George Abraham yang merupakan seorang Casanova kelas kakap harus menerima perjodohan dengan gadis belia demi meredam amarah sang ayah karena ulahnya yang sudah melampaui batas.
" Jika kau berani menyakiti istrimu apapun alasannya maka kau bukan berhenti menjadi pewaris tapi berhenti menjadi anakku " ucap Ayah George dengan berapi-api menunjuk Fay yang duduk disofa apartemen George setelah pernikahan rahasia mereka .
" Ayah bagaimana mungkin aku bisa menghadapi nya " frustasi George menatap gadis belia yang duduk disofa mengerjakan tugas sekolah sambil sesekali tersenyum licik menatap George yang masih di nasehati Ayah nya .
Entah apa yang dipikiran gadis belia itu tentang pria matang seperti George?
next .
yuk Baca kelanjutannya ↩️
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mul_yaa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 24 aku ingin mati
" Apa Ibu yang memberitahu?" tanya Geo teringat karena hanya orang tuanya yang selalu bisa mendapatkan informasi valid mau seperti apapun Geo menyembunyikan nya.
" Jawab Fay " ucap Geo terus mendesak Fay walaupun dia sedang menangis terisak .
" Iya dan Ibu menangis minta maaf padaku atas kesalahan yang Papi lakukan" ucap Fay .
" Ibu sampai menangis " ucap Geo memejamkan matanya dengan tubuh yang perlahan goyah .
" Fay maafkan aku" ucap Geo mengusap air mata Fay dengan penuh penyesalan .
" Aku salah , kamu boleh melakukan apa saja tapi maafkan aku " ucap Geo yang benar-benar menyesal .
" Fay aku melakukan itu di malam ketiga pernikahan kita karena merasa pikiran ku benar-benar kacau dan beberapa masalah membuat aku mencari pelampiasan " Geo mengatakan apa yang terjadi sejujurnya pada Fay.
" Tapi aku tidak memperlakukan wanita itu selayaknya pasangan bahkan ketika dia akan menyentuh tubuhku aku mendorong nya dan tidak ada berciuman kok " sambung Geo mengatakan semua yang terjadi malam itu .
" Sekitar sepuluh menit setelah itu aku pulang " ucap Geo yang memang tidak bermain lama seperti biasanya.
" Kenapa tidak sampai pagi saja , berkhianat kok tanggung-tanggung" ketus Fay.
" Fay maafkan aku " ucap Geo sampai memohon .
" Aku khilaf dan sudah sejak lama ingin mengatakan hal itu secara langsung tapi aku takut kamu tinggalkan " ucap Geo memeluk pinggang Fay dan membenamkan wajah di dadanya .
" Fay hal itu terjadi sebelum aku berjanji akan berubah padamu jadi aku tidak melanggar janji dan kesempatan yang kamu berikan kok " ucap Geo menatap wajah Fay penuh permohonan.
" Maafkan ya Fay " ucap Geo terus bermanja sekalipun Fay hanya diam .
" Nggak , Papi harus mendapatkan balasan yang setimpal " ucap Fay .
" Iya , Papi akan menerima hukuman yang kamu berikan tapi jangan tinggalkan Papi " ucap Geo yang sudah terlanjur nyaman dengan kehadiran Fay disisinya.
Walaupun Geo punya kekuatan untuk tetap menahan Fay berada disampingnya tapi kalau Fay yang memilih ingin mengakhiri Geo bisa apa .
" Aku tidak ingin menghukum Papi tapi hanya ingin Papi memenuhi permintaan ku maka aku akan memaafkan" ucap Fay mengusap air matanya.
" Kamu ingin apa akan Papi kabulkan " ucap Geo memegang pipi Fay dengan kedua tangannya.
Fay menarik nafas panjang mengeratkan pelukannya di leher serta pinggang Geo untuk beberapa saat sebelum bicara .
Fay memegang pipi Geo agar mereka bisa saling tatap " tolong lepaskan aku Pi" ucap Fay dengan nada rendah .
" Diantara kita belum terjadi apa-apa dan kalaupun bercerai tidak akan ada yang tersakiti ataupun sengsara, aku bahagia bisa tinggal dan hidup bersama Papi sejak pernikahan kita tapi aku tidak bisa menerima semua itu jadi ceraikan aku " ucap Fay setelah memikirkan semuanya.
" Enggak " geleng kepala Geo dengan nafas yang tiba-tiba memburu .
" Aku yakin jika benar Papi ingin merubah kebiasaan buruk Papi sepenuhnya pasti Papi akan menemukan wanita yang lebih baik dari aku yang akan membimbing Papi untuk keluar dari semua itu " ucap Fay yang rasanya tidak sanggup lagi.
