Hari itu adalah hari yang cerah tapi mendung, dengan matahari yang bersinar di antara awan. Pagi itu embun dingin panas menempel di daun-daun hijau. Hani dari kejauhan melepaskan kepergian saudara laki-lakinya ke tempat peristirahatan terakhir.
Hani dianggap gadis pembawa sial oleh keluarganya. Pria yang dekat dengan Hani, akan mati. Sepupu dan Kakak kandungnya adalah korbannya.
Apakah Hani adalah gadis pembawa sial?
Mengapa setiap pria yang dekat dengannya selalu saja dekat dengan kematian?
Ikuti jalan ceritanya!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yenny Een, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 5 Beda Alam
BRAAAAKKKKK!
BOOOMM!
Mobil papa Hani kehilangan kendali. Papa Hani mengincak pedal rem sangat dalam tapi mobil tetap melaju dengan kencang. Papa Hani membanting setir ke kiri jalan. Mobil papa Hani diseruduk mobil truk tangki. Mobil papa Hani memercikkan api. Ledakan besar terjadi.
Mama Hani berteriak minta tolong. Pemadam kebakaran yang kebetulan posisinya dekat lokasi kecelakaan membantu memadamkan api. Tapi, di dalam mobil kosong. Zaki menghilang.
Mama Hani terus meminta pemadam kebakaran mencari keberadaan suaminya. Setelah pemadam kebakaran telusuri di sekitar tempat kejadian, papa Hani tidak ditemukan. Mama Hani bersama papa Eky terus mencari keberadaan Zaki.
...----------------...
"Bos, Nona Hani sudah ditemukan. Kita langsung menuju rumah sakit," kata Pilot helikopter.
"Ok," Zaki mantap meninggalkan Kota C.
Sehari sebelum Dani dimakamkan. Zaki menyendiri di dalam ruang kerja. Zaki sakit hati melepas Hani. Zaki memerintahkan anak buahnya membawa Hani ke hotel. Zaki juga telah menyiapkan perjalanan Hani esok hari.
Zaki ingin membalas perbuatan keluarganya yang telah mengusir Hani. Zaki juga berencana menyusul Hani. Tapi setelah mendengar Hani mendapatkan kecelakaan, Zaki semakin membenci keluarganya. Dan untunglah Zaki berhasil keluar dari mobilnya. Zaki berguling-guling dan dengan taxi Zaki meninggalkan tempat kecelakaan.
Di dalam taxi, Zaki menerima panggilan telepon dari seseorang yang bernama Valdi. Dia membuka kontak dari ponsel Hani dan menemukan nama papa di sana. Valdi mengirim lokasi keberadaan Hani. Zaki menuju parkiran helikopter keluarganya.
Tibalah mereka di pesisir pantai masih di Kota C. Zaki masuk ke dalam rumah sakit. Zaki sudah ditunggu Valdi di lobby rumah sakit.
"Permisi, apakah Anda Pak Zaki?" tanya Valdi.
"Benar, apakah ini Valdi?" Zaki mengulurkan tangannya.
"Iya," Valdi membalas uluran tangan Zaki.
Valdi membawa Zaki ke ruang perawatan Hani. Zaki menangis memegang tangan Hani. Zaki bersyukur Hani masih hidup. Hani terbaring lemah di atas hospital bed. Hani dipasangi alat bantu pernapasan, infus dan berbagai alat medis. Kepalanya terbungkus perban. Valdi memberitahu Zaki, Hani baru saja menjalani operasi.
Valdi mempersilakan Zaki untuk duduk di kursi tamu. Valdi menceritakan pertemuannya dengan Hani di pesawat. Hani menerima pesan misterius yang isinya Hani adalah gadis pembawa sial dan pria yang dekat dengannya pasti akan mati.
Zaki menjatuhkan badannya di sandaran kursi tamu. Zaki merasakan betapa terpukul dan rasa bersalah Hani. Hani baru saja kehilangan kakak sepupu dan kakak kandung yang sangat disayanginya. Zaki penasaran siapa orang yang telah mengirim pesan itu kepada Hani. Apa tujuannya?
"Panggil saja Om. Valdi, semua itu tidak benar. Hani bukan gadis pembawa sial,"
"Saya tidak menganggap Hani penbawa sial Om. Hani menyelamatkan saya dari tusukan seseorang. Karena itulah Hani terluka," Valdi menjelaskan.
"Apa? Hani ditusuk orang?" Zaki terkesiap.
Valdi menunjukkan rekaman video yang dikirim Fadil. Kemudian Valdi bilang, dia menemukan kemiripan orang yang ada direkaman video pada seseorang dan orang itu sekarang berada di ruangan mayat.
"Maksudnya orang itu sudah meninggal?" Zaki mengernyitkan keningnya.
