Tampan, Kaya, dingin, dan Cuek
Itulah yang bisa menggambarkan sosok Aston Max Matthew yang hampir sempurna. Siapa yang tidak mengenal sosok Aston yang begitu banyak di sukai kaum hawa siapapun yang melihatnya pasti akan langsung jatuh cinta kepadanya. Tapi yang mengenal Aston dia adalah pria yang pemarah, suka mengatur, cuek dan tidak suka jika ucapannya di tentang.
Cantik, Polos, dan Pendiam
Seperti itulah sosok wanita bernama Ayana Yovanka, Wanita yang sudah mandiri sejak kepergian ayahnya yang sudah lama meninggal. Di mana Ayana harus bekerja keras untuk pengobatan sang bunda yang sudah lama sakit. Namun takdir berkata lain ketika saat Ayana di pertemukan dengan pria yang bernama Aston yang mengubah semua takdirnya.
Tapi di suatu kejadian membuat mereka menjadi dekat, akankah kisah mereka seperti kisah novel yang berakhir happy ending atau malah menjadi sad ending?
Ikutin cerita Marriage With CEO.
Update sesuka hati❤️
Start 14 Desember 2024
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon dwinabila04, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Marriage With CEO | 9. Delayed First Night
Menunggu cukup lama akhirnya matahari tenggelam dengan begitu cantik dan sempurna. Ayana kali ini benar-benar meninggalkan Aston.
"Ayana!" Panggil Aston.
"Ayana!"
"Ayana!"
Ayana tidak menghiraukan panggilan Aston karena ia ingin kembali ke villa tempat mereka menginap.
Sesampainya di villa Ayana langsung pergi ke kamar mandi namun sebuah tangan menarik tubuh Ayana hingga menabrak dada bidang Aston.
"Tidak menghiraukan ku. Akan aku buat kamu menyesal."
"Apa yang akan kamu lakukan?"
Aston tidak menghiraukan pertanyaan Ayana dengan sengaja Aston membawa Ayana ke atas tempat tidur.
"Apa kau lupa tujuan kita menikah?"
"Aku tidak akan lupa akan hal itu."
"Apa kamu siap?"
Ayana tersenyum. "Apa kamu lupa aku sedang berhalangan?"
"Benarkah itu?"
"Jika kamu tidak percaya kamu bisa cek sendiri." Ayana menantang Aston.
"Oke akan aku tunggu hingga kamu selesai," ucap Aston pergi menuju ke kamar mandi.
Ayana bernafas lega saat Aston tidak jadi meminta haknya. Sebenarnya memang Ayana berhalangan tiga hari sebelum hari pernikahan mereka. Sekarang adalah hari kelima Ayana mendapatkan menstruasinya.
Ayana mengambil pakainya yang akan di gunakan untuk makan malam, karena Aston ingin makan malam di luar dan Aston juga mengajak Ayana pergi ke pulau vaadhoo. Sambil menunggu Aston selesai mandi Ayana pergi ke balkon untuk melihat keindahan pulai Maldives.
"Ayana, cepat mandi."
"Oh, baiklah." Ayana bergegas menuju ke kamar mandi tanpa melihat kearah Aston yang hanya memakai handuk setengah badannya saja.
Selesai bersiap-siap mereka menuju restoran tempat mereka akan makan malam.
Thila merupakan bagian dari Kurumba Maldives dan salah satu restoran terbaik di Vihamanafushi. Kamu dapat menikmati pengalaman kuliner bernuansa alami di tepi pantai yang beralaskan pasir putih dengan pemandangan langsung ke laguna. Restoran di Maldives ini menawarkan berbagai hidangan laut yang fresh, makanan khas Eropa, dan aneka sajian grill. Tersedia juga hidangan khusus vegan, vegetarian friendly dan gluten free.
Suasana malam di Thila tak kalah menakjubkan dengan lampu-lampu yang menghiasi area outdoor maupun indoor restoran. Thila menjadi salah satu restoran terbaik untuk menikmati makan malam romantis bersama pasangan atau kumpul hangat bersama keluarga dan sahabat.
Meraka memilih area outdoor karena ingin menikmati malam di pulau Maldives. Tak membutuhkan waktu lama hidangan mereka sudah tersaji di meja makan mereka. Tanpa banyak bicara mereka makan dengan tenang di tambah lagi suasana malam hari ini yang begitu tenang membuat makan malam mereka menjadi nikmat.
