Yuda Laksana adalah seorang anak yang ditemukan oleh Eyang Braja Sedeng didalam sebuah hutan yang angker.
kedua orang tuanya mati terbunuh oleh sekumpulan perampok yang menyerang desa mereka.
Dengan gemblengan ilmu silat dan pukulan sakti menjadikan Yuda Laksana tumbuh menjadi pemuda yang sakti mandraguna dan diwariskan senjata maha dahsyat pedang Naga Bumi dan diberikan nama baru Yuda Edan...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Call Me Dick, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Mawar
"tetangga tidak tahu bagaimana mencariku karena aku pergi tanpa pamit kepada mereka"ucap mawar.
"aku turut berdukacita mengenai ibumu mawar yang penting kau sudah menyambangi makam ibumu, saya percaya ibumu bahagia melihat kedatanganmu. Sekarang kau hendak kemana mawar?"tanya Yuda.
"aku tidak tahu Yuda mungkin hanya menuruti langkah kakiku saja. Makam siapa yang kau doakan Yuda?"tanya mawar.
"kedua orang tuaku mawar kau masih beruntung masih bisa melihat wajah orang tuamu sedangkan aku sama sekali tidak pernah melihat wajah mereka"ucap Yuda.
"kenapa bisa seperti itu?"tanya mawar.
"mereka dibunuh orang saat aku masih bayi dan kalau tidak ditolong mungkin aku sudah meninggal sejak bayi"ucap Yuda.
"siapa yang sudah membunuh orang tuamu Yuda?"tanya mawar.
"menurut guruku mereka menamakan kelompoknya dengan nama gerombolan rampok Karang Lintang!"ucap Yuda.
"apa....???!!"seru mawar kaget.
"kau mengenal mereka mawar?"tanya Yuda.
"aku memang tidak mengenal mereka tapi aku punya dendam seribu karat kepada mereka karena rampok itu yang telah membunuh ayahku dan kekasihku!"ucap Mawar dengan nafas memburu seakan-akan ia hendak menghempaskan kekesalannya yang sangat menyesakkan dada.
"mawar apa yang kau ketahui tentang kelompok itu?"tanya Yuda.
"kelompok itu sangat ganas Yuda semakin hari kelompok mereka semakin besar dan ditakuti tapi sayangnya markas mereka selalu berpindah sehingga sulit untuk ditumpas"ucap mawar.
"apakah engkau mengetahui siapa pemimpin mereka?"tanya Yuda.
"kalau aku tidak salah Yuda kelompok mereka dipimpin oleh tiga warok yang bernama warok Cakil sebagai ketua, warok singkil dan warok kendil tangan kanannya dan mereka bertiga satu perguruan. Mereka tidak segan-segan membantai orang yang menghalangi perbuatan mereka tanpa ampun"ucap mawar.
"berarti benar keterangan yang aku dapat dan sepertinya aku membutuhkan bantuanmu nisanak karena kita memiliki musuh yang sama itupun kalau nisanak tidak keberatan"ucap Yuda.
"Aku tidak keberatan kisanak karena kita satu tujuan"ucap mawar.
Lalu keduanya melangkah pergi meninggalkan pekuburan desa Mulya Rimbun.
Saat keduanya memasuki suatu desa yang cukup makmur.
Keduanya menjadi pusat perhatian semua orang karena yang pemuda berpakaian putih dan memiliki paras yang sangat tampan sedangkan yang perempuan berpakaian merah dengan kulit yang putih sehingga sangat kontras dengan pakaian yang dikenakannya juga paras yang cantik jelita laksana bidadari.
"kakang disana sepertinya ada kedai, mari kita makan dulu kakang sekaligus kita cari keterangan tentang markas gerombolan itu"ucap mawar dan Yuda mengangguk setuju karena perutnya sudah berbunyi dari tadi minta diisi.
Yuda dan Mawar melangkahkan kakinya kedalam kedai dan menuju kesalah satu sudut dalam kedai tersebut.
Seorang perempuan setengah baya menghampiri mereka berdua.
