Valeria Sinclair, seorang pengacara berbakat dari London, terjebak dalam pernikahan kontrak dengan Alexander Remington—CEO tampan dan dingin yang hanya melihat pernikahan sebagai transaksi bisnis. Tanpa cinta, tanpa kasih sayang.
Namun, saat ambisi dan permainan kekuasaan mulai memanas, Valeria menyadari bahwa batas antara kepura-puraan dan kenyataan semakin kabur. Alexander yang dingin perlahan menunjukkan celah dalam sikapnya, tetapi bisakah Valeria bertahan saat pria itu terus menekan, mengendalikan, dan menyakiti perasaannya?
Ketika rahasia masa lalu dan intrik keluarga Alexander mulai terkuak, Valeria harus memilih—bertahan dalam permainan atau pergi sebelum hatinya hancur lebih dalam.
🔥 Sebuah kisah penuh ketegangan, gairah, dan perang hati di dunia penuh intrik kekuasaan. 🔥
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Leona Night, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Honeymoon
Valerie’s POV
Alex menepati perkataannya pada Ruiz. Tiga hari setelah pertemuan kami di sebuah Gala Dinner, Alex membawa ku berbulan madu ke Kepulauan Bahama tepatnya di Nassau ( merupakan new providence) yang menjadi pusat budaya dan ekonomi masyarakat Bahama. Tempat itu menawarkan berbagai destinasi wisata menarik, seperti Atlantis Paradise Island, Cable beach dan pasar Tradisional Straw market. Selain itu Nassau juga menjadi pelabuhan Kapal pesiar yang populer di Karibia.
Karena acara bulan madu inilah, aku jadi tahu bahwa Alex penyuka olahraga jet Ski. Dia pun menyewa sebuah Yacht mewah dan nyaman untuk kami tempati paling kurang selama dua hari, sehingga bisa dipakai untuk keliling melihat pemandangan dan sekaligus melakukan olahraga air.
Sengaja Alex memilih Nassau karena ini adalah tempat favorit bagi penyuka jet ski. Aku berdiri di tepi pantai berpasir putih, di mana air laut biru kehijauan yang jernih menyentuh lembut kaki telanjangku. Angin sepoi-sepoi membawa aroma bunga tropis dan garam laut, sementara matahari Karibia yang hangat membelai kulitku. Inilah Nassau, surga tropis yang akan memanjakan semua indra dan membebaskan dari rutinitas sehari-hari.
Kami pun menyewa sebuah Resor mewah di Atlantis Paradise Island yang menyediakan fasilitas kelas dunia, termasuk taman air Aquaventure yang mendebarkan, kasino yang mewah, dan akuarium bawah laut yang menakjubkan. Intinya Alex hanya menyewa Fasilitas yang tergolong First Class untuk liburan ini.
Kami beristirahat dulu sehari semalam setelah perjalanan jauh untuk sampai ke kepulauan ini. Hari kedua Alex mengajak ku menaiki Yacht menuju ke Perairan di sekitar Paradise Island untuk kegiatan jet Ski . Kami berangkat hanya bertiga. Aku, Alex dan satu lagi seorang pengemudi Yacht bernama Liam.
Sesampainya di sana, aku berencana mengganti pakaianku dengan Bikini yang sudah kubawa. Namun tiba tiba Alex menegurku sebelum ganti baju.
“Pakailah pakaian renang yang tertutup, jangan menggunakan Bikini. Aku sudah menyiapkan semuanya di dalam lemari pakaian,”
“Why? Mengapa tertutup?” tanyaku
“Satu, aku tidak suka melihat wanita pakai Bikini, kedua ini adalah perairan yang didalamnya banyak terumbu karang beracun. Aku tidak ingin kau terkena racun dan mengalami Syok Hipotermia,” jawabnya.
Aku tersenyum kecut dan menggagalkan niatku untuk mengenakan Bikini. Akhirnya aku mengenakan baju renang untuk keperluan menyelam yang ada di lemari pakaian. Sejatinya aku berencana untuk tidak masuk ke dalam air, dan hanya mandi cahaya matahari yang hangat di atas Yacht. Namun aku tidak ingin berdebat dengan Alex. Jadi aku turuti saja kemauannya.
