Pengorbanan Renata yang awalnya hanya menjadi seorang penyamar untuk menggantikan seorang wanita yang merupakan tunangan dari Bryan karena sedang koma berakhir menjadi sebuah malapetaka yang membuatnya kehilangan segalanya..
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sindya, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
24. Tertangkap
Glen tidak bisa melakukan apapun karena tidak ada kendaraan yang bisa dinaikinya untuk mengejar Renata dan kekasihnya. Ia merasa sangat bodoh karena sudah kecolongan mengawasi Renata. Glen tertawa terbahak-bahak ditengah rasa kesalnya atas kebodohan nya sendiri. Sementara anak buahnya hanya bisa menunduk dengan tubuh gemetar ketakutan seakan sedang berhadapan dengan malaikat maut.
"Apa yang kalian telah lakukan, hahh...? Kenapa kalian bisa teledor seperti ini? Sekarang apa yang kalian tunggu? kejar dua hal**Ng murahan itu....!" titah Glen mengamuk sejadi-jadinya sambil mengarahkan pistolnya ke arah anak buahnya.
"Baik bos. Kami akan meminta pihak hotel untuk menutup pintu masuk untuk mobil yang dikendarai salah satu diantara mereka berdua," ucap salah satu anak buahnya.
"Dapatkan mereka berdua atau nyawa keluarga kalian sebagai penggantinya...!" ancam Glen lalu menghubungi orang-orangnya untuk mencari keberadaan Renata dan kekasihnya dokter Lisa.
Glen kembali ke dalam istananya dan meminta sopirnya untuk mengeluarkan mobil miliknya dari garasi. Sementara itu Renata dan dokter Lisa akhirnya tiba di sebuah taman yang mengarah ke area hotel mewah.
"Apaaa....? Jadi hotel miliknya ini terhubung dengan terowongan rumahnya? Bajingan....!" umpat dokter Lisa.
"Jangan terlalu banyak mengumpat. Untuk apa kau dari tadi membuang energimu hanya untuk priamu itu," ucap Renata yang tidak melihat ada pagar berduri menghalangi jalannya mereka.
"Renata. Awass....!" pekik dokter Lisa membuat Renata menginjak rem secara mendadak tepat di blokade pagar kawat.
"Astaghfirullah...!" nafas Renata tersengal-sengal lalu melihat di sekitarnya.
"Sepertinya kita telah dikepung," ucap Renata membuat dokter Lisa ketakutan.
"Lakukan sesuatu Renata ...! Aku tidak mau kehilangan nyawaku ditangan bajingan itu.
"Tenanglah...! Aku sudah menghubungi agen FBI untuk melindungi kita. Aku sudah mengirim sinyal GPS ponselku di agen bergensi dua hari yang lalu demi keamanan ku," ucap Renata.
"Benarkah...? Tapi, kita pasti akan dihukum oleh bajingan itu sebelum kita ditemukan oleh agen FBI Renata," keluh dokter Lisa.
"Jadilah perempuan tabah...! Jangan cengeng seperti itu...!" geram Renata." Jangan buat lawanmu bisa membaca kelemahanmu. Jika kamu tenang, mereka akan berpikir ulang untuk berbuat kasar padamu. Buatlah mereka segan padamu jika kamu tetap tenang. Mengerti...!" ucap Renata tegas membuat dokter Lisa mengatur lagi emosinya agar tidak terlihat seperti perempuan yang menyedihkan.
Sementara itu Renata tidak ingin turun dari mobil itu. Renata terlihat percaya diri karena ia mengendarai mobil yang tepat. Mobil yang dilengkapi fasilitas yang bisa melakukan penembakan dari bawah mobil. Komputer canggih yang ada di mobil itu yang sudah ia pelajari Sepenjang perjalanan.
Sementara itu para penjaga hotel atau lebih tepatnya anak buahnya Glen mendekati mobil itu untuk menyuruh Renata dan dokter Lisa turun. Teriakan dari luar tidak bisa terdengar sampai ke dalam mobil.
"Hei keluar atau akan kami tembak...!" ancam para penjaga itu dengan senjata laras panjang mereka yang mengarah ke setiap sisi mobil.
"Renata. Kita akan mati di sini," lirih dokter Lisa dengan nafas tertahan lagi tegang.
Renata memencet tombol tembakan yang langsung terpencar membuat para penjaga itu lari kocar-kacir. Setelah itu Renata melepaskan tembakan basoka portable ke arah pagar kawat hingga terpental. Tembakan beruntun dari para penjahat ke arah mobil anti peluru itu.
