NovelToon NovelToon
Pencari Jejak Misteri

Pencari Jejak Misteri

Status: sedang berlangsung
Genre:Fantasi / Matabatin / Horror Thriller-Horror / Misteri Kasus yang Tak Terpecahkan / Romansa
Popularitas:956
Nilai: 5
Nama Author: zennatyas21

Pindah sekolah dua kali akibat dikeluarkan karena mengungkap kasus yang tersembunyi. Lima remaja dari kota terpaksa pindah dan tinggal di desa untuk mencari seseorang yang telah hilang belasan tahun.

Berawal dari rasa penasaran tentang adanya kabar duka, tetapi tak ada yang mengucapkan belasungkawa. Membuat lima remaja kota itu merasa ada yang tidak terungkap.

Akhir dari setiap pencarian yang mereka selesaikan selalu berujung dikeluarkan dari sekolah, hingga di sekolah lain pun mengalami hal serupa.

Lantas, siapakah para remaja tersebut? Apa saja yang akan mereka telusuri dalam sebuah jurnal Pencari Jejak Misteri?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon zennatyas21, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 5. Mencari anaknya Tante Mia

Satu minggu usai dikeluarkan dari sekolah, kelima anak itu sedang berpikir akan bersekolah kembali ke sekolah mana.

"Jadi, abis ini kita mau sekolah di mana?" tanya Ratu malas. Karena ini sudah kedua kalinya mereka dikeluarkan dari sekolah hanya karena telah mengungkap kasus yang terpendam.

Memang setiap sekolah pasti dulunya mempunyai cerita sejarahnya masing-masing, dan kelima anak remaja itu memiliki niat untuk mengungkap kasus baik fakta maupun mitos di balik sesuatu yang menimbulkan tanda tanya.

"Kayaknya kita ke sekolah yang namanya SMK Nusantara 02. Sekolah itu udah lama sepi peminatnya, barangkali kita bisa tanpa lama untuk masuk dan belajar dengan tenang." jawab Reyza setelah membaca koran harian.

Empat anak mengangguk setuju selain Bisma. Lelaki itu masih memikirkan sesuatu. Hingga tak lama kemudian ia angkat bicara.

"Tunggu dulu, Rey. Bukannya sekolah itu yang ... Murid-muridnya banyak mengikuti ekskul aneh yang kayak seni? Masa lo mau masuk ke sekolah itu sih? Lo yakin sama keputusan ini?'

Seperti biasanya, orang yang kurang setuju dengan keputusan Reyza adalah Bisma. Karakternya yang tidak mudah setuju dan mengutamakan pendapatnya sendiri. Tetapi, Bisma sebenarnya orang baik. Hanya karakternya saja kurang baik.

"Gue tau, mungkin sekolah itu jauh gak sebagus sekolah-sekolah yang pernah kita temui. Tapi, kalau gak di situ mau di mana lagi? Lo mau kita putus sekolah karena terlalu fokus sama kasus-kasus yang mau kita pecahin? Meskipun kita orang punya, pendidikan itu juga penting, Bis." jawab Reyza serius.

Bisma berdecak heran.

"Emang gak bisa apa kita sekolah di kota aja? Gak usah yang di desa, gitu loh. Lagian di kota juga ada SMK kan? Udah gitu jauh lebih baik karena kita bisa pulang ke rumah masing-masing, gak gelandangan cari penginapan sampai tidur di mobil, Rey."

Ratu mengusap dada Reyza yang tampak kekurangan kesabaran dalam berdebat dengan Bisma. Sementara Ninda dan Intan pun berusaha menenangkan temannya itu.

"Udah, Rey ... Gak perlu jadi ribut gini lah ..." Ratu hanya menasehati adiknya supaya tidak menimbulkan masalah.

"Harus berapa kali gue jelasin ke lo sih, hah? Lo inget gak kita ke desa buat apaan? Buat cari saudara kita yang hilang, Bis! Kita dari kecil udah sahabatan, main bareng dan sekolah pun sekelas. Lo inget lagi tujuan kita mau cari siapa!" Dengan nada tegas menahan amarah, Reyza menatap tajam Bisma yang seketika terdiam.

"Ayolah, Bisma, kita harus kompak cari bayinya tante Mia. Yang hilang belasan tahun, dia masih ada hubungan darah sama kita. Orang lo juga sepupunya Reyza sama Ratu kan, sedangkan kita cuma saudara yang gak terlalu akrab." ujar Intan.

Ninda pun mengangguk setuju dengan ucapan Intan.

"Sekarang pasti dia udah kayak kita," sahut Ninda.

Dengan mengalah paksa, Bisma akhirnya setuju dengan keputusan Reyza.

"Oke, gue ikut ke sekolah itu,"

•••••

Sore hari Reyza, Ratu, Bisma, Ninda dan Intan masih berada di sebuah penginapan desa Kathingan. Tak heran mereka pun berani tinggal di desa tersebut. Tempat yang para warganya sering bersikap aneh, bahkan sering melakukan ritual sesat.

