NovelToon NovelToon
ANYELIR

ANYELIR

Status: sedang berlangsung
Genre:Balas Dendam / Misteri Kasus yang Tak Terpecahkan / TKP / Dendam Kesumat / Permainan Kematian
Popularitas:2.3k
Nilai: 5
Nama Author: Mapple_Aurora

Anyelir adalah salah satu nama apartemen mewah yang terletak di sudut kota metropolitan. Suatu hari terjadi pembunuhan pada seorang wanita muda yang tinggal di apartemen anyelir 01. Pembunuhnya hanya meninggalkan setangkai bunga anyelir putih di atas tubuh bersimbah darah itu.

Lisa Amelia Sitarus harus pergi kesana untuk menyelidiki tragedi yang terjadi karena sudah terlanjur terikat kontrak dengan wanita misterius yang ia ditemui di alun-alun kota. Tapi, pada kenyataan nya ia harus terjebak dalam permainan kematian yang diciptakan oleh sang dalang. Ia juga berkerjasama dengan pewaris kerajaan bisnis The farrow grup, Rafan syahdan Farrow.

Apa yang terjadi di apartemen tersebut? Dan permainan apakah yang harus mereka selesaikan? Yuk, ikutin kisahnya disini.

*
Cerita ini murni ide dari author mohon jangan melakukan plagiat. Yuk! sama-sama menghargai dalam berkarya.

follow juga ig aku : @aca_0325

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mapple_Aurora, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 5

Party month atau pesta bulanan diadakan setiap akhir bulan di lingkungan apartemen Anyelir. Berbagai hidangan mewah akan di sajikan, juga hiburan kelas atas disuguhkan untuk menghibur para tamu.

Tamu yang hadir adalah semua penghuni apartemen Anyelir tanpa terkecuali. Anyelir 50 akan menjadi lokasi pesta, apartemen terakhir yang terletak di lantai paling atas.

"Tolong atur serapi mungkin. Kue party disimpan dulu dalam lemari es mini yang ada di dapur." Perintah Clarissa pada seorang maid yang mengenakan seragam hitam hitam putih.

"Baik Nona," Maid tersebut menundukkan kepala kemudian menjalankan perintah Clarissa.

Clarissa yang bertindak sebagai penyelenggara tentu ingin semua berjalan sesuai rencana, rapi dan elegan. Gadis muda itu itu berjalan kearah ruang tengah yang berbentuk hall mini, meja dan kursi yang juga berwarna biru sudah ditata sedemikian rupa.

Sepuluh orang maid sedang mengatur beberapa buah-buahan diatas meja juga beberapa cemilan pelengkap yang dipesan dari toko kue terkenal. Sementara itu di sudut ruangan, dua orang pria tinggi yang mengenakan setelan formal sedang menjaga beberapa anggur kualitas tinggi.

Para penyanyi cilik dan beberapa penyanyi dewasa sedang bersiap di ruangan yang ada di belakang panggung.

"Bagaimana penampilan malam ini? kalian sudah berlatih maksimal?" Tanya Clarissa muncul di depan pintu mengejutkan beberapa penyanyi yang sedang bersiap.

"Tak perlu khawatir, Rissa. Mereka semua tidak akan mengecewakan." Sahut Morticia pemilik agensi Cllarvix, sebuah perusahaan musik yang menaungi banyak artis dan penyanyi. Dia adalah tamu yang wajid di undang setiap party month meskipun tidak tinggal di Anyelir. Morticia akan membawa beberapa artis dan penyanyi untuk memeriahkan acara.

"ah, kalau nyonya morti yang menyiapkan tentu tidak akan mengecewakan." Clarissa mengangguk kan kepala, ia tersenyum lebar setelah menyalami Morticia.

Morticia mengenakan gaun biru ketat memperlihatkan lekuk tubuh menawannya. Usianya memang sudah hampir empat puluh satu tahun, namun kemolekan tubuhnya tidak kalah dari anak muda. Rambut merah menyalanya di sanggul tinggi, bibirnya juga dipoles lipstik merah darah. Heels sepuluh senti yang membungkus kakinya membuat Morticia tampak elegan dan panas.

"Kenapa kau tidak pernah memanggilku ibu? hanya kau saja yang sejak dulu memanggilku dengan sebutan Nyonya."

"Aku hanya tidak terbiasa." Clarissa tersenyum canggung.