Alex bersiap melakukan olahraga jet Ski sesuai dengan rencana. Dia mengenakan pakaian renang untuk Ski dan mulai bersiap siap untuk menyusuri keindahan perairan Paradise Island.
Aku melihat dari Yacht sambil menikmati Pina Colada, yaitu koktail manis yang dibuat dengan rum, krim kelapa, dan jus nanas. Minuman ini disajikan dengan es, baik dicampur atau dikocok. Piña colada dihias dengan irisan nanas dan ceri maraschino. Rasanya sangat enak dan menenangkan hati.
Olah raga Alex pun berjalan lancar, aku memvideokan semua kegiatan yang dilakukannya dengan Gopro. Susana sangat menggembirakan. Dia banyak tertawa lepas, raut wajahnya tidak lagi tegang dan dingin. Aku melihat Alex versi yang lebih manusiawi.
Semuanya tampak baik baik saja sampai saat dia mendekat ke arah Yacht kami, entah apa yang terjadi tiba tiba dia terlontar dari jet ski dan membentur bagian depan alat itu tepat di bagian kepala lalu meluncur jatuh masuk ke dalam air. Posisi Jet Ski terbalik dan terapung diatas air dengan separuh bagiannya tenggelam.
Aku panik dan meneriakkan namanya,” Alex…are you oke? Alex…alex,” teriakku putus asa. Tetapi tidak ada jawaban. Aku merasa panik dan curiga ada sesuatu yang terjadi padanya. Tanpa pikir panjang aku mengenakan perlengkapan menyelam dan langsung masuk ke dalam air. Diikuti oleh Pengemudi Yacht yang juga sigap mengikutiku masuk ke dalam air.
Dalam air aku melihat tubuh Alex meluncur cepat dan ada darah yang keluar dari kakinya. Aku segera menuju ke arahnya, dan dengan sekuat tenaga menariknya kembali ke permukaan dan mendekati yacht kami.
Dengan bantuan pengemudi, aku mengusahakan tubuh Alex bisa naik ke atas Yacht. Untunglah berhasil. Aku segera memompa perut dan melakukan RJP serta memberinya pernafasan lewat mulut. Aku sudah tidak berpikir apapun selain keselamatannya. Tak lama kemudian dia terbatuk batuk dan memuntahkan semua air laut yang tertelan.
“Kakiku, aku terkena terumbu karang,” ujar Alex lemah
“Nyonya, kita harus segera kembali ke daratan, untuk pengobatan luka kaki Tuan Alex. Terumbu karang di sekitar perairan ini banyak yang beracun. Aku khawatir tuan alex terkena salah satunya,” ujar Liam pengemudi Yacht.
“Baik lah Liam, kita segera kembali ke daratan,” ujarku singkat.
Tak lama kami pun sampai di daratan, tetapi Alex sudah dalam kondisi pingsan. Paramedis yang sudah dikontak Liam selama dalam perjalanan pulang tadi, sudah menanti kami di pantai untuk bisa segera memberikan pertolongan pertama pada Alex.
Mereka segera memeriksa lukanya dan mengatakan padaku sesuatu yang membuatku sedikit panik.
“Nyonya, suami anda terkena racun dari terumbu karang. Saya sarankan untuk tidak bermalam di Yacht, tetapi di penginapan, sehingga lebih hangat. Kami sudah memberinya antidote, dan beberapa obat pereda nyeri dan anti inflamasi. Tetapi hal ini tidak meniadakan kemungkinan suami anda terhindar dari Hipotermia ringan. Jagalah dia supaya selalu hangat dan bersiaplah melakukan skin to skin jika serangan itu terjadi. Kami akan meninggalkan beberapa obat obatan di kabin anda untuk keperluan itu.”
Aku mengangguk pelan. Tak lama kemudian untunglah Alex sudah sadar dan bisa berbicara.
