Cinta yang ngga mungkin bersatu. Malik Arkana Artha Mahendra sudah berusaha melupakan cinta terlarangnya pada Liliana Aldrin. Tapi kabar gadis itu masih hidup membuat cintanya bangkit lagi
Semoga suka, ya❤️
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rahma AR, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Otw ke pesta
Cassie hanya duduk menyandar di sofa menunggu Malik. Memejamkan mata sebentar kemudian membukanya lagi.
Lama juga, ya, kalo laki laki mandi.
Cassie menghembuskan nafas pelan.
Matanya menatap meja yang terdapat beberapa kertas yang menarik perhatiannya.
Cassie meraih selembar kertas yang belum jadi desainnya.
Iklan, ya?
Bibirnya tersenyum. Lomba desain gaun malam.
Cassie melihat nama perusahaan yang tertera di kertas itu. Kemudian mencari nama itu di gugel.
"Kamu tertarik?"
Cassie menoleh, Malik sudah berada di depan pintu kamarnya dalam keadaan rapi. Lengkap dengan jasnya.
Cassie pernah merasa melihat penampilan Malik yang seperti ini. Tapi dia ngga tau kapan dan dimana.
Tapi kemudian hatinya membantahnya.
Ngga mungkin.
Malik yang sejak tadi memperhatikan raut wajah Cassie merasakan debaran aneh di dadanya.
Yang dilihat Cassie adalah konsep saat iklan yang sedang dia rencanakan, butuh penyempurnaan. Tapi iklan itu sekarang sudah jadi dan sudah diumumkan di website perusahaan dan sosial media.
Dia pun mendekat dan duduk. di samping Cassie.
Malik membuka iklan yang ada di website perusahaannya.
"Itu konsep awal. Ini hasil akhirnya," ucap Malik sambil menunjukkan layar ponselnya pada Cassie.
"Ooo....." Cassie ngga bisa menahan binar di sepasang matanya.
Dia teringat sketsa gaun yang sudah dia buat.
Mungkin bisa digunakan, batinnya senang. Cassie merasa aneh, dia merasa memang inlah passionnya. Semangatnya muncul begitu saja.
"Mau ikutan?" Malik langsung yakin kalo gadis itu tertarik.
"Memangnya bisa? Yang ikut pasti desainer desainer terkenal, ya...?" Cassie langsung merasa insecure. Dia malah ngga berhubungan dengan itu.
"Ini buat umum. Siapa aja boleh ikut..." Senyum Malik teduh.
"Mana ponsel kamu?"
"Untuk apa?" Walau heran, Cassie tetap mengeluarkan ponsel dari dalam tasnya.
"Katanya mau ikut lomba."
Setelah menerima ponselnya, Malik membuka website anak perusahaannya yang mengiklankan lomba itu.
Dia membuka form pendaftaran akun.
"Kamu isi."
"Nanti aja. Kita udah terlambat." Cassie sempat melirik jam di dinding. Sudah pukul tujuh lewat beberapa menit.
"Biar aja. Ini lebih penting." Malik ingin tau data identitas yang akan diketikkan oleh Cassie.
Cassie mengangguk. Dia segera mengeluarkan dompetnya untuk mengambil kartu identitasnya.
Soalnya dia ngga hapal dengan data dirinya.
Malik menatap tajam pada kartu identitas itu.
Alamat yang tertera di sana ngga asing. Dia yakin, alamat Cassie sama dengan alamat rumah oma dan opa Liliana.
Jantung Malik berdebar sangat keras.
Begitu juga saat melihat tempat dan tanggal lahirnya.
Sama seperti milik Liliana....!
Semakin cepat jantung Malik berdetak. Hatinya yang sempat meragu kini mulai yakin lagi.
Tapi Liliana tidak memperhatikan ekspresi Malik yang tampak nyata perubahannya.
Dia hanya ingin cepat cepat mengisi datanya agar mereka ngga semakin terlambat datang ke pesta relasi Malik.
"Selesai," ucapnya dengan senyum tersungging di bibir setelah memfoto kartu identitasnya di langkah terakhirnya
Dia menoleh pada Malik yang masih berada di sampingnya, dan tidak mengeluarkan sepatah kata pun.
Malik tersenyum.
"Oke."
Cassie menyimpan kartu identitas dan ponsel di tasnya.
"Ayo, kita berangkat sekarang."
"Kita sudah sangat terlambat," ringisnya merasa ngga enak. Rasanya lebih baik ngga pergi dari pada jadi pusat perhatian.
"Ngga akan." Malik menggandengnya keluar dari unitnya.
"Yakin ngga?" Cassie masih merasa ngga enak.
Malik menggeleng sambil tersenyum. Dia terus melangkah ke arah lift.
Cassie menatap tangannya yang digandeng Malik sambil mengikuti langkah kaki laki laki itu.
Jantungnya berdebar lagi semakin cepat. Genggaman laki laki itu terasa sangat hangat.
Cassie ngga memperhatikan nomer lantai yang dipilih Malik saat lift sudah bergerak.
Perasaannya campur aduk. Berada di dekat laki laki itu membuat dia selalu salting.
Dia terkejut saat pintu lift terbuka mereka sudah berada di lantai teratas apartemen. Baru kali ini Cassie menginjakkan kakinya di lantai tertinggi ini.
Rooftop apartemen.