Perempuan ini memakai pakaian yang dipotong cukup rendah pada bagian dada sehingga membuat sepasang gunung kembarnya yang besar montok dan putih hampir mencuat keluar ditambah celana yang dikenakan tergantung diatas lutut menampilkan paha yang putih bersih membuat setiap mata lelaki tidak bosan-bosan memandangnya bahkan tidak sedikit pengunjung yang curi-curi pandang kepadanya saat ia melewati mereka membawakan makanan untuk pesanan pengunjung.
Orang-orang disana mengenal namanya dengan sebutan Nyi dewi.
"Mau makan apa cah bagus?dia kekasihmu ya?"Tanya nyi dewi.
Yuda memperhatikan sosok nyi Dewi dan meneguk air liur biar bagaimanapun Yuda adalah seorang lelaki yang tidak pernah melihat pemandangan seperti itu seumur hidupnya tergerak juga matanya untuk melihat sosok yang sangat indah didepannya.
Mawar langsung bereaksi,"aku bukan kekasihnya kami hanya berteman"ucap mawar dengan wajah memerah sedangkan Yuda hanya senyum-senyum saja sambil menggaruk kepalanya.
"Oh hanya teman berarti boleh nyi mendekati temanmu ya?hehehehe"ucap nyi Dewi pemilik kedai.
"silahkan saja kalau kakang Yuda bersedia!"ucap mawar ketus.
"Cah bagus mau makan apa?"ucap nyi Dewi untuk kedua kalinya sambil tersenyum karena bagi sang pemilik kedai diperhatikan seperti itu sudah hal yang biasa dalam hidupnya. "Mmmmmh....apa....Yuda tergagap"ucap Yuda dan membuat mawar senyum-senyum.
"mau makan apa?"Ulang sang pemilik kedai. "Oh iya Nyi perut saya lapar sekali tapi jujur kami tidak bawa banyak uang, sajikan saja makanan yang murah nyi asal perut kami bisa diisi! Sahut Yuda.
"Panggil Nyai Dewi saja cah bagus. kalian berdua bukan penduduk sini ya?"tanya nyi Dewi.
"Iya Nyi kami seorang pengembara yang membiarkan kaki ini membawa kami ketempat yang dia suka"ucap Yuda lalu sambil manggut-manggut nyi dewi melangkah kedalam untuk menyiapkan pesanan makanan yang dipesan mereka. Tidak berapa lama nyi Dewi kembali dengan membawa sebakul nasi yang masih mengepulkan uap dan sepotong ikan goreng ditambah sekendi air minum.
Sambil tersenyum dia berkata, "silahkan makan!"ucap nyi dewi.
Tiba-tiba masuklah ke dalam kedai itu dua orang berpakaian hitam dan menenteng sebilah golok didalam sarung lalu duduk dibagian meja paling depan sambil mengangkat kaki sehingga Yuda dan mawar dapat melihat jelas perawakan kedua orang ini.
Keduanya memelihara cambang bawuk yang meranggas dan salah seorang dari mereka ada bekas luka yang cukup panjang dilengannya sedangkan satunya bertubuh gemuk dan juga memelihara cambak bawuk meranggas dan terlihat sangat kasar.
"Nyi bawakan kami makanan yang terlezat disini, cepat....!teriak orang yang memiliki parut dilengannya.
Tidak lama kemudian muncul nyi dewi dengan gemetar membawakan sebakul besar nasi dan ayam goreng utuh.
"Lama benar nyi..."bentak si gempal sambil tangannya merayap menyentuh dan mengusap paha nyi dewi yang putih menggoda.
Nyi dewi membiarkan saja tangan tersebut mengelus dan menggerayangi pahanya yang mulus tanpa berani menegurnya.
"Mau minum apa kisanak?" Kata nyi dewi gemetar.
"Bawakan kemari segentong besar tuak yang paling enak!"ucap si gempal kembali.
"baik silahkan ditunggu, Saya akan segera bawakan kemari"sahut nyi dewi sambil melangkah kedalam untuk menyiapkan pesanan tersebut.
Tidak lama kemudian nyi Dewi kembali dengan membawa segentong tuak besar yang berbau harum.
"Silahkan disantap kisanak!"ucap nyi Dewi dengan bibir tergetar.
