Warning ❗
Mengandung kata-kata mutiara (sebaliknya).
Bacalah dengan bijak, tidak suka pun tak apa bisa skip ya🤗
Alexa gadis berusia 20 tahun, anak broken heart. 3 tahun lamanya ia tinggal sendiri disalah satu rumah mewah setelah kedua orang tuanya cerai, dan melanjutkan kehidupan mereka bersama pasangannya masing-masing.
Kurangnya kasih sayang dari kedua orang tua. Menjadi Alexa tidak membatasi dirinya didunia malam. Kerap kali ia selalu menghabiskan malam bersama teman-temannya dan pulang larut malam dalam keadaan mabuk.
Pada suatu hari ia bertemu seseorang disebuah club malam dan berkenalan dengan seorang pemuda.
Satu malam yang panjang, mengubah kehidupan Alexa pada saat itu.
Next untuk mulai baca👇👇👇
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon MomoCancer, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 19
Tepat pukul 09.00 seseorang bertamu, sementara dirumahnya sudah sepi Evan bekerja, Clara kuliah, sedangkan Sofie ia pergi entah kemana pagi ini.
Dengan langkah lunglai, Alexa mengintip sejenak dibalik jendela disana sedang berdiri seorang laki-laki didepan pintu.
Alexa terkejut dia Aditya, pria itu mendatangi nya kerumah.
"Adit" membukakan pintu rumahnya.
Pria itu berbalik ia melihat Alexa sangat kacau. "Lex Lo gak apa-apa?" tanya Aditya.
Alexa mempersilahkan Aditya duduk ia menyuguhkan secangkir kopi untuk nya. Sejenak hening tercipta, diantara mereka Alexa bingung harus memberikan alasan apa untuk Aditya.
"Dit, Lo ngapain kesini?" Alexa membuka pembicaraan diantara mereka.
"Gue tadi ke cafe tapi Lo gak ada. Tanya Evan dia malah cuek ogah jawab. Lo ribut lagi sama tuh anak?"
Alexa diam tak menjawab, ia merenung sejenak setelah kejadian semalam diantara mereka tidak terlibat dalam percakapan apapun hari ini.
"lo mau bahas apa kesini?" Alexa mencoba mengalihkan pembicaraan agar ia tidak selalu membahas tentang Evan saat ini.
Moodnya tengah tidak baik saat ini, ia malas untuk bertemu siapapun maupun bekerja. Namun kedatangan Aditya tak bisa ia acuhkan.
Aditya mencoba untuk mengerti situasi diantara mereka dan berusaha tidak mencari tahu alasan penyebab ia tak masuk kerja hari ini.
Pria itu berniat untuk pamit sebelum ia pergi ke Medan untuk pekerjaan, pria itu menyadari ketidak ada pastian dari Alexa membuat ia sadar diri agar tidak selalu memaksa nya untuk menerima perasaan nya.
"Setelah beberapa lama disini gue sangat berterimakasih karena Lo masih mau menerima kehadiran gue. Walaupun gue tahu Lo tidak bisa menerima gue menjadi orang yang pantas untuk Lo, gue paham itu."ucap Aditya Lirih.
Alexa bergeming, ia memang merasa sudah terlalu jahat pada pria itu karena selalu menolaknya meskipun kini penampilan nya sudah terlihat lebih keren, tanpa kacamata juga gaya rambut juga segi pakaian yang banyak menarik perhatian banyak wanita namun apa yang dia lakukan tak sedikitpun membuat Alexa ingin memberikan kesempatan untuk Aditya.
"Sorry dit, kalau gue udah bikin Lo kecewa ..."
"Gue paham kok, em .. Btw gue pamit ya, jangan lupa selalu kasih kabar."pintanya.
"Lo berangkat hari ini?"
"Iya, Lex. Jaga diri baik-baik ya, sampai kapanpun Lo bakal jadi orang istimewa di hidup gue, jangan kangen ya" goda Aditya mencair kan suasana yang terasa tegang.
Alexa tersenyum kecil mereka saling berpelukan dan berharap di lain hari mereka bisa bertemu kembali. Dalam keadaan yang lebih baik, dan tetap saling menjaga hubungan pertemanan kita. Lo masih mau kan jadi temen si cupu ini?"
Alexa mengangguk dan memeluk erat Aditya, deraian air mata mengiringi kepergian Aditya. Wanita itu sangat bersalah perasaan yang tulus dari Aditya untuk nya tidak pernah berbalas.
Bahkan Alexa pun sendiri tidak mengerti mengapa ia sulit menerima pria itu padahal ia sangat tahu sikap Aditya terhadap nya.
Pria itu sedikit pun tak pernah mengeluh dengan perlakuan Alexa terhadap nya hingga kini ia masih terus memberikan perhatian yang tulus tanpa meminta balasan.
