Sepasang suami istri yang saling mencintai dengan ekonomi kehidupan yang telah mapan harus dihadapkan dengan kenyataan bahwa sang wanita tak mampu memberi keturunan! Hal itu membuat Beril Destia kecewa atas dirinya sendiri!
Sementara sang suami Bastian Devald juga pihak keluarganya telah begitu mengidamkan sosok malaikat kecil diantara mereka! apakah Beril akan dengan sengaja membagi belahan hatinya pada wanita lain demi seorang keturunan? atau dia justru mengundurkan diri sebagai seorang istri dan merelakan segala kenangan indah bersama sang lelaki pujaan??
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon JackRow, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Tuan Devald!!
Aaaaaghh!!!! kain kasa ini rasanya sungguh menganggu! Henricht juga suamiku sendiri bahkan dengan tegas melarang ku untuk kembali ke galeri Levusc'o! aku sungguh jenuh sekarang!!!
Beril melayangkan pandangan ke sekeliling area taman mini pada teras kediamannya! cedera dahi yang ia alami membuat wanita itu harus terkurung di dalam kediamannya sendiri selama 3 hari.
Tak berselang lama!
Sebuah hypercar berwarna hitam tampak meluncur perlahan dan akhirnya terparkir dengan sempurna! pintu sedan hitam yang cukup mengkilat itu pun terbuka menampilkan sosok seorang wanita paruh baya dengan ditemani seorang pengawal berkacamata.
"Ibu ..., selamat datang!" Beril beranjak serta tertunduk santun dihadapan sang ibu mertua yang kini menatap ke arahnya.
"Ada apa sebenarnya dengan dirimu?? ibu sempat dengar berita dari dokter keluarga kita bahwa kau terluka!?"
"I-ini, hanya sedikit terbentur ibu," Beril berucap terbata sembari meraba perlahan area dahinya yang terbalut kain kasa.
"Apa kau tak akan membawa ibu mu ini masuk ke dalam?"
"M-maaf! mari-, ibu! silahkan duduk!"
Sosok wajah datar dengan dagu meninggi itu akhirnya melepas kacamata saat tiba di sofa ruang tamu,
"Tunggu -, mau kemana kau Beril??"
"Saya-,? saya akan membuatkan minuman terlebih dahulu untuk ibu!"
"Itu tak perlu!! duduklah disini!! ada sesuatu yang ingin ibu bicarakan padamu!"
Apa diriku membuat kesalahan?? kenapa sepertinya ibu mertua terlihat begitu kaku??
Dengan degup jantung yang tak beraturan Beril akhirnya mengangguk dan menghampiri Nyonya Mina.
"Beril, dirimu tahu bukan? semua orang telah mulai lelah dengan kehidupan rumah tangga mu juga Bastian!!!"
"M-maksud ibu??"
"Bagaimana dengan program kehamilan yang ibu sarankan??? apa dirimu telah menyampaikan hal itu pada Bastian??" sorot mata tajam dengan perkataan tegas yang terlontar seketika membuat Beril tampak tertekan.
"E-e itu?? iya!! saya sudah meminta pada putra ibu untuk mencoba melakukannya!"
"Apa suami mu tahu bahwa rencana itu adalah permintaan ku??"
"Tidak!! saya sama sekali tak menyebutkan apapun perihal ibu,"
"Bagus!! lagipula -, ibu melakukan ini semua untuk kebaikan kalian! ibu tahu betul bagaimana suami mu, Beril!!! semua pernak-pernik anak kecil terutama sepatu bayi-, hal itu sungguh menandakan bahwa suami mu ingin segera memiliki keturunan bukan? dan ibu juga berterima kasih padamu, sebagai seorang istri kau benar-benar tidak bertindak egois, Nak!!! dan kau menuruti perkataan ibu mertua mu!! aku sungguh bahagia!"
Usapan lembut telapak tangan Nyonya Mina pada pipinya seketika membuat Beril mengangguk dengan senyum tipis.
"Baiklah!! ibu harus segera pergi sekarang! ada undangan pertemuan dari kumpulan sosialita yang harus ibu kunjungi! pastikan Bastian mencari wanita yang tepat untuk calon ibu dari pewaris dirinya! dan jika ia masih kesulitan!! sampaikan pada ibu! biar ibu yang mengurusnya!! Apa kau mengerti, Beril?? " Nyonya Mina berbicara panjang lebar meski kakinya telah berayun cepat menuju kendaraan.
"Baik ibu! saya mengerti!"
