Ditengah hutan yg paling misterius, ada sebuah gubuk kecil, di sana Han Ma d besarkan oleh kakeknya.
Setelah tau bahwa orang yg membesarkan nya ternyata bukan kakek kandungnya, Han Ma turun gunung untuk mencari jati dirinya.
Akankah Han Ma mampu mencari jati diri nya, ikuti kisah Han Ma si Dewa Gila.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon macheyroe El sani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
34. Qu Zheng
"Baiklah jika begitu, Qia'er akan membuatkan pengumuman perekrutan anggota liontin M," kata Hua Qia sambil berjalan keluar dari ruangan Han Ma.
Saat Hua Qia berjalan menuju lantai dua, tiba-tiba datang seseorang pelayan.
"Maaf nona, di bawah ada manajer paviliun emas ingin bertemu dengan tuan Han," kata pelayan tersebut.
Mendengar itu Hua Qia mengerutkan keningnya, "ada apa paviliun emas bertamu," guman Hua Qia dalam hati.
"Kamu antar mereka keruangan tamu," kata Hua Qia.
"Baik nona," jawab pelayan tersebut.
Ruangan tamu berada dilantai dua, setelah itu Hua Qia kembali keruangan Han Ma dilantai tiga.
Lantai tiga tidak boleh masuk sembarangan orang, hanya Hua Qia yang memiliki akses dilantai tiga.
Selain Hua Qia dilarang keras menuju lantai tiga, kecuali atas izin Han Ma.
Saat berada di depan pintu ruangan Han Ma, Hua Qia langsung membuka pintunya.
Melihat Hua Qia kembali lagi Han Ma mengerutkan keningnya.
"Ada apa lagi Qia'er?" tanya Han Ma.
"Gege, dibawah ada utusan dari paviliun emas ingin bertemu dengan Gege," jawab Hua Qia.
"Paviliun emas," kata Han Ma mengerutkan keningnya.
"Iya Gege," jawab Hua Qia.
Kemudian Han Ma berjalan menuju keruangan tamu dilantai dua, setibanya disana Han Ma melihat pria paruh baya sedang duduk di kursi.
Han Ma juga bisa mengetahui jika pria tersebut berada di tingkat master 🌟 7 awal sama seperti Patrick Hua Bei.
Melihat seseorang pemuda dan perempuan yang masuk pria paruh baya tersebut langsung berdiri dan berkata.
"Selamat siang tuan Han," kata pria paruh baya tersebut.
"Selamat siang tuan....." kata Han Ma terputus lantaran tidak mengetahui nama pria paruh baya didepannya.
"Qu Zheng tuan Han," kata pria paruh baya tersebut yang bernama Qu Zheng.
"Tuan Qu Zheng, silahkan duduk," kata Han Ma.
Kemudian mereka duduk, sedangkan Hua Qia langsung keluar ruangan dan memanggil pelayan untuk membawakan hidangan.
Didalam ruangan terisa Han Ma dan juga Qu Zheng manajer paviliun emas cabang kota pelangi.
"Ada angin apa yang membuat tuan Qu Zheng datang menemui tempat kami yang kecil ini?" tanya Han Ma merendah.
"Pemuda yang rendah hati," guman Qu Zheng dalam hati.
"Tuan Han,,,,," kata Qu Zheng terputus.
"Tuan Qu Zheng tidak usah memanggil aku tuan, cukup panggil nama saja," kata Han Ma memotong ucapan Qu Zheng.
Mendengar itu Qu Zheng tersenyum tipis.
"Baiklah, jika begitu nak Han juga jangan panggil aku tuan," kata Qu Zheng.
"Bagaimana jika paman Qu Zheng?" tanya Han Ma.
"Setuju," kata Qu Zheng.
Tok..... Tok...... Tok......
"Permisi tuan," tiba-tiba terdengar suara ketukan pintu dan suara seseorang dari luar.
"Silahkan masuk," kata Han Ma.
Kemudian pelayan masuk dan menghidangkan makanan, setelah itu pelayan tersebut keluar.
"Silahkan dinikmati paman Qu Zheng," kata Han Ma.
"Terima kasih nak Han," kata Qu Zheng.
Kemudian mereka makan dengan santai, beberapa saat kemudian mereka selesai makan.
"Sungguh rumor tersebut memang benar-benar nyata," kata Qu Zheng setelah selesai memakan daging monster tersebut.
Mendengar itu Han Ma hanya tersenyum tipis.
"Nak Han, tujuan paman kemari untuk melakukan kerjasama dengan nak Han," kata Qu Zheng.
"Kerjasama apa seperti apa yang paman Qu Zheng maksud?" tanya Han Ma kepada Qu Zheng.
"Begini nak Han, paman diutus oleh Yang Mulia raja Mao untuk mengajak nak Han bergabung bersama kami," kata Qu Zheng.
"Bukankah paviliun emas sudah berkembang dengan pesat paman Qu Zheng, bahkan paviliun emas sudah mempunyai cabang di beberapa tempat," kata Han Ma.
Mendengar itu Qu Zheng menghela nafas panjang.
"Sebenarnya ini bukan tentang paviliun emas nak Han," kata Qu Zheng.
"Jadi apa masalahnya paman Qu Zheng?" tanya Han Ma.
"Tapi nak Han harus berjanji jika nak Han tidak akan membocorkan rahasia ini," kata Qu Zheng.
Mendengar itu Han Ma mengerutkan keningnya, ia penasaran masalah apa yang sedang terjadi, mengapa menjadi rahasia.
