Kita tidak pernah tau takdir apa yang akan menghampiri hidup kita kelak. Semua skenario sudah Allah atur sesuai kapasitas masing - masing.
Saatnya diatas siapapun mengaku saudara,teman atau apalah. Tapi saat kita terpuruk mana tadi yang mengaku saudara. Semuanya perlahan pergi menjauh.
Begitulah kehidupan Keluarga Derel,pasca pendemi merubah segalanya. Saat kedua orang tuanya telah tiada kakak dan adik - adiknya seakan tidak mengenal dirinya lagi.
Dulu waktu ia punya semuanya kakak dan adiknya rajin datang kerumah berkumpul. Itu semua tinggal kenangan. Bagaimana kehidupan Derel dan keluarganya selanjutnya?akankah ia kembali sukses? apa yang terjadi pada orang - orang yang menghina dirinya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ima susanti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 5
Jam empat subuh Sinta sudah bangun. Ia memang sudah terbiasa bangun dijam segitu setiap harinya karan mesti menyiapkan bekal untuk kedua putranya sekolah.
"Bang,bangun. Ayo siap - siap." Sinta membangunkan suaminya baru membangunkan kedua putranya.
"Dafa,Dhani. Bangun nak,ayo cuci muka kita mau pulang kerumah." Sinta mengoyang tubuh kedua anaknya agar segera bangun. Dengan mata yang masih terasa mengantuk Dafa dan Dhani terpaksa bangun.
"Kenapa ga habis subuh aja pulangnya bu?" protes Dhani.
"Biar ga ketemu macet dijalan sayang."jawab Sinta lembut.
Mereka berempat sudah rapi dan mengetuk pintu kamar iparnya.
"Mer, Mercy. Abang pamit mau balik jakarta." Tak ada sahutan dari dalam. Derel tidak mengetuk lagi ia yakin adiknya pasti sudah mendengar panggilannya. Cuma mungkin karna masih mengantuk adiknya tidak keluar.
"Rafi,abang mau balik dulu." Derel membangunkan adik bungsunya yang tidur bareng dia tadi.
"Jam,. berapa, bang?" tanya Rafi yang masih terlihat mengantuk.
"Udah jam setengah lima. Abang mau jalan dulu,nanti jika teteh dan aa sudah bangun bilang aja abang pamit." pesan Derel pada si bungsu. Hanya si bungsu yang melepas kepulang mereka yang lain tidak keluar sama sekali dari kamar mereka.
"Dek,maaf sikap adik - adik aku." Derel membuka pembicaraan setelah cukup lama tidak ada suara selama dlama perjalanan.
"Ga apa - apa,bang. Adek paham." Jawab Sinta sembari tersenyum mencoba menyembunyikan kekecewaannya atas sikap ipar - iparnya.
"Adek masih punya simpanan tidak?" tanya Derel hati - hati.
"Ada sedikit ,kenapa bang?" tanya Sinta sambil melihat kedua putranya yang tengah tertidur di bangku belakang.
"Nanti abang pinjam ya,buat modal usaha."
"Tapi adek ga punya banyak ,bang."
"Lima juta ada ga?"
"Abang mau usaha apa?" tanya Sinta belum mengiyakan permintaan suaminya.
"Abang Kayannya mau dagang lagi dek,sisa barang kayanya masih ada sedikit,kalau ada tambahan modal buat tambah beli barang baru."
"Mau dagang dimana bang?" tanya Sinta.
"Kalau kita pindah ke sukabumi kamu mau ga? Dagangan mak juga masih banyak. Sayang kalau tidak dilanjutkan."
"Bukannya ga mau bang,tapi anak - anak sekolahnya di jakarta semua. Dafa sementara lagi mau PKL,Dhani mau masuk SMA. Buat pindah itu tidak gampang bang. Kita juga butuh biaya yang besar buat mengurus surat - surat kepindahan kita terutama sekolah anak - anak. Sedangkan kita tidak punya uang bang." Sinta mencoba memberi pengertian pada suaminya.
" Kemaren aku ga sengaja mendengar adik - adik kamu bercerita jika lapak ibu Gani yang melanjutkan. Ibunya juga pernah cerita Sebagian dagangan ibu di bawa Gani kerumahnya. Katanya sih setip hari minggu di depan rumahnya ada pasar kaget gitu." Sinta menceritakan apa yang pernah ia dengar.
"Ya sudah, nanti kita pikirkan lagi. Kita berhenti dulu sebentar di rest area untuk sholat subuh." Derel mengarahkan kendaraannya ke rest area untuk sholat dan melepas lelah sesaat.
Tiga puluh menit istirahat mereka kembali melanjutkan perjalanan yang tinggal satu jam perjalan lagi. Ternyata jalan sudah mulai ramai dan spertinya anak - anak tidak sempat sekolah karna tidak akan keburu.
Selama ini kehidupan Derel hanya mengandalkan tabungan istrinya dan bantuan sembako dari ibu. Simpanan emas istrinya juga sudah habis terjual untuk biaya hidup mereka. Apakah harta terkahir mereka akan ikut terjual juga?
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
klu Darel selamat
malah tokoh utamanya dimatiin...
ke ce wa... left..
ya ngak seru klu Darelnya meninggal.. Thor