Selesai menikmati makan malam Aston mengajak Ayana pergi ke sebuah cafe untuk membeli kopi karena sehari saja Aston tidak meminum kopi kepalanya menjadi pusing.
Tempat cafe yang Aston tuju adalah Cafeier Hulhumale, yang cukup terkenal di sini. Ayana hanya mengikuti kemana perginya Aston karena yang mengendarai mobil adalah Aston bukan dirinya.
Cukup ramai keadaan cafe membuat Ayana mengandeng lengan Aston tanpa sadar, namun Aston yang menyadari itu hanya diam saja tanpa protes.
"Besok kita harus sudah pulang." ucap Aston setelah pesan dan duduk.
"Besok pulang!" Ayana begitu kaget mendengar ucapan Aston barusan.
"Iya, besok kita harus pulang."
"Kenapa harus pulang cepat-cepat sih? Kan aku belum puas menjelajahi pulau Maldives," ucap Ayana yang begitu tidak rela pulang.
"Aku ada pekerjaan yang tidak bisa di tinggalkan,"
Ingin kecewa dengan keadaan namun Ayana harus mengerti pekerjaan sang suami yang super sibuk.
"Jika kamu masih mau di sini boleh saja, nanti biar aku menyuruh Grizella untuk datang kemari untuk menemanimu," ucap Aston.
Ayana menggelengkan kepalanya. "Tidak jika tidak denganmu."
"Nanti kita bisa ke sini lagi jika aku tidak sibuk." Ucap Aston mencoba menenangkan hati Ayana.
"Baiklah."
Aston cukup merasa bersalah kepada Ayana, namun bagaimana lagi pekerjaan sudah banyak menunggunya. Walaupun dia CEO perusahaannya sendiri namun Aston harus bisa profesional.
Setelah puas berada di cafe Aston mengajak Ayana untuk pergi ke tempat terakhir sebelum mereka pulang.
Pulau Vaadhoo, yang terletak di Raa Atoll, Maladewa, adalah pulau kecil yang terkenal dengan fenomena alam yang menakjubkan yang dikenal sebagai "Sea of Stars" atau Laut Bintang. Fenomena ini terjadi karena adanya plankton bioluminescent, yaitu organisme mikroskopis yang memancarkan cahaya biru terang ketika terganggu oleh gerakan air.
Saat malam hari, terutama saat langit gelap dan tidak ada bulan, pantai di Pulau Vaadhoo akan terlihat seperti cermin yang memantulkan bintang-bintang di langit. Cahaya biru dari plankton yang terombang-ambing oleh ombak menciptakan ilusi seolah-olah bintang-bintang jatuh ke laut. Pemandangan ini sangat menakjubkan dan menjadi daya tarik utama bagi wisatawan yang berkunjung ke pulau ini.
Selain keindahan "Sea of Stars", Pulau Vaadhoo juga menawarkan pantai berpasir putih yang indah, air laut yang jernih, dan suasana yang tenang dan damai. Pengunjung dapat menikmati berbagai kegiatan seperti berenang, snorkeling, menyelam, atau sekadar bersantai di pantai sambil menikmati pemandangan yang menakjubkan.
Pulau Vaadhoo dapat diakses dengan perahu dari pulau-pulau terdekat seperti Male atau Maamigili. Terdapat beberapa resor dan guesthouse di pulau ini yang menawarkan akomodasi bagi wisatawan yang ingin menginap dan menikmati keindahan "Sea of Stars" lebih lama.
Duduk di pinggir pantai dengan pasir yang lembut membuat Ayana menikmati malam terakhir mereka berada di sini. Walaupun belum puas berkeliling di pulau Maldives.
...•••...
Seperti yang di katakan Aston jika mereka harus pulang pagi ini dan sekarang mereka sudah berada di Bandara Internasional Velana. Dengan berat langkah kaki Ayana memasuki pesawat. Sebenarnya ia mau saja berada di sini namun ia harus melayani suaminya. Walaupun menikah kontrak setidaknya Ayana bisa menjadi istri yang baik selama kontrak itu masih ada.
Aston memandang ke arah Ayana yang memandang kearah jendela pesawat.
"Kamu tidur saja dulu karena penerbangan kita cukup lama,"
Ayana mengangguk kepalanya. "Tapi aku ingin melihat terakhir pulai Maldives."