" Lepaskan aku ya Pi" ucap Fay sekali lagi meminta secara baik-baik.
" Enggak " teriak Geo dengan begitu kacau sampai wajahnya memerah dan matanya berkaca-kaca.
" Lepaskan aku Pi, anggap aja kita nggak pernah kenal dari awal pasti Papi bisa melupakan aku " Fay terus mengucapkan kata-kata perpisahan yang membuat Geo kehilangan kendali atas dirinya.
" Setelah kita bercerai aku berjanji tidak akan pernah lagi muncul di hadapan Papi " ucap Fay terus berusaha membujuk agar Geo mau .
" Enggak , jangan minta aku melakukan itu Fay " tangis Geo pecah akhirnya pria keras dan dingin itu meneteskan air mata di pundak Fay yang sedang dipeluknya.
" Semua memang kesalahan ku tapi aku ingin keluar dari semuanya jadi jangan tinggalkan aku disaat aku mulai menemukan jalan yang lurus bersamamu " ucap Geo yang merasakan dirinya jauh lebih baik setelah menikah dengan Fay .
" Kamu duniaku saat ini Fay jangan buat aku balik pada kegelapan itu " Isak Geo yang merasa batin nya tersiksa dengan hebat saat Fay meminta secara baik-baik untuk berpisah darinya .
" Aku yakin kok Papi pasti bisa menemukan yang lebih baik dari aku " ucap Fay mengelus punggung Geo.
" Enggak " Geo selalu merintih setiap kali Fay mengatakan kata ingin berpisah .
" Fay aku mencintaimu jangan pergi " ucap Geo memohon benar-benar tidak sanggup kehilangan Fay yang sudah menempati posisi penting dalam hatinya.
" Kalau memang Papi Sayang dan mencintai aku , Papi pasti bisa ikhlas melakukan apa saja demi kebahagiaan ku" ucap Fay lagi memegang pipi Geo dengan kedua tangannya lalu mengusap air matanya.
Fay benar-benar melihat Geo dari sisi yang berbeda hari ini sampai Fay tidak percaya Geo akan seperti ini dan kehancuran terlihat dengan jelas dimata Geo saat Fay meminta secara baik-baik untuk di lepaskan .
Geo benar-benar tidak siap melepaskan apalagi kehilangan Fay!.
Geo terdiam dengan mata yang berkaca-kaca sampai perlahan dia menurunkan Fay dan melepaskan pelukannya.
Setelah nya Fay melihat Geo yang ekspresi wajah sangat jauh berubah memandang Fay sampai kedua tangannya mengepal saat jiwa tempramen dalam dirinya terlihat bermunculan.
" Jangan-jangan jiwa tempramen itu benar-benar ada dalam diri Papi " batin Fay teringat ucapan Ibu
" Papi mau kemana?" Fay langsung memeluk Geo yang akan pergi entah kemana dengan emosi yang begitu tinggi sampai tubuhnya bergetar .
Geo mendorong Fay lalu berjalan cepat memasuki ruang kerjanya dan membuka sebuah lemari .
" Papi " teriak Fay yang berdiri di dekat pintu dengan tatapan miris melihat Geo yang sudah menodongkan pistol ke pelipis dia sendiri ,ternyata ketika jiwa tempramen itu muncul Geo akan menyakiti dirinya sendiri .
" Papi jangan " ucap Fay dengan suara bergetar dan berjalan perlahan mendekati Geo.
" Kau ingin pergi meninggalkan ku ? Pergilah " ucap Geo dengan tatapan kosong dan entah masih sadar sepenuhnya atau sudah dikuasai oleh emosi .
" Pergi " teriak Geo karena Fay terus mendekat .
" Papi jangan " geleng kepala Fay yang kini sudah berdiri di hadapan Geo.
" Menjauh" teriak Geo akan menekan pistol itu .
" Papi masih sayang padaku?" tanya Fay terus mendekat dengan hati-hati karena resikonya sangat besar dan yang Fay hadapi sekarang bukan lagi Geo yang biasanya tapi Geo yang sedang dikuasai oleh jiwa tempramen nya .
" Sini berikan pistol nya" ucap Fay mengangkat tangannya untuk mengambil namun Geo malah mendorong nya dan mengarahkan pistol itu kembali ke pelipisnya .
" Jika kau tidak mau bersamaku maka aku juga tidak mau melihat kamu bersama orang lain , jadi biarkan aku mati " ucap Geo menekan pistol itu .
Prang.
seseorang menghantam punggung Geo hingga jatuh tersungkur dan tembakan itu meleset mengenai kaca lemari .
" Berikan pistol nya, aku ingin mati " ucap Geo yang benar-benar sudah hilang akal sehatnya merangkak menjangkau pistol yang terjatuh ke lantai.