Putri, seorang mahasiswa semester 3 dengan pribadi yang tenang dan lembut, menyimpan rahasia kecil.
ia bekerja paruh waktu sebagai pelayan di sebuah kafe. Namun, yang seharusnya menjadi tanda ketangguhan dan tanggung jawab, menjadi sumber perundungan. Teman-temannya membuat dugaan bahwa Putri bekerja karena kekurangan ekonomi.
Situasi memburuk ketika Fabian menyebarkan berita bohong bahwa dia dan Putri pernah tidur bersama, sebuah tuduhan yang sepenuhnya tidak berdasar. Berita ini seperti api di tengah hutan kering, seketika Dia harus menghadapi masalah yang serius.
Meski demikian, Putri tetap tangguh, menahan semua kepedihan dengan anggun. Namun, di tengah kegelapan ini, ada cahaya yang mulai muncul dari sosok Rafiy, siapakah Rafiy ini?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lovey Dovey, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
16
Hari sudah menjelang malam, Aza dan Haira sudah berada di kamar dan dalam keadaan berbaring menghadap ke atas
"Besok hari pernikahan" Haira memulai pembicaraan
"Hm" Jawab singkat Aza
"Mereka pasti udah tau kalau kita kabur" Haira sedikit menoleh kearah Aza
"Biarin aja" singkat Aza yang masih menghadap ke atas
"Gimana ya reaksi mama .? Mama pasti sangat marah" Haira masih menoleh ke arah Aza
"Semua orang pasti marah" Aza menoleh melihat Haira disampingnya
Kini mereka dengan posisi badan berbaring di kasur dan mata yang saling menatap satu sama lain
"Aku mau telpon sissy dan nanyain kabar mama, aku juga mau kabarin kakek nenek, mereka pasti khawatir banget" ucap Haira
"Jangan dulu"
"kenapa?"
"Handphone nya kan masih mati, Jangan pakai handphone dulu ya, On 1 detik aja, bisa gawat, nanti mereka bisa ngelacak kita" tangan Aza meraih tangan Haira yang berada di atas perut Haira
"Terus gimana dong? Aku gak bisa hubungin siapa2 dong"
"iya untuk sementara ini jangan dulu, kalau memang penting, Kamu bisa pakai Hp ini" Aza meraih hp yang berada di meja dekat kasurnya dan memberikannya pada Haira
"Punya siapa ini? Jangan bilang ini punya Kak wildan"
"Heii enggaklah, ini handphone aku yang dulu, udah gak kepakai, tapi masih bagus kok" ucap Aza
"Kalau kita pakai handphone ini, nanti mereka ngelacak kita? Kamu gak takut?."
"Biarin aja kalau bisa, sebelumnya handphone ini udah aku Factory reset, dan aku udah ganti lokasi nya"
"Dimana?"
"Paris"
Haira terkejut
"Ha? Jauh banget, nanti kalau mereka nyari sampai kesana gimana"
"Bodo Amat, Biarin aja lah"
"Kasihan dong"
"Mereka aja gak kasihan kok sama kita, yaudah biarin aja"
***
Di sisi lain Nova sedang mondar mandir di depan Rey yang sedang duduk di tepi kasur
"Siall, Berani2 nya Haira melakukan ini, dia pikir dia siapa"
"Heii, Nova tenanglah dulu" Rey berusaha menenangkan Nova
"Bagaimana aku bisa tenang Rey, anak itu memang pembawa masalah, Bisa2 nya dia goda Aza supaya kabur sama dia"
"Jangan seudzon dulu, belum tentu Haira menggoda Aza"
Nova kemudian duduk di samping Rey dan mencoba meyakinkan Rey
"Ahh, sudah kuduga Rey, dia memang seperti itu, sekarang lihat, pernikahan ditunda, gak ada tanda tanda sama sekali dari mereka berdua, Handphone dimatiin, emang dasar anak gak tau diuntung, masih baik juga aku mau ngurusin dan gak aku telantarin, sekarang dia mau durhaka sama aku"
"Tenang Nova, kita pasti bakal temuin jalan keluarnya" Rey memegang pundak Nova berharap itu akan menenangkan nya
"Jalan keluar? , Kamu lupa ya Rey, kalau perjodohan ini dibatalkan, tau yang akan terjadi?, Kamu dipecat, dan kita bakal jatuh miskin, Aku gak mau itu terjadi Rey" Nova menutupi mukanya dengan kedua tangannya dan menangis tersedu
"Jangan berlebihan Nova"
Nova melepaskan kedua tangannya dari wajahnya
"pokoknya aku gak mau tau ya Rey, Haira harus membawa Aza kesini dan membujuk Aza supaya menikahi sissy"
"Kita bakal mencari mereka, kamu tenang dulu"
***
Di apartemen jogja
"Lagi apa?" Aza menghampiri Haira yang sedang duduk di kasur
"Aku cuma mikir apa yang sedang terjadi disana? Apa mereka sedang mencari kita?" Tanya Haira ke Aza yang saat ini juga telah duduk disamping Haira
"Maybe mereka memang sedang mencari kita sekarang, tapi mereka gak akan pernah nemuin kita"
"Mau sampai kapan kita seperti ini" Ucap Haira
"Sampai aku menikahi mu"
"Kamu serius mau menikahiku?" Tanya Haira
"Serius, emang Kamu belum siap?"
