NovelToon NovelToon
Beginning And End : Dynasty Han.

Beginning And End : Dynasty Han.

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / Time Travel / Mengubah Takdir / Perperangan / Misteri Kasus yang Tak Terpecahkan / Cinta Istana/Kuno
Popularitas:2.6k
Nilai: 5
Nama Author: raffa zahran dio

cerita sampingan "Beginning and End", cerita dimulai dengan Kei dan Reina, pasangan berusia 19 tahun, yang menghabiskan waktu bersama di taman Grenery. Taman ini dipenuhi dengan pepohonan hijau dan bunga-bunga berwarna cerah, menciptakan suasana yang tenang namun penuh harapan. Momen ini sangat berarti bagi Kei, karena Reina baru saja menerima kabar bahwa dia akan pindah ke Osaka, jauh dari tempat mereka tinggal.

Saat mereka duduk di bangku taman, menikmati keindahan alam dan mengingat kenangan-kenangan indah yang telah mereka bagi, suasana tiba-tiba berubah. Pandangan mereka menjadi gelap, dan mereka dikelilingi oleh cahaya misterius berwarna ungu dan emas. Cahaya ini tampak hidup dan berbicara, membawa pesan yang tidak hanya akan mengubah hidup Kei dan Reina, tetapi juga menguji ikatan persahabatan mereka.

Pesan dari cahaya tersebut mungkin berkisar pada tema perubahan, perpisahan, dan harapan...

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon raffa zahran dio, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 34 : Serangan akan di mulai.

Malam menyelimuti Chang’an, gelap pekat bak samudra tinta yang hanya ditembus cahaya redup bulan purnama. Cahaya itu jatuh miring, menerangi reruntuhan istana Dong Zhuo yang memprihatinkan. Air bah hasil sihir Hanna, meski telah surut, meninggalkan bekas luka yang menganga di jantung kota. Gedung-gedung megah, dulunya simbol kekuasaan Dong Zhuo, kini setengah terendam, bagai tulang-tulang raksasa yang tergeletak tak berdaya di atas lumpur. Jeritan panik, sisa-sisa perlawanan yang putus asa, masih bergema di antara puing-puing, sebuah simfoni kematian yang mencekam. Bau tanah basah dan darah bercampur, menciptakan aroma yang menyesakkan dada.

Di tengah kekacauan itu, seperti bayangan-bayangan hitam yang muncul dari kegelapan, pasukan Kei, Reina, Kenzi, dan Hanna bergerak. Empat pemimpin yang tak terduga, yang keberaniannya melebihi usianya, berdiri tegak di atas kuda-kuda mereka yang perkasa. Kuda-kuda itu, seakan merasakan ketegangan di udara, menggeram pelan, kaki-kaki mereka menginjak tanah dengan kuat, siap untuk menerjang. Kei, menunggangi Dark Demon Horse yang aura kegelapannya terasa nyata, sosoknya bagai patung hitam yang kokoh. Reina, di atas Angel Horse yang putih bersih, senyumnya merekah bak bunga teratai di tengah badai, memancarkan aura keceriaan yang menenangkan. Kenzi, di atas Fire Horse yang bulu-bulunya seakan menyala, memancarkan aura liar dan tak terkendali. Hanna, di atas Water Horse yang tenang, meskipun masih terlihat sedikit gugup, aura tekadnya mulai terlihat.

Di belakang mereka, barisan prajurit berzirah hitam membentang luas, seperti gelombang kegelapan yang siap menelan semuanya. Ribuan mata bersinar dalam kegelapan, mencerminkan tekad yang membara. Mereka bukan hanya prajurit, mereka adalah sebuah kekuatan alam yang tak terhentikan. Lu Bu, jenderal perang yang legendaris, menunggangi Red Hare, kuda merah yang terkenal dengan kecepatannya, berdiri di samping Kei. Di sebelahnya, Lu Lingqi, putri Lu Bu yang pemberani, menunggangi White Hare, kuda putih yang lincah, menunjukkan semangat juang yang tak kalah membara. Zhang Liao, jenderal yang bijaksana dan penuh strategi, menunggangi Black Horse yang kuat, mengamati sekeliling dengan mata tajam. Chen Gong, penasihat yang tenang dan penuh perhitungan, menunggangi Gray Horse yang cerdas, wajahnya dipenuhi dengan tekad yang terselubung.

