NovelToon NovelToon
Airin & Assandi

Airin & Assandi

Status: sedang berlangsung
Genre:Nikahmuda / CEO / Selingkuh / Cinta Paksa / Cinta Seiring Waktu / Romansa
Popularitas:9.8k
Nilai: 5
Nama Author: DewiNurma28

Airin dan Assandi adalah pasangan suami istri muda yang dijodohkan oleh kakek Assandi. Namun Assandi sangat tidak suka dengan perjodohan ini. Dia merasa ini adalah paksaan untuk hidupnya, bahkan bisa bersikap dingin dan Kasar kepada Airin.

Tetapi Airin tetap sabar dan setia mendampingi Assandi karena dia sudah berjanji kepada kakek Assandi untuk menjaga keutuhan rumah tangga mereka. Hingga suatu hari ungkapan kenyataan pahit dan kejadian yang tidak terduga memisahkan mereka begitu lama.

Akankah rumah tangga mereka bisa bertahan selamanya? Ataukah hubungan mereka putus begitu saja setelah ada kejadian itu?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon DewiNurma28, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Hilangnya Keperawanan

Airin sedang asik membersihkan semua kamar di lantai sepuluh.

Disana ada dua puluh kamar yang dia bersihkan sendiri tanpa bantuan siapapun.

Karena dirinya sedang menjalani masa hukuman akibat fitnah dari seniornya.

Airin menghela napas lelah, dia berulangkali mengusap keringat yang membasahi wajahnya.

"Semangat, sebentar lagi selesai." Ucapnya penuh semangat.

Airin berjalan menuju kamar terakhir. Dia membuka pintu tersebut.

Kepalanya menggeleng melihat banyaknya barang yang berserakan disana.

Bahkan sampah-sampah memenuhi ruangan hingga di bawah kolong ranjang.

"Astaga, ini kotor sekali."

Airin bergegas membersihkannya. Dia memunguti semua sampah itu untuk dimasukkan ke dalam tong sampah.

Semua barang yang berserakan, dia susun rapi di atas meja. Begitu juga selimut dia ambil untuk diganti.

"Hei kamu!!" Teriak Noona yang baru datang.

Airin terkejut mendengar suara Noona, "I-iya kak."

"Sudah belum membersihkannya, disuruh ke lantai dua puluh untuk membersihkan kamar tamu."

"Hah, sekarang kak?"

"Iyalah, masa tahun depan."

"Tapi saya belum selesai ini."

"Ya udah, makanya selesaikan cepat!!!" Teriak Noona.

Seniornya itu kemudian berbalik badan meninggalkan Airin sendirian lagi.

Airin merasa takut mendengar suara Noona yang begitu lantang.

Dia kemudian segera merapikan kamar itu kemudian berjalan keluar menuju lantai dua puluh.

"Eh, tadi kamarnya nomor berapa ya?" Tanya Airin pada dirinya sendiri.

Dia mengendikkan bahu dan tetap berjalan menuju lantai dua puluh.

Saat akan memasuki lift, Davi datang memanggilnya.

"Airin!" Panggil Davi sambil berlari.

Airin menoleh menatap temannya itu yang terengah-engah mengatur napasnya.

"Kenapa Vi? Kamu kok berlarian seperti itu?"

Davi menyeka keringatnya, "Nggak apa-apa Rin, aku cuma pengen memberimu minuman ini."

"Ya ampun Vi, nanti pas istirahat kan bisa."

"Tapi kamu, akhir-akhir ini nggak pernah istirahat. Makanya aku bawain ini."

Davi mengulurkan sebotol minuman rasa buah kepada Airin.

Tangan Airin menerima minuman itu, "Terima kasih ya Vi."

"Sama-sama, kalau begitu aku pergi dulu lanjutin pekerjaan."

Airin mengangguk, "Iya Vi."

Davi berbalik meninggalkan Airin. Tanpa Airin sadari bahwa minuman itu memiliki obat perangsang yang diberikan ketiga seniornya.

Noona, Nara dan Ralin tersenyum bahagia melihat Airin berhasil menerima pemberian Davi.

Mereka bertiga memanggil Davi untuk mendekat. Davi menunduk sedih karena terpaksa bersengkongkol dengan mereka bertiga.

