Ini bukan tentang harga diri lagi, ini hanya tentang mencintai tanpa dicintai.
Aruna nekat menjebak calon Kakak iparnya di malam sebelum hari pernikahan mereka. Semuanya dia lakukan hanya karena cinta, namun selain itu ada hal yang dia perjuangkan.
Semuanya berhasil, dia bisa menikah dengan pria yang dia inginkan. Namun, sepertinya dia lupa jika Johan sama sekali tidak menginginkan pernikahan ini. Yang dia cintai adalah Kakaknya, bukan Aruna. Hal itu yang harus dia ingat, hingga dia hanya mengalami sebuah kehidupan pernikahan yang penuh luka dan siksaan. Dendam yang Johan punya atas pernikahannya yang gagal bersama wanita yang dia cintai, membuat dia melampiaskan semuanya pada Aruna. Perempuan yang menjadi istrinya sekarang.
"Kau hanya masuk dalam pernikahan semu yang akan semakin menyiksamu" -Johan-
"Jika perlu terluka untuk mencintaimu, aku rela" -Aruna-
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nita.P, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Hati Terlalu Besar Mencintainya
Terkadang aku berpikir, jika hidupku tidak pernah diinginkan semua orang. Karena aku bagaikan cangkang yang hanya akan mereka buang dan lupakan.
**
Aruna masih bersama dengan dua pria yang paling berharga dalam hidupnya. Johan yang duduk bersandar disampingnya dia atas ranjang pasien ini, dengan tubuh Aruna yang bersandar padanya. Dan Faas yang duduk di kursi samping ranjang.
"Apa aku bisa memegang ucapanmu itu? Jika kau kembali menyakiti Aruna, maka aku sendiri yang akan membawanya pergi dari hidupmu"
Johan menghembuskan nafas lelah, sudah sekian kali Faas menanyakan pertanyaan yang sama. Dia masih belum percaya dengan perubahan Johan dan semua janji Johan yang diucapkan padanya. Jika dia akan membuat Aruna bahagia dan tidak akan menyakitinya lagi. Johan berjanji akan menjaganya.
"Jika aku mengingkari janji yang telah aku ucapkan, maka kau bisa melakukan apapun padaku. Dan jika aku kembali menyakiti Aruna, maka dia akan memiliki semua hartaku"
"Hah?" Aruna yang kaget, dia langsung menoleh pada suaminya. "Kak, tidak boleh seperti itu. Kenapa jadi seperti aku dijadikan taruhan ini"
Johan mengelus pipi Aruna dengan lembut, dia juga tersenyum pada istrinya ini. "Sayang, mana mungkin aku menjadikanmu taruhan. Aku hanya ingin sepupu kamu itu percaya kalau aku tidak akan menyakitimu lagi. Aku sudah benar-benar menyesali semuanya. Aku hanya ingin membuatmu bahagia mulai sekarang. JIka kau memiliki semua hartaku, aku tidak peduli asalkan kau tetap bersamaku"
Aruna terdiam, tidak pernah menyangka jika pria yang dulu hanya menatapnya dengan penuh kebencian, sekarang malah berubah menjadi sosok pria yang seolah takut kehilangannya.
"Tidak perlu dengan harta, aku bisa bersamamu asalkan kamu menginginkan aku juga dalam hidupmu, Kak. Jika kamu ingin aku pergi dari kehidupanmu, maka aku juga akan melakukan itu. Aku tidak akan memaksa lagi atas perasaanku padamu"
Johan langsung menggeleng cepat, dia mengelus pipi Aruna dengan lembut. Tentunya dia tidak akan pernah merasa terganggu lagi dengan kehadiran Aruna dalam hidupnya. Karena dia pernah hancur ketika Aruna tidak ada.
"Kamu tidak pernah mengganggu hidupku, maaf karena aku sempat terlambat menyadari tentang perasaanku. Jika hatiku memang sudah berpaling padamu. Hanya saja aku terus menyangkal hal itu, sampai dimana kau pergi, dan aku merasakan kehampaan yang menyakitkan dengan kepergianmu itu"
"Kak, jika masih ada kesempatan, aku juga ingin memulai kembali semuanya dari awal"
"Pasti, kamu akan mempunyai banyak kesempatan untuk bahagia bersamaku. Kita memulai kembali pernikahan yang bahagia, bukan hanya ada luka di dalam pernikahan itu"
Faas yang mendengarkan percakapan itu, tersenyum tipis. Melihat tatapan Johan yang memang menunjukan sebuah ketulusan yang besar. Memang Johan sudah menyesali semuanya dan ingin memperbaiki semua kesalahan dia di masa lalu dengan membuat Aruna bahagia. Fass bisa melihatnya sekaran, dan ... dia percaya pada Johan atas semua ucapannya.
"Baiklah, sepertinya memang aku harus percaya pada suami kamu ini, Run"
Aruna menoleh dan tersenyum tipis, setidaknya dia memulai kebersamaan dengan Johan sekarang. Memulai kisah baru hanya untuk bisa merasakan kebersamaan dengan Johan sebelum dia kehabisan waktu. Karena Aruna juga tidak tahu sampai kapan dia bisa bertahan.
