di kota pemalang, tepatnya jalan sudirman terdapat sebuah toko boneka yang terlihat sangat biasa. pemiliknya seorang pemuda bernama sugi, semua orang menaruh hormat kepadanya, karena kesaktianya tiada tanding, segala macam ilmu hitam tidak berpengaruh padanya, ucapanya seperti mantra itu sendiri, segala jenis pusaka tidak berani menunjukan kadigdayaanya di depan sugi. para orang orang sakti yang menunjukan kesaktianya hanya di anggap orang gila di matanya. namun sugi sendiri tidak menyadari bahwa dia adalah orang sakti.
"kenapa kalian berlutut padaku...?"
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Abdul Rizqi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
sugi dan tikus
"Pingsan...? Kenapa dukun ini pingsan.. apa dia panik karena trik penipuanya kebongkar.." gumam sugi
"Ba... bagaimana mungkin, kenapa ki taryudi pingsan..." gumam dayat.
"Hey dayat, apa kau akan berpura pura pingsan juga seperti temanmu..?" Tanya sugi.
"Kau apakan ki taryudi bocah...!"
"Kau bisa melihatnya sendiri bukan..? aku menyentuh tua bangka ini saja tidak..."
"Jangan jangan ucapan sugi benar, dukun ini, Dan dayat itu bersekongkol untuk menipu pak kusno..." ucap salah satu warga.
"Diem kamu...! Aku berani bersumpah aku tidak bersekongkol dengan ki taryudi, apa yang aku lakukan murni karena ingin menolong mas kusno Dan mba farida tidak ada niat lain...!!"
"Da... dayat keterlaluan kamu...!!" ucap pak kusno. Sambil meringis kesakitan.
"Mas, apa yang di katakan bocah ini tidak benar... aku sama sekali tidak bersekongkol dengan ki taryudi..."
"Kali ini aku masih bisa memaafkanmu yat, tapi jika kamu ulangi lagi kau tidak ku anggap sebagai adik lagi... sekarang keluar..."
"Ini gara gara kau bocah...! Awas saja kau..!!" Ucap dayat kemudian berjalan pergi.
"Ma... mas sugi terimakasih sudah menolong saya, dan istri saya. kami benar benar malu karena sudah menghina nenek kanti, dan cepat menyimpulkan masalah Tampa bukti kami minta maaf.."
"Mas sugi kami juga mau minta maaf karena kami juga sering menghina alamarhum nenek kanti, Dan ibu mas sugi..." ucap salah satu warga.
Sugi mengangguk. "Aku maafkan kalian jadikan saja ini pelajaran kedepanya..." ucap sugi, kemudian pergi kembali ke rumahnya.
***
Sementara itu dayat saat ini sedang di bawah pohon beringin besar. tepatnya pohon beringin itu tidak jauh dari kuburan, dayat sedang mabuk di sana sendirian memang beginilah kelakuan dayat, dia hanya seorang pemuda yang tidak punya pekerjaan, dan hanya mabuk mabukan saja selama ini ia hanya meminta uang pada pak kusno.
Pyarrr...!!! Dayat membanting botol kaca di tangan kananya.
"Bajingan kau sugi..! karena masalah tadi bisa bisa aku tidak di kasih uang lagi oleh kakakku, awas saja kau sugi akan aku bunuh kau..." gumam dayat dengan mata memerah.
Setelah mabuk kepala dayat merasa pusing, dan dayat tidur di bawah pohon beringin besar itu.
Sementara itu di alam mimpi dayat, saat ini dayat sedang di dalam lahan gersang, dengan pohon pohon yang sudah tidak ada daunnya.
"Dimana ini..!" Gumam dayat.
Dayat tolah toleh melihat pemandangan di sekitarnya. Tiba tiba dayat terlonjak kaget ketika melihat gondoruwo raksasa yang tiba tiba muncul di depan dayat.
Dayat langsung berlari mencoba menyelamatkan diri, tetapi gondoruwo raksasa itu menangkap dayat dengan tangan kananya. kemudian gondoruwo itu menatap dayat.
Dayat berkeringat dingin ketika melihat wajah menyeramkan gondoruwo itu, bahkan dayat bisa merasakan hembusan nafas gondoruwo itu, karena jaraknya sangat dekat.
"Ja... jangan makan aku...!" Ucap dayat dengan suara terbata bata.
"Hahahaha...! Aku tidak akan memakanmu, aku hanya ingin membantu membalaskan dendamu, aku melihat hatimu sedang di selimuti dendam yang sangat kuat..."
Dayat memberanikan menatap gondoruwo itu. "Benarkah, kau akan membantuku.."
"Benar.. tapi setelah balas dendam itu selesai... kau harus memenuhi permintaanku..!!"
"Permintaan apa...?"