"Bagus, pekerjaan yang sangat bagus." Ucap Noona menepuk bahu Davi.

Davi menatap tajam ke arah Noona, "Jika bukan karena adikku, aku nggak mau melakukan itu lagi."

"Tenang saja nona kecil, adikmu aman berada di panti bersamaku." Jawab Noona.

Karena adik Davi sedang dititipkan se panti dengan Noona. Sebab panti itu adalah milik nenek Noona.

Meski hanya panti kecil, tapi bagi Davi itu sangat bermanfaat untuk menitipkan adik satu-satunya yang masih berusia tiga tahun.

Karena kedua orang tua Davi telah tega menelantarkan mereka di tempat kumuh.

Davi pun sampai sekarang tidak tahu dimana keberadaan kedua orang tuanya.

"Sudah sana kamu pergi, husss." Usir Nara.

Davi menunduk berjalan menuju tempat yang akan dia bersihkan.

Sedangkan Airin sudah berada di lantai dua puluh mencari-cari kamar yang akan dia bersihkan.

Airin mondar-mandir bingung karena tidak tahu kamar mana yang harus dibersihkannya.

"Permisi tuan, maaf mau bertanya. Apakah kamar anda sudah dibersihkan?" Tanya Airin pada salah satu tamu hotel yang baru keluar kamar.

Tamu berjenis kelamin laki-laki itu mengangguk. Dia memperlihatkan kamarnya yang sudah bersih.

"Baiklah, terima kasih tuan." Ucap Airin.

Laki-laki itu mengangguk kemudian pergi meninggalkan Airin yang masih kebingungan.

"Lalu dimana ya kamarnya? Aku lupa tidak bertanya tadi. Mana ponselku ada di dalam loker." Gumamnya.

Airin berjalan menyusuri lorong lantai dua puluh. Dia melihat ada satu pintu kamar yang terbuka.

Airin permisi memasuki kamar tersebut, "Permisi tuan, nyonya? Apakah ada orang?"

Kepala Airin sudah masuk setengah, dia tidak melihat ada orang satupun disana.

Airin membuka lebar pintu kamar itu dan memasukinya.

Disana dia bisa melihat kamar yang berantakan dan penuh dengan aroma wine.

Airin rasanya ingin muntah mencium bau itu. Dia mengambil botol minum yang diberikan Davi.

Airin meminumnya dengan sekali teguk. Membuat botol itu kosong menjadi sampah.

Dia kemudian memulai membersihkan kamar itu dengan cepat. Namun saat akan merapikan tempat tidur.

Kepala Airin mendadak pusing dan suhu tubuhnya berubah menjadi sangat panas.

"Hufff, kenapa suasananya panas sekali."

Airin mengipasi lehernya dan membuka dua kancing kemeja seragamnya.

Peluh keringat membasahi tubuh Airin dari atas hingga bawah.

Dia sudah tidak tahan lagi, rasanya sangat aneh dan lengket karena penuh keringat.

"Mana remot AC nya ya."

Airin berjongkok mencari keberadaan remot AC kamar itu.

Dia sudah membuka kemeja seragamnya hampir sempurna dan memperlihatkan kulit tubuhnya yang putih mulus.

Tubuh Airin sudah terkontaminasi oleh obat perangsang yang diberikan ketiga seniornya tadi.

Mereka memberikan dosis yang tinggi di dalam obat itu. Sehingga membuat Airin tidak bisa menahan rasa panas di tubuhnya.

"Kenapa semakin panas ya, padahal AC nya sudah full." Gumamnya yang berhasil menyalakan AC.

"Duh, kenapa ini." Sambungnya yang kemudian membuka semua baju bagian atasnya.

Menyisakan pakaian dalamnya saja. Sedangkan celananya dia longgari agar suhu panas di tubuhnya mereda.

Tetapi...

Ceklek...

Suara pintu terbuka, Airin tidak menyadarinya ada seseorang yang sudah menatap tubuhnya dengan lapar.

Laki-laki itu mendekati Airin secara perlahan. Dia mengamati tubuh Airin dari belakang.