"Gue dapet pesan dari Mbah Jaka, katanya kita bisa menemukan anaknya tante Mia itu di sebuah desa namanya Desa Kantil." ucap Reyza setelah membaca pesan dari mbah nya.

Di ruang tamu mereka semua berkumpul. Ratu sedang memakan ayam goreng buatan dirinya dengan Intan dan Ninda.

Bisma yang tengah bermain game di ponselnya pun seketika membalikan posisi ponsel seperti awal mula.

"Setelah gue cari, lokasinya deket sama sekolah yang mau kita datengin. Gak jauh, cuma sekitar lima menit." kata Bisma menatap Reyza.

"Atau jangan-jangan dia juga ada di sekolah itu? Coba lo cari, Bis, sekolah yang ada di sekitar desa Kantil itu." Perintah Reyza dituruti oleh Bisma.

Usai melihat lokasi, Bisma mengernyitkan keningnya.

"Gak ada lagi sekolahan selain itu, mungkin bener kali kalo dia ada disana, gue rasa dia dalam bahaya kalo emang dia udah lama tinggal disana." ujar Bisma membuat empat temannya menatap serius.

"Lo yang bener aja, Bis!" ketus Ratu pelan.

Gadis berhijab berumur 16 tahun itu merasa harus secepatnya menemukan lelaki yang seumurannya. Meskipun ada banyak kesulitan untuk mereka mencari keberadaan lelaki tersebut.

Sebab mereka semua tidak ada yang tahu identitas wajah bahkan namanya saja belum diketahui sejak bayi. Ya, tante Mia sudah kehilangan bayi laki-lakinya dari dulu. Tante Mia adalah tante mereka atau orang lain melihatnya sebagai tetangga Reyza, Ratu dan Bisma.

"Lo kalo ngomong jangan bikin khawatir lah, Bis. Itu cowok yang kata tante Mia mau dijodohin sama kakak gue. Sembarang aja lo kalo ngomong, asal ceplos aja mulut lo!" Sewot Reyza secara mendadak, membuat Ninda dan Intan menahan rasa ingin tertawa.

Bisma berkacak pinggang heran.

"Tapi, gue gak sembarangan ngomong, Rey! Kali ini aja gue ngomong seriusan sama lo, kalo dia ternyata tinggal di desa dan sekolahan itu, berarti dia selalu dalam bahaya, Reyza!" sahut Bisma mulai geram pada Reyza.

Ratu mulai berpikir dan mencari cara agar dirinya cepat menemukan lelaki itu. Walaupun memang akan sulit ditemukan, dan pasti lelaki itu tidak mengenalnya. Namun, Ratu mendapatkan informasi dari tante Mia, jika lelaki tersebut mempunyai sebuah tanda lahir kalung tali berbandul bintang.

"Besok kita langsung ke desa itu buat daftar sekolah disana juga. Gue masih inget kata tante Mia, anaknya itu dari bayi udah dipakai-in kalung tali bandul bintang. Dan di pergelangan tangan atasnya bagian kiri ada tanda lahir hitam bentuknya kayak bunga matahari, tapi kecil." Celetuk Ratu usai selesai makan.

Di pagi harinya kelima remaja sudah bersiap untuk pergi ke desa Kantil. Desa yang konon telah lama tak banyak penghuni, dan lokasinya yang dekat dengan sekolah SMK Nusantara 02.

Koper, tas, dan segala peralatan kelengkapan untuk pindah tempat sudah dipersiapkan secara utuh.

Perjalanan pun mulai dari pukul 7 pagi, dengan menggunakan mobil milik ayahnya Reyza yang khusus untuk rombongan atau yang biasa dipakai oleh tim.

"Nanti kalo ketemu sama dia, inget ya kamu bakal dijodohin sama dia." ucap Reyza meledek.

Ratu mendengus kesal, ia pun mencubit lengan tangan adiknya. "Eh, kamu yaa ... Gak boleh gitu, masih kecil juga." jawabnya.

Bisma menatap kakak adik tersebut tersenyum. Perjalanan jauh mereka tak akan berbuah sia-sia, karena tujuan akhir mereka adalah mencari bayi laki-laki yang kini pasti sudah seumurannya.

"Tapi, pasti anaknya tante Mia itu lebih dewasa dari kita lah, ya gak sih? Soalnya dia kan lahirnya satu tahun sebelum kita lahir," sahut Intan.

"Dan ilmunya pasti lebih tinggi dari kita," ujar Reyza menaik-turunkan alisnya meledek ke Ratu.

Sedangkan yang diledek memicingkan matanya, membuat Reyza tertawa renyah. Bisma pun sampai ikut terkekeh, sementara Intan dan Ninda turut memberi tatapan jahil.

"Emang kenapa kalo lebih tinggi dari kita? Mau jadi saingan kita? Dia aja gak kenal kita, pake sok-sokan mau jodohin." cibir Ratu sebal.

Lagi-lagi di dalam mobil yang muat sembilan orang itu Reyza masih tak kapok untuk meledek kakaknya. Hal itu membuat Ratu semakin kesal hingga memberi hukuman untuk adiknya tersebut.