Setelah Aditya pergi, Alexa kembali masuk dan mengurung dirinya sendiri didalam kamar. Ia sementara bisa berleha-leha ketidak adaan Sofie dirumah.
Beberapa saat benaknya teralihkan pada seorang laki-laki yang sudah membuat nya saat ini tidak berdaya. Evan, nama itu kini tengah berputar mengelilingi ingatan nya ciuman pria itu masih begitu terasa di bibirnya. Entah mengapa ia tidak bisa menolak apa yang dilakukan Evan, bahkan tubuhnya seolah membatu beku bagaikan suda terhipnotis.
Sesekali ia mengetuk dahinya agar pikiran nya kembali sehat dan jernih dari pikiran-pikiran kotor yang tengah mengitari di seluruh benaknya.
Ting!
Seketika pesan singkat, muncul dari layar ponselnya mengalihkan Alexa dari kegelisahan yang sedang ia rasakan saat ini.
"Adit" bergumam.
Sebuah foto seorang pria tengah membelakangi bandara.
[Doain gue ya, Lex]
Alexa tersenyum tipis.
[Hati-hati dijalan my cowok cupu] memberikan emoticon kiss.
Tawa kecil menghiasi wajah Aditya melihat balasan yang ia dapatkan dari Alexa. Meskipun hanya sekedar Ketikan sebuah jari namun hatinya cukup bahagia dengan pertemanan mereka yang hangat.
Tak ada lagi balasan dari Aditya, ia meletakkan ponselnya diatas Nakas dan gegas menyambar handuknya di tepi ranjang.
Sedari pagi Alexa belum sempat mandi, kebetulan tidak ada sesiapa pun dirumah ia gegas menyegarkan diri di dalam bathtub berendam berusaha melupakan kejadian semalam.
Sudah beberapa saat Alexa menghabiskan waktu dikamar mandi, entah berapa lama ia berendam di bathtub itu.
Ketukan pintu membuat ia seketika dibuat terkesiap. Namun ia mengira itu hanya perasaan nya saja, tanpa melihatnya Alexa melanjutkan berendam di bathtub.
Ketukan pintu didepan terdengar kembali sehingga Alexa kesal dan bergegas menyelesaikan kegiatan nya, ia segera memakai handuk kimono dan membaluti rambutnya yang basah.
"Ganggu aja!"
Dengan kesal ia menghentakkan kakinya dan memeriksa siapa orang yang sedang bertamu kerumahnya, Alexa membukakan pintu itu dengan malas.
"Siapa?" wanita itu melenggang menuju pintu.
Tepat seorang pria berdiri didepannya membawakan bingkisan berisi makanan dan minuman.
Kedua matanya memutar malas ia berbalik berniat kembali menuju kamarnya.
"Lex, gue bawain makan siang buat Lo."seketika langkahnya terhenti.
"Makan aja Lo sendiri" cetusnya.
Evan berlari dan menghentikan Alexa saat itu, Alexa Seketika menepis dengan kasar wanita itu masih mengingat perlakuan nya semalam membuat Alexa masih enggan untuk bertutur sapa dengan nya.
"Apaan sih, Van?"
"Lo masih marah, gue udah minta maaf gue emang salah. Apa salah nya kalau gue suka sama Lo."sergahnya Evan
"Cukup Van, Lo gak malu ngomong gitu. Gue adek tiri Lo, apa kata orang Lo suka sama anak dari bapak sambung Lo. Otak lu emang udah gak waras!"cecar Alexa menatap tajam pria itu.
"Gue gak peduli, Lex. Siapa pun Lo, gue tetep cinta sama Lo, gue sudah lama menderita selama ini memendam perasaan ini begitu lama. Lo pikir gue gak menderita selalu liat Lo berduaan sama si cupu,.."
Alexa tertegun, wanita itu terlihat heran lalu tersungging senyuman kecil dibibir nya.
"Apa? Lo cemburu? Emang gak beres otak Lo"
Evan diam membisu. Ia tak sanggup membalas tatapan Alexa yang tengah menatapnya penuh selidik.
Alexa tidak mengira jika selama ini Evan menaruh harapan besar padanya padahal ia sendiri tidak pernah terlintas sedikitpun jika pria itu akan mencintai nya.
Apalagi status mereka sudah terikat hubungan keluarga, Alexa sudah menjadi adik tirinya begitu pun Evan pria itu kini berstatus kakak tirinya yang tidak mungkin dia antara mereka bisa terjalin kasih.
Kini Evan sudah tidak memperdulikan apapun lagi, rasa malunya maupun dengan status diantara mereka, tanpa segan ia benar-benar mengungkapkan perasaannya langsung didepan Alexa, apapun yang akan ia katakan terhadap nya Evan sudah tidak akan mendengar kan nya lagi.