NovelToon NovelToon
Ace Disciple

Ace Disciple

Status: tamat
Genre:Action / Fantasi / Sci-Fi / Tamat / Mengubah Takdir / Fantasi Isekai / Pendamping Sakti
Popularitas:4.6k
Nilai: 5
Nama Author: Mobs Jinsei

Seorang pemuda yatim piatu dan miskin yang tidak memiliki teman sama sekali, ingin merubah hidupnya. Buku warisan nenek nya menjawab tekadnya, 7 mentor atau guru yang berasal dari dunia lain yang jiwanya berada di dalam buku mengajari nya macam macam sampai dia menjadi orang yang serba bisa.

Kedatangan seorang gadis bar bar di hidupnya membuat dia mengetahui apa yang sebenarnya terjadi kepada keluarganya dan membuat dirinya menjadi yatim-piatu. Ternyata, semuanya ulah sebuah sekte atau sindikat yang berniat menguasai dunia dari balik layar dan bukan berasal dari dunia nya.

Akhirnya dengan kemampuan baru nya, dia bertekad membalas dendam pada musuh yang menghancurkan keluarganya dan menorehkan luka di keningnya bersama gadis bar bar yang keluarganya juga menjadi korban sindikat itu dan tentu juga bersama ke tujuh gurunya yang mendampingi dirinya.

Genre : Fantasi, fiksi, action, drama, komedi

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mobs Jinsei, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Chapter 5

Setelah Evan bangun tidur, dia langsung kembali meneruskan latihan nya. Dia keluar dari rumah dan berjalan mengelilingi daerah tempat tinggalnya mengenakan jaket ber hoodie. Walau banyak yang melihat nya karena gaya jalan nya yang sedikit aneh, dia tidak memperdulikan nya.

[Li Tian : target hari ini 1 kilometer kemanapun arahnya.]

“Baik kak,”

Berbekal aplikasi pengukur jarak di smartphone nya, Evan berjalan dan terus berjalan sampai akhirnya dia menempuh jarak 1 kilometer dan kembali lagi menuju ke rumahnya. Hari sudah semakin sore, nafas Evan sudah memburu dan kakinya gemetar, gang rumahnya sudah terlihat di depannya,

“Ayo sedikit lagi Evan,” ujarnya dalam hati untuk menyemangati dirinya sendiri.

Dengan mantap dia melangkah menuju ke rumahnya, namun ketika sampai di depan rumahnya, dia melihat ada seorang gadis sedang jongkok di depan rumahnya sambil merokok,

“Ya ampun, kenapa dia balik lagi,” ujar Evan di kepalanya.

[Li Tian : hmm dia terluka, ajak masuk saja.]

“Hah terluka ?” tanya Evan.

Evan memicingkan matanya sambil berjalan, ternyata yang di katakan Li Tian benar, pipi Bella terlihat lebam dan lengannya terlihat biru. Sepertinya, Bella habis berkelahi dengan seseorang namun dia terlihat santai dan merokok di depan pintu rumah Evan. Ketika melihat Evan mendekat, Bella berdiri dan menghampiri Evan,

“Sori ya, gue nginep lagi,” ujar Bella menyatakan maksudnya secara langsung tanpa basa basi.

“Loh...kok, emang ada apa lagi ?” tanya Evan.

“Gue ga mau pulang, males,” jawab Bella.

“Trus lo kenapa babak belur gitu ?” tanya Evan.

“Biasa si Surya dan gengnya, maksa gue supaya balik ama dia, ya enggak lah ya,” jawab Bella.

“Trus lo berantem gitu ?” tanya Evan.

“Ya mau gimana lagi, mereka ngeroyok gue,” jawab Bella.

“Ampun dah, ayo masuk,” balas Evan.

Evan mengajak Bella masuk ke dalam, kemudian menutup pintunya, Bella langsung duduk di sofa sedangkan Evan masuk ke dalam kamar, kemudian Evan keluar lagi melemparkan kaus dan celana pendek kepada Bella.

