Entah nasib apa yang membawa seorang gadis cantik bernama meliya menjadi pengasuh nenek tua di rumah orang kaya, dan kepincut oleh cucu nya yang tampan apakah kisah cinta mereka berjalan mulus atau tidak?, mari simak cerita nyaa👌
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Melly Disky, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
13
Keesokan pagi nya di kediaman meliya, meliya ingin berangkat bekerja seperti biasa di antarkan dengan mira, pas di halaman rumah "hatchi hatchi hatchi" meliya bersin" "hei kau oke tidak? Dari semalam aku lihat kau bersin" saja" Kata Mira yang mengkhawatirkan meliya, "IHH perempuan itu lah, bawa virus saja", kata meliya, meliya pun sudah menceritakan permasalahan meliya semalam dengan Bianca, "aduhh, makin lama kau disana, makin kasian aku melihat mu, semua orang membully mu, kau ini, kau sudah seperti karung tinju tau tidak?, kau berhenti sajalah," Amira pun merepet melihat teman nya seperti ini, "kalau bukan karena Oma Ira, sudah lama aku berhenti" kata meliya sambil memijit pangkal hidung nya. "yasudah lah ayo berangkat," kata meliya pada teman nyaa, tak berselang lama mereka pun sampai.
meliya langsung masuk kedalam.
Meliya menyiapkan serapan dan minum untuk orang rumah, meliya menuangkan minum untuk leliya "hatchi" bersin meliya saat mau menuangkan minum, "meliya, mama minta maaf ya, sebab terpaksa panggil meliya datang hari ini, sebab Devan pagi" dah keluar, seharusnya dia yang menjaga Oma hari Minggu ini" leliya merasa tidak enak melihat meliya yang kurang sehat, "tidak apa apa mama, meliya faham meliya bekerja" meliya pun menjauh "hatchi" meliya bersin lagi, derren yang datang pun melihat meliya bersin".
"udh tau sakit kenapa datang, nanti menular pada Oma kan jadi Maslaah?" tanya Derren tanpa melihat meliya, "mau berbuat bagaimana Derren, pagi" tadi kaki mama sakit, kalau bukan dia yang datang kesini, siapa yang akan menjaga Oma, siapa yang masak? Eny pun lagi tidak sehat." kata leliya membela meliya, "meliya nanti jangan lupa minum obat ya," leliya menatap meliya yang masih bersin", "iya ma" menjawab ucapan leliya.
"mama meliya ke kamar dulu boleh?"meliya izin memasuki kamar Oma Ira "boleh" jawab leliya tetapi, langkah nya terhenti "kau tidak perlu memasak hari ini" Derren berucap tanpa melihat meliya, "Derren" panggil leliya, "dan satu lagi kalau lagi bersama dengan Oma, cuci tangan, faham tidak?" sambung derren, meliya diam sejenak setelah itu dia berjalan ke arah meja makan, "kalau seperti itu ini tidak perlu di makan, karena saya yang masak," meliya mengambil makanan di meja tetapi di tarik kembali pada leliya, "tidak apa apa, kalau mama demam, batuk, semua sudah terjadi, bukan karena kamu" leliya menuangkan makanan ke piring nya, meliya pun tersenyum mendengar itu,
"yasudah meliya masuk lah ke kamar, pergi jumpai Oma". Kata meliya setelah menuangkan makan nya, meliya pun berjalan ke kamar Oma Ira, "Jangan lupa cuci tangan" Derren menghentikan langka meliya, tepat di belakang Derren meliya sengaja bersin "hatchi" Derren yang kaget pun mengibas ngibaskann tangan nya "he virus la" ucap Derren masih sambil mengibaskan Tangan nya leliya yang melihat itu tersenyum. "mama lihat la itu" Derren mengadu pada leliya, "rasakan" itulah yang di katakan leliya pada anak nyaitu.
Pagi berganti siang, kini di kamar Oma Ira meliya tertidur dengan posisi kepala di atas ranjang tetapi dia terduduk di lantai, Oma Ira yang sedikit nakal berpura pura tidur dan melancarkan aksi nya, Oma Ira mengendap ngendap keluar kamar, tetapi di ketahui oleh meliya, "Oma, oma mau kemana?" dengan lemas meliya berjalan, mata yang sayu tidak dapat menangkap kemana Oma Ira bersembunyi, sampailah di dekat taman belakang Derren sedang menerima telfon, tetapi, mendengar teriakan meliya pun mematikan telfon nya, Derren sedang melakukan pekerjaan dirumah, "eh kau kenapa? Sedang mencari apa?" tanya Derren pada meliya, meliya menggaruk kepala nyaa yang tidak gatal, dia pasti tau kalau dia akan di marahi, "kau nampak oma tidak?" tanya meliya pada Derren, "Oma? Mana aku tahu, kan kau yang menjaga Oma," kata Derren sambil memicingkan mata nya.
"maaflah aku tidak enak badan," meliya meminta maaf atas kesalahannya, "kau ini banyak sekali alasan, kerja kau tidur saja, dah kau keluar sajalah jangan ganggu aku" saat Derren memarahi meliya ,tiba tiba dari balik tirai keluar Oma Ira sambil mengejutkan Derren, "huaaaaa" Derren dan meliya pun terkaget Derren yang tidak sadar memegang gelas berisi air menumpahkan nya di atas kertas pekerjaan Derren, meliya langsung mengejar Oma Ira, Oma apa yang Oma la kukan ini" meliya menarik Oma Ira agar menjauh dari Derren.