Setelah itu mobil bergerak dengan kecepatan tinggi menerobos setiap pembatas kayu hingga akhirnya mobil itu bisa keluar dari area hotel itu dan bergabung bersama pengendara lainnya. Lagi-lagi dokter Lisa begitu gembira hingga akhirnya ia berteriak kegirangan.
"Yeeeehhh...! Kita berhasil. Kamu hebat kawan....!" puji dokter Lisa pada Renata yang sudah lebih tenang.
"Sepertinya kita tidak bisa tinggal lagi di kota ini dokter Lisa. Keadaan ini sudah tidak aman untuk kita," ucap Renata.
"Bagaimana cara kita untuk bisa kabur dari negara ini?" tanya dokter Lisa.
"Kita tunggu saja kedatangan agen FBI yang akan melindungi kita. Dengan begitu kita bisa membongkar semua kejahatannya Glen pada FBI," ucap Renata.
"Mungkin petinggi di negara ini melindunginya karena dia sudah membayar mahal kepada mereka untuk tindakannya. Itulah sebabnya dia merasa uang mampu membuat dirinya bebas dari jeratan hukum," ucap dokter Lisa.
"OK. Lebih baik kita cari makan siang dulu. Setelah itu aku akan menghubungi orang FBI. Bayiku sepertinya sudah sangat lapar," ucap Renata sambil mengusap perutnya.
"Kalau mau tempat yang aman lebih baik berada di tengah kota. Mungkin dia akan mempertimbangkan lagi kejahatannya jika ia menemukan kita nantinya," ucap dokter Lisa.
"Ide yang bagus. Ayo kita makan siang dulu...!" Renata memasuki salah satu pusat perbelanjaan yang ramai akan pengunjung.
Renata dan dokter Lisa duduk di sebuah restoran yang tercantum makanan halal. Mereka juga bersikap biasa agar tidak dicurigai oleh para pengunjung restoran itu. Renata sibuk membaca data setiap pengunjung.
Seorang pelayan menghampiri dua wanita cantik itu untuk mencatat pesanan mereka. Keduanya memilih menu simpel agar tidak lama menunggu tingkat kematangannya. Ponsel milik Renata berdering dan Renata begitu bahagia melihat nama dari salah satu agen rahasia FBI.
"Aku sedang menuju ke tempatmu berada. Tolong tunjukkan dirimu jika kamu melihat aku yang saat ini mengenakan jas abu-abu dan kaca mata hitam," ucap Aldo.
Renata berdiri mencari seorang pria yang memiliki ciri-ciri yang disebutkan Aldo. Namun Renata tidak bisa melambaikan tangannya kala melihat Glen berjalan di belakang Aldo.
"Ya Allah. Bagaimana ini...?" Renata duduk kembali lalu berbicara dengan dokter Lisa sambil menunjuk ke arah datangnya Glen.
"Dokter Lisa. Bagaimana caraku agar bisa memanggil agen Aldo ke tempat kita. Glen ada dibelakangnya," ucap Renata membuat dokter Lisa terkejut.
"Bilang pada agen Aldo kalau dibelakang dia ada mafia yang selama ini sedang diincarnya. Dengan begitu agen Aldo lebih menangkapnya daripada dia yang menemukan duluan kita disini," bisik dokter Lisa memberi solusi.
Renata mengangguk paham lalu menghubungi agen Aldo yang saat ini sedang cilingak-cilinguk mencari keberadaan mereka berdua.
"Aku tidak bisa menunjukkan diriku karena saat ini ada mafia Glen yang selama ini kalian cari. Dia berada tepat di belakangmu. Mungkin ini kesempatanmu untuk menangkap dirinya," ucap Renata membuat agen Aldo langsung membalikkan badannya dan melihat mafia yang di maksud oleh Renata.
Merasa mengenali wajahnya Glen Aldo langsung mendekati Glen yang berhenti berjalan karena langkahnya terhalang oleh agen Aldo.
"Hei tuan...! apa masalahmu denganku?" tanya Glen geram.
"Pastinya kamu adalah masalah bagiku karena kau orang yang sedang aku incar selama ini Glen Brown Jackson," ucap agen Aldo menatap tajam wajah sang mafia yang cukup ciut nyalinya kini.
Degggg....
next Thor
ditunggu selanjutnya...