"Kamu emangnya pengen banget segera nikah?" Haira balik tanya
"Oh, aku juga pengen segera lihat" Ucap Aza sambil melihat dada Haira yang tertutup bajunya
"iiih liat apa kamu, dasar Mesumm" Haira melempar bantal yang ada disampingnya ke muka Aza
"Aduhh" Aza kesakitan sambil menangkap bantal itu
"Kan itu yang dilakuin setelah nikah, iya kan?" Lanjut Aza
"Kamu mau menikahi ku, cuma karena pengen melihat tubuhku?"
"Enggak gitu, Itu gak bener" bantah Aza sambil mempoutkan bibirnya
"Ahh lupain aja, ayok kita bahas hal lain yang lebih berguna, membahas hal seperti ini gak akan ada ujungnya" Lanjut Aza
"Denger, minggu depan kamu kan wisuda Za, kamu harus dateng ke jakarta , trus gimana?" Ucap Haira
"Ya aku bakal dateng" seru Aza
"Ha?" Haira terkejut mendengar pernyataan Aza, ia pikir Aza gak akan datang tapi Aza malah akan datang
"Masak aku gk hadir di wisuda ku sendiri"
"Tapi, Kalau kamu dateng terus ketahuan gimana?"
"Gak bakal ketahuan"
"Kok bisa?"
"lihat aja nanti, udah tidur sana"
Aza kemudian mengajak tubuh Haira untuk berbaring bersama
"Besok udah mulai kerja?" Tanya Haira
"Iyaa"
"Mau sarapan apa besok?"
"Terserah Haira Ku mau masak apa, aku makan aja"
***
Keesokan harinya, ini adalah hari pertama Aza masuk kerja, jadi Haira sengaja bangun lebih awal untuk menyiapkan keperluan Aza, seperti menyetrika baju kerjanya, menyiapkan sarapan dan bekalnya
Bau harum telah tercium sampai kamar, Aza mengerjap ngejapkan matanya, dilihatnya silau matahari telah menenbus kelompak matanya, mau tidak mau Aza harus bangun untuk memulai kehidupannya, dia harus bekerja keras agar bisa menikahi wanita yang selama ini ia idamkan
Aza bangun dari tempat tidurnya dan mendapati Haira sudah tidak ada di tempat tidur dan Aza berpikir pasti bau harum ini berasal dari dapur saat Haira sedang memasak, Aza sudah tidak sabar untuk mencicipi masakan Haira dan perutnya sudah berbunyi keroncongan, Aza memegang perutnya lalu dengan segera ia bangkit dan menuju ke kamar mandi terlebih dahulu
***
Aza tiba-tiba memeluk Haira dari belakang yang sedang memasak, dan mencium bahunya, harum sekali...
"Sayang jangan gini iih, geli tau"
"Kamu harum banget" Aza mengendus rambut Haira
"Ya wangi lah namanya juga udah mandi, kamu udah mandi belum? " Haira melepaskan pelukan Aza dan berbalik menghadap Aza
"Udah lah"
"Bagus kalau gitu, Yukk makan" Haira kemudian berbalik lagi ke kompor yang belum ia matikan, ia matikan kompor itu dan menyiapkan makanan di meja
Kemudian mereka berdua makan dengan lahapnya, Setelah selesai makan kini Haira mengantar Aza sampai depan apartemen
"Aku kerja dulu ya, kumpulin uang yang banyak, biar bisa cepet nikahin kamu"
"Iya" Haira mengangguk
***
Dirumah Rey & Nova
Seharusnya hari ini adalah hari pernikahan Aza dan Ningning tapi terpaksa harus diundur karena Aza yang kabur entah kemana
"Siall anak itu kemana sih" Marah Nova sambil Mengacak rambutnya sendiri
"Tenang dulu Nova, kita akan cari sama-sama" Pinta Rey
"Kamu tu ya Rey, dari kemarin tenang tenang mulu, kamu kira dengan tenang, anak itu bisa ketemu?" Nova mulai emosi
"Gak gitu Nova, aku..."