"Terserah kamu saja." Aston menutup matanya untuk tidur karena penerbangan memerlukan waktu yang begitu lama.
Ayana melambaikan tangan saat pesawat terbang. Melihat ke samping kanan ternyata sudah tertidur dengan lelap. Setelah pulai Maldives tidak terlihat lagi Ayana menyusul Aston untuk tidur juga. Aston memilih membawa pesawat pribadinya agar mereka bisa beristirahat dengan tenang.
...•••...
Pagi hari ini Ayana berniat untuk berkunjung ke cafe tempat di mana ia dulu bekerja, namun setelah ia mengurus Aston barulah ia ke cafe.
"Kamu ke sana dengan siapa?" tanya Aston.
"Sendiri." Jawab Ayana sambil memakaikan dasi Aston.
"Naik bus?"
Ayana mengangguk kepalanya.
"Aku tidak mengijinkan mu untuk naik bus. Apa kamu lupa kamu menikah dengan siapa? Aku tidak ingin ada desas desus mengenai rumah tangga kita, jadi kamu ke sana di antar supir dan kemanapun kamu pergi kamu akan selalu di kawal oleh bodyguard yang sudah aku siapkan untukmu," ucap Aston.
Ayana memandang kearah Aston. "Apa harus sampai seperti ini? Aku bukan orang penting jadi tidak perlu di kawal segala, satu hal lagi aku bisa menjaga diriku sendiri."
Ayana pergi meninggalkan Aston sendiri di dalam kamar. Ayana tidak habis pikir dengan pemikiran Aston yang begitu posesif kepadanya. Apa semua itu Aston lakukan untuk menjaga Ayana hanya untuk menjaga agar Ayana tetap hidup karena jika tidak maka Aston tidak akan bisa mempunyai keturunan.
Air mata Ayana menetes begitu saja saat mengingat perjanjian itu. Andai saja bukan karena bundanya maka Ayana tidak akan melakukan perjanjian buruk itu.
Ayana menyalakan air agar Aston tidak mendengar jika ia sedang menangis di dalam kamar mandi. Setelah tenang barulah Ayana keluar dari kamar mandi.
Ayana melihat lagi keberadaan Aston di dalam kamar mungkin saja ia sudah berangkat untuk bekerja. Berniat untuk turun kebawah, namun di depan kamar sudah ada Zia yang menghadangnya. Saat Ayana tau jika Zia menyukai Aston sikap Ayana tidak ingin lemah. Karena jika ia lemah maka bisa saja Zia menginjak-injak harga dirinya.
"Ada apa?" tanya Ayana yang menutup pintu kamar mereka.
"Di mana Aston,"
"Dia sudah berangkat bekerja," jawab Ayana.
"Benarkah?" Zia tidak percaya dengan ucapan Ayana di mana ia berniat untuk masuk kedalam kamar mereka berdua, namun sebelum itu terjadi Ayana menghalangi Zia.
"Mau apa kamu? Masuk ke dalam kamar kami berdua?"
"Iya, karena aku ingin mengecek sendiri,"
"Itu tidak akan aku biarkan dirimu masuk ke dalam kamar kami berdua." ucap Ayana yang langsung mengunci pintu kamarnya.
Zia begitu marah dengan hadirnya Ayana di dalam keluarga Matthew. Semua rencana yang ia susun hancur karena ulah Ayana. Selalu membayangkan biar menikah dengan Aston namun semua itu gagal karena kehadiran Ayana dalam hidup Aston.
Ayana tersenyum puas saat berhasil membuat Zia jengkel kepadanya. Karena bagi Ayana siapapun tidak boleh masuk ke kamar mereka berdua walaupun itu keluarga Aston sendiri. Maka dari itu Ayana begitu tidak suka saat Zia ingin masuk ke dalam kamarnya.
"Selamat pagi Kak Nana," ucap Grizella.
Ayana mengerutkan keningnya. "Nana?"
"Itu panggilan kesayanganku untukmu Kakak ipar," jawab Grizella.
Ayana tersenyum senang.
"Ayo sayang kita sarapan sama-sama," ucap nyonya Rosvelina.
Ayana begitu bahagia saat mendapatkan mertua yang begitu baik padanya. Keluarga Aston memang baik, namun tidak dengan Aston.
Zia turun dan sarapan bersama. Ayana yang ditatap oleh Zia mencoba tidak menghiraukan kehadirannya. Selesai sarapan pagi Ayana pergi menuju ke cafe seperti yang ia sudah rencanakan tadi.