“Tenanglah Val, aku kuat dan tidak apa apa, kau bersantailah di pantai. Aku akan kembali ke penginapan.” ujar Alex
Tetapi tentu aku tidak segila itu meninggalkannya sendirian di penginapan. Segera aku menuntunnya kembali ke penginapan. Disana aku persiapkan segala kebutuhan untuk mandi menggunakan air hangat. Demikian juga kusiapkan handuk dan pakaiannya.
“Sudahlah, kau pergilah sana, tidak perlu merawatku seperti anak kecil,” ujar Alex dengan ekspresi kurang suka ketika aku membantunya untuk merasa nyaman di tempat tidur.
“Alex, kau memang sudah mendapatkan suntikan antidote, tetapi itu tidak meniadakan kemungkinan Syok Hipotermia, sehingga kau perlu waspada dengan hal itu,” ujarku padanya
Dia hanya tersenyum tipis dan menggeleng pelan lalu berkata,” I’ll be ok,”
******
Malam hari di penginapan, hujan turun dengan deras, membuat suasana di penginapan menjadi lebih dingin. Resort mewah yang kami sewa, memiliki dua kamar terpisah. Aku meringkuk di dalam selimut tebal di kamarku. Namun seketika aku melonjak dan merasa perlu untuk melihat kondisi Alex.
Bergegas aku masuk kekamarnya yang saat itu dalam posisi tidak terkunci. Aku melihat tubuh Alex bergetar hebat dan dia mengeluarkan suara seperti mengigau. Posisinya duduk namun matanya tertutup dan bibirnya mengeluarkan suara, seperti orang kedinginan.
Dengan hati hati kusentuh tubuhnya, ternyata basah kuyup dengan keringat dingin. Bajunya menempel di tubuh seperti habis lari maraton, basah dan lengket. Suhu tubuhnya drop dan sedingin es.
Aku segera tahu, dia masuk fasa hipotermia persis seperti yang dikatakan oleh paramedis yang merawat tadi pagi. Tanpa pikir panjang, aku segera mengambil 5 botol penghangat yang sudah kuisi dan langsung ku tata disekitar tempat tidurnya. Lalu kuambil dua selimut tebal dari lemari pakaian dan tanpa basa basi kubuka seluruh bajunya hingga hanya tersisa celana pendek yang menutupi bagian bawah tubuh. Lalu kubaringkan dia dan kuselimuti rapat.
Setelah itu, kubuka bajuku sendiri sehingga aku nyaris telanjang. Ku kenakan celana pendek dan langsung masuk ke dalam selimut dan kupeluk dia erat erat. Kulit kami saling bersentuhan. Tubuhnya sedingin es, hingga aku merasa seperti memeluk bongkahan es batu.
Aku mulai merasa kedinginan namun aku tetap memeluknya dan menempelkan seluruh tubuhku pada tubuhnya hingga tidak ada lagi bagian tubuh kami yang tidak melekat satu sama lain. Syukurlah berangsur angsur tubuhnya mulai hangat kembali dan nafasnya pun mulai kembali normal dan tidak pendek pendek. Aku tetap memeluknya sampai tanpa terasa diriku pun mulai merasa hangat dan tak lama aku pun tertidur dalam posisi memeluknya erat erat.
Matahari sudah menerobos masuk ketika dia mulai bergerak dan secara mengejutkan mendesakkan kepalanya ke dadaku dan seperti anak kecil yang mencari kehangatan dalam pelukan ibunya. Posisi ku masih tetap memeluknya sampai kemudian dia sudah bernafas normal dan suara menggigil dari mulutnya pun terhenti.
Aku biarkan posisi itu untuk beberapa saat. Lalu setelah aku merasa kondisinya sudah mulai aman, perlahan aku melepas pelukanku dan mencoba turun dari tempat tidur. Namun sekonyong konyong dia kembali menarikku dan berkata dengan mata tertutup,”Jangan tinggalkan aku.”
Matanya masih tertutup rapat, namun ketika aku kembali memeluknya dia membuka matanya dan menatap kosong beberapa saat setelah itu dia menarikku dalam dekapannya dan kembali mendesakkan wajah dan kepalanya ke dadaku. Spontan aku mengelus rambut dan punggungnya hingga dia kembali mendengkur dan tertidur pulas dalam belaianku.
*****