menceritakan tentang seorang gadis yang menyimpan hati pada seorang anak laki laki yang saat kecil dia jumpai. Hingga besar pun,gadis kecil itu masih mencintai laki laki itu.
gadis itu bermimpi ingin menjadi pasangan hidup si laki laki itu,dan yah impian nya terwujud kan. Namun sayang tuhan mempersatukan nya dengan cara yang salah,gadis itu menikah bukan karena cinta melainkan karena kesalahan satu malam.
akankah pernikahan mereka bisa bahagia? atau berakhir dengan nestapa karena hubungan yang mereka jalani berawal dari sebuah kesalahan?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon h.alwiah putri, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
bab 6. sakit
Sudah hampir seminggu lebih zea tak masuk kantor,dia terus mengurung dirinya di dalam kamar. Tak pernah ada interaksi dengan siapapun,makan pun hanya sekali sehari.
Itu pun saat semua anggota keluarga nya pergi,mental zea masih terguncang. Dia belum bisa bertemu dengan siapapun. Bahkan tak jarang Felix sering datang ke kamarnya namun zea mengabaikan nya,dan tak pernah membukakan pintu untuk Felix.
Sehingga sudah hampir dua Minggu ini tak ada interaksi antara dirinya dan Felix.
Keterdiaman zea tentu membuat Felix khawatir, karena zea tak pernah seperti ini sebelumnya.
Walaupun memang zea terkesan lebih cuek jika dengan keluarga nya,namun jika dengan Felix zea selalu terbuka dan humble.
Selama zea disini pun yang paling banyak berinteraksi dengan nya adalah Felix dan adik sambungnya Azra.
"Kak ze kenapa udah seminggu lebih dia gak ikut sarapan dan makan malam bersama."ucap Azra memecah keheningan di meja makan itu.
"Kak ze lagi sakit."ucap Arumi.
"Zea sakit?"tanya Ardan.
Dia sama sekali tak mengetahui jika zea sedang sakit,dia pikir zea tak ikut sarapan dan makan malam karena memang ada kerjaan saja.
"Iya,udah hampir dua mingguan ini dia gak ke kantor,kalau makan juga kadang di anterin sama bibi ke kamarnya."jawab Arumi.
"Kenapa gak bilang si tuh anak kalau sakit,lupa apa kalau keluarga nya dokter semua. Malah diem aja yang ada makin parah."ucap Riska kemudian bangkit dari duduknya.
"Mau kemana?"tanya Arumi.
"Meriksa ze."sahut Riska.
Walaupun hubungan antara Riska dan zea kurang baik,namun tak bisa di pungkiri jika Riska juga menyayangi zea.
Felix pun ikut bangun dari duduknya dan mengikuti Riska untuk pergi ke kamar zea. Setelah itu di ikuti oleh adik dan kedua orang tuanya.
Tok tok tok
Riska mengetuk pintu kamar zea,namun sudah beberapa kali di ketuk belum juga di buka oleh zea.
"Kemana sih nih anak. Azra ambil kunci cadangan,minta ke pelayan."titah Riska.
Azra pun meminta kunci cadangan kamar zea ke pelayan, setelah itu memberikan nya pada Riska.
Ceklek
Pintu terbuka,Riska dan yang lain pun masuk ke dalam namun terlihat di atas ranjang tak ada siapapun.
Mereka pun mendengar suara di kamar mandi, seperti orang yang sedang muntah. Riska dan Felix pun segera berjalan ke arah kamar mandi.
Terlihat zea yang sedang muntah di depan wastafel,tangan nya bergetar lemas karena sudah sedari tadi dirinya muntah.
Dengan cekatan Felix menggelung rambut zea lalu mengusap tengkuk leher zea. "Azra minta air hangat sama minyak kayu putih ke pelayan."titah Arumi.
"Lo kenapa?"tanya Riska setelah zea membersihkan mulutnya.
Zea tak mengatakan apapun, tubuhnya sangat lemas. Hangat mengatakan satu katapun dia tak bisa.
Felix menopang tubuh zea dari belakang,dia pun langsung menggendong zea keluar dari kamar mandi.
Wajah zea sudah sangat pias sekali,mata zea pun tak bisa berbohong, matanya memarah dan juga bengkak.
"Minum dulu nak air nya."Arumi menyodorkan air hangat pada zea.
Zea pun meminum air itu dengan bantuan Felix. "Lo sakit apa? Kenapa gak bilang lupa kalau keluarga Lo semua dokter,sini biar gue periksa."ucap Riska yang sudah siap dengan alat alat dokter nya.