Belum sempat Rey menjelaskan tapi sudah diputus oleh bentakan Nova
"Halah DIEM KAMU REY"
Keluarga farel pun datang
"Kalian siap-siap sekarang" Pinta Farel
"Hah siap-siap? Emang mau kemana pak?" Tanya Rey bingung, karena datang2 farel langsung menyuruh mereka siap2 tanpa aba2
"PARIS" Ucap Farel
"A-apa? Paris pak? Ngapain kita ke paris pak?" Tanya Rey balik
"Jadi anak haram itu telah menculik dan membawa Azaku ke paris" Saut Mia istri farel
"Hah? Gak mungkin Bu, Haira bukan penculik, gk mungkin Haira membawa lari Aza, itu pasti Azanya yang maksa Haira kabur sama dia" Jelas Rey mencoba meyakinkan Farel dan mia
"Heh heh heh, bilang apa kamu? Aza yang maksa? Aza gk akan mau ya sama anak haram itu kalau bukan dia digoda" Timpal Farel
"Permisi? Haira bukan perempuan seperti itu pak, gk mungkin Haira menggoda Aza" Lanjut Rey
"Halah Rey kamu ngomong apa sih, kok malah belain Haira sih, gimana sih kamu, Aza ilang nih, kita harus nemuin Aza gimana caranya supaya bisa nikah sama sissy" Saut Nova
"Astaga Nova, yang ilang itu anak kamu sendiri loh, kamu harus nya khawatir dong, kalau ada apa-apa sama Haira gimana, ini kamu malah mikirin pernikahan, kamu ini gimana sih?"
"Denger ya Rey, aku itu gk peduli sama anak itu, mau dia mati sekalipun, aku gk peduli"
"Astagfirullah Nova, Apa yang kamu...." Ucapan Rey terpotong
"HEY!!! Kita disini bukan untuk denger drama keluarga kalian ya, kita gk peduli tentang itu, yang kita peduliin pokoknya Aza ketemu, sekarang terserah kalian mau ikut apa gak" pinta farel
"iya kita ikut tentu saja, sekalian cari Haira" Ucap Rey
"Yaudah sana buruan siap2, pesawat berangkat pukul 10" Ucap Farel
"Baik pak"
***
Keluarga Rey dan Farel telah berangkat ke paris dan menetap beberapa bulan disana untuk mencari Aza dan Haira, setelah Aza menghidupkan hpnya yang lama, langsunglah diketahui oleh ayahnya dan dilacaklah lokasinya dan hp tersebut menunjukkan lokasi di paris, itulah sebabnya mereka ke paris, padahal hp itu telah direset Aza dan Aza telah mengganti lokasi hp tersebut di paris, padahal aslinya mereka masih di Indonesia.
Dan satu minggu telah lewat, Haira dan Aza kembali ke jakarta untuk menghadiri acara wisuda, disana mereka bertemu sissy
"Kakak" Panggil Sissy ketika melihat Haira
"Sissy" Peluk Haira ke sissy yang berlari ke arahnya
"Kakak kemana aja, aku nyariin kemana-mana gk ada" Sissy nangis tersedu-sedu dalam pelukan Haira
"eonnie gk kemana-mana kok ssy" Haira melepaskan pelukannya
"Kakak kabur ya sama Kak Aza" Tanya sissy sambil mengusap air matanya
Haira : Ehmn, Kamu diem aja ya, jangan bilang ke siapa-siapa, terutama mama
Sissy : Iya kak, aku gak bakal bilang siapa-siapa kok, Aku seneng banget, kalau emang kakak kabur sama kak Aza, pernikahan nya jadi ditunda kak
Haira mengangguk
Haira : Oh ya, titip salam sama kakek nenek ya, pasti mereka khawatir banget aku tiba-tiba ilang, bilang ke mereka aku baik2 aja, aku bakal segera kembali lagi
Sissy : iya kak, aku akan sampaikan ke kakek dan nenek, oh ya Kakak tinggal dimana sekarang?
Haira : Maaf ssy, aku gk bisa bilang
Sissy : Yaudah gpp kok kak, aku ngerti, mungkin emang lebih baik begini
Haira : Oh ya, Papa sama mama mana?
Sissy : Mereka di paris kak
Haira : Paris?
Sissy : iya, katanya setelah melacak lokasi hp nya kak Aza, Lokasinya di paris, jadi mereka pergi ke sana
Haira : Sejak kapan?
Sissy : Udah dari minggu kemarin sih
Haira : Wah lama ya, kok gk pulang2?
Sissy : Katanya mereka gak bakal pulang sebelum nemuin kalian
Haira : Kasihan deh sama mereka
Sissy : Ya mau gimana lagi
Haira : Yaudah ssy, aku gk bisa lama-lama, titipin salam ke kakek sama nenek ya, maaf eonnie gk bisa kesana, kakak buru-buru karena Aza dah nunggu di mobil
Sissy : iya gpp kak nanti aku sampaikan ke mereka ya"
"Makasih ya ssy" Haira lalu memeluk sissy
***
.
.
.
.
.
.
.