Riska tak pernah menyangka hidupnya yang sederhana akan terbalik begitu saja setelah pertemuannya dengan Aldo Pratama, CEO muda yang tampan dan penuh ambisi. Sebuah malam yang tak terduga mengubah takdirnya—ia hamil di luar nikah dari pria yang hampir tak dikenalnya. Dalam sekejap, Riska terjebak dalam lingkaran kehidupan Aldo yang penuh kemewahan, ketenaran, dan rahasia gelap.
Namun, Aldo bukanlah pria biasa. Di balik pesonanya, ada dendam yang membara terhadap keluarga dan masa lalu yang membuat hatinya dingin. Baginya, Riska adalah bagian dari rencana besar untuk membalas luka lama. Ia menawarkan pernikahan, tetapi bukan untuk cinta—melainkan untuk balas dendam. Riska terpaksa menerima, demi masa depan anaknya.
Dalam perjalanan mereka, Riska mulai menyadari bahwa hidup bersama Aldo adalah perang tanpa akhir antara cinta dan kebencian. Ia harus menghadapi manipulasi, kesalahpahaman, dan keputusan-keputusan sulit yang menguji kekuatannya sebagai seorang ibu dan wanita. Namun, di bal
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Anjar Sidik, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 5: Taktik Balas Dendam
Pagi yang tenang di kediaman Aldo seketika berubah saat Riska memasuki ruang kerja dengan sebuah rencana baru di kepalanya. Setelah insiden semalam, Riska menyadari bahwa satu-satunya cara untuk melawan Aldo adalah dengan memahami seluruh aspek bisnis dan kelemahannya. Ia tidak akan tinggal diam—ia akan mengambil kendali atas hidupnya dan memastikan Aldo merasakan efek dari segala manipulasi yang pernah ia lakukan.
Namun, Aldo sudah menduga bahwa Riska tidak akan menyerah begitu saja. Pria itu tersenyum penuh kesombongan saat melihat Riska berdiri di ambang pintu ruang kerjanya.
“Ada perlu apa kau di sini, Riska?” tanya Aldo dengan nada dingin. “Kau tidak seharusnya berada di ruang ini tanpa izin dariku.”
Riska menahan marahnya. “Aku di sini untuk bicara, Aldo. Aku ingin semua ini jelas. Kita harus menyelesaikan masalah ini.”
Aldo mengangkat alis, merasa terhibur dengan keberanian Riska. “Selesaikan? Kau pikir ini hanya masalah yang bisa selesai begitu saja?”
---
Riska menatap Aldo dengan mata yang penuh tekad. “Aldo, cukup sudah. Kau tidak bisa terus mempermainkanku. Aku ingin jawaban—kenapa pernikahan ini terasa seperti jebakan?”
Aldo tertawa, nadanya penuh keangkuhan. “Jebakan? Kau yang setuju dengan semua ini, Riska. Kau tahu apa konsekuensinya ketika kau memilih jalan ini.”
Riska berusaha menahan emosi yang bergejolak di dalam dirinya. “Aku tidak tahu kalau aku akan diperlakukan seperti ini. Jika kau memang menikahiku hanya untuk balas dendam atau demi kepentingan bisnis, maka katakan saja!”
Aldo tersenyum kecil, lalu mendekati Riska dan berbicara tepat di depan wajahnya. “Kau terlalu banyak bicara, Riska. Tapi kalau kau mau tahu, ya—pernikahan ini adalah alat. Sebuah strategi. Dan selama kau tetap di dalamnya, kau akan bermain sesuai dengan aturanku.”
Riska menghela napas panjang, menahan amarah yang membara. “Aku tidak akan membiarkan diriku terperangkap lebih lama lagi. Aku punya hak atas hidupku sendiri.”
---
Perubahan Keadaan dan Rencana Baru
Percakapan itu membuat Riska sadar bahwa ia harus melangkah lebih jauh untuk bisa keluar dari bayang-bayang Aldo. Setelah beberapa hari memikirkan berbagai kemungkinan, ia akhirnya menyusun rencana untuk menguasai salah satu proyek bisnis milik Aldo tanpa sepengetahuannya. Dengan begitu, ia bisa menciptakan sebuah kekuatan untuk melawan Aldo.
Sambil melanjutkan penyelidikan diam-diam, Riska bertemu dengan Reza, seorang pria yang pernah bekerja di bawah Aldo namun dikhianati. Reza memiliki informasi penting yang bisa membantu Riska. Namun, pria itu memiliki syarat.
“Aku bisa memberimu semua yang kau butuhkan,” kata Reza. “Tapi aku ingin jaminan kalau kau benar-benar serius.”
Riska mengangguk mantap. “Aku akan melakukan apapun untuk menghentikan Aldo. Kau hanya perlu menunjukkan caranya.”
Reza tersenyum puas. “Baik, kita mulai dengan mengamankan dokumen yang ada di kantor pusat. Kau harus bisa mendapatkan akses penuh ke sana.”
---
Riska tahu bahwa rencananya berisiko tinggi, tetapi ia tetap melangkah. Di malam yang sunyi, Riska diam-diam pergi ke kantor pusat Aldo untuk mencari dokumen yang dikatakan Reza. Ia menggunakan akses yang sudah diatur oleh Reza, masuk ke dalam ruangan dengan perasaan campur aduk antara ketakutan dan adrenalin.
Namun, ketika ia menemukan dokumen tersebut, suara langkah kaki terdengar dari arah pintu. Jantung Riska berdegup kencang. Ia tahu bahwa jika tertangkap, Aldo akan memastikan ia tak pernah mencoba melawannya lagi.
Dengan cepat, ia bersembunyi di balik lemari besar. Napasnya nyaris tertahan ketika pintu terbuka dan seseorang masuk ke dalam ruangan.
“Siapa di sini?” suara Aldo terdengar, dingin dan penuh ancaman.
Riska tidak berani bergerak. Ia menggenggam dokumen itu dengan erat, berharap Aldo tidak melihatnya. Setelah beberapa saat, Aldo keluar dari ruangan, namun tidak tanpa meninggalkan ancaman.
“Aku tahu kau di sini, Riska. Dan jika kau mencoba menipuku, kau tahu apa yang akan terjadi padamu.”
Setelah Aldo pergi, Riska keluar dengan napas lega. Ia berhasil mendapatkan dokumen penting itu, namun ia juga sadar bahwa Aldo sudah mulai mencurigainya.
---
Malam itu, Riska membuka dokumen di rumahnya, mencari tahu isi yang bisa mengancam posisi Aldo. Ia tersentak ketika menemukan informasi tentang transaksi rahasia yang dilakukan Aldo dengan mitra yang sangat berpengaruh. Jika ini terbongkar, reputasi Aldo akan hancur, dan kekuasaannya akan terancam.
Namun, di saat yang sama, ponsel Riska berdering. Pesan singkat dari Aldo muncul: “Jika kau ingin menyelamatkan diri dan anak kita, sebaiknya kau berhenti bermain api, Riska.”
Riska tahu bahwa ini bukan ancaman kosong. Aldo sudah mengetahui pergerakannya, dan kini nyawa serta kebebasannya berada di ujung tanduk.
Bab berakhir dengan ketegangan, memberi gambaran bahwa perang antara mereka baru saja akan memasuki babak yang lebih berbahaya.