Faiz cucu dari seorang pengusaha terkenal di kota tempat tinggalnya harus rela menikahi anak dari sahabat sang papa yang tak lain wanita satu-satunya yang sangat dia cintai namun Faiz harus rela memendam perasaan itu setelah sang gadis memutuskan untuk menyerah mendekatinya dan memilih kuliah di luar kota.
Namun takdir mempersatukan mereka dengan cara yang yang tak terduga yaitu Faiz harus menggantikan pria yang telah meninggalkan Naira di hari pernikahannya gara-gara di tangkap polisi.
Namun hati dan perasaan Naira pada Faiz sudah hilang karena Naira sudah mendapatkan pengganti Faiz. Namun takdir berkata lain Naira harus rela menjadi istri dari cinta pertamanya.
Apakah Naira masih ada perasaan untuk Faiz?.
Apakah Faiz bisa membuat Naira jatuh cinta lagi padanya?.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Astri Reisya Utami, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bertemu Maira.
Faiz sudah siap dan Naira dia masih berbaring di tempat tidur. Hari ini keberangkatan Faiz ke luar Negeri namun Naira sangat berat jika melepas Faiz begitu saja.
Faiz beranjak lalu berjongkok di hadapan Naira yang masih berbaring.
"Maafin abang, abang tau kamu pasti berat melepas abang pergi, begitu pun abang juga sebenarnya berat jika harus ninggalin kamu di sini tapi ini tugas abang baut bahagiain kamu" ucap Faiz.
"Ya tapi kenapa di saat kita baru memulainya untuk jalani pernikahan ini? " tanya Naira.
"Abang gak tau sayang, sekarang kamu ikut antar abang atau enggak? " tanya Faiz.
"Ikut dong" jawab Naira lalu bangun dan langsung mengajak Faiz pergi.
Saat turun di bawah ternyata Adrian sudah menunggu Faiz dan mereka langsung pergi. Tibanya di bandara Faiz dan Adrian mereka langsung masuk ke pesawat sedang kan Naira dia pulang dengan membawa mobil milik Faiz.
Naira dia langsung pulang ke rumah orang tuanya dan tibanya di sana Naira langsung masuk dan naik begitu saja ke atas.
"Kak, lo ngapain kesini? " tanya Diki yang berpapasan dengan Naira saat akan turun.
"Mau tidur" jawab Naira asal.
"Heh, lo kabur ya? " tuduh Diki.
"Sembarangan aja kalau ngomong" balas Naira.
Keributan mereka terdengar oleh sang mama Ayu yang sedang di dapur.
"Ada apa ini? " tanya sang mama.
"Nih Diki, nuduh aku kabur" jawab Naira sambil nunjuk sang adik Diki.
"Ya lagian lo jam segini udah ke rumah" ujar Diki.
"Gue abis dari bandara nganter bang Faiz" beritahu Naira.
"Faiz udah berangkat? " tanya sang mama.
Naira pun mengangguk dengan wajah sedih.
"Duh kasian LDR an" ledek Diki.
"Diki" tegur sang mama dan Diki langsung turun untuk pergi sarapan. Sang mama naik mendekati Naira.
Naira dan sang mana duduk di ruangan di atas dan sang mama menasehati Naira.
"Naira cuman sedih aja ma, kenapa di saat aku dan bang Faiz baru memulai kita harus di pisahkan begini" ucap Naira dengan suara serak.
"Ini cobaan buat kalian dan kalian harus kuat" ujar sang mama.
"Awalnya bang Faiz pergi ke luar negeri untuk menghindari aku, karena dia menyangka jika aku akan kembali pada Gilang" ucap Naira.
"Mama tau sayang, mama dan papa juga sudah pasrah karena yang kami tau Faiz tidak menyukaimu namun saat Diri bercerita semuanya kami semakin yakin jika Faiz tulus menyayangi mu" ujar sang mama lalu memeluk sang anak.
Setelah kepergian Faiz Naira di menyibukkan diri dengan bekerja di toko kue miliknya. Faiz selalu mengabari Naira dam bahkan dia selalu menelpon Naira jika sedang tidak sibuk. Naira saat ini sedang sibuk di dapur membuat kue tiba-tiba salah satu karyawannya memberitahu jika didepan ada tamu.
"Mbak, ada yang nyari tuh" beritahu Nia karyawan tokonya.
"Oke, bentar aku ke sana" jawab Naira lalu mencuci tangannya dan langsung keluar untuk melihat siapa yang datang.
Erika dia sedang duduk menunggu sang menentu keluar.