"Gak usah gue gak papa cuman asam lambung lagi naik aja,sama banyak tugas dan kerjaan jadi kayak gini."ucap zea.
"Asam lambung di pelihara makanya makan yang bener,sarapan jangan cuman jajan di luar yang gak higenis itu."omel Riska.
"Abang periksa yah,wajah kamu pucat gitu."kini Felix mengambil alih alat dokter dari tangan Riska.
"Gak usah bang,gue gak papa. Minta obat asam lambung aja,gak usah di periksa."cegah zea.
Sebenarnya ada hal yang lain,yang menjadi alasan utama zea untuk tak di periksa. Dia takut apa yang ada di pikiran nya saat ini ternyata benar.
"Lain kali kalau sakit bilang,jangan malah membuat orang lain khawatir saja."ucap Ardan sembari meletakkan obat asam lambung di atas nakas samping tempat tidur zea.
Sebelum masuk ke kamar zea,Ardan menyempatkan membawa obat asam lambung karena dia tadi berpikir zea pasti sakit karena asam lambung nya kumat.
"Sudah malam ayo tidur."ucap Ardan lalu pergi meninggalkan kamar zea.
"Makan dulu yah sebelum minum obat."ucap Arumi menyimpan makanan di dekat obat yang tadi di simpan oleh Ardan.
Mereka pun keluar dari kamar zea,hanya menyisakan dirimu dan Felix saja. Zea tersenyum smrik.
Dapat di lihat bukan, keluarga nya tak memperhatikan dirinya. Dia sudah sakit selama hampir dua mingguan dan mereka baru datang ke kamarnya sekarang.
Zea jadi membandingkan dirinya dengan kakak sambung dan adiknya,jika mereka sakit kedua orang tuanya sangat cekatan merawat mereka.
Bahkan makan pun akan di suapi, mereka akan menemani sampai anak mereka yang sakit itu tertidur.
Sedangkan dirinya, hahaha. Zea hanya bisa tertawa melihat perlakuan mereka yang berbeda pada dirinya.
"Sini biar Abang suapin."ucap Felix sembari membawa piring berisi makanan itu.
"Aku bisa sendiri bang."cegah zea.
"Gak papa biar Abang aja yang suapin."kekeuh Felix.
Zea pun hanya bisa pasrah sembari memakan makanan yang di suapi Felix padanya.
Baru dua suapan namun zea sudah menggeleng, perutnya kembali bergejolak menolak makanan yang akan di suapkan lagi oleh Felix.
"Udah bang mual."ucap zea.
"Ya udah sekarang minum obat nya."
Felix pun membantu zea meminum obat nya. "Berhenti aja yah dek kerjanya."ucap Felix.
"Kenapa harus berhenti? Kalau nanti aku gak kerja dari mana aku dapet uang kan ayah udah gak lagi ngasih aku uang."ucap zea.
"Kan ada Kaka dek,Kaka bisa kok ngirimin uang berapapun yang kamu mau. Kamu bisa beli apapun yang kamu mah dengan uang Kaka. Kaka khawatir sama kamu dek,kamu pasti kecapean harus kerja sama kuliah."ucap Felix.
"Gak papa kak aku seneng seneng aja kok gak merasa terbebani, malah kalau aku minta terus sama Kaka malah nanti Kaka terbebani sama aku. Aku tau kok Kaka banyak uang tapi aku mau belajar mandiri. Biar nanti kalau semisal aku udah gak sama kalian,aku bisa hidup dan berdiri dia atas kaki ku sendiri gak bergantung pada orang lain."
Sejak dirinya berada di Indonesia, mommy dan Daddy nya yang berada di Amerika sudah tak memberikan nya lagi uang bulanan.
Begitupun dengan ayah Ardan di sini,yang mengira jika zea masih mendapatkan uang transferan dari orang tuanya yang di Amerika.
Sehingga ayah Ardan memberikan uang bulanan nya sedikit, mungkin seperempat dari uang bulanan anak mereka yang lain.
Dan semenjak zea sudah bekerja,Ardan tak memberikan uang bulanan sepeserpun pada zea.
Felix pun tak bisa apa apa lagi, sejak awal zea izin untuk bekerja Felix memang tak setuju. Dia takut adik nya kecapean dan kenapa-kenapa.
Karena zea itu sangat keras kepala,mau tak mau Felix mengalah. Dia pun hanya bisa berkata agar zea lebih menjaga kesehatan nya.
semangat author💪