“Serius nih gue boleh pinjem ?” tanya Bella.

“Serius, seragam lo gue cuci sini, udah dekil, gue juga mau nyuci seragam gue,” jawab Evan.

“Ok ok, bentar,”

Bella menunduk dan kedua tangannya mulai membuka kancing kemejanya, Evan langsung memalingkan wajahnya yang merah,

“Di kamar mandi woi,” teriak Evan.

“Oh iya sori ya, gue lupa lo cowo hehe,” ujar Bella.

Dia langsung berdiri dan berlari masuk ke kamar mandi, perasaan Evan yang mendengar ucapan Bella langsung menjadi campur aduk,

“Lah berarti selama ini gue ga di anggep cowo gitu ama dia, parah amat ya,” ujar Evan.

Setelah Bella keluar kembali setelah mengganti pakaiannya dan memberikan seragam nya, Evan membawa semua baju kotornya ke areal mencuci di belakang. Setelah air penuh dan dia bersiap mengucek,

[Li Tian : tunggu dulu, jangan pakai tangan, pakai kaki.]

“Hah pakai kaki kak ?” tanya Evan.

[Li Tian : ya mulai dari mengucek, membilas sampai memeras semua pakai kaki.]

“Waduh, susah dong,” balas Evan.

[Li Tian : kalau mudah bukan latihan, beban tetap, ayo mulai.]

Evan mencuci kakinya, dia mulai memasukkan kedua kakinya ke dalam baskom dan mulai menggerakkan kakinya, kedua ibu jari nya mulai menjepit baju dan mengucek baju apa saja yang di raih kakinya di dalam baskom. Kaki Evan terlihat seperti sedang mengayuh sepeda namun wajahnya terlihat merah padam karena mengucek menggunakan kaki yang di tambah beban sangatlah berat dan mengharuskan dia menguras tenaganya.

“Hoooh....hoooh...berat...banget...kak,” ujar Evan di kepalanya.

[Li Tian : ayo semangat, anggap saja kamu sedang berjalan dengan kaki menjepit sesuatu.]

“Crsssss,” Evan mengangkat baju yang sudah di kucek nya kemudian memindahkan nya ke ember air bersih untuk membilasnya, akhirnya dia sampai ke taraf yang paling menyakitkan, yaitu memeras menggunakan kaki,

“Hngggh,”

[Li Tian : kamu pasti bisa, tinggal tujuh potong baju lagi.]

“Hiks...bukan tinggal kak....masih tujuh potong lagi,” ujar Evan di kepalanya dengan wajah meringis dan sangat merah.

“Klek,” pintu di buka, Evan menoleh melihat Bella berdiri di pintu sambil melihat dirinya, kemudian dia mendekati Evan,

“Loh kok lo pake kaki ?” tanya Bella.

“Sekalian latihan, tenang aja kaki gue bersih,” jawab Evan.

“Aneh lo ah, gue mau ke mini market depan dulu bentar,” balas Bella.

Langsung saja Bella menutup kembali pintunya tanpa menunggu jawaban dari Evan. Satu setengah jam kemudian, akhirnya Evan menyelesaikan tujuh potong pakaian termasuk baju dan celana plus satu rok, dia membawa embernya ke dalam untuk menjemur, namun ketika dia baru mau menjemurnya.

[Li Tian : stop, pakai kaki.]

“Hah ini tinggi kak,” ujar Evan.

[Li Tian : kaki mu harusnya sampai, ayo cepat.]

“Uuuh,” ujar Evan.

Evan kembali memasukkan kakinya dengan perlahan dan mengambil sepotong baju, dengan susah payah dia menjepitnya dan mengangkatnya ke tali yang tergantung di atas,

“Ga sampe kak,” ujar Evan.

[Li Tian : lompat sedikit.]

“Hah lompat ?” tanya Evan.

[Li Tian : ya, cepat.]

