NovelToon NovelToon
Misteri Pembunuhan di Tanah Tandus

Misteri Pembunuhan di Tanah Tandus

Status: sedang berlangsung
Genre:Horor / Romantis / Horror Thriller-Horror / TKP / Hantu / Penyelamat
Popularitas:2k
Nilai: 5
Nama Author: David Purnama

Sosok mayat perempuan ditemukan di sebelah kandang kambing.

Saksi mata pertama yang melihatnya pergi menemui kepala desa untuk memberitahukannya.

Kepala desa melaporkan kejadian menghebohkan ini ke kantor polisi.

Serangkaian penyelidikan dilakukan oleh petugas untuk mengetahui identitas mayat perempuan dan siapa pelaku yang membunuhnya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon David Purnama, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Keluarga Anita Tiba di Rumah Sakit

Senin, 15 Februari 1999

Keluarga Anita sudah berangkat dari Riyak menuju ke RSUD Tanah Tandus dari pukul 17:00 sore.

Pihak keluarga dihubungi oleh Polres Riyak yang mengabarkan bahwasanya putri sulung mereka yang bernama Anita Jelita tengah berada di rumah sakit. Pihak keluarga diminta untuk segera datang.

Mereka sudah ditunggu oleh petugas dari Polres Tanah Tandus yang sudah stand by di rumah sakit.

Pukul 18:30 malam ibu Anita bersama adik Anita yang bernama Listy tiba di lobi rumah sakit. Diketahui ayah Anita sudah tiada, meninggal hampir satu tahun yang lalu karena menderita diabetes.

Mereka sama sekali belum tahu apa yang sebenarnya terjadi dengan Anita.

Ibu Anita dan Listy yang diawal datang sudah panik. Tidak bisa menahan emosi mereka ketika petugas rumah sakit dan petugas dari kepolisian mengantarkan mereka menuju ke kamar jenazah.

“Ya Allah”,

“Astaghfirullah hal adzim”,

“Anak saya kenapa pak?”, tanya ibu Anita dengan histeris.

“Mbak Anita kenapa bu?”, begitu juga sang adik Listy yang mulai menangis.

Barulah ketika sampai di dalam kamar jenazah. Tepat di depan tubuh Anita yang tertutup selimut sudah tidak bernyawa.

Petugas kepolisian menyampaikan sebuah berita dan fakta duka kepada keluarga korban.

Keterangan itu lalu disambut oleh sang ibu dan adik korban dengan isak tangis yang meronta-ronta. Histeris dan menyangkal.

“Kenapa anak saya tidak bangun pak?”,

“Anita…”,

“Ini ibu Anita”,

“Bangun mbak, ini Listy sama ibu mbak”,

“Anita… Anita….”,

Penyidik harus menunggu sampai luapan emosi mereka mereda dan bisa diajak bicara untuk memberitahukan tindak lanjut penyidikan selanjutnya.

“Kemarin anak saya pamit mau ngajar di sekolah yang baru”,

“Kenapa sekarang malah di sini?”,

“Siapa yang tega membunuh anak saya pak?”,

“Siapa pak?”,

‘Siapa?”,

“Bangun mbak… ini Listy mbak”,

“Bangun mbak…”,

“Anita…. Anita….”,

Ibu dan Listy menangis di hadapan Anita yang sudah tidak bernyawa. Anita sudah tidak bisa bisa lagi mendengar apalagi berbicara.

Berkali-kali mereka mencium dan memeluk Anita. Berharap kasih sayang mereka bisa kembali menghidupkannya.

Terakhir kali mereka melihat Anita adalah di minggu pagi tanggal 14 Februari jam 09:00. Anita pamit ingin pergi ke tempat indekos di Tepati sekaligus mengajar esok harinya di sekolah yang baru untuk pertama kali. Anita mengaku bahwa ia akan diantar oleh seorang teman.

Tidak ada setengah jam kemudian paman korban datang menyusul ke rumah sakit Tanah Tandus bersama istrinya.

