Spin off The Soldier and The CEO
Sabrina Lee selalu merasa dirinya bukan anak kandung sang ibu karena perlakuannya yang terlalu over protektif apalagi dia tinggal di sebuah dusun yang terpencil. Lulus SMA dan ibunya meninggal, Sabrina nekad ke Jakarta untuk mencari pekerjaan yang layak sambil kuliah online. Sabrina diterima di Ramadhan Securitas sebagai bodyguard. Kemampuan Sabrina bela diri itulah yang diterima kerja di sebuah perusahaan perlindungan klien VIP. Lima tahun pekerjaan itu dilakoni Sabrina hingga dia ditugaskan mengawal CEO muda bernama Ardiona Waranggana yang menyebalkan. Ardiona atau biasa dipanggil Ardi, awalnya tidak suka dikawal perempuan tapi Sabrina wanita tangguh hingga Ardi mengakui gadis cantik itu keren. Disaat Ardi diwajibkan menikah, dia membawa Sabrina sebagai calon istrinya. Mereka menikah dengan perjanjian selama setahun tanpa Ardi tahu jika Sabrina adalah pewaris yang hilang dari keluarga Pratomo.
gen ke 8 klan Pratomo
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Hana Reeves, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Di Rumah Ardiona
Kediaman Galuh
"Jadi kamu tinggal dengan klien kamu?" tanya Lestari, ibu Galuh.
"Iya Bu. Tuan Ardiona tidak mau aku terlambat," jawab Sabrina sambil membereskan baju-bajunya. Sabrina sangat menjaga penampilannya dan gajinya disisihkan demi membeli pakaian yang menunjang style para kliennya. Bukan merk harga puluhan juta tapi Sabrina membeli yang bisa dipakai mix and match serta awet jahitan, warna dan bahannya.
Lestari agak sedikit tidak nyaman dengan klien Sabrina yang ini hanya saja Lewis dan Galuh tahu kemampuan putri angkatnya.
"Berhati-hatilah Brina."
Sabrina tersenyum ke arah Lestari. "Ibu, disana ada mas Haris dan mas Lukman. Ibu tenang saja ya." Sabrina memeluk wanita yang sudah bersamanya hampir tujuh tahun terakhir ini sejak usianya 16 tahun dan nekad berangkat sendirian ke Jakarta.
"Haris dan Lukman disana? Alhamdulillah... Kalau begitu ibu bisa tenang, Brina," ucap Lestari dengan wajah lega.
"Iya ibu. Jadi ibu tenang saja ya."
Lestari memegang wajah gadis cantik itu. "Sayang, jika kamu tidak betah, bilang sama mas mu, bilang sama ibu ya. Janji?"
"Janji Bu." Sabrina memeluk Lestari erat. Jujur Sabrina merasakan memiliki ibu yang pantas dipanggil ibu ya Lestari dan Kasih di tempat tinggal asalnya. Ibunya sendiri malah tidak seperti ibu kandung.
***
"Sudah semua dik?" tanya Galuh jika di rumah memanggil Sabrina dengan panggilan 'dik' sementara di luar tegap profesional.
"Sudah mas. Termasuk beberapa magazine dan baton," jawab Sabrina saat mereka semua makan malam.
"Besok biar mas Galuh antar ke rumah pak Ardiona. Kan sekalian ke kantor juga," ucap Galuh. "Biar mas tahu parameter rumahnya."
"Oke mas," jawab Sabrina patuh.
"Berhati-hatilah dik. Sepertinya Oom dan tantenya masih ingin merebut perusahaan pak Bratajaya."
Lestari menggelengkan kepalanya. "Kenapa sih tidak bisa seperti PRC Group? Kan bisnisnya menggurita dimana-mana tapi semua CEO nya hingga ke anak tidak ada yang ribut rebutan kekuasaan atau perusahaan!"
"Bu, tidak semua bisa bisnis adem ayem macam keluarga Pratomo. Aku pernah mendengar cerita kalau di keluarga mereka pantang rebutan kekuasaan sebab jika ada yang seperti itu, maka akan auto dicoret dari daftar keluarga," jawab Galuh. "Almarhum pak David Hakim Satrio pernah bercerita kalau semua ini sudah aturan baku di keluarga Pratomo."
"Memang ada yang pernah kena mas?" tanya Sabrina.
"Sudah lama banget Brina. Generasi kedua sepertinya tapi keturunannya direkrut kembali."
"Memang siapa keturunannya?" tanya Lestari.
"Pangeran Aspen Al Jordan yang sekarang menjadi suami Ratu Mahira dari Belanda."
Sabrina melongo. "Pangeran yang ganteng itu masih saudara dengan pak Raynard?"
"Iya. Pak Raynard itu keponakannya."
Sabrina mengangguk. Raynard Baskara adalah putra Alsaki Baskara dan Dokter Kaysa. Tidak seperti ayah dan ibunya yang bekerja di rumah sakit, Raynard lebih tertarik di Ramadhan Securitas milik opa buyutnya, Gozali Ramadhan. Pria yang jago bela diri bahkan sempat ikut PON dan Olimpiade untuk taekwondo itu sekarang menjadi pimpinan perusahaan Opanya menggantikan David Hakim Satrio.