"Baiklah, lupakan saja. Tapi, kenapa kau belum bersiap?" Morticia melirik penampilan Clarissa yang agak berantakan. Ia menyesap rokok yang ia jepit menggunakan jari tunjuk dan jari tengah, menghembuskan asapnya melalui hidung.

Clarissa melirik jam tangan, sudah pukul tujuh lewat lima, ia harus segera bersiap karena sebentar lagi para tamu akan hadir.

"Aku akan bersiap sebentar, permisi nyonya." Clarissa pamit dengan terburu-buru.

Setelah kepergian Clarissa, Morticia kembali masuk kedalam lalu memberi beberapa arahan pada anak didiknya.

...°°°...

Lisa menatap horror pada gaun yang melekat di tubuhnya, ia tidak memeriksa gaun yang diberikan Clarissa sebelumnya jadilah ia tidak tahu kalau gaun tersebut sangat ketat dan mencetak seluruh tubuhnya.

"Sialan." Umpat Lisa, tidak mungkin mengenakan gaun kurang bahan itu. Tapi kalau ia tidak memakainya mungkin ia tidak akan bisa datang ke pesta itu, apapun yang terjadi ia harus datang karena mungkin saja ada beberapa informasi yang akan ia dapatkan disana.

Agak tergesa Lisa membongkar lemarinya, seingatnya dulu Adiknya pernah membelikannya gaun yang berwarna sama dan tidak ketat.

Lisa menghela nafas lega setelah menemukan gaun tersebut. Agak kuno dan ketinggalan zaman, tapi tak apa daripada harus mengenakan gaun kurang bahan yang membuat nya tidak nyaman.

Setelah menyetrika dengan terburu-buru Lisa segera mengenakan gaun tersebut. Ia tidak punya waktu untuk berdandan jadi hanya memoles liptint berwarna merah muda di bibirnya, lalu menyisir asal rambutnya dan membiarkan tergerai.

Sudah pukul delapan lewat lima puluh menit, pesta akan dimulai jam sembilan. Lisa mengambil tas kecil berisi ponsel kemudian dengan terburu-buru pergi ke apartemen 50.

Hanya lisa seorang yang ada dalam lift, sepertinya penghuni yang lain sudah pergi.

Hanya saat di lantai tiga puluh tujuh seorang pria tampan masuk kedalam lift, mengenakan jas biru dan celana jeans hitam. Pria itu memakai kacamata, saat masuk hanya melirik singkat pada Lisa.

Karena tidak saling kenal, mereka hanya sama-sama diam, lisa memilih mengecek ponselnya yang tanpa notifikasi.

"Kau sudah pernah datang sebelumnya?" Pria itu yang tak lain adalah Rafan Syahdan Farrow. Ia bertanya bukan ingin sok akrab tapi hanya ingin tahu karena ia penghuni baru, ingin sedikit tahu tentang pesta tersebut.

"Ini pertama kalinya untukku. kebetulan aku baru pindah." Jawab Lisa.

Rafan cukup terkejut ada orang lain yang juga baru pindah.

"Kau sendiri apa sudah pernah ikut?" Lisa balik bertanya.

Rafan menggeleng, "Aku juga baru pindah. Aku tinggal di apartemen 27."

Mendengar jawaban Rafan membuat Lisa sontak menoleh kesamping, menatap lekat wajah Rafan. Jadi ternyata sudah ada yang menempati apartemen 27. Apa maksudnya Lisa juga harus menyelidiki Rafan? Dia sekarang juga menjadi bagian dari apartemen yang hendak Lisa selidiki.

Tapi, kenapa Rafan tadi ada di lantai tiga puluh tujuh? Ia harus menyelidiki Rafan juga.

Tak lama kemudian lift berhenti di lantai lima puluh.

"Aku memang tampan, tapi, jangan menatapku seperti itu. jujur saja, kau bukan tipeku." kata Rafan menyadari Lisa sedari tadi menatapnya. Pria itu melangkah lebar keluar lift.

"Hei! Aku-" Lisa hendak menjelaskan bahwa ia tidak sedang terpesona pada Rafan, tapi pria itu sudah masuk kedalam apartemen 50.

Lisa menghembuskan nafas berat, dipandangi nya pintu tersebut lama.