"Mama" panggil Naira saat melihat Erika sang mertua yang datang.
"Sayang" panggil Erika dan langsung memeluk Naira.
"Kemana saja kamu, sampai-sampai gak pernah ke rumah? " tanya Erika setelah mereka duduk.
"Maaf ma, Naira sibuk karena akhir-akhir ini toko lumayan rame" jawab Naira.
"Faiz sering hubungi kamu? "tanya Erika lagi.
" Sering ma, tadi saja baru nelpon cuman gak lama karena abang bilang dia ngantuk mau tidur"jawab Naira.
"Mama datang kemari untuk minta tolong sama kamu, untuk bujuk Dira agar dia tidak murung terus" ucap sang mama memberitahu kabar sang sahabat sekaligus adik iparnya itu.
"Dira sejak Noval memutuskan hubungan mereka dia tidak mau keluar kamar sama sekali"beritahu Erika.
"Aku ikut sedih saat tau Noval mutusin Dira hanya gara-gara Dira jadi cacat seperti itu. Tapi sejak awal aku memang tidak terlalu menyukai Noval karena dia sering jalan sama cewek di belakang Dira" balas Naira.
"Mama juga senang sebenarnya tapi melihat Dira seperti itu mama gak tega" ujar sang mama.
"Ya sudah besok aku ke rumah sebelum ke toko jika hari ini gak bisa karena aku sedang buat kue" ucap Naira dan sang mama mengerti.
Setelah cukup lama mereka berbicara Erika pun pamit pulang dan Naira melanjutkan pekerjaannya.
Besoknya sesuai janji Naira sebelum ke toko dia mampir ke rumah Dira untuk melihat keadaan sahabatnya itu.
Saat masuk Naira langsung di sambut oleh Maira keponakan Dira yang seusianya.
"Eh nyonya Dirgantara datang" sindir Maira yang memang tidak terlalu dekat karena dulu mereka sempat berselisih hanya gara-gara pria.
Naira tidak menghiraukan ucapan Maira dia langsung masuk gitu saja namun saat melewati Maira dia langsung ditarik tangannya oleh Maira.
"Lo sombong amat sih, gak balas ucapan gue" ucap Maira.
"Buat apa?, gue males debat sama lo" balas Naira sambil menarik tangannya yang d pegang Maira.
"Gue perlu bicara sama lo" ucap Maira.
"Apa yang ingin lo bicarakan? " tanya Naira.
"Gue minta maaf" ucap Maira membuat Naira kaget.
"Gue baru tau jika dulu bukan lo yang udah jebak gue tapi orang lain dan gue dengan mudah nuduh lo yang tidak-tidak" ujar Maira.
"Siapa yang cerita sama lo? " tanya Naira.
"Gilang" jawabnya.
"Sukur deh kalau lo sadar. Tapi gue cuman mengingatkan lo saja, jangan terlalu dekat dengan Gilang karena gue takut lo terseret" ucap Naira.
Namun saat Maira akan berbicara lagi tiba-tiba Erika sang mama datang.
"Sayang kamu sudah datang? kok gak langsung masuk? " tanya sang mama.
"Ini ma bicara dulu sama Maira" jawab Naira lalu tersenyum.
"Ya sudah kalau gitu kita langsung naik saja ke atas" ajak sang mama dan mereka langsung naik ke kamar Dira.
Saat masuk Naira melihat Dira sedang duduk di depan jendela sambil menatap ke luar.
"Ra" panggil Naira dan Dira melirik Naira dan tersenyum.
"Lo kenapa? jalan yu! " ajak Naira.
"Jalan, memang lo gak malu jalan bareng gue yang pakai kursi roda? " tanya Dira tanpa melirik Naira.
"Ngapain malu, justru gue senang karena bisa bantu lo dorong kursi roda" balas Naira.
Dira melirik Naira lalu Naira tersenyum.
"Lo ingat gak saat kecil gue sering dorong lo pakai sepeda dan gue langsung naik di belakang. Nah nanti gue juga akan gitu" ujar Naira membuat Dira tersenyum.
"Gue sedih kenapa Noval tinggalin gue di saat kondisi gue seperti ini, padahal gue sering lakukan apa saja yang dia mau" ucap Dira.
"Berati dia gak tulus sama lo" balas Naira namun tiba-tiba Naira menatap Dira tajam.
"Ada apa? " tanya Dira bingung.
"Lo belum tidur sama dia kan? " tanya Naira.
siap² aja ya sakti di gulingkn sm faiz de..
lanjuut