NovelToon NovelToon
Pangeran Pertama Tidak Mau Menjadi Kaisar

Pangeran Pertama Tidak Mau Menjadi Kaisar

Status: sedang berlangsung
Genre:Mengubah Takdir / Epik Petualangan / Perperangan / Penyelamat
Popularitas:2.4k
Nilai: 5
Nama Author: Razux Tian

Dilahirkan sebagai salah satu tokoh yang ditakdirkan mati muda dan hanya namanya yang muncul dalam prologue sebuah novel, Axillion memutuskan untuk mengubah hidupnya.

Dunia ini memiliki sihir?—oh, luar biasa.

Dunia ini luas dan indah?—bagus sekali.

Dunia ini punya Gate dan monster?—wah, berbahaya juga.

Dia adalah Pangeran Pertama Kekaisaran terbesar di dunia ini?—Ini masalahnya!! Dia tidak ingin menghabiskan hidupnya menjadi seorang Kaisar yang bertangung jawab akan hidup semua orang, menghadapi para rubah. licik dalam politik berbahaya serta tidak bisa ke mana-mana.

Axillion hanya ingin menjadi seorang Pangeran yang hidup santai, mewah dan bebas. Tapi, kenapa itu begitu sulit??

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Razux Tian, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Chapter 4

Pangeran di depan mereka tersenyum dengan ramah, bertanya dengan sopan penuh tata krama, berbeda sekali dengan Owen yang selalu tenang dan datar tanpa ekspresi, namun, para utusan bisa merasakan mereka sangat mirip—kharisma dan tekanan mereka sebagai seorang penguasa.

"A-apakah anda seorang Mage, Yang Mulia?" terbata-bata, utusan Magic Tower bertanya. Dia menatap Axillion dengan pandangan penuh rasa ingin tahu.

"Maaf, dengan siapakah saya berbicara sekarang ini?" tanya Axillion dengan senyum ramah yang tetap mengembang di wajah.

"Ah, hamba adalah Harbit Estranda," jawab Mage itu cepat. Dia baru tersadar bahwa dia belum memperkenalkan dirinya sejak awal. "Hamba adalah Mage dari Magic Tower."

Axillion mengangguk kepala. "Senang bertemu anda, Sir Harbit."

Harbit benar-benar tidak dapat menebak apa yang ada dalam pikiran Axillion. Dia sopan, ramah dan bersahabat, namun itu semakin membingungkan.

"Dan untuk pertanyaan anda," lanjut Axillion lagi. Dia bisa melihat kebingungan di wajah Harbit, tapi dia tidak mempedulikannya. "Sesuai undang-undang sihir Mage pasal dua ayat satu, seseorang dapat dikatakan sebagai seorang Mage jika diakui Magic Tower dan memiliki sertifikat Mage dari Magic Tower. Jadi, secara objektif, aku bukan Mage karena tidak memilikinya, Sir Harbit."

Harbit kebingungan dengan jawaban diluar dugaan Axillion. Dia mengira Pangeran tersebut dengan penuh kebanggaan akan mengakui dirinya sebagai seorang Mage. Mage merupakan sosok yang sangat dihormati di Benua Avalon ini, karena itu, ada banyak sekali orang, tidak peduli bangsawan ataupun anggota kerajaan ingin menjadi Mage. Tapi, kini dia bertemu seseorang yang mengaku bukan Mage meski semua orang tahu dia bisa menggunakan sihir?

"Anda bisa menggunakan sihir, kan?" tanya Harbit lagi.

Axillion mengangguk kepala. "Iya. Aku bisa menggunakan beberapa sihir sederhana."