Hari ini adalah pertama kalinya Lisa datang ke pesta, dimana orang-orang kalangan atas berkumpul. Lisa gugup, ia mulai bertanya-tanya apakah didalam sana akan banyak pasang mata yang menghujani nya dengan tatapan menghina? Atau mungkin didalam sana akan banyak orang yang akan mengolok-olok dirinya?

Setelah merasa tenang Lisa masuk kedalam. Dua orang penjaga yang berdiri disisi kanan-kiri pintu menuntunnya ke sebuah ruangan yang berbentuk hall, ukurannya lebih kecil untuk disebut sebagai hall sebenarnya.

Akhirnya ia bisa melihat seperti apa party month, hanya saja ternyata tamu yang hadir tidak sebanyak yang ada dalam ekspektasi Lisa. Tak tahu harus melakukan apa, Lisa menghampiri Rafan dan berdiri di sebelah pria itu seperti anak hilang.

"Rafan, kapan kau pindah kesini?" Seorang pria jangkung menghampiri Rafan. Ia memiliki wajah karismatik, bekas brewok di sekitar rahangnya membuatnya terlihat menawan. Farhan Atmaja, pengusaha bidang perhotelan yang sudah memiliki anak perusahaan di hampir semua negara ASEAN dan beberapa di Eropa.

"Dua hari lalu." Jawab Rafan sembari melakukan tos ala pria dengan Farhan, keduanya cukup dekat.

"Hei, dia siapa? Kau Sudah dapat pengganti Aruna?" Setengah bercanda Farhan melirik Pada Lisa.

Mata Lisa terbelalak terkejut, bukan karena ia dituding sebagai kekasih Rafan tetapi karena baru mengetahui kalau Rafan dan Aruna pernah berpacaran.

"Bukan siapa-siapa. Kebetulan dia juga baru pindah, tak sengaja kami bertemu di lift." Rafan menjelaskan dengan apa adanya.

"Oh, Hai, salam kenal saya Farhan."

Pria yang ramah. Begitulah penilaian sekilas Lisa terhadap pria itu.

"Lisa," Lisa menyambut uluran tangan tersebut.

"Wah... selera pak Farhan sudah menurun ya, sekarang kenalannya dengan rakyat kelas bawah."Ejek Naomi Cassandra, artis muda yang sedang naik daun. Disebelah nya berdiri Tiara Elaine, sahabat karibnya yang berprofesi sebagai model.

Lisa meringis dalam hati, tentu ia tidak keberatan dengan pandangan menghina yang diberikan oleh Naomi dan Tiara. Memang benar Lisa hanya rakyat jelata yang tidak bisa dibandingkan dengan mereka berdua.

"Ah, tidak mungkin. mampu tinggal disini sudah membuktikan dia cukup punya banyak uang." Kata Farhan.

"Dia memang miskin, lihat saja gaun yang dia pakai." Naomi melirik jijik, "kuno dan murahan."

Rafan mengerenyitkan dahi, tidak nyaman dengan keberadaan Naomi dan Tiara.

"Hai, Lisa, ku pikir kamu tidak akan datang." Clarissa yang melihat perudungan tersirat yang dilakukan oleh Naomi berjalan tergesa-gesa, merangkul pundak Lisa.

"Cih, kau memperlakukan nya sangat baik. Dia bahkan tidak memakai gaun yang kau berikan," Ujar Naomi.

"Siapapun yang tinggal di Anyelir wajib hadir, kau tidak lupa dengan aturannya kan?" Clarissa menaikan sebelah alis, dalam balutan gaun biru muda ia terlihat sangat cantik dan anggun. Bibirnya berkedut, matanya menatap memberi peringatan.

"Yeah, lupakan." Naomi mendengus, lantas tanpa persetujuan menggandeng tangan Farhan dan membawanya duduk disalah satu meja yang masih kosong.

"Jangan terlalu di pikirkan. Pestanya akan menyenangkan, selamat menikmati." Clarissa tersenyum manis seraya menuntun Lisa untuk duduk di salah meja. Setelah itu gadis cantik itu pergi ke keatas panggung.

Netra Lisa memperhatikan sekeliling, ia tidak mengenal orang-orang yang datang. Ia hanya tahu beberapa orang terkenal diantara mereka, tapi hanya sebatas itu, ia tak akan bisa berkenalan dan dekat dengan mereka.

...***...

Jangan lupa vote, komen dan subscribe yaa..

follow juga ig : aca_0325

1
Lunaire astrum
penasaran 😯😯
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!