lirih.
"berjanjilah akan jadi kakak yang baik, " ucap zee, membuat daniel senang dan langsung menghambur memeluk adiknya.
Zee membalas pelukan daniel, laki-laki itu menangis dengan tubuh bergetat. Meski masih terasa sakit dihatinya, namun zee mencoba untuk berdamai dengan daniel. Entah mengapa zee merasa sangat nyaman berada di pelukan daniel.
Setelah berbaikan dengan zee, daniel mengantarkan gadis itu kembali ke kamarnya, ternyata didepan kamar zee sudah ada abi yang duduk berjongkok bermain game.
"ekhmm, " deheman daniel mengalihkan atensi abi dari ponselnya, laki-laki itu mendongak menatap dua saudara yang baru datang.
"sudah selesai ngobrolnya, " abi menyimpan benda pipih itu ke dalam saku.
"thanks bro, Lo udah buka jalan buat gue sama zee, kita udah baikan sekarang, " ucap daniel tulus.
"bro? Gue kira gue adik Lo, ternyata enggak! " ucap abi bercanda dengan wajah di buat sesedih mungkin.
Daniel tertawa terbahak, kemudian dua lelaki itu saling berpelukan, "terimakasih adik, Lo adalah cahaya dalam rumah kita. " ucap daniel terkekeh geli.
"Lo kira gue lampu. " sungut abi cemberut,
Daniel tertawa melihat wajah cemberut abi, zee tersenyum tipis melihat dua orang kesayangannya itu.
"udah, kalian kalau masih mau ribut pindah kekamar sana, aku mau tidur. " usir zee, kemudian masuk ke dalam kamar dan menguncinya.