Balas Dendam Sang CEO

Balas Dendam Sang CEO

Bab 1: Pertemuan yang Mengubah Segalanya

Lampu-lampu hotel megah itu berpendar indah, mengisi malam yang dingin di kota besar. Di tengah keramaian acara pesta perayaan ulang tahun perusahaan, Riska berdiri dengan canggung di sudut ruangan. Ia bukan siapa-siapa di acara ini—hanya seorang karyawan junior yang kebetulan mendapat undangan dari atasan. Namun, kesempatan ini tak disia-siakan olehnya, karena Riska ingin mengembangkan jaringan dan mendapatkan pengalaman di dunia kerja yang lebih luas.

Malam itu, dengan gaun biru sederhana dan riasan tipis, Riska tampak anggun meski hanya berdiri sendiri di pinggir ruangan. Ia memandangi sekeliling, berharap bisa bercakap-cakap dengan seseorang, ketika tiba-tiba sosok pria tampan dengan setelan jas hitam elegan muncul di hadapannya. Pria itu memiliki tatapan yang tajam namun dingin, seolah-olah menembus jiwa siapa pun yang berani menatapnya langsung.

"Riska, bukan?" Suara pria itu rendah namun tegas, seperti orang yang biasa memberi perintah.

Riska terkejut. “Iya, maaf, saya tidak ingat pernah bertemu Anda.”

Pria itu tersenyum tipis, menunjukkan sedikit kesombongan. “Saya Aldo Pratama. CEO dari perusahaan induk tempat Anda bekerja.”

Jantung Riska berdetak lebih cepat. Aldo Pratama, pria yang namanya selalu disebut-sebut di kantor. Sosok yang dianggap untouchable, seperti dewa bisnis yang tak tersentuh. Dan kini, pria itu berdiri di depannya, memandangnya dengan tatapan yang penuh misteri.

“Oh, maaf, Tuan Aldo. Saya... saya tidak menyangka Anda tahu nama saya.” Riska menundukkan kepalanya, merasa canggung di bawah tatapan tajam Aldo.

“Tenang saja, saya tidak menggigit,” kata Aldo dengan nada setengah bercanda. Namun, ada sesuatu dalam tatapannya yang membuat Riska merasakan ketegangan aneh. “Anda berbeda dari kebanyakan orang di sini. Terlihat... tidak berpura-pura.”

“Terima kasih, Tuan. Saya hanya berusaha menjadi diri sendiri,” jawab Riska pelan, bingung apa maksud Aldo sebenarnya.

Aldo mengangguk kecil, lalu mengulurkan segelas anggur pada Riska. “Minumlah, untuk merayakan malam yang indah ini. Mari kita tinggalkan segala formalitas sejenak.”

Riska ragu sejenak, namun akhirnya menerima gelas itu. Mereka mulai berbicara, awalnya tentang pekerjaan, lalu beralih ke percakapan yang lebih personal. Ada kehangatan aneh dalam cara Aldo berbicara, meski pria itu tetap terkesan dingin dan tak terduga. Sementara itu, dalam hati kecilnya, Riska merasa ada bahaya yang mengintai di balik tatapan pria tersebut. Namun, pesonanya terlalu kuat, membuat Riska terjebak dalam obrolan yang semakin larut dan penuh daya tarik.

 

Beberapa jam kemudian, mereka berada di sudut ruangan yang sepi, di mana suasana berubah menjadi lebih intim. Aldo menatap Riska dengan tatapan tajam, dan tiba-tiba saja ia mendekat. Napas Riska tercekat. Hatinya berdebar keras ketika Aldo berbisik di dekat telinganya, “Apa kamu tahu betapa menariknya dirimu saat ini, Riska?”

Riska tak tahu harus menjawab apa. Ia merasa terperangkap dalam pesona pria ini, sementara pikirannya berteriak memperingatkan bahaya. Namun, sebelum ia bisa berkata apa-apa, Aldo menariknya lebih dekat, dan saat itu—hanya dalam sekejap—dunia terasa lenyap, meninggalkan mereka berdua dalam ketegangan yang membakar.

 

Paginya, Riska terbangun dengan perasaan campur aduk. Ia mendapati dirinya sendirian di kamar hotel, dan Aldo sudah pergi tanpa meninggalkan pesan. Sesuatu di dalam dirinya bergemuruh. Ia merasa kosong, bingung, dan terluka. Pria itu muncul seperti badai dalam hidupnya, menghancurkan segala ketenangan yang pernah ia miliki.