"Ka-kamu siapa? Kenapa ada di kamarku?" Tanya Laki-laki itu terbata.

Airin menoleh menatapnya terkejut melihat ada laki-laki tampan sudah berdiri tegak di belakangnya.

Dia mencoba menutupi tubuhnya dengan kedua tangannya. Namun, dia tetap tidak bisa menahan rasa gairah itu.

Laki-laki itu berjalan mendekati Airin yang terlihat sangat meresahkan.

Dia memojokkan Airin di jendela kamar hotel. Ekspresi Airin sangat ketakutan karena laki-laki itu sangat dekat dengan dirinya.

"Kamu? Wanita yang dipesan temanku?" Ucap laki-laki itu dengan mengangkat satu alisnya.

Airin tidak mengerti apa yang dibicarakan laki-laki asing di depannya.

"Ma-maksudnya tuan?" Tanya Airin gugup

Tangan laki-laki itu menelusuri wajah cantik Airin. Bahkan dia sudah membelai leher Airin. Membuat perempuan itu terbuai karena efek obat dari minuman tadi.

"Cantik juga kamu." Puji laki-laki itu.

Airin memejamkan matanya menikmati setiap sentuhan dari laki-laki asing itu.

Bahkan dia tanpa sadar sudah mengerang menikmati setiap sentuhan itu.

"Ahh,.."

Laki-laki tampan itu tersenyum miring menatap Airin yang sudah merah padam menikmati setiap sentuhannya.

"Ckck, kamu sepertinya menyiapkan semuanya dengan matang."

Laki-laki itu mengerti dengan keadaan Airin. Karena dia bisa melihat jika perempuan itu habis meminum obat perangsang yang dia kira untuk menarik perhatiannya.

"A-aku, ti-tidak tahan. Pa-panas se-...kali" Ucap Airin terbata.

"Baiklah, akan aku sembuhkan suasana tubuhmu yang panas ini." Seringai jahat laki-laki itu.

Di angkatnya tubuh Airin ke atas ranjang. Dia sudah melepas semua pakaian di tubuh Airin.

Laki-laki itu berjalan menuju pintu untuk menutupnya rapat. Dia kemudian tersenyum senang mendapat wanita hiburan di siang hari.

Laki-laki itu membuka semua pakaiannya hingga menampilkan tubuhnya yang atletis tanpa sehelai benangpun.

Tidak menunggu waktu lama, dia sudah menindih tubuh Airin dan melumat bibir ranum itu.

Dia sangat menikmati semua sentuhan dari kulit mulus Airin. Bahkan sekarang Airin sudah membalas ciuman dari laki-laki itu.

"Sangat pandai sekali dia melakukannya." Gumamnya yang kemudian melanjutkan kegiatannya.

Mereka akhirnya menghabiskan waktu bersama disiang hari hingga sore.

Tanpa disadari, mereka sudah melakukan berulang kali hingga waktu menunjukkan pukul enam petang.

1
DewiNurma28
Sudah di up, ditunggu ya karena baru aku upload.
Mong Imach
kapan up lagi thour udah gk sabar nunggu kelanjutan nya
DewiNurma28
siappp kak, terima kasih supportnya 🥰
DewiNurma28
Coba di Refresh kak.
xiao xiao bai
sumpah thorr aku baca dari awal sampai saat ini nyesek pokoknya lanjut lagi thorr dan tetap semangat update nya
DewiNurma28: Authornya juga nyesek pas ngetik 😭

terima kasih supportnya kak, ditunggu bab selanjutnya ya 🥰😍
total 1 replies
Marifatul Marifatul
😭😭😭
risa Muawenah
lanjut thorr
DewiNurma28: siapp, ditunggu updatenya ya.

Terima kasih sudah menyukai karyaku 😍🥰
total 1 replies
DewiNurma28
Karya yang sangat luar biasa.
Kisah cinta yang cuek tetapi sebenarnya dia sangat perhatian.
Alurnya juga mudah dipahami, semua kata dan kalimat di cerita ini ringan untuk dibaca.
Keren pokoknya.

The Best 👍
Elain
Terima kasih penulis, masterpiece!
DewiNurma28: Terima kasih kak 🙏 ditunggu part selanjutnya ya...
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!