Meski turut berkabung dan berduka. Setidaknya paman Anita yang juga berasal dari kabupaten Riyak bisa diajak bicara dan diberi arahan sebagai perwakilan untuk berkomunikasi dengan pihak keluarga.

Pukul 21:30 malam barulah isak tangis serta rengekan kesedihan dan penyangkalan itu mereda. Akhirnya sang ibu bisa diajak untuk bicara.

Setelah persetujuan yang sempat tertunda akhirnya dari pihak keluarga sepakat untuk dilakukan otopsi kepada jenazah Anita guna mengetahui penyebab kematian korban. Dan sebagai bukti penyidikan lebih lanjut untuk mencari siapa tersangka pembunuh Anita.

Otopsi dilakukan oleh tim dokter forensik dari Polda. Pihak kepolisian sudah menghubungi tim forensik dan akan tiba di RSUD Tanah Tandus kurang lebih 3 jam setelahnya.

Di sela-sela menunggu itu tim penyidik juga melakukan wawancara kepada seluruh anggota keluarga guna mencari informasi dan keterangan yang bisa mendukung penyidikan untuk mencari petunjuk-petunjuk lainnya. Siapakah dalang di balik kematian Anita?

“Saya dan keluarga minta tolong pak”,

“Temukan siapa yang membunuh anak saya”, pinta ibu Anita yang sudah lemas.

“Hukum yang seberat-beratnya”, kata ibu Anita marah.

“Kami akan berusaha yang terbaik bu”,

“Kami berharap ibu pelan-pelan bisa ikhlas merelakan apa yang sudah terjadi dengan anak pertama ibu”,

“Sekarang ibu dan keluarga banyak-banyak berdoa supaya anak ibu bisa diberi ketenangan dan penyidikan bisa segera menemukan titik terang”, jawab pihak kepolisian.

Pukul 24:00 malam.

Keluarga korban menunggu di ruang tunggu kamar jenazah. Dalam letih dan kepayahan mereka sayup-sayup bersuara lirih membacakan doa-doa untuk Anita.

Tiba-tiba ada seseorang asing yang masuk ke kamar jenazah. Orang itu langsung masuk ke dalam ruangan dimana jenazah Anita berada.

Orang itu bukan petugas rumah sakit, bukan pula petugas dari kepolisian. Orang asing itu juga bukan dari pihak keluarga korban.

Orang asing itu tertangkap tangan oleh 2 orang petugas polisi yang tanpa disadari sudah mengawasi gerak-gerik mencurigakan orang asing tersebut.

Laki-laki paruh baya yang mengenakan pakaian serba hitam itu tertangkap basah sedang membuka selimut jenazah Anita. Ia juga membawa sebuah gunting kecil di tangannya.

Orang itu pun langsung diringkus dan diamankan oleh petugas polisi. Ia langsung dibawa ke Polres Tanah Tandus untuk diperiksa dan dimintai keterangan.

Setelah diinterogasi rupanya orang itu datang untuk mengambil rambut kemaluan jenazah Anita.

Laki-laki paruh baya itu percaya bahwa rambut kemaluan wanita perawan yang meninggal secara tidak wajar di musim penghujan bisa digunakan sebagai pelaris untuk usaha apa pun dan membuatnya menjadi kaya raya.

“Oalah mbah… mbah…”,

“Kalau mau punya banyak uang ya kerja, usaha”,

“Nganggur kok kepingin kaya”, tegur salah seorang petugas.

1
R-Mr.Ne
astaghfirullah
R-Mr.Ne
ada apa dengan sepatunya? di sorot melulu sepatu merah maroon ukn 37 ini
R-Mr.Ne
nyambung janjiwan, dan Tepati
R-Mr.Ne
bapak membujuk dengan nilai, tapi saya sadar tidak seperti Rendi, pak kadeskan bukan guru /Speechless/
R-Mr.Ne
baru baca, dah ada mayatnya. /Doge/
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!