"Jaga dirimu baik-baik! jangan sampai terluka lagi!!"
Beril mengangguk, wanita itu menampilkan senyum sembari melambaikan tangan pada sosok sang ibu mertua yang telah berlalu.
Jessica?? aku harus segera menemui nya!
****
Melangkah terburu-buru dengan beberapa paper bag pada tangan kanan juga kirinya, Bastian Devald seketika menampilkan raut wajah panik tatkala mendapati Beril yang sibuk mondar-mandir pada meja makan.
Istriku menyiapkan makan malam?? astaga!! kenapa ia sudah beraktivitas berat seperti ini?
Pria itu memutar langkah dalam keheningan dan akhirnya berlari menuju keluar pintu gerbang dengan paper bag yang masih erat dalam genggaman.
Maaf aku tak membutuhkan nya! aku hanya ingin membuat istriku bahagia! semoga saja ini bisa bermanfaat bagi orang-orang yang kelaparan di luaran sana!
Tak berselang lama,
Suara tapak kaki dari Bastian Devald akhirnya membuat Beril menjulurkan kepala ke arah ruang tamu,
"My pookie!! kau sudah kembali??"
"Eeheeemmm!!! aku lapar honey!! " pria itu merengek, melonggarkan dasi hingga akhirnya menubruk tubuh Beril sang istri.
"Aku telah menyiapkan makan malam!! pasta bolognese! sup daging wortel, dan juga telur dadar kentang!! aku juga membuat salad buah untuk mu, my pookie!!"
"Benarkah?? tunggu -, kenapa kau masak banyak sekali malam ini? apa ada sesuatu yang membuat pikiran mu terbebani??" alis Bastian Devald pun menukik tajam, ia tahu betul bagaimana watak juga sikap wanita yang ia kasihi.
Beril tersenyum lebar ia mengalungkan lengan pada leher sang suami dengan tatapan penuh arti.
"Mmmmm-, aku!? sebenarnya aku hanya jenuh! tak ada yang bisa kulakukan semenjak tadi pagi! kau bahkan melarang Jessica untuk menghubungi ku bukan??"
"A-apa??"
"Jangan berbohong! Jessica sendiri yang mengatakan nya karena diriku memaksa gadis itu untuk bicara!!" Beril terkekeh, ia melepas dekapan serta menarik lengan suaminya hingga terduduk pada kursi meja makan.
"Selamat makan, Tuan!!!"
"Honey!!!"
"Mmmm-,"
"Kenapa terus memanggilku seperti itu?" tatapan Devald pun menajam, rahangnya bahkan mengerat!
"Entah! aku mulai menyukai nya!!"
"Apa kau merencanakan sesuatu??"
"Sesuatu??"
"Bukankah kita telah merencanakan bersama??"
"Honey!! ku mohon!"
"Tuan Devald!! aku sering menghabiskan waktu untuk membaca beberapa cerita perihal drama mafia di sebuah novel online! jadi aku pikir panggilan Tuan, adalah sebutan yang keren!! apa itu salah??"
Beril yang tiba-tiba mendudukkan diri di pangkuannya dengan celotehan panjang lebar akhirnya membuat Devald kembali menampilkan senyum berbinar, pria itu justru mendaratkan kecupan pada bibir Beril.
"Mmmuuuucchhh!!! lakukan apapun sesuka hatimu honey! tapi satu-, hal yang perlu kau ingat!!"
"What's that??"
"Jangan pernah berubah! apalagi mencoba untuk kabur dari diriku! aku mohon!!"
"Kenapa? kenapa aku harus kabur dari pria yang ku cintai?? aku akan selalu ada untukmu, my pookie! apapun yang terjadi! aku selalu ada untukmu!" Beril turut mendaratkan kecupan pada bibir Devald sebelum akhirnya mendekap tubuh sang pria pujaan.
"Haruskah kita terus seperti ini? apa kita tak akan makan malam??"
"Oo-oh!! Iam so sorry my hubby!!!"
Beril beranjak sigap! jemarinya tampil cekatan dalam meraih piring ceper, mangkuk sup beserta sendok garpu dihadapan Devald.
"Rasanya tubuh ku akan segera melebar jika diriku tak segera berolahraga Minggu ini!"
"Why??" senyum indah lagi-lagi tertampil dibibir Beril tatkala sang suami dengan antusias memasukkan hidangan ke dalam mulut.
"Masakan mu memang tiada duanya, honey! i love you so much!!!"
Diriku jauh lebih mencintaimu, Tuan Devald!!!