Angin malam bertiup cukup kencang membuat ujung dresnya berkibar.
Cassie agak kerepotan menurunkan ujung dres itu yang ingin tersingkap ke atas.
Tapi dia ngga bisa berbuat banyak selain mengikuti langkah panjang laki laki itu.
Dia terpana melihat ada sebuah heli di sana.
Miliknya? Batin Cassie sambil menatap Malik.
Laki laki itu mengajaknya mendekati heli dan membukakan pintunya.
"Kita ngga akan terlambat."
Cassie terpaku.
Dia sekaya apa?
*
*
*
Hera yang sedang mematut dirinya yang sudah menggunakan wig dan softlens seperti yang dimiliki Liliana, tersenyum puas, melihat pantulan wajahnya di cermin.
Liliana seperti lahir kembali melalui dirinya.
Dia akan tampil seperti ini untuk mendapatkan Malik.
Tapi tidak sekarang. Dia ngga akan mengejutkan keluarganya di acara pesta ini. Ini pesta perkenalan dirinya sebagai putri konglomerat yang hilang.
Senyumnya terkembang manis. Mulai malam ini rekan rekan modelnya, manajemennya, juga orang orang yang mengenalnya akan menatapnya dengan tatapan yang jauh lebih menghormatinya. Dia akan lebih disegani.
Mungkin ngga butuh waktu yang lama, dia akan menjadi model utama di perusahaan ini dan juga di banyak perusahaan lainnya.
Saat dia sedang membuka wignya, ponselnya berdering pelan.
Ada foto yang dikirimkan si bule tampan Dante.
Anehnya Hera sama sekali tidak tertarik pada si bule itu. Hatinya lebih condong ke Malik.
Dia suka dengan laki laki yang sudah teruji kesetiaannya.
Wajah Hera langsung masam. Foto dua orang yang diyakini salah satunya adalah Malik dan satunya lagi kekasihnya(?)
Hera cukup hapal dengan punggung laki laki dingin itu, karena beberapa kali dia hanya berani melihat punggungnya saja.
Oke, sebelum laki laki incarannya serius dengan perempuan ini, dia akan serius dengan rencananya, tekat Hera sambil mengeratkan genggamannya pada ponselnya saking geramnya.
Dante is calling.....
"Ya," sahut Hera dengan nada ngga ramah. Apalagi dia mendengar tawa keras Dante.
"Gadis itu cantik sekali. Walaupun kamu mirip dengan mantannya, kamu pasti akan gagal," ejek Dante dalam tawanya yang kian keras.
Dia ngga suka berbasa basi rupanya.
Saking marahnya Hera memutuskan telponnya.
Huh, dengusnya kesal.
Dia segera melepas softlens dan merapikan lagi dandanannya.
Kembali mulutnya mengomel karena riasan dari MUA agak sedikit rusak di bagian matanya.
Terpaksa dia merapikannya sendiri.
*
*
*
Cassie masih terdiam ketika heli yang membawanya sudah mendarat di rooftop.
Malik tersenyum.
"Kita hanya telat lima menit," senyum Malik sambil menatap Cassie.
Jantung Cassie tambah keras dan cepat berdetak. Tatapan Malik terasa beda, terlihat lebih dalam dan penuh bintang(?)....
Laki laki muda itu dengan santai membuka pintu helinya. Dia turun duluan dan nggak lama kemudian mengangkat ponselnya.
Cassie ngga tau siapa yang menelpon Malik. Tapi wajah laki laki dingin itu tampak ceria dan jauh dari kesan kaku.
Saat Cassie akan membuka pintu helinya, laki laki itu sudah melakukannya.
Rupanya ketika.Cassie sedang melepaskan seatbeltnya, Malik sudah melangkah ke sisinya. Dia masih menelpon.
Satu tangan Malik meraih tangan Cassie, membantunya turun dari heli.
"Oke, oma. Kita ke sana sekarang."
"................"
Setelahnya Malik menyimpan ponselnya.
"Oma sudah ngga sabar menunggu kedatangan kita."
Cassie jadi gugup.
Dia akan bertemu banyak orang, terutama keluarga besar Malik.
aq nya ikutan deg²an.. ❤❤
DewaCs juga memantau Malik
DinDut Itu Pacarku ngasih iklan
ternyata gitu doang rencana konyol dante-hera... 🤣🤣🤣 kirain pakai acara jebak-menjebak adegan ranjang.../Facepalm//Facepalm/
Malik itu feeling nya tajem, karna cinta Malik tulus dan sudah mentok sama Liliana, seberubah apapun wajah dan nama Liliana,hati Malik tetap tertuju ke satu hati yaitu Cassie si Liliana asli ,
mungkin kalau orang selain Malik akan oleng juga melihat Liliana KW.
Hera Hera dah langsung ketahuan kan kalau kamu palsu,
malu ga malu ga malu ga...????
ya pasti malu lah,di tolak gitoh😂😂
maka nya mereka gk suka ama Hera
Hera mirip Elle
DinDut Itu Pacarku ngasih iklan
Hera... Hera... sudahlah jadi anak baik aja, jangan mengharapkan sesuatu yg sudah jadi milik orang lain, udah bagus ku dah diterima di keluarga Bara, ga usah kebanyakan tingkah, bikin semua ilfil sama kamu nantinya
DinDit Itu Pacarku ngasih iklan