NovelToon NovelToon
Dimana Kasih?

Dimana Kasih?

Status: tamat
Genre:Tamat / Selingkuh / Anak Yatim Piatu / Kaya Raya / Keluarga / Karir / Cinta Murni
Popularitas:2.4k
Nilai: 5
Nama Author: David Purnama

David adalah seorang anak panti asuhan. Ia jatuh hati dengan Kasih yang merupakan putri dari keluarga pemilik rumah panti asuhan tempatnya dibesarkan.

Keluarga Kasih melarang keras hubungan asmara Kasih dengan David.

Setelah melewati manisnya kemesraan dan pahitnya perjuangan. David dan Kasih menjadi pemenang. Selamanya cinta sejati mereka tidak pernah terpisahkan.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon David Purnama, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Rumah Baru

Kasih terkejut ketika matanya bisa kembali melihat.

Ia sekarang tidak tinggal di rumah keluarganya yang dulu. Tapi saat ini ia menempati sebuah rumah baru yang dulunya adalah rumah panti asuhan. Panti asuhan milik keluarganya yang sudah ditutup.

Bangunan milik keluarganya ini telah direnovasi untuk dijadikan sebagai rumah tinggal keluarga. Dulunya tempat ini adalah rumah bagi anak-anak yatim piatu dan anak-anak terlantar yang sering kali Kasih kunjungi saat masih kecil.

Panti asuhan milik keluarganya ini ditutup sekitar 9 tahun yang lalu. Alasannya karena pengurus wilayah membuka rumah panti baru. Panti asuhan serupa sehingga anak-anak dari panti ini pun dipindahkan ke sana. Keluarga Kasih tidak keberatan dengan kebijakan itu.

Tentu saja rumah baru ini membawa kembali kenangannya bersama David. Di tempat inilah pertama kalinya Kasih dan David bertemu.

Perlahan-lahan dengan dukungan dari keluarga dan orang-orang di sekitarnya Kasih mulai mampu merelakan suaminya yang telah terlebih dahulu pergi untuk selamanya.

Kasih mulai membuka diri dengan cara menyibukan dirinya untuk berkegiatan di rumah. Ia mulai melakukan hobi-hobi lamanya yang sudah lama tidak ia mainkan. Seperti membaca novel, melukis dan bermain alat musik.

Kasih yakin David tidak ingin melihatnya terpuruk dan berputus asa.

*

Setelah dinyatakan sembuh, yang pertama kali Kasih minta adalah ia ingin berziarah ke makam mendiang suaminya. Ia meminta Frans kakaknya untuk mengantarnya.

Kasih pergi ke makam David.

“Kenapa jauh sekali tempatnya?”,

“Bukankah ada tempat pemakaman umum yang lebih dekat”, Kasih protes kepada Frans kenapa makam David ditempatkan di TPU yang jauh dari rumahnya.

Hal ini membuat Kasih tidak bisa setiap hari datang untuk mengunjungi makam suaminya karena jaraknya yang sangat jauh dari tempat tinggalnya yang sekarang.

“Bukan aku yang memutuskan”, Frans mengelak.

“Kamu tahu sendiri”, imbuh Frans.

Maksud Frans adalah David tidak memiliki silsilah keluarga. Ia besar di panti asuhan sehingga domisilinya pun tidak jelas. Di perkotaan sulit untuk memilih tempat pemakaman umum.

Kasih tetap saja curiga jika Frans dan keluarganya lah yang berulah. Dari dulu mereka tidak pernah senang dengan keputusannya menikah dengan David. Bahkan sampai David sudah meninggal pun mereka tetap mau menjauhkannya dari Kasih.

“Aku tidak pernah berpihak kepada siapa pun”,

“Selama ini apa yang aku lakukan tidak lain karena disuruh oleh ayah dan ibu”, terang Frans menjawab rasa curiga adiknya selama ini terhadapnya.

*

Kasih mulai menata ulang hidupnya. Ia memulai dari bagian yang paling dasar untuk dilakukan.

