Roxana, sudah 8 kali dia mati dan ini adalah kehidupannya yang ke-9.
Setiap hidupnya dia pasti merasuki tubuh seorang wanita dengan berbagai posisi dan karakter. Tapi nahasnya setiap usianya mencapai 25 tahun pasti dia mati.
Pada kehidupannya kali ini pun sama, tapi kali ini dia hidup di tubuh seorang ibu yang sangat ditakuti. Bukan karena wajahnya tapi perangai dan sikapnya.
Akankan ia lagi-lagi harus mati saat usianya mencapai 25 tahun?
Atau dia akan menggunakan semua kemampuan yang pernah ia miliki untuk bisa bertahan hidup lama kali ini?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Reyarui, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Istri Duke Utara 25
" Dimana Roxane!"
" Lancang! Lady Melanie, saya peringatkan kepada Anda untuk bicara dengan sopan. Yang anda panggil itu adalah Paduka Grand Duchess Carrington, bisa-bisanya Anda dengan lancang Anda hanya memanggil nama beliau saja tanpa gelar."
Plak!
Sonya sangat terkejut saat pipinya terkena tamparan panas dari tangan Melanie. Dia hampir terhuyung, tapi beruntung di sana ada Oland sehingga Sonya tidak terjatuh. Jika itu terjadi mungkin Sonya bisa saja terluka. Pasalnya ada sebuah nakas di sana. Sonya mungkin akan terkena ujung kayu.
Oland yang tengah bergegas keluar dari ruangannya setelah mendapat kabar dari burung pengantar pesan, tentu saja terkejut melihat keributan yang terjadi di depan kamar Roxane. Dan ia tidak menyangka bahwa Melanie akan menampar Sonya.
" Lady Melanie, saya harap Anda bisa tenang. Apa Anda sengaja mencari keributan disaat Paduka Grand Duke sedang berada di medan peran melawan para monster. Sebaiknya Anda kembali ke kamar Anda, Lady."
" Huh, dasar orang-orang rendahan tidak berguna."
Seeeet
Tap tap tap
Melanie membalikkan badannya dan melenggang pergi dari sana. Oland bernafas lega, ia membantu Sonya untuk membawa dayang dari Roxane itu mengompres pipinya yang terlihat merah. Tapi Sonya menolak, dia malah memegang kedua lengan Oland.
" Dimana Paduka Grand Duchess, Tuan Oland?"
Cekleeek
Klaak
" Jangan keras-keras Nona Sonya, saat ini Paduka Grand Duchess sedang bersama Paduka Grand Duke. Kita harus berjaga agar Lady Melanie tidak mengetahui keberadaan beliau. Aku tidak mengerti mengapa demikian, tapi surat dari burung pengirim pesan yang baru saja datang, Paduka meminta kita untuk bersiap di pintu belakang kastel."
Sonya masih belum mengerti apa yang diucapkan oleh Oland. Dia masih cukup terkejut dengan fakta yang ada perihal Roxane yang tidak ada di kamarnya. Namun kakinya terus melangkah menuju bagian bawah kastel tepatnya pintu belakang.
Ya Sonya dan Oland berlari, Oland tidak memberitahu banyak orang karena di pesan memang hanya boleh dia dan dayang Roxane saja yang tahu.
" Ada apa, kenapa kita di suruh berjaga di sini Tuan Oland?"
" Saya juga tidak tahu Nona, dalam pesan itu hanya tertulis seperti itu. Aah yang paling penting, pembasmian berhasil."
Sonya bernafas lega. Meskipun tidak secara spesifik dia tahu bahwa ada monster yang menyerang di wilayah Orden. Dan jika sampai Grand Duke Leoric turun tangan maka berarti monster-monster itu bukanlah monster yang mudah dihadapi.
Tuplak tuplak tuplak
Suara kaki kuda terdengar laju. Sonya memicingkan matanya. Ia belum bisa melihat siapa yang ada di atas kuda tersebut karena masih jauh dan pagi salju kembali turun. Namun saat sudah mulai mendekati kastel, Sonya bisa mengetahui siapa yang tengah menunggang kuda.
Namun ada yang membuat wanita itu tercengang yakni wajah penuh kecemasan dan ketakutan dari si penunggang kuda. Dan seseorang yang lain yang saat ini ada di pelukannya.
" Paduka!"
" Cepat, cepat rapikan tempat tidur Roxane, bawa air hangat dan Sonya bantu akau untuk mengganti bajunya."
Sonya hanya bisa patuh, dia ingin bertanya ada apa sebenarnya dengan istri tuannya itu. Namun saat ini dia memilih mengunci rapat mulutnya. Ada hal yang lebih peting yang harus dikerjakan. Terlebih saat ini wajah tuannya pun tak kalah paniknya.
Bukan hanya Sonya, Oland pun menyadari bahwa saat ini Leoric sungguh berada dalam perasaan yang takut. Wajahnya hampir menangis, atau bahkan sudah menangis. Dan Oland maupun Sonya baru kali ini melihat sang pahlawan perang dengan wajah sedemikian.
Leoric berlari membawa Roxane menggunakan pintu rahasia. Oland yang sudah lama mengikuti Leoric baru tahu bahwa ada jalan seperti itu di kastel Alburs.
" Cepat buka pintu!"
" Baik Paduka."
Oleh Leoric, Oland diperintah untuk membawa dokter sedangkan Sonya diminta untuk mengurus Roxane. " Paduka, silakan Paduka mandi dan juga mengganti pakaian yang bersih. Biarkan saya saja yang mengganti baju dan menyeka tubuh Grand Duchess."
" Aah ya, tolong ya Sonya."
Sebenarnya Leoric ingin melakukannya sendiri. Dia ingin mengurus Roxane, tapi ucapan Sonya benar bahwa dia juga harus segera membersihkan diri dan berganti pakaian.
" Aku mohon, aku mohon segera buka matamu sayang," ucap Leoric sebelum dia keluar dari kamar Roxane. Rasa takut menjalar ke seluruh tubuhnya. Ingatan Leoric kembali kepada ucapan Roxane yang sellau meninggal di usianya yang belum mencapai 25 tahun.
" Aku mohon, aku mohon jangan tinggalkan aku. Jangan tinggalkan Lilian juga. Aku mohon."
TBC
.