"Dia seorang Dokter. Dia yang membantu mengobati luka Hani di pesawat," jawab Valdi.
Zaki kembali meminta bantuan Valdi untuk mengantarkannya ke ruang mayat. Zaki ingin mendoakan kepergian orang itu dan meminta agar dia melepaskan Hani. Mereka akhirnya meninggalkan Hani sendirian di ruangannya.
Suasana di dalam ruang perawatan Hani terasa dingin. Sekelebat bayangan terbang melayang-layang di dalam ruangan Hani. Bayangan itu perlahan berjalan ke arah Hani. Dia memandangi Hani. Dia ingin menyentuh kening Hani. Tapi dia melihat keanehan. Dia mengangkat kedua tangannya. Tangannya berubah menjadi transparan.
"Hei kamu, kembali ke alammu!" terdengar suara berat dari arah belakang.
Arash menoleh ke belakang. Lagi-lagi sosok serba hitam menariknya. Arash ditarik paksa meninggalkan ruangan Hani. Arash berontak melakukan perlawanan.
"Kamu, sadarlah! Kamu adalah arwah penasaran!" Sosok itu membawa pergi Arash ke ruang mayat.
Arash melihat dirinya di ruang mayat terbujur kaku. Tubuhnya terbelah dua. Wajahnya membiru. Di ruang mayat, Arash melihat Risa bersama Kakak dan orang tuanya menangis di depan jasadnya. Dan laki-laki yang bersama Hani juga ada di dalam ruangan mayat.
Arash mendekati orang tuanya, memanggil mereka. Arash juga berdiri di depan mereka. Tapi mereka semua tidak menyadari kehadiran Arash. Arash bahkan berteriak di depan mereka. Suara teriakan Arash sama sekali tidak terdengar. Arash kembali menatap jasadnya.
"Tidak, tidak, itu orang lain. Aku masih hidup, aku masih hidup."
Arash merasa ada sesuatu yang berbeda dari dirinya. Arash melesat keluar dari ruang mayat meninggalkan sosok serba hitam. Arash masuk ke dalam ruang perawatan Hani. Arash menatap Hani. Arash berusaha masuk ke dalam tubuh Hani.
Dan akhirnya Arash berhasil masuk ke dalam tubuh Hani. Arash menggerakkan jari jemari Hani. Arash mencabut alat pernapasan dan juga berbagai alat medis yang terpasang di tubuh Hani.
Sosok hitam mencium keberadaan arwah penasaran. Dia mengayunkan cambuk ke tubuh Hani. Cambuk itu mengeluarkan paksa Arash dari tubuh Hani. Mereka berdua menghilang ke alam lain.
Tidak ada saluran udara yang mengalir dari tubuh Hani. Tubuh Hani menegang, kejang-kejang. Terdengar suara napas yang tercekat. Kaki dan tangan Hani klepek-klepek di atas hospital bed. Terdengar bunyi datar memanjang dari monitor yang ada di ruangan Hani.
🌑 Alam bawah sadar Hani.
Hani terbangun, Hani mengedarkan pandangannya. Hani berada di sebuah gazebo di pinggir sungai. Tempat asing yang begitu indah bagi Hani. Hani sangat menikmati suara aliran air yang menjadi melodi alam. Suasana begitu menenangkan. Anginnya sepoi-sepoi membelai rambut panjang Hani.
Pandangan Hani kini tertuju pada air yang ada di hadapannya. Dari dalam air itu keluar gelembung-gelembung putih. Hani penasaran, Hani bangkit dari duduknya berdiri di pinggir sungai. Di sana, Hani melihat bayangan yang kembali mengingatkan dirinya akan kejadian di mana Hani dianggap pembawa sial oleh keluarganya. Hani meneteskan air mata.
Terdengar suara langkah kaki. Semakin lama langkah kaki itu semakin mendekat. Langkah itu berhenti di samping Hani.
"Tinggallah di sini. Kamu itu pembawa sial. Kamu sudah membunuh Kakak dan Sepupumu. Keluarga mu telah mengusirmu. Kakak perempuan mu sangat membencimu. Jika kamu kembali, kamu akan diusir kembali. Kehadiranmu tidak diharapkan. Kamu akan membunuh siapa saja pria yang dekat dengan mu."
Hani berbalik menatap orang yang ada di sampingnya.
"Siapa Anda?" tanya Hani.
"Aku orang yang selalu menyayangimu. Aku orang yang akan melindungi dan menjagamu."
"Jangan mendekat, saya pembawa sial," Hani mengangkat tangan kanan dengan semua jarinya menghadap ke arah pria itu.
"Kamu pembawa keberuntungan bagiku," jawabnya.
"Siapa Anda?"
"Panggil aku Arash."
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...