Saat ia mengenang kejadian malam itu, sebuah pesan tiba-tiba muncul di ponselnya. Pesan dari nomor tak dikenal, dengan kata-kata yang menusuk.

> “Terima kasih untuk malam yang menarik, Riska. Anggap saja ini hanya sebuah pertemuan singkat. Jangan terlalu diambil hati.”

Pesan itu seakan menampar Riska. Betapa dinginnya pria itu, betapa mudahnya ia mengucapkan kata-kata yang menyakitkan. Sementara itu, Riska hanya bisa terdiam, merasa dirinya telah dipermainkan.

 

Beberapa minggu kemudian

Ketika perasaan terluka Riska mulai mereda, sebuah kenyataan baru menghantamnya—ia hamil. Rasa panik dan bingung menyelimutinya. Bagaimana ia bisa menghadapinya sendirian? Bagaimana reaksi Aldo saat mengetahui hal ini? Berbagai pikiran bercampur aduk di benaknya, dan akhirnya ia memutuskan untuk menemui Aldo, berharap mendapat dukungan atau setidaknya tanggung jawab.

 

Riska duduk di lobi kantor pusat perusahaan Aldo, merasa cemas. Setelah menunggu beberapa saat, akhirnya ia dipersilakan masuk ke ruangan pria itu. Aldo duduk di balik mejanya, tatapannya dingin saat melihat Riska.

“Ada apa kau ke sini, Riska?” tanya Aldo tanpa basa-basi, suaranya tenang namun penuh kekuasaan.

Riska menggigit bibirnya, mencoba mengumpulkan keberanian. “Aldo... aku hamil,” katanya pelan, namun cukup jelas untuk didengar.

Aldo menatapnya, lalu tertawa sinis. “Dan kamu pikir aku akan percaya begitu saja?”

“Aku tidak datang ke sini untuk meminta belas kasihan atau simpati. Aku hanya ingin kamu tahu,” Riska membalas dengan nada yang tak kalah tajam, walau dalam hatinya ia hancur mendengar respons dingin Aldo.

Aldo mendekat, memandang Riska dengan tatapan tajam. “Baiklah, katakan, apa yang kau inginkan? Uang? Kehormatan? Atau...?”

Riska merasakan air mata hampir jatuh, namun ia menahan diri. “Aku tidak meminta apa pun, Aldo. Aku hanya ingin kamu tahu bahwa ini adalah kenyataan yang harus kita hadapi.”

Setelah hening sejenak, Aldo tersenyum tipis. “Kalau begitu, bersiaplah. Kita akan menikah. Tapi jangan berharap pernikahan ini didasari cinta. Aku hanya ingin melindungi reputasiku, dan aku tidak akan membiarkanmu merusak itu.”

Riska terkejut dengan keputusan tiba-tiba itu, namun sebelum ia bisa mengatakan apa pun, Aldo sudah meninggalkan ruangan, meninggalkannya sendirian dengan keputusan yang pahit dan tanpa pilihan lain.

 

Di luar ruangan itu, hati Riska berdebar hebat, antara rasa marah, kecewa, dan takut. Ia telah menyerahkan hidupnya pada pria yang sama sekali tidak peduli padanya, yang hanya melihatnya sebagai beban yang harus diselesaikan.

 

Malam itu, setelah memikirkan segalanya, Riska berdiri di balkon apartemennya, menatap langit malam yang penuh bintang. Dalam hatinya, ia berjanji untuk bertahan demi anak yang dikandungnya. Namun, ia juga sadar bahwa hidup bersama Aldo akan menjadi tantangan terbesar dalam hidupnya.

 

Bab ini berakhir dengan ketegangan yang masih membara, meninggalkan pembaca bertanya-tanya: Akankah Riska mampu menghadapi Aldo dan semua permainan psikologisnya? Atau, akankah Aldo benar-benar bisa melepaskan dendamnya di atas hubungan mereka yang baru saja dimulai?