Jawaban Axillion kali ini membuat semua orang yang menatapnya tidak tahu harus berkomentar apa. Bagi para petinggi Kekaisaran Agung Alexandria yang telah melihat langsung sihir Axillion, sihirnya jauh dari kata sederhana, sedangkan untuk para utusan, dampak dari kehancuran yang ada dari bekas medan pertempuran jelas memperlihatkan sihir luar biasa yang telah dilancarkan. "Jika kalian semua berpikir bagaimana sihirku bisa mengalahkan para monster Gate yang terbuka, maka—" lanjut Axillion sekali lagi tanpa mempedulikan mereka yang menatapnya. "Ketahuilah, monster yang muncul itu tidak begitu kuat—mereka monster yang lemah."

Para petinggi Kekaisaran Agung Alexandria yang melihat para monster Gate Terbuka, jelas tahu monster-monster tersebut bukanlah monster biasa dan lemah, tapi Axillion mengatakan monster itu lemah?—kenapa Pangeran Pertama ini semakin dilihat semakin tidak biasa?

"Yang Mulia," panggil Harbit lagi. Dia benar-benar memiliki banyak pertanyaan untuk Axillion. "Siapa gu—"

"Yang Mulia Pangeran Axillion," potong Wallace tiba-tiba. Dia merasa sedikit kesal karena Harbit sepertinya terus menanyakan pertanyaan tidak berguna. Mage ini seharusnya tahu, prioritas utama mereka adalah mengetahui cara menutup Gate Kosong. "Bagaimana cara anda menutup Gate Kosong?"

Axillion yang mendengar pertanyaan Wallace tersenyum sangat lebar. Akhirnya, pertanyaan utama dilontarkan! Dia sungguh berharap selasai menjawab dia bisa kembali ke kamar dan tidur. Namun, bagi mereka yang melihat, senyum tersebut justru membuat mereka merasa sangat ambigu.

"Mana." Jawab Axillion singkat.

"Mana?"

"Mana?"

Semua yang kebingungan dengan jawaban Axillion.

Axillion mengangguk kepala. "Mana adalah substansi netral yang memenuhi dunia ini. Di udara, air, tanah, api—Mana ada di mana saja," menjelaskan, Axillion mengangkat tangan kanan, sebuah lingkaran sihir kecil muncul di atas telapak tangannya. Sedetik kemudian, sebuah bola cahaya dari sihir tercipta dan melayang di atas lingkaran sihir, "Anggap saja bola cahaya ini adalah Mana. Saat retakan dimensi terjadi, Mana ini terkoyak," bersamaan dengan ucapannya, bola cahaya yang ada terbagi dua. "Jadi, yang saya lakukan hanyalah menyatukan kembali Mana ini." Bola cahaya yang terbagi dua kembali bergabung menjadi satu seperti sedia kala. "Sederhana, bukan?"

Semua yang mendengar penjelasan Axillion terdiam tidak bisa memberikan reaksi. Seperti itu saja?—Bagaimana mungkin selama ratusan tahun tidak ada yang menyadarinya? Namun, berbeda dengan yang lain, Hardit dan para Mage yang ada tahu, itu tidak semudah yang dijelaskan. Untuk menggabungkan Mana yang terkoyak, dibutuhkan perhitungan, perkiraan dan kemampuan mengendalikan Mana yang luar biasa—itu sesuatu yang mustahil.

Perasaan takut, kagum sekaligus keserakahan memenuhi hati Hardit. Dia takut dan kagum dengan kemampuan dan pengetahuan sihir Axillion yang selama ini tersembunyi, namun dia juga tidak dapat menyingkirkan perasaan ingin memiliki. Bagaimana jika Pangeran ini bergabung dengan Magic Tower?—Magic Tower mungkin bisa mencapai masa emasnya!

"Jika anda tahu ini," Wallace kembali bersuara. Berusaha menekan kemarahan dalam hati, dia menjaga suaranya tidak meninggi. Gate Kosong telah menghantui dunia ini ratusan tahun, dan Kerajaan Efrand adalah salah satu negara yang paling terdampak. "Kenapa anda tidak mengumumkan penemuan ini ke seluruh dunia?—apakah kalian Kekaisaran Agung Alexandria ingin menguasainya sendiri?"