Yuda dan mawar memperhatikan setiap gerakan yang dibuat oleh kedua cecunguk tersebut lalu Yuda berkata,"Nyi kami sudah selesai berapa yang harus saya bayar?"ucap Yuda.
Nyi Dewi menyebutkan harga yang harus di bayar.
"Aduh nyi saya sudah bilang jangan mahal-mahal"ucap Yuda dan mawar hanya diam saja.
"Itu sudah yang paling murah kisanak"ucap nyi Dewi.
Tiba-tiba si lengan parut tertawa terbahak-bahak.
"Monyet gondrong kalau kau tidak punya uang jangan makan disini masuk hutan cari makanan disana hahahahaha"tawanya memenuhi kedai tersebut, mawar ingin bertindak tapi Yuda langsung memegang tangannya dan menggeleng.
Si gempal pun juga tertawa terbahak-bahak sehingga paha ayam yang sedang digeragot terlempar keluar.
"Monyet kau mau uang tidak?"Kata si parut. "Mau saja kalau dikasih"kata Yuda.
"Siapa namamu gondrong?"si gempal bertanya.
"Yuda"kata si pemuda.
"Yuda apa....! Bentak siparut.
"Yuda Edan"sahut si pemuda.
"Apa....edan..! Hahahaha..."kedua bewok ini tertawa terbahak-bahak.
"oh ternyata hanya monyet edan"ledek mereka.
Yuda hanya tersenyum.
"kalau kau mau uang berlutut dan pungut makanan yang jatuh ditanah!"perintah kedua orang ini sambil tertawa terbahak-bahak sedangkan mawar sudah mendidih kemarahannya.
Yuda merogoh kantong perbekalannya dan mengambil uang kepengan yang kecil lalu tanpa terlihat oleh mata, Yuda melemparkan 2 uang tersebut ke pangkal leher kedua bewok tersebut sehingga tiba-tiba suara tertawa mereka menghilang ternyata yuda menotok kedua orang tersebut dengan totokan jarak jauh yang lihai.
Sehingga tampang mereka berdua terlihat sangat lucu dengan mulut yang terbuka. Posisi si parut sedang memegang kepala sedangkan si gempal sedang mengangkat kedua tangannya.
Nyi Dewi yang melihat hal itu sangat kaget dan tanpa dia sadari pemuda tampan dan pemudi cantik tersebut ternyata seorang pendekar.
"Apa yang sudah kau lakukan terhadap mereka?"tanya nyi Dewi.
Hanya memberikan sedikit pelajaran sopan santun nyi agar lain kali bisa hati-hati dalam bersikap dan berbicara tidak seenak udelnya saja.
"Sampai kapan mereka akan seperti itu?"kejar nyi dewi.
"Sebelum matahari terbenam mereka sudah akan lepas dari totokan tersebut, jangan khawatir nyi"ucap yuda.
Lalu Yuda berkata kembali, "Nyi dewi ada yang ingin aku tanyakan kepada nyi, apakah nyi tahu tentang gerombolan karang lintang?"tanya Yuda.
Mendengar Yuda menanyakan tentang gerombolan yang meresahkan itu tiba-tiba nyi Dewi langsung celingak celinguk dengan perasaan takut.
"kenapa nyi?apa yang nyi takutkan?"tanya yuda.
"mereka sangat kejam kisanak, bulan lalu mereka datang ketempat ini lalu mengobrak abrik tempat ini dan diriku pun tidak lepas dari perlakuan mesum mereka. Diriku digagahi mereka bergantian lalu setelah puas diriku ditinggalkan begitu saja seperti sampah"ucap nyi Dewi dan ada air mata berlinang dipipinya.
"kami akan membalas perlakuan mereka nyi apakah nyi tahu dimana markas mereka?"ucap mawar yang akhirnya berbicara.
"tidak sengaja aku mendengar mereka menyebut-nyebut bukit kapur tapi aku tidak tahu dimana letaknya"ucap nyi dewi.
"Terima kasih Nyi atas keterangannya semoga kita bisa bertemu kembali nyai yang cantik"ucap yuda lalu mereka berdua melesat pergi meninggalkan kedai tersebut.
Bersambung...