Terpopuler

Comments

Rika Ananda

Rika Ananda

keren

2024-11-15

0

💫0m@~ga0eL🔱

💫0m@~ga0eL🔱

syukurlah dia mau tanggung jawab 🤦

2024-11-13

0

💫0m@~ga0eL🔱

💫0m@~ga0eL🔱

sungguh terlalu /Sob/

2024-11-13

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1: Pertemuan yang Mengubah Segalanya
2 Bab 2: Pernikahan Tanpa Cinta
3 Bab 3: Di Balik Pintu Rahasia
4 Bab 4: Rahasia yang Terbongkar
5 Bab 5: Taktik Balas Dendam
6 Bab 6: Terperangkap dalam Strategi
7 Bab 7: Jeratan Rahasia yang Mencekam
8 Bab 8: Jerat yang Tak Terhindarkan
9 Bab 9: Di Balik Pengkhianatan dan Kepungan Ketakutan
10 Bab 10: Di Bawah Bayang-bayang Manipulasi
11 Bab 11: Pilihan yang Membelenggu
12 Bab 12: Di Balik Topeng Kekuasaan
13 Bab 13: Pertarungan Diam-Diam
14 Bab 14: Permainan Kendali
15 Bab 15: Rahasia yang Terbongkar
16 Bab 16: Kenyataan yang Tersembunyi
17 Bab 17: Di Balik Topeng Kebohongan
18 Bab 18: Kebenaran yang Mengancam
19 Bab 19: Menelusuri Jejak Rahasia
20 Bab 20: Peringatan yang Menghantui
21 Bab 21: Rahasia yang Menghancurkan
22 Bab 22: Di Antara Ketakutan dan Harapan
23 Bab 23: Jebakan di Balik Taktik
24 Bab 24: Jejak yang Tersisa
25 Bab 25: Permainan Berbahaya
26 Bab 26: Pilihan di Ujung Tanduk
27 Bab 27: Dalam Jerat Penguasa
28 Bab 28: Pengakuan yang Mengguncang
29 Bab 29: Dalam Bayang-Bayang Pengkhianatan
30 Bab 30: Pertaruhan Nyawa dan Cinta
31 Bab 31: Keputusan Terakhir
32 Bab 32: Api dalam Kegelapan
33 Bab 33: Titik Balik yang Mematikan
34 Bab 34: Perang di Balik Meja
35 Bab 35: Kebenaran yang Menghancurkan
36 Bab 36: Terjebak dalam Permainan
37 Bab 37: Di Ambang Kegelapan
38 Bab 38: Langkah Terakhir yang Penuh Ketegangan
39 Bab 39: Ketegangan yang Menghimpit
Episodes

Updated 39 Episodes

1
Bab 1: Pertemuan yang Mengubah Segalanya
2
Bab 2: Pernikahan Tanpa Cinta
3
Bab 3: Di Balik Pintu Rahasia
4
Bab 4: Rahasia yang Terbongkar
5
Bab 5: Taktik Balas Dendam
6
Bab 6: Terperangkap dalam Strategi
7
Bab 7: Jeratan Rahasia yang Mencekam
8
Bab 8: Jerat yang Tak Terhindarkan
9
Bab 9: Di Balik Pengkhianatan dan Kepungan Ketakutan
10
Bab 10: Di Bawah Bayang-bayang Manipulasi
11
Bab 11: Pilihan yang Membelenggu
12
Bab 12: Di Balik Topeng Kekuasaan
13
Bab 13: Pertarungan Diam-Diam
14
Bab 14: Permainan Kendali
15
Bab 15: Rahasia yang Terbongkar
16
Bab 16: Kenyataan yang Tersembunyi
17
Bab 17: Di Balik Topeng Kebohongan
18
Bab 18: Kebenaran yang Mengancam
19
Bab 19: Menelusuri Jejak Rahasia
20
Bab 20: Peringatan yang Menghantui
21
Bab 21: Rahasia yang Menghancurkan
22
Bab 22: Di Antara Ketakutan dan Harapan
23
Bab 23: Jebakan di Balik Taktik
24
Bab 24: Jejak yang Tersisa
25
Bab 25: Permainan Berbahaya
26
Bab 26: Pilihan di Ujung Tanduk
27
Bab 27: Dalam Jerat Penguasa
28
Bab 28: Pengakuan yang Mengguncang
29
Bab 29: Dalam Bayang-Bayang Pengkhianatan
30
Bab 30: Pertaruhan Nyawa dan Cinta
31
Bab 31: Keputusan Terakhir
32
Bab 32: Api dalam Kegelapan
33
Bab 33: Titik Balik yang Mematikan
34
Bab 34: Perang di Balik Meja
35
Bab 35: Kebenaran yang Menghancurkan
36
Bab 36: Terjebak dalam Permainan
37
Bab 37: Di Ambang Kegelapan
38
Bab 38: Langkah Terakhir yang Penuh Ketegangan
39
Bab 39: Ketegangan yang Menghimpit

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!