Pintu ruangan yang tiba-tiba terbuka membuat mereka semua menoleh. Melihat Ibu yang berjalan cepat ke arah mereka dengan Ayah yang mengikuti dari belakang. Ibu langsung memegang tangan Aruna dan menatap menantunya dengan air mata mengalir di pipinya.
"Ya ampun Nak, kenapa bisa seperti ini? Kenapa kamu tidak pernah bilang sama Ibu jika keadaan kamu seperti ini. Johan juga, kenapa baru memberitahu kami sekarang jika kamu sudah menemukan Aruna, bahkan keadaan Aruna yang seperti ini tidak bicara pada kami!"
"Aku juga panik Bu, jadi tidak sempat memberitahu kalian. Bukankah Arvin sudah memberitahu kalian"
"Iya, tapi telat!" ketus Ibu, dia masih begitu kesal pada anaknya. Apalagi ketika dia tahu jika selama ini Johan sudah melakukan kekerasan pada Aruna. "Nak, kalau misalkan kamu tidak ingin kembali dengan Johan, jangan dipaksakan. Ibu dan Ayah akan mengurus perpisahan kalian, dan kamu bisa mencari pria lain yang lebih bisa menyayangimu dengan tulus dan menghargai keberadaanmu"
"Bu!" tekan Johan dengan menghela nafas pelan saat melihat Ibunya yang malah meprovokasi istrinya ini. "Aku sudah berubah, dan aku sudah menyesali semua yang sudah aku perbuat. Jadi, Ibu jangan bicara seperti itu pada Aruna. Biarkan kami memulai kembali dari awal"
"Sekali saja kau menyakiti Aruna Ibu lagi, maka tidak akan Ibu biarkan kamu hidup tenang, Johan! Atau masih ingin membela perempuan itu? Perempuan yang kau puja-puja tapi ternyata malah ingin membuatmu hancur"
"Iya Bu, aku memang terlalu bodoh saat itu"
Aruna hanya tersenyum saja melihat perdebatan Ibu dan anak ini. Aruna mengenggam tangan Ibu mertuanya dengan lembut. "Bu, biarkan saja Aruna bersama Kak Jo, memulai semuanya dan merasakan kebersamaan ini. Kan tidak ada yang tahu Aruna akan bertahan sampai kapan"
"Nak" Ibu menatap Aruna dengan berkaca-kaca, melihat kondisinya saja sudah membuat hati Ibu sakit. "Tubuh kamu yang lemah ini, bahkan harus menerima siksaan dari pria sialan itu. Tapi, kenapa kamu begitu baik? Masih saja mau memberinya kesempatan"
"Kamu tidak boleh bicara seperti itu, karena kamu akan bertahan untuk bahagia bersamaku" tekan Johan dengan memeluk tubuh kurus istrinya ini.
"Salahkan hati Aruna Bu, kenapa begitu besar mencintainya? Kenapa harus menghabiskan rasa cinta Aruna disatu orang. Hingga sekarang Aruna tidak bisa berpaling pada orang lain"
Ibu tersenyum dengan matanya yang masih berkaca-kaca. "Ibu tahu bagaimana rasanya, Nak. Tapi saat ini, Ibu juga melihat jika Johan memang benar-benar berubah dan ingin kamu tetap bersamanya. Jadi, semoga kalian akan selalu bahagia setelah in, selamanya"
"Iya Bu, terima kasih"
*
Aruna kembali sendirian di dalam kamar rawat ini. Orang tua Johan ada keperluan mendadak dan membuat mereka harus segera pergi. Faas juga mempunyai urusan. Sementara Johan, dia keluar sebentar untuk membeli kopi. Aruna hanya duduk bersandar dengan bermain ponsel. Namun, tidak ada yang membuatnya tertarik. Akhirnya hanya diam dengan mengelus perutnya sendiri yang sering terasa kram akhir-akhir ini.
"Nak, kamu kenapa? Bertahan ya, Ibu tahu kamu juga pasti sangat berjuang dan terkena atas efek pengobatan yang Ibu lakukan.Tapi kamu harus bertahan"
Aruna kembali meringis saat merasakan kulit perutnya yang mengencang, dan itu terasa sakit sekali. Aruna mengusap hidungnya saat merasa ada cairan yang keluar dari lubang hidungnya.
"Ah, mimisan lagi" Aruna meraih tisu di atas nakas dan membersihkan hidungnya. Rasa sakit di perutnya kembali terasa dengan perut yang semakin mengencang. "Aduh, sakit sekali. Nak, kamu kenapa? Perut Ibu sakit"
Saat itu, pintu terbuka. Aruna langsung terdiam dan mendongak. Melihat siapa yang datang. Aruna langsung terdiam dengan mata berkedip kaget. Tidak menyangka jika orang yang berjalan ke arahnya ini, akan datang menemuinya.
"Aruna"
"A-ayah"
Bersambung
Jadi Aruna gak mudah ya..
~~ kenapa Superman poni keritingnya cuma satu...??
jawabannya.. kalau banyak namanya supermie..iya kaaaaan????