“Aku ingin pergi ke rumah yang aku beli dengan David”,

“Aku ingin mengambil barang-barangku”, pinta Kasih kepada Frans yang hari itu sedang mengunjunginya.

“Sebenarnya ketika kamu masih di rumah sakit aku sudah mengurus semua itu”,

“Barang-barangmu dari rumah sebelumnya ada di gudang”, jawab Frans.

Kasih ingin menghadapai kenangan-kenangan terakhirnya bersama David. Ia akan menata memori itu untuk disusun dengan rapi sebagai kenangan hidup yang indah yang pernah terjadi di dalam hidupnya.

Kasih pergi ke gudang. Di sana ia menemukan barang-barang miliknya selama tinggal bersama David.

Kasih kembali menghampiri Frans yang sedang berbaring di halaman rumput belakang menikmati indahnya suasana sore hari dengan nuansa senja yang elok.

“Frans, kemana barang-barang suamiku?”,

Kasih bertanya kepada kakaknya kenapa hanya barang-barang miliknya saja yang terdapat di gudang. Sementara barang-barang David tidak ada.

“Ah, itu”,

“Aku sengaja tidak membawanya kemari supaya kamu lebih cepat untuk sembuh”,

“Memulai hidup yang baru”, jawab Frans.

“Frans, David itu suamiku”, balas Kasih sedikit kesal.

“Aku sudah merelakan barang-barang David kepada pemilik perumahan”,

“Itu terbaik yang bisa aku lakukan”, jawab Frans.

“Frans, kamu jahat sekali”, ucap Kasih mulai marah.

“Baiklah, maafkan aku”,

“Aku akan pergi mengantarkan mu ke rumah itu”,

“Tapi tidak sekarang”, ucap Frans.

“Kamu harus benar-benar siap dulu jika ingin kembali ke tempat yang sudah tidak ada lagi orang yang sama”, pesan Frans.

Adu mulut kakak beradik itu mereda.

Kasih menemani Frans. Ia duduk di rumput halaman belakang. Sama seperti dulu kebiasaan mereka ketika datang ke tempat ini.

“Apa kamu ingin pergi ke danau sana?”, tanya Frans.

Frans mengajak Kasih untuk pergi ke danau yang terletak di belakang rumah panti asuhan mereka.

“Aku tidak mau. Terakhir kali aku pergi ke danau bersamamu aku pulang dalam keadaan basah kuyup”, jawab Kasih menolak ajakan Frans.

Frans dulu sering menjahili adiknya dengan mendorongnya ke danau. Alhasil Kasih pun harus berenang dengan pakaian yang masih lengkap.

“Tapi itu terbukti berhasil membuatmu jadi pandai berenang”, kata Frans.

Begitulah yang dilakukan Frans kepada adiknya ketika ia pergi ke panti asuhan yang sekarang sudah menjadi rumah baru bagi Kasih dan ibunya. Ia mengajak Kasih berbincang-bincang. Ia tidak ingin adiknya terus-terusan melamun meratapi kesedihan.

Sering kali Frans memberinya masukan untuk segera melanjutkan hidup. Melakukan sesuatu dalam hidupnya. Frans juga tidak ingin lagi kehilangan Kasih untuk yang kedua kalinya.

“Bagaimana denganmu? Oh kakakku”,

“Apa kamu sudah punya pasangan?”, tanya Kasih.

“Aku takut kamu suka sama laki-laki”, kata Kasih.

“Jangan macam-macam”,

“Dari dulu kamu tahu mantan pacarku selalu cantik-cantik”, ujar Frans.

“Kalau begitu bawalah pacarmu kemari”,

“Kenalkan kepadaku dan juga kepada ibu”, pinta Kasih.

“Pasti”,

“Kalian akan sangat terkejut melihat betapa mempesonanya pacarku nanti”, janji Frans.

1
Morna Simanungkalit
Thor ceritanya amat sedih ,kok keduanya mati mengenaskan maunya anak yang dikandung Kasih harus lahir dulu tapi itulah cerita makasilah thor tetap semangat .
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!