Sabrina pernah melihat sekali saat mengawal delegasi dari Belgia dan wajah Raynard tampak serius dan sangat profesional di depan pangeran Sahran Léopold. Namun Sabrina juga memergoki saat di luar acara formal, keduanya tampak asyik ngobrol macam keluarga bahkan bercanda.
Definisi keluarga idaman.
***
Keesokan paginya, Galuh dan Sabrina tiba di rumah keluarga Waranggana. Dayat membuka pintu gerbang saat melihat siapa yang datang. Penjaga rumah itu tersenyum ke arah Galuh karena sudah bertemu dua kali sebelumnya.
"Pagi pak Galuh. Lho kok sama nona Sabrina?" sapa Dayat.
"Iya, mengantarkan Sabrina, adikku. Kan dia diterima menjadi Aspri nya pak Ardiona, Sekalian aku berangkat kantor juga," senyum Galuh.
"Owalaahhh, nona Sabrina adiknya pak Galuh tho. Oke pak, saya akan menjaga nona Sabrina," ucap Dayat sambil hormat ke Galuh.
"Biasa saja pak Dayat. Mas pergi dulu Brina. Semangat!" senyum Galuh.
"Thanks mas."
Galuh mencium kening Sabrina dan berpamitan ke Dayat lalu menuju mobilnya. Sabrina melambaikan tangannya sampai mobil Galuh pergi dan menarik kopernya yang diantar oleh Dayat. Semua itu tidak lepas dari perhatian Ardiona yang baru keluar dari kamarnya di lantai dua.
Datang on time juga tuh cewek.
***
Sabrina mendapatkan kamar yang berada di lantai satu, beda sayap dengan kamar Haris dan Lukman. Bik Mirah, kepala asisten rumah tangga itu merasa senang karena akhirnya ada wanita yang tinggal disana sebab rata-rata Bratajaya dan Ardiona memperkerjakan pria untuk pekerjaan rumah tangga.
"Jadi non Sabrina Aspri nya mas Ardiona?" tanya wanita berusia lima puluh tahun itu.
"Iya Bu Mirah," jawab Sabrina sopan sambil membuka kopernya diatas tempat tidur.
"Panggil Bik Mirah saja non, seperti semua orang disini," senyum Bik Mirah tersipu.
"Ah tidak enak. Bu Mirah itu lebih pas menurut aku."
"Santai saja Non, bibik tidak marah kok dipanggil Bik," kekeh Bikin Mirah yang langsung suka dengan gadis cantik ini. "Non itu blasteran ya?"
"Nggak tahu Bu.. Eh Bik," ralat Sabrina saat melihat wajah bik Mirah manyun.
"Iya lho. Non Sabrina kayaknya blasteran... Yakin non lahir di dusun? Wah, ibunya pasti pas hamil non Sabrina nontonnya Drakor terus ya jadi pas lahir, jadinya non."
Sabrina menatap Bik Mirah dengan perasaan bingung. Masa iya hanya gara-gara Drakor jadi aku begini?
"Eh non siap-siap. Jam makan pagi itu jam tujuh tepat. Bibik tinggal dulu." Bik Mirah pun keluar dari kamar Sabrina yang masih termangu.
Apa aku memang bukan anak wanita itu?
***
Bratajaya dan Ardiona sarapan bersama dengan Sabrina, Haris dan Lukman. Hari ini jadwal Bratajaya hendak berkeliling ke beberapa restauran miliknya sementara Ardiona ada rapat bersama para distributor bahan-bahan untuk stand FnB miliknya.
Ardiona bisa melihat bagaimana Sabrina makan dengan manner dan tidak banyak bicara membuat pria itu penasaran apakah di Ramadhan Securitas juga diajarkan etika.
"Sudah sarapannya?" tanya Bratajaya ke Ardiona yang menghabiskan makannya.
"Sudah kakek. Aku harus berangkat sekarang. Kakek berhati hatilah," jawab Ardiona sambil membersihkan bibirnya dengan napkin. "Sabrina, kamu yang nyetir!"
Sabrina yang sedang meletakan sendok dan garpu, hanya mengangguk. "Baik tuan Ardiona."
Haris dan Lukman saling berpandangan. Sabrina?! Nyetir Lexus? Bisa pelan sih ... Tapi apa anak itu tidak ngiler melihat Ferrari di garasi?
Ardiona dan Sabrina pun berpamitan lalu keluar menuju garasi.
Bratajaya menatap dua pengawalnya. "Apakah Sabrina memang setenang itu?"
Haris dan Lukman hanya tersenyum rahasia.
***
Yuhuuuu up Pagi Yaaaaaaaa
Thank you for reading and support author
don't forget to like vote and gift
Tararengkyu ❤️ 🙂 ❤️
dasar ardiona, ngaku aja kalo sudah jatuh hati sama Brina
tuh bktinya,lngsng ngejar mskpn lg d rs ktanya.....
langsung ajak Akad aja Ardi biar fariz bkn RM gk bs nyolong start lagi 🤣🤣🤣
apakah nikah dulu baru nyatakan perasaan..
tapi tanda2 cinta udah adaaa....
tumben g ikutan bilang kamprett 🤣🤣🤣🤣🤣