"Kalo Kak Ratu cerewet gini, pasti tuh orang yang kita cari karakternya kalem sih,"

"Reyza, udah! Berapa kali kamu kakak bilangin? Jangan ngeledek berlebihan, gak baik! Apalagi tentang jodoh itu sudah ada yang atur, Dek. Kakak gak mau ya, denger kamu ngeledek berlebihan." ketus Ratu tidak suka.

Reyza seketika diam. Merasa bersalah kemudian menunduk menyesal.

"Iya, maaf kak. Yaudah, sekarang kakak kasih aku hukuman apa?" tanya Reyza menatap kakaknya.

Ada ide jahil muncul dalam pikiran Ratu, yang tak lain itu adalah hal yang sering ia tonton.

"Kamu harus beradegan sakit terus pingsan, dan harusnya kamu bisa bikin kakak khawatir sedikit." ujar Ratu lalu tersenyum seolah penuh kemenangan.

Saat mendengar itu, Reyza mengembuskan nafasnya sabar. Kakaknya yang memang menyukai adegan sakit dan pingsan tersebut sudah menjadi kebiasaan.

"Emang aku bisa ya? Soalnya aku emang lagi sakit kan, badannya anget. Coba tidur aja deh, pinjam bahunya ya," kata Reyza mulai menjalankan aksinya.

Lelaki itu tidur dalam posisi duduk, kepalanya menyender ke bahu Ratu.

Tak lama kemudian Reyza memejamkan matanya secara perlahan. Disitulah sebuah drama kembali dimulai.

"Udah, Rey ... Kakak gak jadi nyuruh kamu deh," celetuk Ratu setelah berpikir.

Namun, Reyza tetap tidak bangun dari tidurnya. Bisma, Intan dan Ninda pun tak ikut campur dengan sebuah drama dari keduanya itu. Toh, sudah menjadi kebiasaan yang ujungnya pun drama pula.

"Maaf, Non Ratu, saya baru inget kalo Den Reyza itu sakit demam. Dia gak mau Non Ratu khawatir, badannya sedikit hangat dari subuh sebelum berangkat." ucap seorang supir yang menyetir mobil milik ayahnya Ratu dan Reyza.

Ratu seketika mengernyit heran. "Masa sih? Rey, Reyza! Rey ... Jangan bikin aku panik dong! Ih, Reyza! Bangun gak!"

"Kenapa sih, hm? Kakak ngapain teriak-teriak, Rey cuma ngantuk sama capek sedikit." jawab Reyza terbangun dan mengusap puncak kepala Ratu yang terbalut hijab.

"Panik lah, yakali aja kamu gak sadar-sadar," kata Ratu lalu mengerucutkan bibirnya.

Reyza terkekeh sambil menggeleng, kemudian menoleh ke belakang melihat Intan dan Ratu yang sudah seperti orang tengah menonton drama romantis.

"Orang cuma tidur doang dikatain gak sadar-sadar, kan tadi disuruh adegan pingsan, yaudah aku tinggal tidur aja kan lumayan." Jawaban Reyza justru seketika membuat Ratu menggeplak wajahnya dengan pelan.

Sedangkan Bisma yang duduk di sebelah supir ikutan terkekeh. "Ada benernya juga tuh si Reyza, disuruh pingsan ya sekalian aja tidur," Setelah berujar, Bisma tertawa.

Tak berselang lama, mobil yang mereka tumpangi itu terhenti mendadak. Ratu yang tengah sibuk nyemil dengan Reyza pun seketika mendongak.

"Ada apa, Pak? Kok berhenti, ada rame-rame apa nih?" tanya Reyza melihat banyak anak seperti masih SMP para gadis berdiri di samping jendela mobil tepat di posisi yang ada Reyza.

Bisma menoleh ke Reyza. "Lo lupa kita apa? Mereka semua suka sama lo, pada pengen foto bareng tuh," kata Bisma tersenyum bangga memiliki teman seperti artis bernama Reyza itu.

"Foto? Tapi, ini cuaca lagi panas banget loh, emangnya mereka udah sejak kapan?" Reyza malah bingung sendiri.

Intan dan Ninda bersamaan menyengir, pesona memiliki teman seperti Reyza itu memang selalu menjadi rebutan kaum perempuan. Meski lelaki itu masih berumur 16 tahun.

"Yaudah, jadi kamu mau samperin apa gak? Kalo gak, kita langsung jalan lagi," ucap Ratu memberikan pilihan.

"Ya samperin lah, kasian udah nunggu berapa lama itu buat ketemu aku, manusia biasa gini." Reyza pun akhirnya keluar dari mobil tanpa menggunakan topi di sebuah jalan dekat lapangan bola.

Baru keluar dari mobil, Reyza langsung mendapat pelukan mendadak dari seorang gadis kecil, hal itu membuat Reyza sedikit terkejut namun ia tetap mengumbar senyuman kepada orang-orang.

"Kak Reyza!" teriak bocah kecil itu dengan dua kuncir di kepalanya membuat Reyza gemas.

1
Billgisya Janu Aulia
Luar biasa
Billgisya Janu Aulia
Lumayan
murtiasih
/Smile/
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!