"Paman Qu Zheng, saya tidak berjanji, tapi saya akan berusaha sebisa dan semampu saya untuk menjaga rahasia ini," kata Han Ma.
Mendengar itu Qu Zheng mengerutkan keningnya.
"Mengapa nak Han tidak mau berjanji?" tanya Qu Zheng.
"Paman Qu Zheng, saya memiliki prinsip, didalam hidup saya tidak ada kata janji, saya hanya berpegang teguh dengan sebisa dan semampu saya dengan tindakan dan perilaku, bukan hanya sekedar janji," kata Han Ma.
Mendengar itu Qu Zheng mulai mengagumi Han Ma, pola pikirnya berbeda dengan kebanyakan orang.
"Mengapa begitu nak Han," tanya Qu Zheng penasaran dengan alasan Han Ma tidak mau berjanji.
"Bagi saya janji itu awalnya manis tapi ujungnya pahit, disitulah timbul istilah janji palsu, janji busuk, janji semu, ingkar janji dan lain sebagainya, contohnya saat ini," kata Han Ma.
"Maksud nak Han?" tanya Qu Zheng bingung.
"Bukankah awalnya paman Qu Zheng sudah berjanji untuk tidak membocorkan rahasia ini?" tanya Han Ma.
"Benar nak Han," kata Qu Zheng.
"Dengan paman Qu Zheng memberitahukan kepada saya, apakah paman Qu Zheng sudah mengingkari janji," kata Han Ma.
"Sudah nak,,,,,,," kata Qu Zheng langsung terdiam.
Qu Zheng memikirkan semua perkataan Han Ma, ia baru menyadari bahwa ia sekarang sudah termasuk ingkar janji.
"Hahahahahaha, sungguh luar biasa, pola pikir nak Han sangat cerdas dan luas, yang tua ini baru menyadari jika sudah ingkar janji," tawa dan kata Qu Zheng.
Qu Zheng bertambah kagum terhadap Han Ma, dengan pola pikir seperti itu, Qu Zheng yakin Han Ma bisa menjadi orang hebat dimasa depan.
Mendengar itu Han Ma hanya tersenyum kecil.
"Jadi jika nak Han mengatakan rahasia ini dan menyuruh orang tersebut untuk menjaga rahasia, maka nak Han tidak termasuk ingkar janji, sebab nak Han awalnya tidak berjanji, akan tetapi berusaha sebisa dan semampu nak Han untuk menjaga rahasia tersebut," kata Qu Zheng.
"Tepat sekali perkataan paman Qu Zheng, dengan tindakan dan perilaku itu lebih nyata daripada janji," kata Han Ma.
"Hahahahahah, sungguh pemuda yang cerdas, tapi paman akan memberitahukan nya, paman yakin nak Han bisa menjaga rahasia ini," kata Qu Zheng.
"Saya akan berusaha sebisa dan semampu saya paman Qu Zheng," kata Han Ma.
"Saat ini keadaan kekaisaran sedang tidak baik-baik saja, kelihatan dari luar memang biasa saja tapi lain didalam," kata Qu Zheng.
"Kenapa bisa begitu paman Qu Zheng," kata Han Ma.
"Itu terjadi karena perselisihan antara kekaisaran puluhan tahun lalu, Semenjak kejadian itu kekaisaran Liu dan kekaisaran Han terjadi perselisihan, kedua kekaisaran tersebut selalu main sindir, untuk mengantisipasi kaisar Liu mulai membangun kekuatan, berita ini hanya diketahui oleh orang tertentu saja, karena kaisar Liu melarang keras mempublikasikan nya, kaisar Liu takut terjadi kehebohan dan kegaduhan di masyarakat," kata Qu Zheng.
"Cepat atau lambat perang antara kekaisaran akan terjadi," kata Qu Zheng kembali.
Mendengar itu Han Ma menjadi terkejut, berarti selama ini keadaan kekaisaran sedang tidak baik-baik saja.
Beberapa saat kemudian mereka selesai mengobrol, saat ini Han Ma berada didalam ruangannya dan Qu Zheng kembali ke paviliun emas.
Didalam ruangan, Han Ma merenungkan kenyataan ini, jika memang benar-benar terjadi maka Han Ma akan membangun kekuatan.
Malam pun tiba.
Dilantai tiga, terlihat sepasang pemuda-pemudi sedang duduk menikmati makanan.
"Gege, apa yang sedang Gege pikirkan?" tanya Hua Qia.
"Tidak ada apa-apa Qia'er," jawab Han Ma.
"Qia'er, bagaimana perekrutan anggota yang Gege mau, apakah sudah ada?" tanya Han Ma.
"Untuk saat ini baru beberapa saja yang ada Gege, memangnya Gege membutuhkan berapa orang," kata dan tanya Hua Qia.
"Berapa yang ada akan Gege ambil, Gege ingin keamanan liontin M terjaga dengan baik selama Gege tidak ada nanti," kata Han Ma.
"Baik Gege," jawab Hua Qia.
Kemudian mereka makan dengan tenang, selesai makan Hua Qia kembali keruangannya.
Didalam ruangannya, Han Ma duduk mengambil sikap lotus, Han Ma masuk kedalam cincin penyimpanan dari gurunya.
Ummm....
Nambah komentar lainnya nih, maaf menyinggung.
Aku dah baca semua dan tanda setelah (,) itu masih harus huruf kecil ya. Kalau setelah tanda (.) Bru dipakai huruf besar.
Dan kalau awalan kata mesti huruf besar, t4 dan nama awalan mesti huruf Besar juga..
Next, semangat nulisnya./Plusone/