Ya

Wallace sadar sekali, jika Kekaisaran Agung Alexandria mengumumkan penemuan mereka akan cara menutup Gate Kosong, maka posisi mereka yang mulai mengalami kemunduran akan berubah. Semua negara di dunia akan berhutang budi pada Kekaisaran yang mana akan membuat kerajaan-kerajaan lainnya tidak bisa menyerang begitu saja. Dia harus melakukan sesuatu untuk menghentikan hal tersebut terjadi. Karena itu, membuat cerita Kekaisaran yang ingin menguasai penemuan ini sendiri tanpa mengumumkannya adalah skenario terbaik.

Keheningan memenuhi aula tahta, dan untuk pertama kalinya, senyum menghilang di wajah Axilliion yang selalu tersenyum. Pandangan matanya yang tidak terbaca menjadi tajam terarah pada Wallace yang tertegun.

Pangeran di depannya bukanlah orang biasa, Wallace sudah mengetahui itu, tapi ditatap langsung seperti ini, dia merasa keringat dingin memenuhi punggungnya, begitu juga dengan yang lainnya. Suasana mencekam dirasakan, tatapan mata tersebut persis seperti tatapan predator berbahaya yang harus dihindari.

Axillion merasakan perasaan kesal dan tidak suka dalam hatinya. Dia tahu apa maksud ucapan Wallace barusan. Tuh, kan?—makanya dia benci politik. Dia hanya menjelaskan, dan lawannya akan berusaha mengubah apapun yang dikatakannya sebagai serangan.

".... "

".... "

".... "

".... "

Menutup mata, Axillion menutup telapak tangan tangan kananya. Lingkaran sihir dan bola cahaya yang dibuatnya menghilang. Membuka mata, seulas senyum kembali memenuhi wajahnya, dan itu membuat perasaan mencekam yang memenuhi ruangan menghilang seketika.

"Gate Kosong berada di bawah yurisdiksi Magic Tower. Semua yang berhubungan dengan Gate Kosong tidak diijinkan untuk diteliti tanpa ijin Magic Tower," mengangkat jari tangan kanannya menunjuk angka tiga, Axillion kembali berbicara. "—tiga."

Wewenang Magic Tower akan Gate Kosong memang sudah ada sejak dulu, karena hanya Magic Tower lah yang bisa mengawasi serta memastikan bahwa Gate yang terbuka benar-benar kosong. Tapi, apa maksudnya dengan angka tiga? Semua yang ada hanya dapat menatap Axillion bingung untuk kesekian kalinya.

"Pertama, delapan tahun yang lalu. Saya menulis karya ilmiah akan analisis dan kemungkinan menutup Gate Kosong kepada Magic Tower. Tapi—tidak ada balasan," jelas Axillion. Perasaan kesal memenuhi hatinya mengingat dua ratus lima puluh halaman karya ilmiahnya diabaikan begitu saja. "Awal, kupikir mungkin karena karya ilmiahku kurang. Jadi, setahun kemudian, setelah menulis ulang lebih mendetail menurutku, saya mengirimkannya ke Magic Tower untuk kedua kalinya. Namun, saya sekali lagi tidak mendapat balasan."

Penjelasan Axillion dengan seketika membuat semua yang ada menatap utusan Magic Tower. Hardit dan utusan Magic Tower lainnya sendiri sangat terkejut hingga tidak tahu harus berbuat apa dengan apa yang didengar mereka barusan.

"Ketiga, lima tahun yang lalu, dan kembali tidak mendapatkan balasan," melipat kedua tangan di dada, mata hijau Axillion ikut terarah pada para utusan Magic Tower kesal. Tiga ratus dua belas lembar halaman untuk karya ilmiah yang kedua dan lima ratus tujuh puluh satu halaman untuk yang ketiga. Dipikir-pikir, waktu dan tenaganya yang terbuang sia-sia sangat banyak saat itu. "Jadi, bagaimana anda sekalian bisa mengatakan kami Kekaisaran Agung Alexandria ingin menguasai penemuan ini sendiri?"