"eh ini semua gara" kau tahu tidak!!" bentak Derren pada meliya, "apa pula gara aku, air itu kan ada di tangan mu" " meliya pun membela diri nya. "he perempuan, kau pembawa masalah dalam rumah ini, kau tau tidak?! Kau keluar sekarang!!" "keluar!!!" bentak Derren pada meliya, meliya hanya tertunduk sambil memegang pundak Oma Ira, Oma Ira yang melihat itu pun mengagetkan Derren, "huaaa" "Oma jangan lah becanda seperti ini, ini kerjaan Derren basah semua" Derren membuang nafasnya kasar, meliya pun membawa Oma Ira kedalam kamar lagi.
meliya menuruni tangga untuk mengambil kain untuk mengelap yang basah, saat berada di bawah leliya melihat meliya dan bertanya pada meliya, "meliya apa yang terjadi? kenapa bising" di atas sana?" tanya leliya pada meliya "ah Oma tumpahkan air,jadi meliya mau mengelap ny, selepas ni meliya pulang ya mama", kata meliya sambil menunduk, "ah tidak apa apa biar yang mengelap nya eny saja," kata leliyaa. "kalau seperti itu meliya pulang ya mama,permisi," meliya ingin beranjak tetapi di tahan, "tunggu driver ya biar di antarkan pulang" kata leliya, tetapi meliya tidak menjawab dan menaruh sepotong kertas bertulisan dan menempelkan nya d kunci mobil milik Derren, Derren turun bersama Oma Ira, meliya pun keluar dari rumah itu, "maa, mama berbuat apa?" tanya leliya lembut pada oma Ira, "memang aku yang berbuat, tetapi Derren ini suka sekali memarahi meliya, sudah lepaskan," oma ira pun menepis tangan Derren.
Derren mau pergi keluar, saat dia mengambil kunci mobil, dia melihat tulisan meliya (maaf) begitulah tulisan nya, meliya meminta maaf pada Derren, derren pun terdiam dan berfikir tapi setelah itu dia melangkah keluar, tetapi di tahan leliya, "Oma yang menumpahkan, kenapa marah pada meliya?" ucap meliya tetapi Derren hanya terdiam.
leliya melihat ke arah depan dan melihat meliya masih terduduk di kursi halaman, leliya pun menghampiri meliya, "meliya, oke tidak?," tanya leliya khawatir, "okelah mama, tunggu sebentar ya mama, nant meliya kuat sikit meliya pergi pulang" jawab meliya sambil menatap leliya, "itulah, mama sudah katakan, tunggu driver, tapi bandal" kata leliya pada meliya, meliya menghadap belakang, melihat Derren ingin keluar
"Derren, antarkan meliya ke rumah sakit, setelah itu antarkan pulang"sebelum Derren menjawab, "ini perintah" sambung leliya, Derren pun tidak bisa membantah, "masuk ke mobil" kata Derren tanpa menatap meliya, "Derren, bantu dia" kata leliya mengisyaratkan harus memapah meliya,
Derren pun memapah meliya sampai dalam mobil, dan membawa meliya kerumah sakit, setelah di periksa meliya keluar dari ruangan dan menghampiri Derren, "dokter berkata apa?" tanya Derren memecahkan keheningan di antara kedua nya, "demam, flu" jawab meliya singkat, "itu saja?" tanya Derren sambil memainkan ponsel nya, "ya, itu saja, aku belum mau mati lagi, aku sudah bilang, aku tidak mau, tapi kau yang sibuk mau antar kesini" jawab meliya, mendengar perkataan meliya Derren mematikan ponselnya dan menatap meliya, tiba tiba dokter memanggil ingin memberikan obat saat meliya mau melangkah "he, aku berbuat seperti ini karena mama ku, itu saja, kau tidak perlu berperasaan aku mau menolong mu sekali, kau dengar sini, akuu tidak suka dengan mu," seketika bak di Sambar petir, meliya seketika mengingat perkataan Liam, dia memejamkan mata nya, dia menjadi teringat sakit yang telah lalu, meliya menarik nafasnya dalam" dan membuang nya kasar.
Meliya beranjak dari duduk nya meninggalkan Derren, ternyata di luar sedang hujan, meliya berlari di tengah" hujan, derren mengejar langkah meliya sambil memanggil nama nya tetapi meliya tidak berniat sekalipun melihat kebelakang, "meliya hei kau mau kemana, ini sedang hujan," teriak Derren pada meliya, meliya berhenti sebentar, "argh kau perduli apa??" tanya meliya sambil melanjutkan jalan ny, sampai lah Derren menarik tangan meliya "hei kau kenapa? Oke baik kalau kau tersakiti dengan perkataan ku aku minta maaf, aku tidak sengaja, meliya, aku ikhlas aku minta maaf" meliya yang tadinya tertunduk kini menatap Derren, dan seketika entah angin apa yang membuat meliya memeluk Derren, Derren yang merasa dirinya tiba tiba di peluk pun menjadi bingung tetapi tanpa sadar Derren membalas pelukan meliya.