"Darah perawan... apa kamu sanggup...!!"
Dayat manggut manggut "aku sanggup...! asalkan sih bocah idi*t itu mati... aku akan melakukan apapun..."
"Bagus..."
Waktu berjalan cepat tidak terasa malam tiba begitu saja. kali ini di rumah sugi sudah sangat berbeda, rumah sugi sekarang sudah sangat ramai dengan warga warga sebab para warga ingin memperbaiki hubungan mereka dengan sugi, dengan cara menghampiri acara tahlilan.
Siapa sangka waktu kembali berjalan cepat acara tahlilan pun selesai rumah sugi kembali sepi. Sugi kemudian membereskan makanan makanan dan menggulung tikar.
Sementara itu dari kejauhan rumah sugi gondoruwo raksasa dengan mata merah nyalang menatap rumah sugi.
"Itu dia rumah bocah itu...!! cepat bunuh dia setelah itu akan aku ambil barang barang berharga yang ada di rumahnya Hahahaha..!!" Ucap dayat.
"Baiklah jika kau tidak memberikan darah perawan maka kau juga akan bernasib sama seperti pemuda itu... camkan baik baik..!!"
"Tenang saja... lakukan saja tugasmu dengan cepat...!!"
Whusss...!!! Gondoruwo tersebut melesat dan menghilang.
"Hahahahahaha....!! mati kau sugi, tidak mungkin manusia biasa seperti mu mampu melawan gondoruwo."
Gondoruwo tersebut melesat kemudian menembus tembok rumah sugi tiba tiba.
Cittt.!!! Citttt...!!
"Apa kenapa aku menjadi tikus..." gumam gondoruwo itu.
"Bagaimana mungkin...!! kenapa aku menjadi tikus..!! Kenapa..!!" Ucap gondoruwo tersebut sedangkan sugi yang sedang beres beres mendengar suara tikus langsung mencari kesegala sudut rumah dengan tangan kanan memegang gagang sapu.
Tidak lama kemudian sugi melihat satu ekor tikus, berdiri di lantai kamarnya.
Tikus dan sugi saling pandang. "Kenapa tikus ini tidak lari...?" Gumam sugi
"Manusia ini yang di maksud oleh pria pemabuk tadi hahaha aku hanya perlu menggigitnya satu kali dan dia akan tewas.."
"Hey manusia kecil apa yang kau bawa kau membawa kayu untuk melukaikku lelucon macam apa ini..?" Ucap tikus tersebut. Tetapi yang di dengar sugi hanyalah suara tikus biasa.
"Kenapa dengan tikus ini berisik sekali.."
Tiba tiba gondoruwo itu tidak tikus di depan sugi berlari dan hendak menggigit kaki sugi.
"Mati kau...!!"
"Bajingan rasakan ini...!!!" Ucap sugi sambil mengayunkan gagang sapunya.
Bang...!!
Sugi memukul tikus itu dengan sangat keras, membuat tikus tersebut langsung terpental, dan menabrak dinding.
Huekk...!!! Tikus tersebut mengeluarkan darah dari mulutnya.
"Bagaimana mungkin...!!!" Gumam tikus tersebut.
"Manusia yang terlihat sangat biasa ini mampu melukaiku hanya dengan gagang sapu dan tubuhku berubah menjadi tikus...?"
Mata tikus tersebut melotot kaget ia baru menyadari bahwa manusia yang di anggapnya biasa ini ternyata sosok mengerikan yang sedang menyamar.
"Jangan jangan dia ahli kutukan...!! Dia mengutukku menajadi tikus..!"
"Tuan ampuni Aku tuan..! aku hanya di kirim oleh seseorang untuk membunuhmu tolong ampuni aku tuan aku akan menjadi pengikutmu.."
Tikus tersebut baru menyadari bahwa manusia di depanya memiliki kekuatan yang sangat besar, sehingga mampu merubah dia menjadi tikus. Tikus tersebut langsung memohon tetapi di mata sugi tikus tersebut hanya merintih kesakitan.
"Berisik...!!"
Bang...!! Bang...!! Bang....!!
Sugi terus menerus memukuli tikus itu hingga tewas. Setelah tikus itu tewas, sugi mengambil serok di depan rumahnya, dan membawa tikus itu ke sungai untuk di buang.
Sementara itu dayat sedang berbaring santai menunggu laporan temanya sugi dari gondoruwo itu sudah lama dayat menunggu hingga di kerumunan ngamuk tetap saja gondoruwo itu belum menunjukan batang hidungnya.
"Kemana gondoruwo itu, kenapa dia tidak kembali kembali. Apa gondoruwo itu gagal...? Ahhh, hanya membunuh manusia saja bagaimana mungkin gondoruwo tidak mampu.." gumam dayat.