Seperti yang di katakan oleh Aston jika Ayana akan mendapatkan pengawalan.
"Kamu orang suruhan Aston?" tanya Ayana kepada bodyguard yang berdiri di hadapannya.
"Iya, nyonya saya di perintahkan oleh tuan Aston untuk mengawal anda,"
"Kamu bisa tunggu aku di sini, saya hanya sebentar saja tidak akan lama,"
"Tapi tuan Aston meminta saya untuk tetap mengawal anda walaupun anda menolaknya."
"Saya tidak apa-apa saya hanya sebentar saja,"
"Tap—" belum selesai bodyguard itu menyelesaikan ucapannya Ayana lebih dulu naik mobil dan menuju ke cafe tempat ia bekerja dulu.
...•••...
"Gimana malam pertamanya?" Itulah pertanyaan yang Anindira ajukan saat Ayana tiba di cafe.
"Apa kamu tidak menyuguhkan ku minum dulu?"
"Baiklah, tapi dua kali lipat dari harga biasanya, ya." Gurau Anindira.
"Gila!"
Anindira terkekeh mendengar suara kesal sahabatnya. Walaupun Anindira berkata demikian tapi semua itu hanya gurauan untuk Ayana. Anindira kembali dengan segelas Americano untuk Ayana yang sudah menunggunya dengan senyuman.
"Terima kasih, ya."
"Dih najis,"
"Gimana menikah dengan pria kaya, tampan, dan idaman semua wanita?"
"Biasa aja sih,"
"What!!! Biasa aja!! Ayana apa kamu sadar apa yang kamu ucapkan barusan?"
Ayana menganggukkan kepalanya.
"Kamu menikah dengan pria idaman semua wanita, dan betapa beruntungnya kamu bisa mendapatkan tuan Aston Max Matthew,"
"Baiklah, aku harus bersyukur untuk itu."
"Namun jika kamu tau yang sebenarnya apa kamu masih bisa berkata seperti itu?" Batin Ayana.
Saat sedang asik berbicara dengan Anindira ponsel Ayana berdering menandakan ada sebuah panggilan masuk.
Ayana melihat ponsel di mana Aston lah yang menelponnya.
"Ada apa?" tanya Ayana.
"Di mana kamu?"
"Aku sedang berada di cafe tempatku bekerja dulu."
"Cepat datang ke kantorku," jawab Aston.
"Untuk apa?" tanya Ayana lagi.
"Cepet datang dan kau akan tau sendiri."
Aston menutup panggilan telfonnya saat Ayana belum selesai berbicara.
"Ada apa?" tanya Anindira.
"Aston menyuruhku untuk ke kantornya,"
"Cieee ada yang kangen tuh, yaudah kamu pergi sana,"
"Kalau begitu kita sambung lain waktu."
Seperti yang di perintahkan oleh Aston jika ia ingin bertemu dengannya. Ayana bertanya-tanya apa yang sebenarnya Aston inginkan kenapa mendadak ingin bertemu dengannya.
Tak membutuhkan waktu yang lama mobil tiba di kantor milik Aston yang menjulang tinggi. Ayana menarik nafasnya dalam-dalam sebelum masuk kedalam kantor.
Ayana masuk ke dalam kantor tanpa harus menuju ke resepsionis seperti dulu lagi. Karena mereka semua tau jika Ayana adalah istri dari CEO mereka. Senyum Ayana terus mengembang saat ada beberapa orang yang menyapanya.
Saat tiba di ruangan Aston nampak Fany berada di depan pintu ruangan Aston. Fany yang melihat keberadaan Ayana langsung menghampirinya.
"Anda sudah di tunggu oleh tuan Aston nyonya." Dengan nada bergetar Fany menyuruh Ayana untuk masuk kedalam ruangan Aston.
Tok!
Tok!
Tok!
Walaupun Ayana istri Aston ia tidak ingin langsung masuk ruangan Aston tanpa ada perintah dari Aston.
"Aston ini aku Ayana."
"Masuk!"
Setelah mendengar perintah Aston untuk menyuruhnya masuk barulah Ayana masuk. Ayana berjalan ke ruangan Aston di mana ruangan itu memiliki sekat.
Mata Ayana terbuka sempurna saat melihat kejadian di hadapannya sekarang membuat jantung Ayana berdetak begitu cepat.