Kei, suaranya tenang namun penuh tekad, seperti guntur yang teredam, memimpin pasukannya, "Serangan dimulai sekarang!" Kata-katanya memotong keheningan malam, seperti pedang yang membelah kegelapan.

Reina, senyumnya merekah bak bunga teratai di tengah badai, menjawab dengan penuh semangat, "Tentu saja, sayang! Aku sudah tak sabar untuk melihat ekspresi terkejut Dong Zhuo!" Matanya berbinar, penuh dengan semangat juang yang tak terbendung. Ia mengayunkan katana emas nya, memberi isyarat kepada pasukannya untuk bersiap.

Kenzi, tertawa nyaring, suaranya penuh percaya diri, "Dong Zhuo, bersiaplah untuk merasakan amarah kita!" Ia menepuk leher Fire Horse-nya, kuda itu meringkik, seakan setuju dengan kata-kata tuannya. Ia menoleh ke Hanna, yang masih tampak sedikit gugup, "Jangan khawatir, Hanna. Kita akan berhasil. Kita bersama." Hanna, meskipun masih gemetar, mengangguk mantap, tekadnya mengalahkan rasa takutnya.

Lu Bu, menepuk pundak Lu Lingqi, suaranya lembut namun berwibawa, seperti bisikan angin sebelum badai, "Lingqi, anakku, ingat pesan Ayah. Berani, tapi jangan ceroboh. Jaga dirimu." Lu Lingqi, matanya berbinar-binar, "Ayah, aku mengerti. Aku tak akan mengecewakanmu!" Semangat juang yang membara menyala di matanya, melampaui usianya yang masih muda. Ia memegang erat pedang panjang dan perisai emas nya, siap untuk bertempur.

Zhang Liao, menoleh ke Chen Gong, "Chen Gong, akhirnya! Rencana mereka… sungguh brilian!" Suaranya bergetar karena kegembiraan tertahan. bersiap untuk memimpin pasukannya. Chen Gong, senyum tipis menghiasi wajahnya yang biasanya tenang, "Memang, Zhang Liao. Kesempatan seperti ini tak datang dua kali. Kita harus memanfaatkannya sepenuhnya." Matanya memancarkan cahaya dingin, penuh perhitungan dan strategi. Ia mengangguk, siap untuk menjalankan tugasnya.

Kei memberikan instruksi terakhir, suaranya tegas, seperti perintah dari seorang jenderal yang berpengalaman, "Kenzi dan Hanna, serang bagian belakang. Manfaatkan kekacauan di sana. Zhang Liao, kiri. Serang dengan cepat dan efisien. Lu Bu dan Lingqi, kanan. Hancurkan pertahanan mereka dengan kekuatan penuh. Chen Gong, pimpin pasukan bayangan panah dari belakang, serang bagian depan. Buat mereka kewalahan. Reina, tetap di sisiku. Kita akan memimpin serangan utama."

Reina, senyumnya semakin lebar, "Baiklah, sayang. Aku selalu di sisimu." Ia siap untuk menghadapi apapun yang akan terjadi, dengan kepercayaan penuh kepada Kei dan pasukan mereka. Ia mengambil posisi di sisi Kei, siap untuk memberikan dukungan penuh.

Para prajurit berteriak, suara mereka menggema di antara reruntuhan, membentuk sebuah gelombang suara yang dahsyat. Senjata mereka berkilauan di bawah cahaya bulan, seperti bintang-bintang yang jatuh dari langit. Mereka berlari menuju kastil Dong Zhuo, seperti gelombang hitam yang siap menghancurkan semuanya. Mereka bukan hanya prajurit, mereka adalah badai, sebuah kekuatan alam yang tak terhentikan. Mereka berlari dengan semangat juang yang membara, tekad mereka tak tergoyahkan.

Kastil Dong Zhuo, megah namun rapuh, berdiri di depan mereka, seperti seekor monster yang terluka parah. Para prajurit Dong Zhuo yang tersisa tampak kelelahan dan putus asa, seperti hewan yang terjebak dalam perangkap. Kei, suaranya menggema di antara para prajuritnya, "Serang!" Kata-kata itu melepaskan badai yang telah lama terpendam. Dan serangan itu dimulai.

1
Sylvia Rosyta
aku mampir kak 😊 semangat buat nulisnya 💪😊
secret: makasih kak.... aku mah selalu semangat menyampaikan semua ide ku 🥰
total 1 replies
Momo🦀
awal yang bagus 👍
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!