Semua yang ada terdiam. Jika yang dikatakan Axillion benar, maka tidak akan ada celah bagi siapapun untuk menyerang Kekaisaran Agung Alexandria akan penemuan ini. Mereka tidak pernah berpikir untuk menguasai penemuan ini sendiri, tapi Magic Tower yang tidak menyadari karya ilmiah tersebutlah yang patut dipertanyakan.

"Y-yang Mulia Pangeran Axillion," panggil Hardit cepat penuh kepanikan. Penjelasan Axillion terlalu mengejutkannya, dan dia tahu Magic Tower pasti akan mendapatkan kritikan keras. Karena itu, dia tidak boleh berdiam diri saja. "Penemuan sepenting ini, kenapa anda berdiam diri saja meski tidak ada jawaban dari pihak kami!? Dengan status dan koneksi yang anda miliki, anda bisa mengirim surat resmi meminta kami mengkaji karya ilmiah anda!"

"Jadi—anda menyalahkanku?" sela Axillion pelan. Kerutan kecil memenuhi dahinya, pandangan matanya menjadi sangat tajam, dan itu membuat Hardit kembali terdiam tidak tahu haris berbuat apa.

Status dan koneksi?—ya, dia memiliki itu, namun dia tidak mau menggunakannya. Dulu, dia mengirimkan karya ilmiah dengan nama samaran karena berpikir dapat membantu dan mengubah sedikit masa depan yang dirinya ketahui akan dunia ini, tetapi—Magic Tower sendiri tidak meresponnya sampai tiga kali. Jadi, buat apa dia bersikap keras? Dia tidak ingin mencolok, dia memilih hidup seperti mati jika memungkinkan. Hari ini, dia berdiri di sini dan mengubah masa depan Kekaisaran Agung Alexandria pun setelah berpikir dan mempertimbangkan segalanya sangat lama.

Suasana aula tahta Kekaisaran Agung Alexandria sekali lagi menjadi hening. Tekanan mencekam dan ketegangan yang ada kembali dirasakan semua yang ada.

"Y-yang Mulia Pangeran Axillion," terbata-bata, Hardit berusaha mengucapkan sesuatu. Badannya bergetar dan dia merasa takut jauh dalam hatinya. Pangeran di depannya sungguh bukan orang biasa dan tidak tertebak."B-bukan begitu mak—"

"Cukup sampai di situ." Owen yang dari tadi diam membisu tiba-tiba bersuara dan mencairkan ketegangan.

Axillion menutup mata dan menoleh menatap Owen. Saat membuka mata, seulas senyum memenuhi wajah. "Jika begitu, artinya urusan saya di sini sudah selesai, kan, Ayahanda?" tanyanya pelan.

Owen mengangguk kepala. Apa yang paling penting dan ingin diketahui mereka yang ada dalam aula ini sudah terjawab, dia sendiri juga tidak ingin mereka menggali lebih dalam mengenai Axillion.

Senyum di wajah Axillion semakin melebar. Inilah yang ditunggu-tunggunya dari tadi! Akhirnya!! Membungkuk punggung sejenak dengan tangan kanan menempel di dada, dia mempermisikan diri. "Saya mengundurkan diri dulu, Ayahada—dan jangan lupa mengunjungi Ibunda."

Owen mengangguk kepala sekali lagi sebagai jawaban. Tidak membuang waktu lagi, tanpa mempedulikan pandangan semua yang terarah padanya, Axillion melangkah keluar dari aula tahta.

...****************...

1
Raja Semut
dri berapa bab yg saya baca kenapa tidak pernh di jelaskan asal muasal kekuatan dari sang MC?
Razux Tian: Terima kasih untuk komentnya😀

Aku tidak bisa me jelaskan asal muasal kekuatan MC karena semuanya akan terjawab seiring dengan jalan cerita😄

Sekali lagi, terima kasih telah membaca novel ini🙏🙏
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!