Dengan kaki yang masih menapak di tanah, Evan melompat sedikit dan menyangkutkan pakaiannya di tali, tapi “gedubrak,” dia langsung jatuh karena beban di kakinya sangat berat di tambah licin karena becek.

[Li Tian : ayo bangun dan gelar baju itu pakai kaki di tali, kalau tidak nanti tidak kering.]

“I..iya,” balas Evan menurut.

Dengan perlahan Evan berdiri kemudian kembali mengangkat sebelah kakinya, dia menjepit pakaian di tali dan menyeretnya agar terbuka. Setelah tujuh potong pakaian dan jatuh sekitar dua puluh kali, Evan berjalan ke ruang tengah dan langsung duduk di sofa, kedua kakinya gemetar dan terasa sakit sekali,

“Adu..duh...efeknya langsung terasa,” ujar Evan sambil mengurut pahanya.

[Li Tian : itu karena kamu jarang bergerak dan latihan, kita mantap kan dulu tubuh mu, tenang saja, 10 hari cukup menggunakan metode ini, 20 hari setelahnya tinggal menambah volume aliran qi mu. Evan ?]

“Krrrr...krrr,” Evan tertidur di sofa karena terlalu cape. “Klek,” pintu rumahnya di buka, Bella baru saja datang membawa koper dan tas belanja setelah dua jam pergi walau bilangnya hanya ke mini market. Dia melihat Evan duduk di kursi, kakinya menendang pintu dan menutupnya, kemudian dia berjalan masuk dan melihat Evan sedang tertidur di sofa dengan tubuh berkeringat dan seluruh urat kakinya keluar sehingga nampak jelas.

“Kok tidur, ya udahlah, gue masakin aja sekalian,” ujar Bella.

Bella berdiri dan berjalan ke meja makan, dia membuka tas belanja nya dan mengeluarkan bahan makanan kemudian dia membawanya ke dapur. “Tok...tok...tok,” Bella mulai memotong sayuran yang di bawanya di dapur. Setelah itu dia mulai memasak di dapur sambil bersiul siul seakan akan tidak ada beban. Sementara itu, di ruangan putih bergaris, Li Tian duduk di udara sambil melipat satu kakinya dan kedua lengannya di dada, dia menatap tayangan langsung di lembaran buku hologram yang melayang di depannya.

“Hmm jadi begitu,” gumam Li Tian.

“Huh Evan belum menyadari nya saja,” ujar seorang pria bersuara berat dan berkarisma.

“Ya, biarkan saja, itu bukan urusan kita,” balas Li Tian.

“Haaah...setelah kamu, aku yang akan mengurus dia,” balas pria bersuara berat itu.

“Setelah aku selesai, satu bulan,” balas Li Tian.

“Aku tahu, sepertinya akan ada banyak rintangan di masa depan nya, aku harus memperkuat mental nya,” balas pria bersuara berat sambil menatap buku hologram di depannya.

“Ya, kuserahkan urusan mental nya pada mu,” ujar Li Tian sambil mengacungkan tinjunya ke arah orang di sebelahnya.

Pria bersuara berat, berambut cepak, berwajah tampan dengan sedikit janggut tipis di dagunya, memakai setelan jas lengkap, menggunakan dua lengan prostetik dan membawa pedang hitam, mengangkat tinjunya dan menempelkannya ke tinju Li Tian.

1
Stay Stronger
/Scream//Scream//Scream/
Amara❤️
good job
Mobs Jinsei: makasih kakak
total 1 replies
Anna
udah aku beri kopi
Mobs Jinsei: makasih ya kak
total 1 replies
marrydiana
semangat kak, mampir juga ya di cerit aku❤️
Dian
Lanjut thor semangat❤️
Dian
Semangat thor,💪🏻💪🏻ayo saling dukung mampir jg ke karya aku “two times one love”❤️
Mobs Jinsei: Sudah mampir ya kak, makasih support nya /Pray/
total 1 replies
Aulia Nur
good job 🔥
darryl gunawan
Luar biasa 👍
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!